Pelukan Pertama Dan Terakhir Ayah

Pelukan Pertama Dan Terakhir Ayah

Eps. 01

Rafa Aditama, dia adalah salah satu anak yang spesial, sejak lahir mata Rafa tidak bisa berfungsi dengan baik, dan dokter pun mengatakan kalau si kecil Rafa mengalami kebutaan pada matanya.

Rafa memiliki saudara kembar yang bernama Rafi Aditama, mereka berdua sangatlah mirip dari bentuk wajah dan juga postur tubuh mereka sangatlah sama.

Tapi ada yang tidak sama dari keduanya, yaitu kasih sayang dari seorang ayah.

Si kecil Rafi, dia selalu mendapatkan kasih sayang dari sang ayah, sedangkan si kecil Rafa, dia sama sekali tidak pernah mendapatkan kasih sayang bahkan pelukan dari ayahnya.

Meskipun begitu tapi Rafa tetap bersyukur karena dia memiliki seorang ibu yang sangat menyayangi dirinya melebihi apapun dan tidak pernah membeda-bedakan antara dirinya dan juga kembarannya.

Ibu Rafa bernama Luna, dia adalah wanita yang pekerja keras dan juga penyayang, dia memiliki suami yang bernama Ruli Aditama, lelaki yang sangat dia cintai dan begitu pula dengan Ruli yang sangat mencintai Luna.

"Sayang anak anak ibu, ayo sini kita makan," ajak Luna memanggil kedua anaknya untuk melakukan makan malam.

"Iya ibu," balas kedua anak Luna yang tak lain adalah Rafa dan juga Rafi yang tadi tengah asik bermain.

"Rafi bantuin kakaknya jalan dong jangan di tinggal begitu," suruh Luna agar Rafi yang notabenenya sebagai adik untuk membantu Rafa berjalan menuju meja makan.

"Siap ibu," balas Rafi dan segera membantu Rafa untuk berjalan menuju meja makan.

"Ayo sini aku bantu," ajak Rafi kepada saudara kembarnya.

"Terimakasih," balas Rafa tak lupa dengan senyuman yang menghiasi wajah imutnya.

"Sama sama, nanti setelah makan aku akan mengambilkan tongkat kamu terlebih dahulu di kamar agar nanti kamu tidak kesusahan dalam berjalan,"

"Iya, terimakasih ya kamu sudah baik sama aku,"

"Kan kita saudara kembar, jadi kita juga harus saling membantu satu sama lain,"

Mereka berdua bercakap cakap sambil berjalan menuju meja makan.

Luna yang mendengar pembicaraan kedua anaknya itupun mereka bangga kepada mereka berdua, karena mereka berdua bisa tumbuh saling menyayangi satu sama lain.

Luna selalu mengajarkan kepada kedua anaknya terutama kepada Rafi agar membantu saudaranya ketika salah satu di antara mereka mengalami kesulitan, dan beruntungnya kedua anaknya itu adalah anak anak yang baik jadi bisa menuruti semua apa yang dia katakan.

"Anak anak ibu pintar banget sih, ibu bangga sama kalian berdua," puji Luna yang tak pernah membeda-bedakan kasih sayang kepada kedua anaknya.

"Iya dong, kita kan anak yang baik, iya kan Fa?" Rafi menoleh ke arah saudara kembarnya yang duduk di meja makan sampingnya.

"Iya Bu, aku sama Rafi akan menjadi anak kebanggaan buat ibu sama ayah," balas Rafi menatap lurus ke depan.

"Hanya Rafi saja yang bisa membuat aku bangga, kamu anak tidak berguna yang hanya numpang hidup di keluarga ini," ucap seseorang yang baru saja datang menghampiri mereka bertiga.

Kehangatan dan keharmonisan yang terjadi tadi seolah lenyap di telan bumi setelah kedatangan orang itu.

"Mas, kenapa bicara seperti itu," tegur Luna yang tak suka dengan suaminya yang suka membedakan antara Rafa dan Rafi.

"Apa sih Bu, orang memang benar kok, di sini cuma Rafi yang bisa membuat kita bangga, sedangkan dia hanya bisa menyusahkan kita saja dengan matanya yang buta itu," balas Ruli menatap tajam ke arah Rafa.

Rafa yang mendengar itupun merasa sakit hatinya, meskipun dia sudah biasa mendengarkan kalimat kalimat kasar seperti itu dari ayahnya, tapi tetap saja dia merasakan sakit hati setiap mendengar kalimat seperti itu.

"Mereka sama sama anak kandung kita mas, kenapa kamu bicara seperti itu kepada Rafa, dia juga anak kita," balas Luna menggebu gebu.

"Anak kamu saja bukan anak aku, anak aku hanya ada satu yaitu Rafi," balas Ruli menaikkan nada bicaranya.

Rafi yang merasa kasihan kepada saudara kembarnya itu hanya bisa menggenggam tangan Rafa di bawah meja makan untuk menguatkan Rafa.

"Kenapa mas, kenapa kamu sangat membenci Rafa, apa salah dia sama kamu sampai sampai kamu tidak menyukai dia?"

"Salah dia itu karena dia terlahir sebagai anak yang cacat dan membuat aku malu di depan semua orang orang,"

"Stop mas, stop. Rafa bukan anak yang cacat, dia anak yang spesial yang tuhan titipkan kepada kita dan harus kita jaga dengan baik," bentak Luna.

"Oh kamu berani membentak aku hanya karena anak cacat ini." Ruli menunjuk Rafa.

"Karena kamu sudah keterlaluan mas, kamu ayahnya tapi ucapan kamu sangat melukai hatinya," balas Luna.

"AGGRR... ini semua gara gara kamu anak cacat aku jadi berantem dengan istriku." marah Ruli kepada Rafa dan langsung pergi dari sana.

"Hiks hiks... maafkan Rafa ibu, maafkan Rafa," tangis Rafa pecah setelah kepergian Ruli.

Sedari tadi dia berusaha untuk tidak menangis di depan ayahnya karena dia tidak ingin terlihat lemah di depan ayahnya.

"Tidak sayang, ini bukan sayang Rafa, Rafa jangan benci sama ayah ya, ayah sebenarnya sayang kok sama Rafa." Luna memeluk tubuh Rafa.

"Rafa jangan sedih, kan masih ada ibu sama Rafi yang sayang sama Rafa," ucap Rafi kepada saudara kembarnya agar tidak bersedih.

"Terimakasih, Rafa janji akan membuat ibu sama Rafi dan juga ayah bangga, Rafa janji akan menjadi anaknya yang hebat agar ayah bisa sayang sama Rafa," ucap Rafa yang bertekad akan menjadi anak yang bisa membuat ayahnya bangga agar ayahnya bisa sayang sama dia.

"Iya sayang, ibu akan selalu mendukung apapun kemauan anak anak ibu," balas Luna memberikan restu kepada Rafa.

"Aku juga akan mendukung kamu, nanti kalau kamu perlu bantuan minta saja sama aku, aku akan membantu kamu kok," timpal Rafi yang juga akan memberikan bantuan kepada Rafa kalau dia mengalami kesulitan.

"Terimakasih ya Allah, karena engkau telah memberikan hamba keluarga yang sangat menyayangi hamba," ucap terimakasih Rafa kepada sang maha pencipta.

"Ya sudah sekarang kita makan malam dulu ya, setelah itu kalian langsung tidur karena besok kalian harus sekolah," ajak Luna kepada kedua anaknya untuk makan malam.

"Ayah bagaimana Bu?" tanya Rafa yang mengkhawatirkan ayahnya yang tadi belum sempat makan dan langsung pergi karena membenci dirinya.

"Sudah kamu jangan pikirkan ayah, nanti ibu yang akan membawakan makanan untuk ayah, ayo cepat ini kalian makan," balas Luna memberikan makanan kepada kedua anaknya yang telah dia ambilkan.

"Iya Bu," balas kedua anak kembar itu dan langsung menyantap makan malam mereka.

Meskipun dalam keadaan buta, tapi Rafa nyatanya bisa makan sendiri dan tidak merepotkan ibu dan saudara kembarnya.

"Ibu bangga sama kamu nak, meskipun ayah kamu sangat membenci kamu, tapi kamu tetap memikirkan keadaan ayah kamu," batin Luna menatap Rafa penuh cinta.

Ya begitulah Rafa, meskipun Ruli sering membentak bahkan memarahinya hampir setiap hari, tapi Rafa tidak pernah menaruh dendam sedikitpun kepada ayahnya, Rafa sangat sangat menyayangi ayahnya bagaimana perlakuan ayahnya kepada dirinya.

...***...

...Halo... aku kembali lagi nih dengan cerita terbaru aku, semoga kalian suka ya dengan cerita Rafa dan Rafi ini, dan aku juga mau kasih tahu kalian mungkin cerita novel ini gak akan panjang panjang episode nya🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

kavena ayunda

kavena ayunda

mending cerai aja luna dripada gt kasian anak lah

2023-07-27

0

Nova Yuliati

Nova Yuliati

ada ya ayah macam si ruli...dia yg bikin malah dia yg kecewa hasilnya...

2023-03-18

0

bunda s'as

bunda s'as

Hai .. Thor baru nih dapet notif langsung nih ...

2023-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!