Jodohku Selamanya
Albern Pov
"Kita tidak akan tahu akhir kisah cinta seseorang."
Kata-kata itu berada di lembaran paling awal di buku diaryku. Kebanyakan hanya wanita yang gemar menulis kisah mereka di buku diary. Nyatanya tidak, karena sebagai seorang pria aku juga gemar menulis sebagian kisahku di buku diary. Seperti yang akan aku tuliskan saat ini, kisah masa laluku dan kisah yang baru saja aku alami.
Aku adalah Albern, usiaku saat ini 26 tahun, aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Aku adalah seorang photographer komersial dan photografer journalist. Aku adalah salah satu photographer yang terpilih dari banyaknya photographer lainya. Karena hasil karyaku yang selalu memberi kepuasan pada setiap orang yang pernah memakai jasaku. Aku bisa bekerja di dalam studio maupun di luar studio.
Dulu aku pernah tinggal di Indonesia sebelum aku memutuskan pergi ke inggris. Selama ini aku mendalami bakat sebagai seorang photographer di inggris. Tiada hari tanpa kesibukan, hal itu aku lakukan demi melupakan bayangan Wileen di hati dan pikiranku. Tetapi nyatanya percuma, usahaku selama ini sia-sia ketika diriku di hadapkan kembali pada sosoknya.
Aku adalah seorang pengecut yang memilih pergi karena rasa cintaku yang tidak terbalas kepada sosok wanita yakni sahabatku sendiri. Wanita itu bernama Wileen, wanita yang usianya lebih muda dua tahun dariku. Wanita yang saat ini berdiri tepat di depan mataku.
Mungkin takdir sedang mempermainkan hidupku, membuatku kembali ke Indonesia dan bertemu kembali dengan nya. Lebih parahnya lagi, profesi Wileen saat ini adalah seorang penulis sekaligus model terkenal dan aku yang saat ini ditugaskan untuk mengambil semua photo-photonya.
Bayangkan saja, sosok masa lalu yang ku hindari selama ini, berada tepat di depan mataku. Sosok wanita yang kecantikannya tidak pernah berubah oleh waktu. Hanya saja wanita itu terlihat jauh lebih dewasa dari lima tahun yang lalu.
Tuhan, kenapa jantung ini masih berdetak sama persis seperti lima tahun yang lalu. Mungkinkah rasa ini masih utuh untuknya. Apakah selama ini usahaku untuk melupakanya telah gagal.
Saat itu dia berada tepat di depan wajahku, tetapi untung saja aku mengenakan topi hitam dan juga masker. Mungkin dia tidak mengenaliku, atau mungkin dia telah melupakanku.
Aku memiliki sahabat lain yang bernama Jofan, dia berprofesi sebagai seorang journalist. Karena dialah aku berada di sana saat itu. Mungkin dia sengaja mengajakku ke sini dengan alasan menggantikan temannya yang juga berprofesi sebagai seorang photographer sama denganku.
Acara jumpa fans Wileen siang itu begitu banyak dipenuhi para penggemarnya. Aku tidak menyangka Wileen bisa seterkenal ini. Atau mungkin aku saja yang baru tahu, karena selama lima tahun ini aku menutup semua hal tentangnya.
"Aleen," teriakan seluruh penggemar Wileen menyadarkanku dari lamunanku. Aleen? siapa Aleen? apakah Aleen adalah nama pena Wileen di dunia pernovelan? kenapa tidak Wileen, kenapa Aleen? lalu apa arti Aleen yang sebenarnya? semua itu membuatku penasaran.
"Aleeen," lagi-lagi teriakan dari penggemar yang terdengar jelas di telingaku. Waktu itu aku berusaha untuk fokus dan bersikap profesional pada pekerjaanku. Waktu itu aku berfikir mungkin Jofan tahu arti Aleen dan setelah aku menanyakan padanya, betapa aku kaget dengan kepanjangan nama Aleen yaitu Albern Wileen.
Ternyata aku salah, ternyata namaku masih tersimpan di fikiran Wileen. Aku tetap positive thinking, di pikirannya mungkin aku adalah sahabat terbaiknya. Meskipun aku bukanlah sahabat yang baik, karena aku meninggalkanya tanpa pamit dan tanpa kabar.
"Kak Wileen, apakah kakak pernah merasakan Friendzone?" tanya salah satu dari penggemar Wileen yang membuatku kaget. Pasalnya dari dulu hingga saat ini, aku masih terjebak di dalam cinta Friendzone yang ternyata juga menjadi judul dari novel Wileen saat itu.
Aku sempat terharu dan ingin rasanya merengkuh tubuhnya ke dalam pelukanku. Namun seketika kehadiran seseorang di samping Wileen membuatku sadar, harapanku terlalu tinggi sedangkan kenyataanya terlalu menyakitkan.
Sosok pria berjalan membawa buket bunga yang diberikan pada Wileen. Orang itu adalah Sain, yang aku tahu lima tahun lalu adalah kekasih Wileen. Ternyata hubungan mereka masih langgeng sampai saat ini.
Aku masih ingat jelas ketika Wileen berpacaran dengan Sain. Sain selalu mempermasalahkan kedekatanku dengan Wileen. Bahkan Sain pernah terang-terangan memintaku menjauhi Wileen. Dia berkata, aku adalah benalu dalam hubunganya dengan Wileen. Ya, mungkin aku yang tidak sadar diri, karena hubungan persahabatan di antara lawan jenis tidak 100% murni. Pasti ada salah satu yang menaruh hati dan itu adalah aku orangnya.
Sejak itu juga aku mulai menjauh secara perlahan dari Wileen. Aku juga tidak ingin dicap sebagai perusak hubungan seseorang. Mungkin Sain lebih pantas untuk Wileen dan saat itu pula aku titipkan Wileen pada Sain.
Apakah aku pengecut? pergi begitu saja karena kalah. Tanpa aku pikirkan bagaimana perasaan Wileen saat itu. Bahkan Jofan sahabatku, ribuan kali mengataiku dengan sebutan lelaki bodoh.
Kedalaman hati dan pikiran seseorang, siapa yang tahu. Jangankan mengetahui isi hati dan pikiran seseorang, mengartikan isi hati dan pikiranku sendiri saja aku tidak mampu.
Untung saja acara jumpa fans Wileen berjalan sangat cepat. Setelah mengambil beberapa photo dan video Wileen saat itu, aku langsung pergi dan memasrahkan sisanya kepada Jofan.
Aku tidak ingin baik Wileen maupun Sain mengetahui keberadaanku. Selain itu pikiran dan hatiku sedang tidak baik-baik saja, setelah menyaksikan kemesraaan Wileen dan Sain di hadapan banyak orang.
Ternyata kembalinya aku ke Indonesia bukanlah keputusan yang tepat. Aku kira hatiku telah berdamai dengan masa lalu. Nyatanya aku salah, kembalinya aku di Indonesia sama saja membuka lembaran kisah lama. Kisah di mana ada aku, Wileen dan kekasihnya.
Aku berjalan dengan sangat terburu-buru, hingga tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang wanita. Kedua mataku langsung membola, setelah kupandang wajah wanita itu yang ternyata adalah Sania sahabat Wileen juga dan sepertinya dia mengenalku.
Sempat Sania memanggil namaku, aku segera menjawab bahwa dia salah orang. Setelah itu aku tinggalkan dia begitu saja setelah mengucapkan kata maaf.
Apa penampilanku masih bisa dikenali? bahkan aku sudah merubah gaya penampilan ku selama ini. Nyatanya Sania masih saja mengenalku, apa mungkin aku harus merubah kembali penampilanku hingga orang-orang yang ku kenal tidak lagi mengenaliku.
Jenis lelaki pengecut macam apa aku ini, hingga melakukan tindakan bodoh di luar nalar demi menutupi identitasku. Aku tidak jauh beda dengan seorang buronan yang kabur dari penjara. Yang terpenting aku bisa segera meninggalkan tempat itu secepatnya.
Untung saja posisi mobilku tidak jauh dari lokasi, sehingga mempermudahkan untuk segera pergi meninggalkan tempat yang membuat dadaku terasa sesak bahkan nafasku nyaris tak lagi berhembus.
Takdir benar-benar mempermainkanku, dan kejadian waktu itu ku tulis semua ke dalam buku diaryku bersama cerita-cerita lima tahun yang lalu. Semua tersimpan menjadi sebuah cerita rahasia dan hanya akulah yang tahu. Biarlah semua ini berjalan hingga takdir membuatku move on dari sosok yang tidak pernah pergi dari hati dan pikiranku selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Metta Mo
mungkin ini yang dinamakan kalah sebelum berperang.
2023-06-19
1
Ilham Risa
aku mampir mak, semangat terus mak
2023-06-19
1
⒋ⷨ͢⚤𝗗𝗘𝗪𝗜 𝗥 ❀∂я
aku mampir Mak. semangat
2023-06-08
1