...•••Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ•••...
...Suddenly We Got Married ...
... •••Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ•••...
Zhong Chenle cuti hari ini. Dan dia lebih bahagia lagi karena Yue ikut ke rumah neneknya, jadi dia bebas sekarang.
Awalnya Chenle sudah berniat untuk tidur seharian, tapi ponselnya yang berdering terus-menerus membuat agendanya terusik. Chenle akhirnya bangun untuk melihat ponselnya.
Karamel meneleponnya. Alis Chenle bertautan. Tidak biasanya gadis itu menelepon di hari libur.
"Kenapa?" Jawab Chenle malas.
Lelaki itu langsung memasang wajah serius ketika mendengar Karamel merintih.
"Aku jatuh di kamar mandi."
"Aku kesana."
Chenle langsung berlari keluar tanpa alas kaki. Dia menekan sejumlah pin apartemen Karamel yang sudah dia hafal lalu berlari ke kamar.
"Mel... Aku masuk ya.." Chenle mengetuk pintunya sebelum masuk kamar mandi.
Karamel terduduk di lantai, dengan tubuh telanjang yang tertutup handuk tapi tidak terbalut sempurna.
Chenle mendekati Karamel yang meringis kesakitan. Lutut gadis itu lebam dan berwarna ungu gelap.
"Kok bisa?"
Karamel hanya menggeleng. Dia kesakitan dan tidak ingin di tanya-tanya sekarang.
Chenle benar-benar tidak tega melihatnya. Lelaki itu membenarkan balutan handuk Karamel lalu mendekat untuk menggendong gadis itu ke kamar.
"Kita ke rumah sakit ya?"
Karamel menggeleng cepat.
"Aku takut."
Chenle berdecak. Dia berjongkok di depan Karamel lalu mengangkat sedikit handuknya untuk melihat kondisi lutut Karamel.
"Gimana kalau ini patah hm?? Kita harus ke rumah sakit untuk memeriksanya."
Karamel menggigit bibir bawahnya. Chenle benar, lututnya benar-benar sakit, khawatir kalau ada retakan di tulangnya. Tapi Karamel benar-benar takut dengan dokter dan peralatan medis.
"Aku temenin, jangan takut."
Chenle berjalan ke arah lemari Karamel. Mengambil pakaian dalam gadis itu secara random dan kembali berjongkok di depan Karamel.
"Warnanya ga matching." Protes Karamel ketika Chenle mengambil bra dan ****** ***** yang bukan pasangannya.
"Ga usah cerewet deh. " Chenle mendengus.
Lelaki itu melebarkan ****** ***** Karamel lalu membantu gadis itu memasukkan kakinya ke dalam lubang celana.
"Biar aku sendiri saja." Pipi Karamel sedikit merona karena malu.
"Yakin?"
Karamel mengangguk, lalu menunduk untuk meraih celananya namun rasa ngilu itu terasa semakin menjadi-jadi.
"Akk...awww..."
"Tuh kan... Udahlah nurut aja, toh kita kan sudah menikah."
"Tapikan aku malu."
"Aku ini suamimu, bukan orang lain."
Suami apanya, Chenle saja menikahinya karena iseng.
Tapi Karamel tidak punya pilihan lain selain menurut.
Chenle sedikit berdiri untuk menaikkan Chelana Karamel. Lelaki itu sengaja mengalihkan pandangannya agar tidak melihat tubuh bagian bawah gadis itu.
"Yang atas bisa sendiri kan?" Chenle memberikan bra Karamel lalu membalik tubuhnya membelakangi gadis itu.
Karamel memakainya dengan cepat, lalu kembali menerima dress yang dipilihkan Chenle untuknya.
"Chenle..." Gadis itu memberikan isyarat pada Chenle untuk membantu menaikkan resleting di punggungnya.
Chenle menahan nafas, menatap punggung mulus Karamel yang tiba-tiba membuat jantungnya berdebar.
'Mulus banget sih punggungnya.' batin Chenle.
"Sudah. Ayo."
...🌷🌷🌷...
Lutut Karamel baik-baik saja. Dia sudah selesai melakukan X-ray dan dokter bilang ini hanya lebam biasa. Dokter hanya memberikan obat pereda nyeri untuknya dan mengijinkan Karamel pulang.
"Tinggal di apartemenku saja ya." Kata Chenle.
Lelaki itu melirik Karamel yang tampak tidak rela.
"Nurut deh sama suami." Chenle menatapnya menyindir.
"Iyadeh.. iya.."
Chenle memarkirkan mobilnya di basement apartemen. Dia keluar dan menggendong Karamel di punggungnya.
"Aku berat ya?" Karamel meletakkan dagunya di pundak Chenle dan memiringkan wajahnya untuk melihat ekspresi lelaki itu.
"Untung sadar. Atasan yang mau gendong bawahannya kayaknya cuma aku deh."
Karamel berdecak tidak terima.
"Katanya suami, bukan orang lain."
Chenle menoleh, melihat Karamel yang cemberut di sampingnya.
"Cium dong kalau memang suami."
"Aish." Karamel mendengus.
Chenle terkekeh. Lelaki itu masuk ke dalam lift dan menyuruh Karamel menekan tombolnya.
" Yue belum pulang?" Tanya Karamel. Chenle menatap pantulan diri mereka di pintu lift.
" Belum. Besok hari Minggu, kayaknya dia mau menginap."
Chenle kembali meminta Karamel menekan kode pin apartemennya, lalu membawa Karamel ke kamarnya.
"Aku tidur di kamar Yue saja. "
"Udah terlanjur. Jalan sendiri aja kalau bisa." Chenle menurunkan Karamel di ranjangnya lalu memegang punggungnya sendiri yang sedikit kaku.
"Dasar suami kejam."
"Ga pernah baca majalah ya? Aku ini masuk 10 besar pria dengan vibes husband material terbaik di China loh." Chenle menepuk dadanya untuk menyombong.
"Cih."
"Gitu lagi aku cium ya." Ancamnya.
Nyali Karamel langsung ciut. Gadis itu memilih berbaring membelakangi Chenle dan memasang mode pura-pura tidur.
"Dasar istri ga peka." Gumam Chenle.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments