Albern masih memantau Wileen dan Sain dari kejauhan. Setidaknya Albern bisa sedikit tenang karena ada Sania di antara mereka. Selama ini ada satu fakta yang tidak diketahui oleh siapapun tentangnya dan juga Sain.
Awal mula hubungan Albern dan Wileen mulai merenggang semenjak Wileen jadian dengan Sain. Di sisi lain memang Sain juga sengaja menjauhkan Wileen dari Albern. Sain cemburu melihat Wileen terlalu dekat dengan Albern meskipun mereka berdua hanyalah sahabat baik.
Albern terus memandang fokus ke arah Wileen dan Sain dan kenangan beberapa tahun silam terlintas di ingatanya. Ingatan yang membuat hati Albern terluka karena sahabatnya.
Flash back di waktu SMA
Albern adalah sosok siswa tertampan di sekolahnya dan Wileen juga adalah sosok siswi tercantik di sekolahnya. Mereka berdua adalah dua sahabat dekat seperti pasangan kekasih. Banyak di antara semua teman-teman mereka mendukung mereka berdua agar menjadi pasangan kekasih. Baik Albern maupun Wileen tidak ada yang menolak keinginan semua teman-temanya. Dalam hati keduanya sama-sama mengaminkan harapan teman-temanya. Namun sayangnya semua itu hanya tersimpan di hati mereka masing-masing.
Setiap hari mereka berdua selalu berangkat ke sekolah bersama. Naik motor berdua, jalan berpegangan tangan seperti pasangan kekasih pada umumnya.
Kala itu mereka berdua berjalan bersama dalam posisi tangan Albern merangkul bahu Wileen. Albern selalu bersiul-siul santai, dengan satu tangan nya dimasukan ke dalam saku celananya. Semua mata berfokus ke arah mereka berdua tanpa berkedip.
Albern sangat tampan, bahkan wajahnya tidak ada cela sedikitpun. Albern adalah idaman semua cewek-cewek di sekolahnya. Siapa yang tidak menginginkan sosok Albern? cowok berjuta karisma dan multitalenta yang mampu membuat siapapun terhipnotis olehnya.
"Kenapa sih kita enggak pacaran saja sekalian, Wil? nanggung cuman di gosipin doang, enakan benaran, kan?"
"Jadi lo nembak gue, Al?"
"Emang elo mau?" tanya Albern dengan wajah penuh kejahilan.
"Kalau gua jawab mau, emang elo juga mau?" tanya Wileen balik.
"Gua
"Wileen, elo cantik banget hari ini?" puji Sain yang tiba-tiba membuat ucapan yang ingin Albern katakan kepada Wileen tertahan.
"Hai, Sain! jangan puji gua, nanti gua sombong," jawab Wileen sambil tertawa.
"Yuk ikut gua, ada hal yang ingin gua tunjukin ke elo," ajak Sain.
Wileen pun tanpa berfikir panjang langsung menerima ajakan Sain. Disisi lain dia memang penasaran akan hal yang akan Sain perlihatkan kepadanya. Saking penasarannya, Wileen meninggalkan dan melupakan keberadaan Albern begitu saja.
Sain menyeringai penuh kemenangan, sebelum dia beranjak pergi bersama Wileen, Sain menoleh dan melihat ekspresi Albern dengan pandangan meremehkan.
Albern membiarkan sahabatnya di bawa begitu saja oleh Sain.Dalam hatinya sangat kesal, namun untung saja stok kesabaran nya sangatlah besar.
"Hai Albern, selamat pagi," sapa Lily
"Al?"
"Hello, Al!" panggil Lilly berulang kali
"Eh, ada apa?" respon kaget Albern
"Elo ngelamunin apa sih? gue panggil-panggil dari tadi gak lo respon-respon."
"Ya, sorry! ada apa?"
"Temenin gua ke kantin, yuk?" ajak Lily
"Al, si Sain nembak Wileen, Al," teriak beberapa temannya memberitahu Albern
"Apa? di mana?" tanyanya
"Lapangan basket, cepetan lo kesana."
Albern langsung berlari tanpa berfikir panjang, sedangkan Lily yang ditinggalkan begitu saja tersenyum lalu mengikuti Albern dari belakang.
Albern berusaha lari secepat mungkin sebelum terlambat. Namun nasib baik tidak berpihak kepadanya karena Albern telat, Wileen telah menerima Sain menjadi kekasihnya.
Sedangkan Lily yang berada di belakang Albern tersenyum penuh kemenangan. Karena baginya saat itu adalah kesempatan yang tepat untuk mendekati Albern.
Albern terduduk lemas setelah mendengar ucapan Wileen yang menerima Sain menjadi kekasihnya. Padahal sebelumnya Albern sudah menyiapkan kata untuk meminta Wileen menjadi kekasihnya. Jika saja Sain tidak datang untuk mengacaukan, pasti Wileen akan lebih menerima Albern. Sayangnya Wileen hanya menganggap ucapan Albern hanya sekedar keusilannya saja.
Flashback off
"Ternyata dugaanku selama ini benar," ucap seseorang yang membuat Albern tersadar dari lamunannya.
"San," Albern kaget karena yang berada di belakangnya adalah Sania.
Entah sejak kapan Sania berada di belakangnya, yang dia tahu tadi Sania sedang berada di antara Wileen dan Sain.
Albern sudah tertangkap basah dalam posisi wajah yang sangat jelas karena lupa memakai masker penutup wajahnya kembali. Mau berbuat apapun juga percuma, Sania telah melihat jelas dirinya.
"By the way, elo selama ini kemana saja? dan ngapain lo ngumpet-ngumpet mirip maling yang sedang mengincar target."
"Ceritanya panjang dan please, cukup ello yang tahu keberadaan gua, jangan beritahu Wileen ataupun Sain tentang elo yang liat gua," pinta Albern.
"Why? kenapa harus ditutup-tutupi? dan kenapa lo sembunyi-sembunyi dari Wileen, Al?"
Albern langsung membungkam mulut Sania dan membawanya menjauh dari lokasi. Mendengar suara cempreng sania, bisa membuat Wileen melihatnya.
Albern membawa Sania ke taman yang lokasinya cukup lumayan jauh dari lokasi Wileen dan Sain makan siang.
"Lepasin, Al! lo ngapain bungkam mulut gua dan narik gua ke sini?"
"Suara elo bisa bikin Wileen dan Sain lihat gua."
"Ya, memangnya kenapa? kasih gua penjelasan dan alasan elo, supaya gue paham."
"Lain kali saja, saat ini gue belum bisa cerita ke elo, mending lo balik dan jagain Wileen dari si kadal Sain, gua cabut dulu," ucap Albern sebelum lari melepas diri dari Sania.
"Tunggu-tunggu! kadal? jadi maksudnya si Sain adalah kadal? eh benar juga kata si Albern, sih he he he."
Sania melihat sekelilingnya dan Albern sudah tidak berada lagi di sampingnya. Albern pergi begitu saja dan kali ini Sania membiarkan saja. Sania juga sempat melihat Albern berlari menuju arah basement.
Percuma juga jika Sania mengejar Albern, cowok itu terlalu cepat berlari dan alhasil Sania kembali bergabung makan siang bersama Wileen dan Sain. Dia akan tetap menagih penjelasan dari Albern dan Albern wajib memenuhi janjinya karena ucapannya adalah janji yang harus ditepati.
"Elo ke toilet lama banget sih, San?" tanya Wileen.
"Ya kali buru-buru, Wil! gua lagi mengurangi ruang untuk memberi ruang untuk makanan-makanan ini," ucapnya cengengesan seperti manusia yang tak bersalah.
"Jorok, loh! kita lagi makan, elo bahas gituan," tegur Sain.
"Ya elah Mr. Perfect! biasa saja deh, enggak usah terlalu sewot," ucap Sania.
"Elo tuh jadi cewek jorok banget omongan lu, gak ada jaga image dikit," ucap Sain.
"Memang kenapa? masalah buat elo?" timpal Sania.
"Sudah-sudah jangan ribut! mending kita segera habiskan ini makanan sebelum dingin," perintah Wileen.
Tanpa sungkan dan tanpa berbasa basi, Sania pun akhirnya mencicipi hidangan satu persatu. Dia sudah mirip seperti manusia yang satu bulanan penuh tidak makan.
Sain merasa risih melihat tingkah Sania, meskipun terkesan apa adanya tetapi bagi Sain, Sania terlalu jauh dari level cewek anggun.
Sedangkan Sania berpikir " bodo amat" karena pada dasarnya Sania tidak suka gaya Sain yang sok perfeksionis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
lyns_marlyn
Ke bongkar juga Thor
2023-05-31
0
mom_abyshaq
aku datang memberi mu semangat thor
2023-05-14
0
Melati Indah
gua kok lebih suka karakter sania sih
bikin cerita tentang sania tor
buat dia kemakan omonganya & bucin ma cwo🤭
2023-05-11
1