pov Titik Komaria

Titik Komaria itulah nama pemberian dari ibunya. Ibu Titik bernama Welas sedang ayahnya bernama Teguh.Titik adalah wanita berusia 19 tahun.

Titik berkulit putih bersih... Bahkan dia tidak mandi 7 haripun orang orang tidak tau. Ya... Itu juga karena dia memiliki keringat yang wangi. Jadi orang yang disekitar Titik todak menyadari kalau Titik bahkan belum mandi.

Titik memiliki rambut panjang sepinggang warnanya hitam kelam dan sedikit bergelombang dibagian bawahnya. Sehingga saat tergerai itu menambah kecantikan Titik. Bisa diibaratkan dengan bidadari yang nyasar di pedalaman hutan.

Bibir merah yang alami membuat siapa saja yang melihatnya pasti mengagumi.

Tapi semuanya berbanding terbalik dengan kehidupan Titik.

Titik gadis yang tinggal di pedalaman hutan.. Sejak usianya masih 1th dia sudah menjadi seorang yatim piatu. Sejak saat itu abah dan ambunya yang merawat, merekalah kakek dan nenek Titik.

abah dan ambu sangat sayang terhadap Titik.

Sangat disayangkan saat Titik berusia 8th. Abah meninggal karena penyakit yang dideritanya.... Saat mendekati ajalnya abah berpesan agar Titik selalu mengingat apa yang selama ini abah ceritakan kepada Titik.

Abah adalah sosok yang sangat baik hati... Dan dia juga sayang sama Titik.

Titik sangat merasa kehilangan orang yang selama ini selalu menemani tidurnya. Abah selalu bercerita saat menemani Titik tidur.

"abah kenapa abah pergi...? Titik takut bah! Titik sayang Abah! " saat dua hari sepeninggal abahnya Titik masih mengurung diri dikamarnya....

"hiks hiks ......... Hiks... "tangisnya pecah dan bulir bulir bening membasahi pipi

"sayang.... Ambu masuk ya..!" suara ambu menghentikan tangisan Titik.

Titik pun berjalan mendekati pintu lantas membukanya. Dengan mata yang sembab dia langsung memeluk ambu.

"ambu.... Abah.....hiks... Hiks... Hiks". Kini tangisnya pecah begitu saja dipelukan ambu.

"gak papa sayang menangislah... ! Tapi Titik harus ingat kini abah sudah tidak sakit lagi. Abah sudah senang di atas sana. Dan abah sekarang sudah menjadi bintang. Jadi kalau Titik kangen Sama Abah Titik lihat aja bintang dilangit !! Bintang yang paling terang itulah abah". Ambu berusaha menasehati cucu kesayanganya.

"benarkah itu ambu.... ? Kalau itu benar aku sangat senang sekarang. Karena aku memang menyukai bintang", ucap Titik sambil mengusap air matanya.. Senyum kecil pun terlukis dibibirnya.

"Kasian kamu sayang.... ! di umurmu yang segini kamu harus kehilangan orang2 yg menyayangimu.... Tapi kamu tenang ya ... Masih ada ambu yang selalu sayang sama kamu... Penguasa Alam ijinkan aku menemani cucuku sampai dia besar dan sanggup bertahan hidup sendiri ??"ucap ambu dalam hati sambil terus mengelus rambut cucunya yang masih dalam pelukannya kini.

"sayang .... Cucu ambu.... Nanti kalau ambu sudah seperti abah... Pergilah kamu dari sini! Dan carilah tempat yang banyak orangnya. Tapi untuk saat ini ambu akan selalu menjagamu". Lirih ambu di samping telinga cucunya...

Karena mendengar bisikan ambunya Titik pun melepaskan diri dari pelukan ambu,dan berlari menuju kasur yang terbuat dari kapuk randu . Sambil duduk membelakangi ambu, mulutnya mengerucut. Begitulah yang dia pahami bahwa ambu pun akan pergi dan dia akan sendiri di Dunia ini. Mata yang terus menatap keluar dari jendela kamarnya,tangan yang di silangkan didadanya mulutnya mengerucut.. Itulah ekspresi kekecewaanya bahwa kelak dia akan ditinggal lagi.

Ambu yang melihat sikap cucunya yang langsung berubah... Dia pun merasa bersalah atas sikapnya, yang tidak seharusnya disampaikan saat ini. Karena saat ini cucunya sedang dalam duka yang berat.

ambu pun mendekati cucunya lagi, dan kini dia duduk di kasur dibelakang cucunya itu, sambil meraba pelan diapun mengucapkan kata2 yang tidak membuat cucunya tambah kecewa.

"sayang.... Ambu minta maaf y....? Ambu janji akan jaga kamu dan menemanimu sampai kamu besar. Ambu gak akan sakit2 maupun pergi. Ambu sangat sayang sama Titik",ucap ambu dengan suara bergetar sambil meneteskan air mata.

Terdengar suara ambu yang bergetar Titik pun luluh dan kembali memeluk ambu.

"maafin Titik ambu..... Titik hanya tidak mau ditinggal lagi. Titik mau ambu selalu disini". Ucap Titik.

...----------------...

Itu cerita Titik kecil kini lanjut Titik besar ya....

Waktu terus berjalan dan disaat Titik berusia 17tahun dia tumbuh menjadi gadis cantik. dia pun pandai dalam berburu dan sudah terbiasa masuk kedalam hutan.

Dikampung Titik hanya terdiri dari 3rumah, yang berjarak berjauhan sekitar 150meter dari rumah Titik dan hanya ada 1 laki2 itupun sudah berusia seperti ambu.

Saat usianya tepat 19 tahun di hari itu juga ambunya meninggal dunia. Bumi ini seperti runtuh...Titik sudah tidak mampu menangis dia syok berat menghadapi kenyataan.

dia melamun dan menatap kosong...

disaat itu... Tiba2.... Ada sentuhan kecil yang membelai kepala Titik dengan lembut. Dan Titik pun merasakan kenyamanan dan dia tersadar bahwa mayat ambu harus segera diurus.

Titik berlari meninggalkan rumah menuju kerumah tetangganya meminta bantuan.

Rumah pertama adalah rumah wagirah seorang janda yang memiliki 3 anak perempuan yang berusia 14.15.16.... Suaminya meninggal saat wagirah melahirkan anak ke3. Suami wagirah mati tersambar petir.

selanjutnya Titik ke rumah kedua. Rumahnya mbah jumirin selaku kepala suku dikampung Titik. Umurnya sudah 80th. Tapi masih sehat dan dia tinggal sendiri. Anak dan istrinya sudah lama mati.

Mereka semua datang tergopoh2 kerumah Titik. Setelah sampai di rumah Titik. Mereka mengganti baju ambu dengan daun pisang ( Istilahnya pengganti kain kafan).

mereka bersama2 mengangkat mayat ambu dan membawanya di atas bukit pemakaman. Setelah sampai di atas bukit mayat ambu diletakkan di atas meja yang terbuat dari batu.

"SEMUA DARI PENGUASA ALAM DAN SEKARANG KAMI KEMBALIKAN KEPADA SANG PENGUASA ALAM"

mereka serempak mengucapkan kalimat itu. Setelah selesai mengucapkan kata-kata tadi mereka pun langsung membubarkan diri dan kembali kerumah masing- masing, sebelum mereka pulang tidak lupa Titik mengucapkan terimakasih kepada mereka.

3hari sepeninggal ambu Titik termenung dan terfikirkan akan nasibnya esok. Kini hari mulai larut Titik menutup pintu rumah dan masuk ke dalam kamar. Diapun langsung tertidur. Sudah 3hari ini Titik hanya makan pisang. Ada 3 tandan pisang didalam rumah Titik.

Saat Titik tertidur dia bermimpi bertemu dengan abah,ambu dan kedua orang tuanya. Mereka terasa sangat segar dan mereka ter senyum sambil mengucapkan" keluar lah Titik sayang.... Kamu bisa berjalan keluar dari kampung ini!!! Kamu pun bisa menikmati dan melanjutkan hidupmu!".

Setelah kata kata itu terucap.... Mereka pun melambaikan tangan dan menghilang.

"ambu... Abah..... Ibuuuuu... Bapak...." panggilanya meraung sambil menagis dan terisak.... Selanjutnya Titik tersadar kalau semua itu hanya mimpi... setelah dia sadari hari sudah beranjak pagi.

Benar saja seharian dia termenung dan memikirkan mimpi itu... Hari sudah menjelang sore dia membersihkan diri dan mulai bersiap pakaianya dibungkus kain dan ada pisang dia bungkus dengan kain satu lagi. tidak lupa dia membawa air minum dan juga senjata seperti pisau yang biasa digunakan berburu. Rumahnya dia susun rapi. Ketika sudah cukup lelah diapun memutukan untuk tidur.

Tiba-tiba mimpi kemarin muncul lagi. Kini yang berbicara adalah welas.... "bagus sayang kamu harus berjalan kebelakang rumah dan terus berjalan, jangan mengeluh! karena alam tidak suka orang mengeluh, jangan sesekali berhenti jika memang kakimu sudah tidak sanggup untuk berjalan maka berhentilah tidak apa".

Kemudian terdengar suara berat abah" cucu abah tersayang selalu ingat cerita dan pesan dari abah ya....! Cup" dikecupnya kening Titik... Mereka pun mendekat dan mengucapkan kata2 penyemangat agar Titik tetap kuat dan bahagia... Setelah itu mereka pun menghilang di kegelapan ....

Titik pun terbangun dan benar saja sang fajar mulai menyingsing. Titik mulai mandi dan menyiapkan bekal yang akan dibawanya. Setelah semua siap dia pun berjalan kebelakang rumah dan terus berjalan melewati lembah bukit masuk hutan yang gelap... Tapi selama diperjalanannya dia tidak pernah sekalipun dijumpai dengan hewan buas. Dia sudah merasa lelah cuman kakinya masih sanggup berjalan.

Diapun teringat pesan ibunya agar tidak mengeluh dan terus berjalan. Hingga matahari sudah mulai merangkak turun disaat itu kakinya sudah tak sanggup lagi berjalan dia istirahat dibawah pohon besar. Membuka bekalnya dan minum dengan rakus...

Hingga suara tangis bayi menyadarkanya dari lamunan. Dia sangat senang, dia berpikir setelah jalan yang cukup lama bisa dibilang seharian berjalan, kini dia akan menjumpai sebuah kampung pertama seperti di cerita abah.

Titik pun langsung bersemangat merapikan bekalnya dan kembali berjalan. Tapi baru berjalan 10 meter dia mendengar tangis bayi lagi dan kali ini semakin keras dan dekat... Setelah dia mncari sumber suara. Benar saja bayi yang hanya diselimuti kain menangis dibelakang pohon besar yang ada dihadapan Titik.

Titik merasa iba... Dan sepertinya dia juga sudah tidak bisa melanjutkan perjalannya karena hari sudah hampir gelap. Cepat- cepat Titik mencari apa saja yang dibutuhkan untuk bermalam didalam hutan.

Ketika semua selesai barulah Titik mengangkat Bayi itu dan mulai menenangkannya... "mungkin kamu lapar makan pisang aja ya.... "kata Tutik sambil menyuapi pisang dengan sendok kayu. Tapi apa yang terjadi bukanya ditelan,suapanya malah disemburkan dan menangis lebih keras. Titik panik dan dipikirnya bayi itu hanya mau minum akhirnya diberinya air minum bekalnya sedikit demi sedikit ke mulut bayi itu. Bukanya berhenti menangis.. Tangisanya kini menguasai hutan yang diam dalam malam. Burung malam langsung terbang menghindar.

Kehabisan akal.... Titik tiba-tiba teringat tetangganya wagirah yang selalu memberi asinya saat anaknya masih kecil dulu.

Langsung saja dia membuka bajunya dan menyodorkan Asinya ke mulut bayi mungil itu. Benar saja bayi itupun langsung diam dan iapun sangat menikmati hisapan bayi itu. Baru ini ada yang menjamah Titik. Titik memejamkan mata merasakan sensasi menyusui. Titik tidur sambil memiringkan tubuh menghadap ke arah kanan dan bayi itupun di miringkan ke tubuhnya agar Titik lebih leluasa dan nyaman saat menyusui bayi itu. Dia memang bayi tapi bukan manusia... Jadi......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!