Love Betrayal
Namaku Rena, usiaku saat ini 27 tahun dan masih single. Aku adalah seorang anak tunggal, yang dibesarkan oleh seorang ayah single parent yang merupakan pengusaha kontruksi,usaha turun-temurun dari kakekku. Saat ini ayahku memberikan tanggung jawab pekerjaan itu padaku dan menempatkanku sebagai direktur diperusahaannya. Selama mengelola perusahaan ayah sangat mempercayaiku, terutama dalam bidang keuangan ayah sangat memperhatikan dan memberikan kepercayaan penuh padaku. Di perusahaan itu aku memiliki dua puluh orang karyawan, karena aku masih melanjutkan kuliahku ke S2 akuntansi, untuk mengelola keuangan aku percayakan pada seorang karyawanku yang bernama Jenny. Jenny sangat berkompeten dan rajin dalam bekerja sehingga setiap pembukuan keuangan sangat tertata rapi dan beruntun setiap bulannya, omset keuangan juga sangat baik karena barang-barang yang diproduksi oleh perusahaanku sangat diminati oleh pasar.
Memang dalam bisnis aku termasuk orang yang beruntung, namun ada hal penting yang belum tercapai dalam hidupku. Hal yang selalu diimpikan setiap wanita yaitu pernikahan.
Ayah selalu menanyakan padaku kapan aku akan menikah, tapi aku hanya menjawabnya nanti dan nanti. Wajar saja seorang ayah menjadi gelisah saat anaknya yang sudah berusia hampir kepala tiga belum juga menikah, sementara para gadis seumuranku telah menikah dan memiliki anak. Aku sangat paham dengan kekhawatiran ayah padaku tapi aku hanya bisa berusaha menenangkan ayah dengan meminta ayah untuk tetap bersabar hingga aku benar-benar siap untuk menikah.
***
Kisahku dimulai saat Mila memintaku untuk menemaninya dalam sebuah pesta. Malam itu Mila mengajakku untuk menemaninya pergi ke pesta pertunangan sahabatku yang bernama Zia.
Mila datang kerumahku dan menemui papa.
"Selamat malam om, Rena ada?"
"Kamu ini siapa? Apa teman kampusnya Mila?" tanya ayah sedikit heran memperhatikan Mila.
Aku yang mendengar suara sahabatku langsung menghampirinya keluar rumah.
"Mila, tumben malam-malam begini datang ke rumah?"
Aku sedikit heran menatapnya, karena selama ini Mila tidak pernah datang tanpa menelponku terlebih dahulu.
"Maaf Ren, om, aku datang mendadak. Sebenarnya aku ke sini mau minta izin sama om Brahma buat mengajak Mila ke acara pertunangan sahabat kami Zia," jelas Mila padaku dan ayah.
"Kenapa mendadak sekali ? Lagi pula sekarang sudah malam, kalian yakin mau pergi sekarang?" tanya ayah menatap heran pada Mila.
"Iya om, saya lupa kalau kemarin ada undangan pertunangan teman saya, makanya jadi dadakan begini. Om maukan mengizinkan Rena pergi bersama saya?" pinta Mila dengan sedikit merayu agar ayah mau mnegizinkanku pergi bersamanya.
"Baiklah om izinkan tapi kalian tidak boleh pergi bersama pria ataupun pulang larut malam," tegas papa pada Mila dan diriku.
"Baik om, saya janji paling lama jam sepuluh malam, Rena pasti udah kembali ke rumah," tegasnya pada ayah.
Ayahku bernama Brahma Aditya, seorang yang protektif terhadapku. Semenjak papa berpisah dengan mama, papa menjadi ibu, saudara sekaligus sahabat untukku. Beliau selalu menjagaku dari hal kecil sekalipun. Wajar saja jika sampai saat ini aku belum bisa menemukan pria yang tepat. Bukan karena tidak ada yang mau menikah denganku tapi papa sangat pemilih dalam urusan jodohku. Sudah beberapa lelaki datang untuk melamarku namun ayah belum mau menerima mereka.
Mungkin karena pernah mengalami kegagalan dalam rumah tangga beliau sangat detail mencari lelaki yang benar-benar tepat untukku. Sebenarnya ayah hanya menginginkan lelaki yang benar-benar bertanggung jawab padaku, namun dari sekian banyak teman lelaki yang datang kerumahku belum satupun yang dapat mengesankan hati ayahku.
***
Malam itu aku segera bersiap-siap untuk pergi bersama Mila, aku meminta izin pada ayah untuk pergi bersama Mila.
Sesampainya dipesta pertunangan. Terlihat pesta yang digelar sangat meriah dan dirayakan besar-besaran. Zia memang anak orang kaya, terlihat dari tampilannya yang sangat glamour malam itu, gaun yang dikenakannya malam itu terlihat sangat indah dan ellegan, begitu juga dengan lelaki yang bersamanya sangat tampan dan memiliki aura ketegasan yang terpancar diwajahnya, dekorasi pestanya juga sangat mewah Zia terlihat bagaikan seorang putri dengan balutan gaun putihnya dengan perhiasan berwarna putih yang menghiasi leher dan tangannya, dirinyapun menggandeng lengan tunangannya yang mengenakan jas hitam itu dengan wajah penuh kebahagiaan. Semua mata tertuju padanya dan Zia benar-benar jadi pusat perhatian malam itu.
Disela-sela kemeriahan pesta ulang tahun Zia, Aku melihat seorang lelaki yang tampan di pesta itu, secara tidak sengaja lelaki itupun menatap diriku. Kami saling memandang dan tersenyum satu sama lain. Ternyata Zia dan Mila memperhatikan yang tengah terjadi antara aku dan lelaki itu, akhirnya Mila memanggil lelaki itu dan mengenalkannya denganku. Lelaki itu menghampiriku. Mila langsung saja memperkenalkannya padaku.
“Ren, iniloh Alvian, cowo idaman di kampus kita” goda Mila pada kami berdua.
Aku hanya tersenyum dan tersipu malu menatap lelaki itu. Lelaki itu langsung mengulurkan tangannya padaku untuk berkenalan “hai … aku Alvian”.
Aku masih terpana menatap lelaki itu, Milapun langsung menyenggol bahuku dengan pelan memberi kode untuk berkenalan dengan Alvian. Aku segera mengulurkan tanganku dan berkenalan pada lelaki itu.
“Aku Rena” ucapku singkat.
“Cie … ada yang malu-malu,” goda Mila padaku.
Zia yang melihat kejadian itu sedari tadi, langsung memberi kode pada Mila dan mengajaknya pergi agar kami bisa berduaan.
“Mil … temenin gue sini, kitakan belum foto-foto dari tadi," tukas Zia padanya.
Mila paham dengan maksud Zia dan segera mengikuti Zia.
Kini aku dan Alvian hanya tinggal berdua di taman, cukup lama bercerita dengan Alvian aku merasa srek dan nyaman dengannya, senyumannya yang manis dengan tatapannya yang hangat membuatku benar-benar terpesona. Aku perhatikan Alvian juga senang berkenalan denganku, sepertinya dia juga tertarik untuk mengenalku lebih jauh.
Dari kejauhan aku melihat Mila dan Zia yang memperhatikanku. Ternyata Mila dan Zia berencana untuk menjodohkan kami berdua. Alvian cowo baik dan juga pintar. Salah satu sifat terbaiknya adalah perhatian dan sangat santun pada orang tua. Melihat karakter Alvian, Mila dan Zia sangat berharap aku dan Alvian bisa jadian kalau bisa sampai kejenjang pernikahan.
Rasanya aku akan menjadi wanita paling beruntung jika benar Alvian memiliki niat serius padaku.
***
Malam itu telah menunjukkan pukul sembilan malam, aku teringat akan janjiku pada ayah untuk pulang secepatnya.
"Alvian, aku rasa sudah saatnya aku pulang. Aku akan segera memanggil Mila."
"Mengapa cepat sekali?" Alvian mencoba menahanku.
"Aku sudah berjanji untuk pulang cepat pada ayahku, aku tidak ingin ayah khawatir."
"Baiklah, bagaimana kalau aku mengantarmu?" Alvian menawarkan diri padaku.
Sebenarnya aku sangat senang dengan penawarannya, tapi aku pikir tidak untuk kali ini karena aku baru saja mengenalnya. Lagi pula ayah tidak akan suka jika ada lelaki yang mengantarku pulang. Akhirnya aku meminta Mila untuk pulang bersamaku malam itu.
"Re, gimana pendapat lo tentang Alvian?" tanyanya memecahkan keheningan kami saat di mobil.
"Hm, baik. Dia cowo yang manis."
"Cuma itu aja? Emang lo ga ngerasain sesuatu waktu sama dia tadi?" goda Mila padaku.
"Iya gitulah Mil, sejujurnya gue suka sama dia tapi gue belum bisa mastiin perasaan gue ke dia,"jelasku sambil merasakan desir-desir aneh didalam tubuhku saat membayangkan pertemuanku dengan lelaki itu.
"Ok, gue ngerti sama maksud lo tapi gue paham kok," liriknya sambil menggodaku.
"Mila, udah deh jangan menggoda terus."
Mila pasti menyaksikan bagaimana wajahku merona seperti kepiting rebus saat ini. Mila hanya tersenyum penuh makna memperhatikan aku. Sepertinya dia paham dengan apa yang kurasakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Zhu Yun💫
Aku mampir kakak 🥰
2023-04-13
1