Di atas kapal pesiar

"Jhon Louise dari K-Net coorporate, benar?” pemilik pesta itu langsung memeluk Jhon saat pria berdarah Australia itu datang menaiki kapal.

Langkah Jhon diirngi oleh wanita cantik di sampingnya, siapa lagi kalau bukan Tina.

“Ya, saya perwakilan Alexander Kenneth dari K-Net Corporate,” jawab Jhon sambil menerima uluran tangan dan pelukan dari si pemilik pesta.

“Wah, akhirnya kita bisa bertemu. Walau tidak bertemu langsung dengan pemilik K-Net, tapi saya kira anda juga bagian dari pemilik perusahaan itu.”

Jhon mengangguk.

Memang dari awal ia juga memiliki andil besar pada perusahaan yang dibangun Alex. Selain tenaga, Jhon juga menanamkan beberapa uang pribadinya di perusahaan yang berpusat di Singapura itu. Dan berdasarkan saham yang tertera di bagian legal perusahaan K-Net, cabang perusahaan yang di Jakarta ini adalah perusahaan yang kini menjadi milik Jhon sepenuhnya.

Kemudian, pria yang ditaksir berusia lima puluhan itu melirik ke arah Tina. Pria yang tak muda lagi itu melihat Tina dengan penuh kekaguman, bahkan ia pun saat ini sedang menggoda wanita yang Jhon bawa.

“Anda membawa kekasih, Sir?” tanya Hendra Dharmawan, pemilik pesta yang memiliki pengaruh besar dalam dunia perbisnisan di negeri ini, termasuk pengaruh dengan jajaran kepemerintahan.

Hendra di sebut – sebut cukup dekat dengan presiden dan banyak pejabat negara.

Jhon ikut melirik ke arah Tina. Sekretaris cantiknya itu tampak ketakutan dengan sorot mata yang Hendra layangkan padanya. Hendra terlihat seperti ingin menjadikan Tina sebagai santapannya.

“Dia sekretaris saya.” Jhon mengeratkan tangan Tina yang mengalung pada lengannya. Jhon juga menggenggam tangan yang dingin itu. “Namanya Tina, Agustina Shabira.”

“Wah, nama yang cantik. Sama seperti orangnya.”

“Ya, sekretaris saya memang cantik.” Jhon menimpali pujian Hendra, karena yang dikatakan pria paruh baya itu memang benar. Malam ini, Tina begitu cantik, walau hari – hari biasa di kantor pun wanita itu sudah terlihat cantik.

“Anda beruntung sekali memiliki sekretaris secantik ini. Pasti bekerja pun semangat semangat, bukan?’

“Tentu saja.” Jhon menimpali lagi. “Kalau datang hari libur, rasanya saya tidak rela.”

Hendra tertawa. “Ahahahaha … bisa saja bosmu ini.”

Hendra melirik lagi ke arah Tina. “Jika saya ada di posisimu, mungkin saya juga akan begitu. Stamina akan saya jaga terus supaya bisa ke kantor setiap hari.”

Hendra kembali tertawa. Berbeda dengan Jhon yang hanya tertawa tipis sambil melirik ke arah Tina yang merasa tidak nyaman, Jhon pun merasakan ketidaknyamanan itu.

Sedari tadi Tina hany diam dan tersenyum tipis, kala dirinya menjadi objek pembicaran kedua pria mesum ini.

“Baiklah, silahkan nikmati semua hidangan yang tersedia, Sir,” kata hendra setelah cukup lama bersenda gurau dengan Jhon.

Jhon pun mengangguk tanda setuju. sedari tadi, ia tidak melepaskan genggaman tangannya apda Tina, seolah untuk memberi ketenangan pada gadis polos itu agar tidak takut karena dirinya tidak sendirian.

“Karena anda membawa wanita, maka saya tidak akan menyediakan wanita untuk anda nikmati, Sir.” Hendra berbisik tepat di telinga Jhon saat hendak meninggalkan Jhon dan Tina untuk menyambut tamunya yang lain.

Jhon hanya tertawa. “Anda bisa saja.”

“Jangan lewatkan kesempatan ini, Sir! Ajak sekretarismu untuk bercinta, jika saya jadi anda, saya akan melakukan itu.”

Jhon kembali membalas perkataan itu dengan senyum, karena hal itu terdengar gila, walau ia pun sudah lama tidak bercinta, tapi ia tahu bahwa sekretarisnya masih belum pernah melakukan itu. Jhon cukup bisa menilai mana perempuan yang masih ting – ting dan yang tidak. Ia pun berusaha menjaga sikap pada Tina, apalagi suasana hatinya pun masih belum sembuh benar.

Usai ditinggalkan si pemilik pesta tadi, Jhon mengajak Tina mendekati beberapa stand makanan yang tersedia. Sungguh, Tina sangat canggung. Kecanggungan itu semakin kentara saat Jhon mengambil makanan yang tersaji dengan dekorasi tingkat. Tepat saat Jhon ingin mengambil makanan itu, Tina pun ikut mendekat sehingga benang kancing di pergelangan tangan jas Jhon tersangkut anting Tina.

“Aww.”

“Jangan bergerak, Tina! Sebentar.”

Jhon mendekatkan tubuhnya pada Tina, bahkan ia juga mendekatkan wajahna pada bagian leher itu. Tina dapat merasakan hangatnya deru nafas itu.

“Ah … Ssshhh.” Tina melenguh, bukan karena sedang menikmati surga dunia, tapi rintihan sakit karena anting yang tergerai panjang itu mengait pada pergelangan jas milik Jhon.

Akan tetapi di telinga Jhon, rintihan itu pun terdengar sebuah lenguhan merdu. Darahnya berdesir mengingat sudah lama ia tak menyentuh wanita. Hanya Grace, mantan kekasih yang membuatnya patah hati sebagai satu – satunya wanita yang pernah ia sentuh sepenunya.

Jhon memang sulit jatuh cinta. Ia pun bukan sembarang pria yang suka melakukan s*x pada berbagai wanita seperti yang dilakukan Damian, Zavier, bahkan seorang Alex ketika mereka belum menemukan pasangan masing – masing yang membuat mereka sadar.

“Taan sedikit Tina, sebentar lagi!” ujar Jhon lembut sembari mencoba melepaskan benang yang mengait di anting itu.

“Sudah belum?” tanya Tina.

“Belum, sebentar lagi.”

“Ah, aku sudah tidak tahan, Sir.”

Jhon semakin meremang. Nada suara Tina benar – benar membuat sesuatu yang sebelumnya sedang hibernasi itu pun mulai terjaga.

“Sebentar … Yah.”

Akhirnya, Jhon mampu melepaskan benang yang mengait pada benda yang berada di telinga Tina.

“Aww … daun telingaku sakit.” Tina mengusap telinganya. “Lagian kenapa harus memakai anting sepanjang ini sih.”

Waninta itu menggerutu karena ini adalah ulah perias tadi, yang merias serta mendandaninya degan aksesoris ini.

Jhon pun tersenyum melihat Tina yang kesal. Wanita itu tampak lucu. Jhon berinisiatif untuk memegang telinga itu.

“Coba lihat.” Kepala Jhon, lagi – lagi mendekat. “Tidak merah kok.”

“Ssshhh, tapi tetap saja sakit, Sir.”

Fuh … Fuh … Fuh …

Jhon meniup daun telinga itu beberapa kali.

“Masih sakit?” tanyanya membuat Tina mematung.

Tina tidak mengerti dengan sikap bosnya ini. Jhon tampak perhatian malam ini.

“Tidak, Sir.” Tina menggelengkan kepala. “Terima kasih.”

Lalu, Tina berusaha memberi jarak antara tubuhnya dan tubuh sang bos. Jhon mengerti, ia juga memberi jarak pada Tina.

Malam semakin larut, Jhon dan Tina menikmati pesta itu. mereka pun akan bermalam di kapa ini hingga besok.

Semakin malam, pesta di dalam kapal pesiar yang sedang melaju ini semakin meriah. Apaagi di sana terdapat banyak permainan termasuk kasino.

“Mr. Louise, anda tidak ingin bergabung di sini?” tanya Hendra mengajak Jhon untuk duduk di meja kasino ini.

Jhon menggeleng. “Saya tidak bermain ini.”

“Oh ya? Wah, anda manis sekali, Sir.”

Jhon kembali hanya tersenyum.

“Kalau begitu, ayo coba! Sekali saja.” Hendra kembali memaksa Jhon untuk duduk di meja judi itu.

“Tidak, Tuan Dharmawan. Terima kasih.” Jhon tetap menolak.

“Permainan kali ini berbeda. Siapa yang kalah, maka wanita disebalah kita yang akan menerima hukuman dari kekalahan itu. contoh wanita ini.” Hendra menunjuk ke arah wanita yang hampir separuh pakaiannya luruh. Pakaian yang tersisa di tubuh wanita itu hanya bra dan segitiga pengaman.

Tina langsung menggeleng ke arah Jhon. Ia menatap ngeri wanita itu dan ia juga tidak rela dijadikan seperti itu.

“Tidak, Tuan. Terima kasih, sepertinya sekretaris saya ketakutan,” jawab Jhon.

“Come on, Mr. Louise. Jika anda tidak mengikuti permainan ini artinya anda tidak menghargai saya sebagai pemilik pesta. Ayolah!”

Jhon menarik nafasnya kasar.

“Sir, No.” Tina menggelengkan kepala sambil berbisik pada Jhon.

Dan, Jhon menatap Tina dengan penuh ketenangan. Kemudian, ia menarik nafasnya kasar dan mengangguk.

“Baiklah, saya ikut bermain.”

Terpopuler

Comments

putia salim

putia salim

trnya oh trnya kiler alex dulunya sorang pemain jg tho....🤭
jhon....knp disanggupin sih🤦‍♀️

2023-06-15

1

αяιѕтιηα🌿

αяιѕтιηα🌿

pak hendra ini ya mengajarkan yang gak bsik pada jhon 😂

2023-05-17

0

🅲🅸🅽🆃🅰🍓E𝆯⃟🚀

🅲🅸🅽🆃🅰🍓E𝆯⃟🚀

kenapa setuju buat ikutan Jhon kalau nggak biasa main kayak begituan kalau kalah kasihan Tina🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2023-05-17

1

lihat semua
Episodes
1 Kembali pulang
2 Jhon Louise
3 Awal Tina merubah hari - hari Jhon
4 Di atas kapal pesiar
5 Flashback off
6 Dua santri kesayangan Abi
7 Mas Al
8 Welcome to Jogja
9 Merasa dibodohi
10 Bidadari surga
11 Bule gila
12 Berharap Allah menutupi semua aibnya
13 Awal yang tidak mengesankan
14 Bersaing sehat
15 Salah doa
16 Kalah cepat
17 Memuji Lawan
18 Chemistry Tina dan Jhon
19 Keterpaksaan yang akan membawa kebaikan
20 Kesungguhan dari si bule
21 Bertanggungjawab dengan sepenuh hati
22 Dunia Jhon runtuh
23 Kejujuran Jhon
24 Instalasi gawat darurat
25 "Genggamlah keimananmu, sekuat genggaman tangan Abi"
26 Merestui
27 Ketakutan Jhon
28 Tidak menerima siapa pun
29 Membuka pintu langit
30 Ular kobra
31 Cinta itu masih ada
32 Pesona Jhon
33 Menerima pinangan
34 Mencoba ikhlas
35 Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu
36 Separuh jiwa
37 Setelah pergi, baru berasa berarti
38 Semoga kamu bahagia
39 Insiden softlens
40 Saling merindukan
41 Khawatir
42 Pasrah
43 Sah
44 Terima kasih tidak datang
45 The right man, on the right place
46 Tak tahan
47 Ayo bercinta!
48 Bahagia
49 Thank you, Allah
50 Menagih pamrih
51 Mengejar waktu
52 Pasangan absurd
53 I love you, Shabira
54 Wanita bar bar yang Jhon suka
55 Kabar berita
56 Istidraj
57 Di sana bahagia, di sini menderita
58 Malam panjang
59 Macan tutul
60 Kekuranganmu adalah kelebihanku
61 Pria beruntung
62 Pantas mendapatkan Bira
63 Gara - gara kambing
64 Dua Sa berpose
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Kembali pulang
2
Jhon Louise
3
Awal Tina merubah hari - hari Jhon
4
Di atas kapal pesiar
5
Flashback off
6
Dua santri kesayangan Abi
7
Mas Al
8
Welcome to Jogja
9
Merasa dibodohi
10
Bidadari surga
11
Bule gila
12
Berharap Allah menutupi semua aibnya
13
Awal yang tidak mengesankan
14
Bersaing sehat
15
Salah doa
16
Kalah cepat
17
Memuji Lawan
18
Chemistry Tina dan Jhon
19
Keterpaksaan yang akan membawa kebaikan
20
Kesungguhan dari si bule
21
Bertanggungjawab dengan sepenuh hati
22
Dunia Jhon runtuh
23
Kejujuran Jhon
24
Instalasi gawat darurat
25
"Genggamlah keimananmu, sekuat genggaman tangan Abi"
26
Merestui
27
Ketakutan Jhon
28
Tidak menerima siapa pun
29
Membuka pintu langit
30
Ular kobra
31
Cinta itu masih ada
32
Pesona Jhon
33
Menerima pinangan
34
Mencoba ikhlas
35
Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu
36
Separuh jiwa
37
Setelah pergi, baru berasa berarti
38
Semoga kamu bahagia
39
Insiden softlens
40
Saling merindukan
41
Khawatir
42
Pasrah
43
Sah
44
Terima kasih tidak datang
45
The right man, on the right place
46
Tak tahan
47
Ayo bercinta!
48
Bahagia
49
Thank you, Allah
50
Menagih pamrih
51
Mengejar waktu
52
Pasangan absurd
53
I love you, Shabira
54
Wanita bar bar yang Jhon suka
55
Kabar berita
56
Istidraj
57
Di sana bahagia, di sini menderita
58
Malam panjang
59
Macan tutul
60
Kekuranganmu adalah kelebihanku
61
Pria beruntung
62
Pantas mendapatkan Bira
63
Gara - gara kambing
64
Dua Sa berpose

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!