SANG PEMILIK TUYUL
Titik Komaria....
Asalnya dari desa Suka Miskin.
Hari ini dia sudah berjalan menyusuri sungai dan tebing hingga masuk didalam hutan.... dengan bekal dan pengalamannya dia sudah berjalan kurang lebih 30km...
Karena desanya ada di pedalaman hutan jadi Titik pun sudah terbiasa masuk hutan dan berjalan kaki.
Owekkk.... oweeeekkkk...owekkk.....
Suara tangis bayi menyadarkan Titik dari lamunannya saat istirahat setelah perjalanannya yang panjang untuk meninggalkan kampung halamanyanya yang berada di pedalaman hutan belantara.
"Kenapa ada tangis bayi di dalam hutan begini"? Tanya Titik dalam hati.
"Mungkin kampung sudah dekat dari tempatku". Titik bermonolog....
Akhirnya diapun melanjutkan perjalanan tak lupa bekalnya kembali diraih...
Setelah 10m dia melangkah ....
"owwekkk...oweeek ... owekkk.... " . Suara tangis bayi itu semakin keras.
Titik mencoba mencari asal suara itu...
Benar saja bayi bermata biru dan hanya bertutupkan kain... itu ada dibalik pohon besar yang ada didepan Titik.
"Astaga ini memang bayi... orang tua mana yang tega membuang bayi setampan ini", cicit Titik.
Setelah seharian dia berjalan meninggalkan kampung halamannya. Baru istirahat sekitar 10 menit dan hendak melanjutkan jalanya lagi dia dikejutkan dengan bayi itu.
Tanpa pikir panjang Titik pun meraih bayi itu dan menggendongnya... dia pun merasa sangat kasian dengan bayi itu.
"Sepertinya hari sudah mau malam aku tidak bisa melanjutkan perjalanan,,, lebih baik aku bermalam disini bersama bayi ini", batin Titik.
Diletakkan lagi bekalnya dan bayi itu kemudian mulai membuat tempat untuk tidur malam ini... mencari daun2nan untuk alas dan atap nya.
setelah itu mulai mencari kayu bakar untuk api unggun. Ketika semua selesai hari pun mulai larut.
Dipangkunya bayi itu... tangis bayi itu tidak kunjung berhenti. Diberinya air minum sedikit demi sedikit tapi usaha Titik sia-sia. Akhirnya... terlintas dalam pikiranya untuk memberikan Asinya.
Benar saja bayi itu pun langsung diam... senyum pun terukir di wajah Titik dan bayi
itu...
"Namamu Kelana" kata Titik pada bayi itu...
Bayi itu tersenyum kecil dan terus menyusu dengan rakus.
Titik pun sampai melengkuh karena baru ini buah dadanya ada yang memegang dan menghisap. Titik sangat senang menyusui bayi itu... hingga iapun tertidur sambil menyusui Kelana.
Tidak terasa sinar matahari membangunkanya... Titik bangun dan lekas merapikan bekalnya yang tersisa setengah... buah pisang yang dia bawa dari rumah hanya tinggal 5biji... air minum sisa setengah.
Titik meraih Kelana dan menggendongnya...
"ayok Kelana kita harus sampai kampung setengah hari? karena bekalku tinggal sedikit" kata Titik pada Kelana.
Tanpa disadari oleh Titik
Baru saja dia berjalan sekitar 10 menit dia sudah berada dipinggir kota.... padahal dia tadi masih ada di tengah hutan. Butuh 7hari untuk sampai dikampung pertama dan butuh waktu 1 bulan untuk sampai di kota buat orang normal biasa tanpa kesasar.
Ya benar saja itu berkat bayi yang digendong Titik.
"Ini kota atau kampung kah? Kenapa banyak gedung-gedung dan banyak sekali orang...tapi sesepuh bilang aku harus berjalan 7hari lebih untuk sampai di kampung pertama.. kenapa ini baru berjalan sebentar aku dah sampe kota?", Titik bertanya pada diri sendiri.
"Sepertinya itu pasar.. aku mau makan di sana", cicit Titik saat melihat warteg. "Tapi apa yang harus saya tukar dengan makanan itu..." gumam Titik.
Tanganya pun mulai membuka2 bungkusan yang ia bawa... sekiranya ia dapat menemukan barang yang bisa ditukar untuk makanan.. saat dia mulai memeriksa benar saja ada kertas merah bertuliskan 100.000 ada segepok.
" apa ini... kenapa banyak sekali kertas disini? apa mungkin dengan ini mereka mau... sudahlah lebih baik saya coba dulu" Titik bermonolog sambil mengerutkan kening.
Sesampainya di warteg Titik duduk dan dia memperhatikan Kelana yang tengah tidur pulas di gendonganya....
"mau makan apa neng "? Sapa penjual warteg.
Titik terkejut" oh iya buk sebentar biarkan saya berpikir dulu... nanti saya panggil ibu kalau sudah ada yang cocok". Jawab Titik sekenanya.
"Kalau begitu ibu tinggal dulu ya neng",kata penjual wateg ramah...
Titik memperhatikan sekeliling dan benar saja dia melihat ada seseorang yang sudah selesai makan kemudian memanggil pelayan dan menyerahkan kertas yg sama seperti Titik.
Akhirnya tanpa rasa malu dan takut-takut Titik memanggil pelayan yang seumuran dengan ibunya itu...
"buk saya mau makan pakai perkedel.. ikan bakar sama ayam bakar... minumnya air jeruk y.. " perintah Titik sopan.
"Baik neng" jawab pelayan warteg...
setelah menunggu tidak terlalu lama semua hidangan sudah tersedia dimeja Titik...
Titik mulai melahap pesanannya yang menurutnya rasanya luar biasa dan baru ini dia makan makanan seenak ini... setelah selesai makan dia pun menyerahkan kertas merah kepada pelayan ... dan pelayan mengambilkan kembalian... karena merasa mempunyai banyak kertas Titik pun menolak uang kembalian yang disodorkan pelayan itu... pelayan itu mengucapkan terimakasih kepada Titik. Pelayan itupun sangat senang karena mendapat uang tip, yang memang tidak pernah dia dapat selama kerja di warteg .
"Neng mau kemana? Kenapa bawa bungkusan? Terus sekarang tinggal dimana"? Tanya pelayan itu beruntun... Titik pun menjawab bahwa dia dari desa... dan belum ada tempat tinggal disini...
"Gimana kalau neng tinggal dikontrakan, disana ada rumah yang mau dikontrakan murah kok neng cuman 6kertas ini aja perbulanya," kata pelayan itu sambil menunjukkan uang 100 rb yg dipegangnya. " palingan jalan 5menit sudah sampai", kata pelayan itu lagi...
"Terimakasih ya buk atas petunjuknya" kata Titik sambil mengemasi barangnya... "sama-sama neng ", jawab pelayan itu.
Benar saja baru berjalan 5menit Titik sudah sampai di depan pagar rumah yang disewakan.
"Mau ngontrak y neng... " tegur tetangga rumah itu.
" iya ini tapi gak tau lewat siapa", jawab Titik.
"Tunggu neng biar saya telfonkan ke pemiliknya kebetulan saya adik dari pemilik rumah ini, kunci rumah ini pun ada sama saya". Kata tetangga baru.
"Iya mbak silahkan ". Jawab Titik.
"O ya neng kebetulan kakakku dia sedang ada tugas keluar kota jadi saya yang mengurusi semuanya neng bisa langsung bayar sama saya sewa bulanannya 600.000". Kata tetangga itu...
"hahahaaaaa.... !
Lucu sekali manusia disini mereka menukar semuanya dengan kertas. Tadi makanan yang begitu enaknya hanya ku tukar dengan 1 kertas merah. Dan dia malah akan memberiku kertas lagi. Ku kasih satu dia malah akan memberiku 3 kertas. Ya jelas aku menolaknya karena aku dah cukup banyak kertas- kertas ini padaku. Manusia disini aneh. Dan tadi dia menyebutkan kalau kakanya kerja. Tidak mungkin kerja berburu sepertiku dulu. Karena disini tak ada hewan yang bisa hidup ditempat seramai ini. Sudahlah biarkan saja yang penting saat ini aku bisa istirahat dengan tenang." senyum dibibirku menutupi ketawaku dan pikiranku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments