"Sorry, Sir. Sorry.” Tina langsung mengambil tisu dan mengusap wajah Jhon.
Jhon langsung berdiri. Tina pun segera melepas earphone – nya dan berlari mendekati sang bos, tapi Jhon sudah berlalu ke dalam ruangan. Wajah Jhon tampak tak baik – baik saja. pria itu seperti memendam kekesalan. Di antar ke empat sahabat, Jhon, Alex, Damian, dan Zavier. Jhon memang yang paling tidak mudah marah. Kalau pun kesal, Jhon tak pernah meluapkan, berbeda dengan Alex yang ketika marah bisa dengan ringan mengeluarkan kata kasar.
“Sir, Sorry.”
Tina masih mengejar bosnya hingga ke dalam ruangan, bahkan hingga Jhon duduk di kursi kerjanya. Jhon masih mengusap wajahnya yang basah dengan tisu. Dan Tina tetap berdiri di hadapannya.
Jhon mendelik ke arah Tina dan berkata, “kenapa masih di sini? Sana pergi! Kerjakan lagi pekerjaanmu.”
“Sir, Sorry. Saya minta maaf. saya tidak sengaja karena anda mengagetkan.”
Jhon memilih diam dan membuka laptopnya. Sungguh, Tina sangat merasa tidak enak. Terlebih ketika bosnya itu memilih diam.
“Sir,” panggil Tina. Namun Jhon tetap acuh, hingga ia kembali memanggil bosnya. “Sir.”
Suara panggilan itu terdengar manja, hingga Jhon kembali melirik, padahal Tina yang terlahir sebagai anak bungsu memang bersuara manja. Apalagi saat ia kebingungan melihat bosnya yang merajuk karena ulahnya tadi. Kelakuan Tina tadi memang cukup kurang ajar.
“Apa kamu sedang menggodaku?”
“Tidak, Sir.” Tina meggelengkan kepalanya dengan cepat. “Saya hanya ingin minta maaf. Saya tidak ingin anda marah, karena …”
“Karena apa?” tanya Jhon dengan menatap intens ke arah sekretarisnya yang mengenakan tangtop dengan balutan blazer.
Namun tangtop berbahan satin itu tidak menutupi dada Tina sampai ke leher, sehingga dada putih itu pun tampak di depan Jhon. Belum lagi jika Tina sedikit membungkuk, sudah pasti belahan dada yang ia lihat kemarin akan dilihatnya lagi.
“Karena tadi saya kurang ajar. Telah menyembur wajah Sir,” sambung Tina dengan ekspresi takut dan sedikit menunduk.
Jhon menarik nafasnya kasar. Ia menghempaskan tubuhnya pada punggung kursi sembari melipat kedua tangannya di dada.
“Lalu?” tanya Jhon.
“Baiklah, saya bersedia dikenakan hukuman apa saja.”
“Apa saja?” tanya Jhon mengulang.
Tina mengangguk. “Ya, apa saja.”
“Good. Kalau begitu, siapkan dirimu nanti malam.”
“Nanti malam?” tanya Tina bingung.
“Ya, nanti malam kita akan hadir di acara Tuan Adipati.”
Dahi Tina mengernyit. “Bukannya Sir pergi dengan Sir Alex?”
“Alex sedang ada urusan, jadi kamu yang akan menemaniku nanti,” jawab Jhon tegas.
“Ta – pi …”
“Tidak ada tapi - tapi. Kamu bilang kamu ingin menebus kesalahanmu tadi, bukan?”
Tina mengangguk.
“Good,” jawab Jhon senang, padahal semula ia bingung untuk mengatakan ini pada sekretarisnya. Ia bingung alasan apa mengajak Tina ke pesta itu. ia takut Tina langsung menolak.
Tina pun pasrah. Ia hany mematung sembari memainkan jarinya.
“Ada lagi?” tanya Jhon meliril pada Tina.
Tina menggeleng.
“Lalu, mengapa masih di sini? Kembali ke mejamu!”
Tina pun menurut. Ia membalikkan tubuhnya dan hendak meninggalkan ruangn ini. Namun sebelum keluar dari ruangan itu, Tina kembali menoleh ke arah Jhon yang kembali fokus pada laptopnya.
“Sir.”
Jhon langsung mendongak dan melihat ke arah Tina, saat namanya dipanggil.
“Ada apa lagi?” tanya Jhon.
“Apa harus saya yang menemani anda?” Tina balik bertanya dengan nada yang sama, nada manja nada bicara khas seorang Tina jika dipojokkan, tapi jika sedang meledek orang, maka suara terdnegar lantang. Menyebalkan memang.
“Lalu siapa lagi?”
“Pak Dion.”
“Ck. Ini bukan ranah bagian operasional, Tina. Bagian operasional mengurus internal perusahaan, sementara kita bertugas diliuar, melobby dan memperbanyak klien, mengerti!”
Tina pun mengangguk. “Mengerti.”
Wanita itu kembali membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju pintu untuk keluar, sementara Jhon di kursinya malah tersenyum melihat ketidakberdayaan Tina.
****
Malam ini, Tina berada di sebuah salon bersama Jhon. Pria itu menemaninya sepulang dari kantor tadi. Mereka pulang lebih cepat dari jam kerja seharusnya. Jhon memilih jas dan gaun untuk menghadiri pesta di kapal pesiar nanti malam. mengingat pesta ini adalah pesta para pembesar, ia pun tidak ingin tampil tidak maksimal, karena di depan mereka, penampilan bisa dibilang sebagai ajang harga diri dan pencapaian diri.
“Mbal, ini pakaiannya terbuka begini?” tanya Tina saat berada di ruang gant bersama perias yang tadi mendandani wajahnya hingga menjadi cantik seperti sekarang.
Sungguh, ia tidak tahu saat Jhon membeli pakaian dibutik tadi. Tina hanya duduk menunggu di lobby dan melihat Jhon berdiri di kasir untuk membayar barang pesanannya.
“Iya, Mba. Ini isi paper bag dari pacar bule Mbak.”
“Pacar bule? Dia bukan pacar saya, Mbak.” Tina menyanggah pernyataan perias itu.
“Dia bos saya.” Tina menegaskan lagi sanggahannya.
“Oh.” Seorang perias yang berjenis kelamin perempuan dan belum dikatakan tua itu pun tersenyum. “Jadi pacarnya juga ga apa – apa, Mba. Ganteng loh bulenya. Kalau saya jadi Mbak, langsung tak embat. Apalagi Bos.”
Tina tertawa. “Embat, emang makanan.”
“Sosisnya, pasti enak, Mbak.”
Tina menoleh ke arah perias itu sambil bertanya, “sosis apa?”
Perias itu pun tertawa. “Wah Mbak masih polos ternyata. Makin seneng deh tuh bule.”
Tina pun tersenyum sembari menggelengkan kepala. Ia tidak mengerti dengan apa yang dbicarakan perias itu.
Usai membuat Tina yang semakin walau tanpa make up dan pakaian itu pun sudah terlihat cantik, Tina pun keluar dari ruang ganti itu. kakinya melangkah menuju ruang tunggu, tempat Jhon duduk menyilangkan kaki sembari memainkan ponsel.
“Sir,” panggil Tina ragu, membuat pria yang semula duduk tenang itu pun ternganga.
Jhon mendongak dan melihat penampilan Tina yang memukai. Sekretarisnya tampak cantik, bahkan sangat cantik, lebih cantik dari yang biasa ia lihat saat bekerja.
“Tina.”
Tina mengangguk saat namanya disebut.
“Ya, ini sekretaris anda, Sir. Tidak sulit mempermaknya karena dasarnya sekretarsi anda sudah cantik,” ujar perias itu membuat Tina malu.
“Ih, Mbak bisa aja,” kata Tina pada perias itu dengan wajah merona.
“Eh, emang bener Mbak. Sebelum di dandani aja Mbak-nya udah cantik, apalagi di dandanin coba.”
Tina semakin malu. Pipinya yang sudah merah semakin merah, membuat Jhon pun tak bisa untuk tidak tersenyum.
Jhon berdiri dan mencoba bersikap biasa dengan mengajak Tina untuk segera berangkat menuju pesta itu.
“Ayo, nanti kita tertinggal!” Jhon berjalan lebih dulu dan berhenti sejena saat Tina melangkah agak lambat.
“Sabar, Sir. saya tidak bisa berjalan cepat,” jawab Tina dengan berjalan hati – hati, pasalnya ini adalah kali pertama ia menggunakan high heels.
Jhon yang melihat jalan Tina seperti siput pun menghampiri. Lalu, ia meraih tangan Tina agar wanita itu bisa berpegangan dan berjalan lebih cepat.
Saat tangan itu menyentuh tangan Tina, Tina pun tersenak hingga keduanya saling berpandangan.
“Maaf, jika tidak seperti ini maka kita akan kehilangan waktu lima belas menit untuk sampai ke parkiran saja,” ujar Jhon yang seolah terpaksa menggenggam tangan itu, padahal dihatinya memang mau.
Tina pun cemberut.
Melihat bibir Tina yang menggemaskan membuat Jhon semakin ingin menggoda sekretarisnya, padahal biasanya sang sekretarislah yang kerap menggodanya, walau Tina tidak pernah merasa seperti itu.
“Atau supaya lebih cepat, aku menggendongmu saja,” tawar Jhon yang langsung ditolak oleh Tina dengan menggelengkan kepala.
“Tidak usah, Sir. tidak usah.”
Jhon pun mencibir. “Lagi pula siapa yang mau menggendongmu, pasti kamu berat.”
“Apa? Apa maksud anda, saya gemuk?” tanya Tina kesal dengan menatap tajam ke arah bos nya yang luar biasa menyebalkan.
Dan, tanpa berdosa Jhon berlalu menghampiri pintu mobil karena mereka sudah berada di depan kendaraan roda empat itu.
Tina semakin cemberut, membuat Jhon kembali mengulas senyum. Sungguh, hari – harinya yang suram dan penuh kesedihan kembali berganti dengan hadirnya seorang Tina sebagai sekretarisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Nartadi Yana
anak pemilik pondok kenapa nggak berhijab dan sholat
2023-07-02
2
🍃⃝⃟𝟰🫦🔵𓆩𝐃𝐄𝐒𝐒𓆪♐𝐀⃝🥀
dih larinya ke sosis nya emang pada kacau otak² bule ini 😆
2023-06-17
0
🍃⃝⃟𝟰🫦🔵𓆩𝐃𝐄𝐒𝐒𓆪♐𝐀⃝🥀
Dasar !!
Mentang2 punya kekuasaan sesukanya aja memaksa orang HAHAHA tapi ini part lucu 🤭
2023-06-17
0