"Ria.. Kamu harus berjanji tetap akan memberi asimu padaku! Selama aku dalam kutukan ini."
"kenapa memaksaku?... Terus kalau aku tidak mau kamu mau apa?" sambil menyipitkan mata kearah Kelana.
"Apa mungkin kamu tega melihatku mati setelah semua yang sudah kuberikan padamu Ria... "dengan wajah ter tunduk pasrah.
"hahhh" Ria terkejut sambil menutup mulutnya.
"Iya Ria ceritanya sangat panjang dan sekarang aku belum bisabercerita banyak padamu... Nanti lain kali akan ku ceritakan padamu. "
Tiba-tiba Kelana menghilang dari hadapan ku..
Aku pun terkejut hingga membuat diriku terbangun dari tidur. Kudapati sesosok bayi mungil yang kini masih tertidur disampingku. Kupandangi wajahnya yang imut.
Aku memang menyukai bayi... Tapi tiba-tiba akupun teringat mimpi semalam... Jantungku langsung berdetak cepat....
"perasaan apa ini" pikirku....
Aku teringat ketika Kelana berubah menjadi balita dan memnggilku ibu . Kemudian dia berubah menjadi dewasa dan sangat gagah... aku malu pada diriku sendiri. Aku gak tau apa arti dari perasaan ini... Ya.. Selama aku kecil hingga umurku kini 19th, hanya ada 2 orang laki2 yang ku jumpai... "
"Pertama adalah abah yang sudah meninggal sejak umurku masih 8th. Itupun abah sudah tua dan tidak segagah Kelana. Yang kedua kepala suku jumirin. Dia juga tidak sekeren Kelana. Kelana satu-satunya lelaki yang sangat indah yang pernah kulihat. Bahkan di kota ini belum kuliat laki2 yang setara dengan Kelana. "
"Kenapa denganku?... Kenapa aku terus membandingkan Kelana dengan mereka...? Apa ini ...? Hatiku seperti ada bunganya."
Senyum tersungging di bibir Kelana.. Senyum itu menyadarkanku dari pikiranku yang entah kemana arahnya.
Aku rasa Kelana menyadari kalau aku tadi sedang membicarakanya dalam hati dan pikiranku.
pipiku terasa panas menahan malu kepada bayi yang ada di hadapanku.
"Memang sudah waktunya aku harus bergerak. Akupun membuka lemari mencari sesuatu untuk kujadikan handuk. "
Aku terkejut dengan isi dilemari, mataku terasa mau keluar dengan sendirinya. Lemari itu tiba-tiba penuh dengan baju baru... Ada handuk...dan perlengkapan mandi..
"Sebelumnya aku tidak pernah memakai seperti ini... Mandi pun aku hanya menggunakan batu untuk menggosok tubuhku terkadang aku mencari bunga- bunga yang tumbuh liar untuk berendam. "
"Sekarang hanya melihatnya saja,aku sudah tau bagaimana cara menggunakan barang-barang ini. Sepertinya Kelanalah yang membuatku memahami semua ini.
Seandainya saja orang tuaku masih hidup beserta nenek dan kakekku pasti aku lebih bahagia.
Sudahlah aku harus segera mandi.... "
Alantas akupun mandi. Dan aku mulai mencoba baju baruku... Yang sejujurnya baru kali ini aku memakai baju seperti itu...
Akhirnya kupilih gamis wArna coklat susu dengan pasmina yang senada. Sungguh akupun sampai tidak mengenali dengan diriku sendiri..
Setelah itu aku pun menolehkan pandanganku kepada bayi Kelana yang masih tertidur.
"Bagaimana caraku berkomunikasi dengan bayi ini sedangkan ia seharian pasti tertidur?"
Tiba-tiba saja bayi itu membuka matanya dan menangis dengan kencang. Lantas tangan ini reflek meraihnya dan menggendongnya... Ku posisikan agak berdiri kutahan kepalanya agar mendekap di dadaku dengan tangan kananku. Sedangkan tangan kiriku menahan badannya agar tidak terjatuh. Tapi lagi usahaku hanya menghentikan tangisnya sebentar saja. Kelana kembali menangis dengan lantangnya.... Kini pikiranku yang kalut... Aku berpikir cara menenangkan tangisnya. Terakhir ku ingat memberikan Asiku dia langsung terdiam...
Lagi kuposisikan dia masih di dadaku... Akupun meraih kain dan membuat gendongan didepan agar kelana lebih nyaman. Setelah itu kuberikan Asiku untuknya agar lebih mudah dia menyusu padaku. Untungnya gamis ini memiliki bukaan didepan jadi aku dengan mudah membukanya. Dan jilbab pasmina ini juga pas untuk menutupi bayi Kelana yang sedang menyusu.
Cukup tenang seketik bayi ini selalu diam jika sudah menyusu. Cuman yang membuatku heran bayi ini selalu wangi layaknya bayi yang baru mandi. Dan dia pun tidak pernah ngompol maupun buang air besar.
"kruuukkk krukķ" suara terdengar tiba-tiba perutku terasa lapar.
Aku baru ingat terakhir aku makan yaitu kemarin siang. Dan sekarang sudah jam 8 pagi.
Mendengar suara perut Ria, Kelana pun menghentikan hisapanya. Sambil tersenyum dengan mulut mungilnya.
"Ooo .... Bayi ibu Sudah kenyang ya...?
Ayok sekarang kita jalan-jalan cari makan buat ibu... Agar Asinya semakin banyak. Dan kamu bisa minum sepuasnya". sambil menutup bajuku...
Setelah itu akupun mengambil tas selempang kecil yang ada dalam lemari untuk membawa uang-uangku. Akupun keluar rumah sambil mengunci pintu dari luar.
Pagi itu aku ingin makan di Rumah makan yang besar....
Q panggil Taksi agar lebih cepat perjalananku. Lagian ada bayi dalam gendonganku agar tidak kepanasan.
Setelah taxi berjalan 30 menit. Aku diturunkan di Rumah makan yang cukup besar. Dan tidak jauh dari situ aku bisa melihat Tugu yang atasnya terbuat dari emas. Warga sini mengatakan itu adalah Tugu monas.
"Selamat pagi... Mari silakan masuk", sapa pelayan ramah.
Akupun masuk dan memilih tempat yang VVIP.
"Aku mau semua menu yang paling lezat di Rumah makan ini disajikan ". perintahku pada pelayan. Padahal agar aku lebih mudah dan perlu memilih lagi😅.....
Sambil menunggu hidangan tersaji aku memandangi keindahan MONAS sambil mengingat peristiwa tadi seperti ada yang mengganjal.
"Astaga"sambil menutup mulutku saat aku tersadar dengan hal yang terjadi tadi. Aku langsung melepaskan Gendonganku dan meletakkan kelana di sampingku.... Vvip jadi kursi panjang yang kududuki terasa empuk."
Baru saja mau minta penjelasan dari Kelana, pintu ruanganku terbuka 2orang pelayan datang membawakan pesananku. Meja besar yang dihadapanku penuh dengan makanan yang ku pesan.
"Selamat Menikmati" pesan pelayan itu....
"Sedang ada yang ditunggu nona? Kok sendiri aja" tanyanya lagi
"Tidak.... Aku hanya berdua bersama anakku ini. Kami hanya ingin menikmati waktu aja. "jawabku singkat.
"oooo putra ibu sedang dikamar mandi y..... " ucapnya lagi
"iyaa.... " jawaban singkatku agar mereka cepat pergi.
Benar saja mereka langsung permisi untuk menimggalkan ruangku.
"masak bayi segede ini dia gak liat" gerutuku marah.
Pikiranku kembali melayang saat pertama aku sampai di kota ini tak ada satupun orang yang menanyakan perihal Kelana. Ketika aku di warteg, bahkan saat aku berada di kosan. Padahal aku dan adik pemilik rumahku sempat mengobrol panjang lebar. Dan tak ada satupun yang bertanya perihal Kelana.
Mataku melirik Kelana yang kurebahkan disampingku. Entah apa yang ia pikirkan. Satu senyuman kecil menghiasi bibirnya dan satu alis matanya yang naik turun. Aku seolah melihatnya yang sedang mengejekku karena kebingunganku.
Tapi ada lagi kejanggalanku padanya. Tubuh Kelana terlihat berisi, pipi gempilnya yang menyatakan itu. Heranya aku tak pernah merasa lelah jika menggendongnya. Bahkan aku tak seperti sedang menggendong lantaran tak ada beban yang kurasakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments