NovelToon NovelToon

SANG PEMILIK TUYUL

Perjalanan Titik Meninggalkan Suka Miskin

Titik Komaria....

Asalnya dari desa Suka Miskin.

Hari ini dia sudah berjalan menyusuri sungai dan tebing hingga masuk didalam hutan.... dengan bekal dan pengalamannya dia sudah berjalan kurang lebih 30km...

Karena desanya ada di pedalaman hutan jadi Titik pun sudah terbiasa masuk hutan dan berjalan kaki.

Owekkk.... oweeeekkkk...owekkk.....

Suara tangis bayi menyadarkan Titik dari lamunannya saat istirahat setelah perjalanannya yang panjang untuk meninggalkan kampung halamanyanya yang berada di pedalaman hutan belantara.

"Kenapa ada tangis bayi di dalam hutan begini"? Tanya Titik dalam hati.

"Mungkin kampung sudah dekat dari tempatku". Titik bermonolog....

Akhirnya diapun melanjutkan perjalanan tak lupa bekalnya kembali diraih...

Setelah 10m dia melangkah ....

"owwekkk...oweeek ... owekkk.... " . Suara tangis bayi itu semakin keras.

Titik mencoba mencari asal suara itu...

Benar saja bayi bermata biru dan hanya bertutupkan kain... itu ada dibalik pohon besar yang ada didepan Titik.

"Astaga ini memang bayi... orang tua mana yang tega membuang bayi setampan ini", cicit Titik.

Setelah seharian dia berjalan meninggalkan kampung halamannya. Baru istirahat sekitar 10 menit dan hendak melanjutkan jalanya lagi dia dikejutkan dengan bayi itu.

Tanpa pikir panjang Titik pun meraih bayi itu dan menggendongnya... dia pun merasa sangat kasian dengan bayi itu.

"Sepertinya hari sudah mau malam aku tidak bisa melanjutkan perjalanan,,, lebih baik aku bermalam disini bersama bayi ini", batin Titik.

Diletakkan lagi bekalnya dan bayi itu kemudian mulai membuat tempat untuk tidur malam ini... mencari daun2nan untuk alas dan atap nya.

setelah itu mulai mencari kayu bakar untuk api unggun. Ketika semua selesai hari pun mulai larut.

Dipangkunya bayi itu... tangis bayi itu tidak kunjung berhenti. Diberinya air minum sedikit demi sedikit tapi usaha Titik sia-sia. Akhirnya... terlintas dalam pikiranya untuk memberikan Asinya.

Benar saja bayi itu pun langsung diam... senyum pun terukir di wajah Titik dan bayi

itu...

"Namamu Kelana" kata Titik pada bayi itu...

Bayi itu tersenyum kecil dan terus menyusu dengan rakus.

Titik pun sampai melengkuh karena baru ini buah dadanya ada yang memegang dan menghisap. Titik sangat senang menyusui bayi itu... hingga iapun tertidur sambil menyusui Kelana.

Tidak terasa sinar matahari membangunkanya... Titik bangun dan lekas merapikan bekalnya yang tersisa setengah... buah pisang yang dia bawa dari rumah hanya tinggal 5biji... air minum sisa setengah.

Titik meraih Kelana dan menggendongnya...

"ayok Kelana kita harus sampai kampung setengah hari? karena bekalku tinggal sedikit" kata Titik pada Kelana.

Tanpa disadari oleh Titik

Baru saja dia berjalan sekitar 10 menit dia sudah berada dipinggir kota.... padahal dia tadi masih ada di tengah hutan. Butuh 7hari untuk sampai dikampung pertama dan butuh waktu 1 bulan untuk sampai di kota buat orang normal biasa tanpa kesasar.

Ya benar saja itu berkat bayi yang digendong Titik.

"Ini kota atau kampung kah? Kenapa banyak gedung-gedung dan banyak sekali orang...tapi sesepuh bilang aku harus berjalan 7hari lebih untuk sampai di kampung pertama.. kenapa ini baru berjalan sebentar aku dah sampe kota?", Titik bertanya pada diri sendiri.

"Sepertinya itu pasar.. aku mau makan di sana", cicit Titik saat melihat warteg. "Tapi apa yang harus saya tukar dengan makanan itu..." gumam Titik.

Tanganya pun mulai membuka2 bungkusan yang ia bawa... sekiranya ia dapat menemukan barang yang bisa ditukar untuk makanan.. saat dia mulai memeriksa benar saja ada kertas merah bertuliskan 100.000 ada segepok.

" apa ini... kenapa banyak sekali kertas disini? apa mungkin dengan ini mereka mau... sudahlah lebih baik saya coba dulu" Titik bermonolog sambil mengerutkan kening.

Sesampainya di warteg Titik duduk dan dia memperhatikan Kelana yang tengah tidur pulas di gendonganya....

"mau makan apa neng "? Sapa penjual warteg.

Titik terkejut" oh iya buk sebentar biarkan saya berpikir dulu... nanti saya panggil ibu kalau sudah ada yang cocok". Jawab Titik sekenanya.

"Kalau begitu ibu tinggal dulu ya neng",kata penjual wateg ramah...

Titik memperhatikan sekeliling dan benar saja dia melihat ada seseorang yang sudah selesai makan kemudian memanggil pelayan dan menyerahkan kertas yg sama seperti Titik.

Akhirnya tanpa rasa malu dan takut-takut Titik memanggil pelayan yang seumuran dengan ibunya itu...

"buk saya mau makan pakai perkedel.. ikan bakar sama ayam bakar... minumnya air jeruk y.. " perintah Titik sopan.

"Baik neng" jawab pelayan warteg...

setelah menunggu tidak terlalu lama semua hidangan sudah tersedia dimeja Titik...

Titik mulai melahap pesanannya yang menurutnya rasanya luar biasa dan baru ini dia makan makanan seenak ini... setelah selesai makan dia pun menyerahkan kertas merah kepada pelayan ... dan pelayan mengambilkan kembalian... karena merasa mempunyai banyak kertas Titik pun menolak uang kembalian yang disodorkan pelayan itu... pelayan itu mengucapkan terimakasih kepada Titik. Pelayan itupun sangat senang karena mendapat uang tip, yang memang tidak pernah dia dapat selama kerja di warteg .

"Neng mau kemana? Kenapa bawa bungkusan? Terus sekarang tinggal dimana"? Tanya pelayan itu beruntun... Titik pun menjawab bahwa dia dari desa... dan belum ada tempat tinggal disini...

"Gimana kalau neng tinggal dikontrakan, disana ada rumah yang mau dikontrakan murah kok neng cuman 6kertas ini aja perbulanya," kata pelayan itu sambil menunjukkan uang 100 rb yg dipegangnya. " palingan jalan 5menit sudah sampai", kata pelayan itu lagi...

"Terimakasih ya buk atas petunjuknya" kata Titik sambil mengemasi barangnya... "sama-sama neng ", jawab pelayan itu.

Benar saja baru berjalan 5menit Titik sudah sampai di depan pagar rumah yang disewakan.

"Mau ngontrak y neng... " tegur tetangga rumah itu.

" iya ini tapi gak tau lewat siapa", jawab Titik.

"Tunggu neng biar saya telfonkan ke pemiliknya kebetulan saya adik dari pemilik rumah ini, kunci rumah ini pun ada sama saya". Kata tetangga baru.

"Iya mbak silahkan ". Jawab Titik.

"O ya neng kebetulan kakakku dia sedang ada tugas keluar kota jadi saya yang mengurusi semuanya neng bisa langsung bayar sama saya sewa bulanannya 600.000". Kata tetangga itu...

"hahahaaaaa.... !

Lucu sekali manusia disini mereka menukar semuanya dengan kertas. Tadi makanan yang begitu enaknya hanya ku tukar dengan 1 kertas merah. Dan dia malah akan memberiku kertas lagi. Ku kasih satu dia malah akan memberiku 3 kertas. Ya jelas aku menolaknya karena aku dah cukup banyak kertas- kertas ini padaku. Manusia disini aneh. Dan tadi dia menyebutkan kalau kakanya kerja. Tidak mungkin kerja berburu sepertiku dulu. Karena disini tak ada hewan yang bisa hidup ditempat seramai ini. Sudahlah biarkan saja yang penting saat ini aku bisa istirahat dengan tenang." senyum dibibirku menutupi ketawaku dan pikiranku dalam hati.

Hari pertama Titik di Kota

"O ya neng kita belum kenalan" kata tetangga baru Titik... sambil memajukan tanganya mengajak Titik bersalaman tak lupa senyum tipis menghiasi bibirnya ramah.

"Nama saya Desi Pramita panggil saja saya Desi",katanya lagi.

"Saya Titik Komaria panggil saja Ria",Kata Titik sambil membalas uluran tangan Desi dan tak lupa senyum tipis untuk membalas keramahan Desi.

Setelah itu Titik menyerahkan uang nominal 600rb kepada Desi. Dan Desi pun memberikan kunci rumah itu selanjutnya mempersilahkan Titik untuk masuk dan beristirahat. Kemudian dengan sopan Desi pamit pulang.

"Cklek cklek cklek" pintu pun terbuka.

Titik segera masuk kedalam rumah. Dan tak lupa dia menguncinya dari dalam agar tidak ada yang mengganggu saat dirinya hendak tidur. Dia tersenyum bangga saat melihat didalam rumah. Rumah minimalis yang terdiri dari 1kamar tidur, kamar mandi dalam, ruang tamu dan dapur menjadi satu. Berlantai keramik yang bersih dan terawat. Kamar mandi yang bersih. Dan kamar tidur yang sudah ada kasur serta lemari pakaian berukuran dua pintu.

"Wah ini keren, aku bisa tidur dikamar ini bersama Kelana", cicit Titik sambil membaringkan Kelana yang sedari tadi tidur digendonganya. Kemudian dia pun merebahkan diri disamping Kelana untuk ikut beristirahat. Titik belum menyadari adanya kejanggalan yang terjadi setelah ia bertemu dengan Kelana.

Bahkan Titik tidak seperti manusia yang keluar dari hutan yang tidak tau apa-apa. Kini Titik bisa membaca menulis dan menghitung Titik juga menguasai Teknologi.

Tiba2 tangis Kelana membangunkan Titik dari tidur nyenyaknya ... dan ternyata hari mulai gelap. Titik menggendong bayi itu untuk menenangkanya...

"bodohnya aku kenapa aku tidak membeli susu saat hari masih siang tadi" Titik merutuki dirinya sendiri atas kebodohanya.

Akhirnya dia pun menggunakan cara yang sama saat di hutan.

"Biar saja Kelana minum Asiku dulu yang penting dia diam, agar tangisnya tidak mengganggu telingaku dan agar aku bisa berpikir", cicit Titik. Benar saja Kelana langsung terdiam saat itu juga... dia pun menghisapnya dengan rakus. Titik mulai berpikir

"Kenapa bayi ini menyusu seolah2 ada banyak air susunya dan bukankah hanya orang yang habis melahirkan aja yang mempunyai air susu", batinnya.

"Oh ya... apa mungkin ada orang tua yang tega membuang bayi ini didalam hutan".batinya lagi.

"kamu ganteng kelana... Kulitmu putih, hidungmu mancung, matamu biru....

belum pernah saya melihat ada bayi sesempurna kamu di kampungku, tapi sangat disayangkan nasibmu yang tidak bagus. Kamu sengaja dibuang oleh orang tuamu yang tidak bertanggung jawab. Tapi kamu tidak usah kawatir aku akan menjagamu sepenuh hatiku. Dan akan kupastikan kamu tidak kekurangan kasih sayangku", kata-kata Titik saat menyusui wajah Kelana yang imut terus ia pandangi.

Tanpa ia sadar Titik pun tertidur lagi sambil menyusui Kelana.

saat dalam tidur yang tenang Titik pun bermimpi dia bertemu dengan anak kecil umur 2th. balita itu berambut pirang bekulit putih bermata biru dan berhidung mancung. Balita itu memanggil Titik dengan sebutan "ibuu".

"ibu ini kubawakan uang buat ibu.... Ibu bisa membeli rumah yang lebih besar dari ini dan ibu juga bisa beli mobil serta perhiasan yang banyak buat ibu.... .. Kelana sangat senang dan berterimakasih Karena ibu mau menjadikan Kelana anak ibu,,,"kata balita itu. Sambil memberikan uang kepada Titik yang tak terhitung jumlahnya saking banyaknya.

"Ibu Kelana mohon ibu tidak usah membelikan Kelana Susu atau makanan apapun karena Kelana hanya suka Asi... Ya bu Kelana hanya butuh Asi. ... Itu saja sudah cukup."kata kelana lagi.

Dalam mimpi yang seolah nyata itu. Titik sedang terduduk dibawah pohon yang rindang dan dia juga memperhatikan setiap ucapan balita itu.

"ya... Bu ini aku Kelana .. Bayi yang sedang ibu susui... Aku juga yang memindahkan ibu hingga sampai di Kota ini.. Dan aku juga yang membuat ibu jadi bisa memahami semuanya". Terang kelana lagi.

"asal ibu tau kalau aku ini bukanlah manusia mangkanya orang2 awam tidak bisa melihat kehadiranku". Terangnya lagi.

Titik tertegun mendengarkan penjelasan Kelana dan diapun bertanya kepada Kelana memberanikan diri." Berarti kamu adalah sebangsa jin atau kamukah yang disebut Tuyul?"

Hanya dengan bibir tersenyum kecil Kelana menjawab pertanyaan Titik.

"memang saya juga merasa aneh dengan bayi Kelana karena semenjak saya bertemu hidupku benar2 berubah dan kini akupun semakin percaya diri menikmati hidupku". Kata Titik tanpa rasa takut malah seolah menikmati hidupnya yang sekarang.

"patas saja tidak ada yang menegurmu saat digendonganku tadi lantaran kamu tidak terlihat", kata Titik lagi.

Dan saat Titik diam dan terus memandang balita Kelana tiba2 saja saat itu dia berubah menjadi Kelana Dewasa. Titik tertegun matanya membulat sempurna...

tidak mungkin Titik pingsan karena ini di alam mimpi.

mata Titik tak kuasa untuk berkedip melihat perubahan yang tiba2 terjadi didepan matanya.

Sesosok pemuda berbadan kekar bertubuh tinggi berkulit putih bersih bermata biru dan berambut panjang. Berdiri dihadapan Titik yang masih termangu menatapnya.

Tanpa aba2 lagi Kelana pun langsung ikut duduk dihadapan Titik dan langsung memeluknya erat.

"Ria aku Kelana sangat menyayangimu," bisik Kelana di telinga Titik.

Kelana masih terus memeluk Ria tanpa ingin melepasnya.

Tanpa terasa pelukan itu membuat keduanya hampir lupa posisi.

akhirnya dengan pelan tangan Titik mulai mendorong dada bidang Kelana dengan pelan dan sopan.

Kelana pun tersadar dengan sikapnya diapun mulai mundur dan kini dia duduk disamping Titik.

"Kelana kenapa kamu bisa berubah bentuk dalam sehari? Tadi kamu masih bayi dan akupun masih menyusuimu... Terus tiba2 kamu menjadi balita dan sekarang kamu didepan mataku kamu menjadi sedewasa ini bahkan lebih dewasa dari aku?"cecar Titik kepada Kelana yang kini ada disampingnya.

Kelana hanya tersenyum mendengar pertanyaan Titik.

"Ceritanya panjang dan nanti kapan2 saya ceritakan",jawab Kelana sambil tersenyum.

" Ria tolong jawab dulu pertanyaanku kenapa namamu kamu rubah?" Tanya Kelana penasaran.

"aku sama sekali tidak merubahnya... Namaku kan Titik Komaria... Orang di kampung memanggilku Titik tapi sekarang aku dikota jadi Ria aja", Titik menjawab asal sambil terkekeh geli dengan alasanya yang ia buat sendiri. Entah kenapa Titik tak merasa takut sama sekali terhadap Kelana. Ia malah seperti memiliki teman dekat sekaligus anak.

Ya... Saat Kelana menjadi bayi Titik akan sangat sayang padanya seperti anak sendiri. Tapi saat kelana dewasa ia seperti teman dan sangat nyaman berbincang padanya. Bahkan ia bisa tertawa bersamanya. Tawa yang sudah lama tak menghiasi bibirnya sejak kematian Abah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jadi untuk menghargai Titik yang pindah nama menjadi Ria kini penulis menyebutnya dengan Ria bukan Titik lagi. Karena Titik dan Ria itu satu orang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

pov Titik Komaria

Titik Komaria itulah nama pemberian dari ibunya. Ibu Titik bernama Welas sedang ayahnya bernama Teguh.Titik adalah wanita berusia 19 tahun.

Titik berkulit putih bersih... Bahkan dia tidak mandi 7 haripun orang orang tidak tau. Ya... Itu juga karena dia memiliki keringat yang wangi. Jadi orang yang disekitar Titik todak menyadari kalau Titik bahkan belum mandi.

Titik memiliki rambut panjang sepinggang warnanya hitam kelam dan sedikit bergelombang dibagian bawahnya. Sehingga saat tergerai itu menambah kecantikan Titik. Bisa diibaratkan dengan bidadari yang nyasar di pedalaman hutan.

Bibir merah yang alami membuat siapa saja yang melihatnya pasti mengagumi.

Tapi semuanya berbanding terbalik dengan kehidupan Titik.

Titik gadis yang tinggal di pedalaman hutan.. Sejak usianya masih 1th dia sudah menjadi seorang yatim piatu. Sejak saat itu abah dan ambunya yang merawat, merekalah kakek dan nenek Titik.

abah dan ambu sangat sayang terhadap Titik.

Sangat disayangkan saat Titik berusia 8th. Abah meninggal karena penyakit yang dideritanya.... Saat mendekati ajalnya abah berpesan agar Titik selalu mengingat apa yang selama ini abah ceritakan kepada Titik.

Abah adalah sosok yang sangat baik hati... Dan dia juga sayang sama Titik.

Titik sangat merasa kehilangan orang yang selama ini selalu menemani tidurnya. Abah selalu bercerita saat menemani Titik tidur.

"abah kenapa abah pergi...? Titik takut bah! Titik sayang Abah! " saat dua hari sepeninggal abahnya Titik masih mengurung diri dikamarnya....

"hiks hiks ......... Hiks... "tangisnya pecah dan bulir bulir bening membasahi pipi

"sayang.... Ambu masuk ya..!" suara ambu menghentikan tangisan Titik.

Titik pun berjalan mendekati pintu lantas membukanya. Dengan mata yang sembab dia langsung memeluk ambu.

"ambu.... Abah.....hiks... Hiks... Hiks". Kini tangisnya pecah begitu saja dipelukan ambu.

"gak papa sayang menangislah... ! Tapi Titik harus ingat kini abah sudah tidak sakit lagi. Abah sudah senang di atas sana. Dan abah sekarang sudah menjadi bintang. Jadi kalau Titik kangen Sama Abah Titik lihat aja bintang dilangit !! Bintang yang paling terang itulah abah". Ambu berusaha menasehati cucu kesayanganya.

"benarkah itu ambu.... ? Kalau itu benar aku sangat senang sekarang. Karena aku memang menyukai bintang", ucap Titik sambil mengusap air matanya.. Senyum kecil pun terlukis dibibirnya.

"Kasian kamu sayang.... ! di umurmu yang segini kamu harus kehilangan orang2 yg menyayangimu.... Tapi kamu tenang ya ... Masih ada ambu yang selalu sayang sama kamu... Penguasa Alam ijinkan aku menemani cucuku sampai dia besar dan sanggup bertahan hidup sendiri ??"ucap ambu dalam hati sambil terus mengelus rambut cucunya yang masih dalam pelukannya kini.

"sayang .... Cucu ambu.... Nanti kalau ambu sudah seperti abah... Pergilah kamu dari sini! Dan carilah tempat yang banyak orangnya. Tapi untuk saat ini ambu akan selalu menjagamu". Lirih ambu di samping telinga cucunya...

Karena mendengar bisikan ambunya Titik pun melepaskan diri dari pelukan ambu,dan berlari menuju kasur yang terbuat dari kapuk randu . Sambil duduk membelakangi ambu, mulutnya mengerucut. Begitulah yang dia pahami bahwa ambu pun akan pergi dan dia akan sendiri di Dunia ini. Mata yang terus menatap keluar dari jendela kamarnya,tangan yang di silangkan didadanya mulutnya mengerucut.. Itulah ekspresi kekecewaanya bahwa kelak dia akan ditinggal lagi.

Ambu yang melihat sikap cucunya yang langsung berubah... Dia pun merasa bersalah atas sikapnya, yang tidak seharusnya disampaikan saat ini. Karena saat ini cucunya sedang dalam duka yang berat.

ambu pun mendekati cucunya lagi, dan kini dia duduk di kasur dibelakang cucunya itu, sambil meraba pelan diapun mengucapkan kata2 yang tidak membuat cucunya tambah kecewa.

"sayang.... Ambu minta maaf y....? Ambu janji akan jaga kamu dan menemanimu sampai kamu besar. Ambu gak akan sakit2 maupun pergi. Ambu sangat sayang sama Titik",ucap ambu dengan suara bergetar sambil meneteskan air mata.

Terdengar suara ambu yang bergetar Titik pun luluh dan kembali memeluk ambu.

"maafin Titik ambu..... Titik hanya tidak mau ditinggal lagi. Titik mau ambu selalu disini". Ucap Titik.

...----------------...

Itu cerita Titik kecil kini lanjut Titik besar ya....

Waktu terus berjalan dan disaat Titik berusia 17tahun dia tumbuh menjadi gadis cantik. dia pun pandai dalam berburu dan sudah terbiasa masuk kedalam hutan.

Dikampung Titik hanya terdiri dari 3rumah, yang berjarak berjauhan sekitar 150meter dari rumah Titik dan hanya ada 1 laki2 itupun sudah berusia seperti ambu.

Saat usianya tepat 19 tahun di hari itu juga ambunya meninggal dunia. Bumi ini seperti runtuh...Titik sudah tidak mampu menangis dia syok berat menghadapi kenyataan.

dia melamun dan menatap kosong...

disaat itu... Tiba2.... Ada sentuhan kecil yang membelai kepala Titik dengan lembut. Dan Titik pun merasakan kenyamanan dan dia tersadar bahwa mayat ambu harus segera diurus.

Titik berlari meninggalkan rumah menuju kerumah tetangganya meminta bantuan.

Rumah pertama adalah rumah wagirah seorang janda yang memiliki 3 anak perempuan yang berusia 14.15.16.... Suaminya meninggal saat wagirah melahirkan anak ke3. Suami wagirah mati tersambar petir.

selanjutnya Titik ke rumah kedua. Rumahnya mbah jumirin selaku kepala suku dikampung Titik. Umurnya sudah 80th. Tapi masih sehat dan dia tinggal sendiri. Anak dan istrinya sudah lama mati.

Mereka semua datang tergopoh2 kerumah Titik. Setelah sampai di rumah Titik. Mereka mengganti baju ambu dengan daun pisang ( Istilahnya pengganti kain kafan).

mereka bersama2 mengangkat mayat ambu dan membawanya di atas bukit pemakaman. Setelah sampai di atas bukit mayat ambu diletakkan di atas meja yang terbuat dari batu.

"SEMUA DARI PENGUASA ALAM DAN SEKARANG KAMI KEMBALIKAN KEPADA SANG PENGUASA ALAM"

mereka serempak mengucapkan kalimat itu. Setelah selesai mengucapkan kata-kata tadi mereka pun langsung membubarkan diri dan kembali kerumah masing- masing, sebelum mereka pulang tidak lupa Titik mengucapkan terimakasih kepada mereka.

3hari sepeninggal ambu Titik termenung dan terfikirkan akan nasibnya esok. Kini hari mulai larut Titik menutup pintu rumah dan masuk ke dalam kamar. Diapun langsung tertidur. Sudah 3hari ini Titik hanya makan pisang. Ada 3 tandan pisang didalam rumah Titik.

Saat Titik tertidur dia bermimpi bertemu dengan abah,ambu dan kedua orang tuanya. Mereka terasa sangat segar dan mereka ter senyum sambil mengucapkan" keluar lah Titik sayang.... Kamu bisa berjalan keluar dari kampung ini!!! Kamu pun bisa menikmati dan melanjutkan hidupmu!".

Setelah kata kata itu terucap.... Mereka pun melambaikan tangan dan menghilang.

"ambu... Abah..... Ibuuuuu... Bapak...." panggilanya meraung sambil menagis dan terisak.... Selanjutnya Titik tersadar kalau semua itu hanya mimpi... setelah dia sadari hari sudah beranjak pagi.

Benar saja seharian dia termenung dan memikirkan mimpi itu... Hari sudah menjelang sore dia membersihkan diri dan mulai bersiap pakaianya dibungkus kain dan ada pisang dia bungkus dengan kain satu lagi. tidak lupa dia membawa air minum dan juga senjata seperti pisau yang biasa digunakan berburu. Rumahnya dia susun rapi. Ketika sudah cukup lelah diapun memutukan untuk tidur.

Tiba-tiba mimpi kemarin muncul lagi. Kini yang berbicara adalah welas.... "bagus sayang kamu harus berjalan kebelakang rumah dan terus berjalan, jangan mengeluh! karena alam tidak suka orang mengeluh, jangan sesekali berhenti jika memang kakimu sudah tidak sanggup untuk berjalan maka berhentilah tidak apa".

Kemudian terdengar suara berat abah" cucu abah tersayang selalu ingat cerita dan pesan dari abah ya....! Cup" dikecupnya kening Titik... Mereka pun mendekat dan mengucapkan kata2 penyemangat agar Titik tetap kuat dan bahagia... Setelah itu mereka pun menghilang di kegelapan ....

Titik pun terbangun dan benar saja sang fajar mulai menyingsing. Titik mulai mandi dan menyiapkan bekal yang akan dibawanya. Setelah semua siap dia pun berjalan kebelakang rumah dan terus berjalan melewati lembah bukit masuk hutan yang gelap... Tapi selama diperjalanannya dia tidak pernah sekalipun dijumpai dengan hewan buas. Dia sudah merasa lelah cuman kakinya masih sanggup berjalan.

Diapun teringat pesan ibunya agar tidak mengeluh dan terus berjalan. Hingga matahari sudah mulai merangkak turun disaat itu kakinya sudah tak sanggup lagi berjalan dia istirahat dibawah pohon besar. Membuka bekalnya dan minum dengan rakus...

Hingga suara tangis bayi menyadarkanya dari lamunan. Dia sangat senang, dia berpikir setelah jalan yang cukup lama bisa dibilang seharian berjalan, kini dia akan menjumpai sebuah kampung pertama seperti di cerita abah.

Titik pun langsung bersemangat merapikan bekalnya dan kembali berjalan. Tapi baru berjalan 10 meter dia mendengar tangis bayi lagi dan kali ini semakin keras dan dekat... Setelah dia mncari sumber suara. Benar saja bayi yang hanya diselimuti kain menangis dibelakang pohon besar yang ada dihadapan Titik.

Titik merasa iba... Dan sepertinya dia juga sudah tidak bisa melanjutkan perjalannya karena hari sudah hampir gelap. Cepat- cepat Titik mencari apa saja yang dibutuhkan untuk bermalam didalam hutan.

Ketika semua selesai barulah Titik mengangkat Bayi itu dan mulai menenangkannya... "mungkin kamu lapar makan pisang aja ya.... "kata Tutik sambil menyuapi pisang dengan sendok kayu. Tapi apa yang terjadi bukanya ditelan,suapanya malah disemburkan dan menangis lebih keras. Titik panik dan dipikirnya bayi itu hanya mau minum akhirnya diberinya air minum bekalnya sedikit demi sedikit ke mulut bayi itu. Bukanya berhenti menangis.. Tangisanya kini menguasai hutan yang diam dalam malam. Burung malam langsung terbang menghindar.

Kehabisan akal.... Titik tiba-tiba teringat tetangganya wagirah yang selalu memberi asinya saat anaknya masih kecil dulu.

Langsung saja dia membuka bajunya dan menyodorkan Asinya ke mulut bayi mungil itu. Benar saja bayi itupun langsung diam dan iapun sangat menikmati hisapan bayi itu. Baru ini ada yang menjamah Titik. Titik memejamkan mata merasakan sensasi menyusui. Titik tidur sambil memiringkan tubuh menghadap ke arah kanan dan bayi itupun di miringkan ke tubuhnya agar Titik lebih leluasa dan nyaman saat menyusui bayi itu. Dia memang bayi tapi bukan manusia... Jadi......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!