Aku Kembali
Seorang wanita berjalan memasuki gedung sebuah kantor tempat di mana suaminya berada, ketika ia baru saja tiba di depan gedung tersebut, dirinya disapa oleh satpam yang berjaga di depan pintu dan satpam tersebut mempersilakannya untuk masuk ke dalam. Selepas ia masuk ke dalam gedung pun banyak pegawai di kantor tersebut yang menyapanya dan memberikan hormat karena dia adalah istri dari CEO perusahaan ini. Wanita itu segera masuk ke dalam lift dan menekan angka 12 di mana tempat suaminya bekerja, ia sengaja datang tidak memberikan kabar terlebih dahulu agar menjadi kejutan.
“Apakah suamiku ada di dalam?” tanya wanita itu pada sekretaris suaminya.
“Iya, Tuan ada di dalam.”
“Kalau begitu, saya masuk dulu, ya.”
Dengan hati berbunga-bunga, wanita tersebut masuk ke dalam ruangan sebelum sempat dicegah oleh sekretaris suaminya yang sebelumnya sudah berpesan untuk jangan membiarkan siapa pun masuk ke dalam ruang kerja ini. Dan ketika ia masuk ke dalam ruangan kerja sang suami, justru malah dirinya yang dibuat terkejut akibat sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat. Kejutan yang niatnya ingin ia berikan pada suaminya jatuh ke lantai akibat
kejadian yang baru saja ia lihat di depan kedua mata kepalanya sendiri.
“Dela? Untuk apa kamu ke sini?”
Suaminya itu menyingkirkan tubuh wanita lain yang sebelumnya sudah sangat dekat dengan dirinya, sementara itu wanita yang bernama Dela itu masih nampak terkejut dengan apa yang barusan ia lihat, ia benar-benar tidak menyangka kalau suaminya tega berselingkuh di belakangnya.
“Apakah yang aku lihat ini nyata?”
“Iya, apa yang kamu lihat barusan ini nyata,” ujar wanita yang menjadi selingkuhan suaminya itu dengan nada angkuh.
“Dela, lebih baik kamu pulang saja,” ujar suaminya.
“Kenapa kamu menyuruhku pulang?! Apakah kamu menyuruhku pulang supaya kamu bisa berduaan dengan wanita ini?!” seru Dela marah.
“Jangan membuat keributan di kantor ini, Dela. Lebih baik kamu pergi dari sini atau aku akan memanggil satpam untuk menarikmu keluar!”
“Aku tidak akan pergi dari sini!”
****
Dela harus berhadapan dengan satpam yang mengusirnya dari ruangan kerja suaminya, sebenarnya satpam ini tidak tega harus mengusir Dela dari kantor ini namun karena ini adalah perintah langsung dari CEO maka
tidak mungkin satpam itu menolak apa yang diperintahkan olehnya.
“Maafkan saya Nyonya.”
Dela hanya bisa menangis tersedu-sedu dengan kenyataan yang harus ia lihat di depan kedua mata kepalanya sendiri, suaminya tengah bermesraan dengan wanita lain di dalam ruangan kerjanya dan parahnya
lagi semua orang di kantor ini berusaha menutupi semua ini darinya. Dela pulang ke rumah dengan hati yang hancur dan air mata yang belum sepenuhnya mengering, ketika ia tiba di rumah, dirinya sudah disambut oleh mama mertuanya yang sudah melipat tangan di dada sambil menatapnya tajam.
“Dari mana saja kamu?!”
“Aku dari kantor Ariandra, Ma.”
“Lalu kenapa wajahmu seperti itu dan kenapa menangis?”
“Ariandra… dia ….”
“Dia kenapa?”
“Dia berselingkuh di dalam ruangan kerjanya dan aku memergokinya dengan kedua mata kepalaku sendiri.”
Mama mertuanya itu nampak terkejut, namun sepertinya ia tidak mau percaya begitu saja dengan apa yang Dela katakan ini, ia justru malah menyebut bahwa Dela adalah seorang penipu.
“Kamu pikir bisa menipuku dengan air mata dan cerita palsumu? Anakku tidak mungkin berselingkuh, pasti kamu mengarang cerita kan?!”
****
Bukannya mendapatkan dukungan dari mama mertuanya, justru Dela malah disudutkan dan dituduh merekayasa cerita supaya mendapatkan simpati darinya. Kesedihannya pun semakin bertambah, ia hendak menenangkan diri
di dalam kamar, namun mama mertuanya mengatakan bahwa Dela tidak boleh pergi ke kamar karena pekerjaannya belum selesai.
“Kamu pikir siapa kamu di rumah ini main pergi seenaknya saja? Sekarang juga cepat kerjakan pekerjaanmu.”
Selepas mengatakan itu, mama mertuanya pergi meninggalkan Dela sendirian di ruang tengah, Della berusaha menghapus air matanya dan mengerjakan pekerjaannya seperti yang disuruh oleh mama mertuanya. Walau tinggal di rumah mewah yang besar, namun Dela tidak pernah diperlakukan layaknya menantu oleh mama mertuanya, justru ia malah dianggap sebagai asisten rumah tangga yang harus melakukan pekerjaan rumah. Ketika Della tengah membersihkan deretan vas bunga mahal milik mama mertuanya, ia tidak sengaja menyenggol dan memecahkan vas bunga tersebut karena ia kurang fokus dan hasilnya tentu saja vas bunga itu jatuh dan pecah.
“Ya Tuhan, apa yang sudah kamu lakukan dengan vas bungaku?!”
“Maafkan aku, Ma.”
“Maaf katamu?! Apakah dengan kata maaf maka vas bungaku akan kembali utuh seperti sebelumnya?!”
“Maafkan aku, Ma.”
“Kamu ini memang benar-benar harus dihukum!”
****
Dela kemudian dibawa ke sebuah gudang dan dikunci oleh mama mertuanya di dalam sana, ia sudah meminta untuk dibukakan pintunya oleh sang mama mertua, namun tidak ada jawaban hingga akhirnya hari pun sudah
beranjak malam dan Ariandra sudah pulang ke rumah dan disambut oleh sang mama, ia seperti mencari sesuatu ketika tiba di rumah ini.
“Di mana Dela?”
“Kenapa kamu mencari wanita itu?”
“Katakan di mana Della sekarang, Ma.”
“Sepertinya kamu panik sekali, ada apa, sayang?”
“Apakah Dela mengatakan sesuatu yang bukan-bukan pada Mama?”
“Jadi itu alasannya kenapa kamu mencari wanita tersebut?”
“Apa yang tadi ia katakan pada Mama?”
“Dia mengatakan pada Mama bahwa kamu membawa wanita lain ke dalam ruangan kerjamu.”
“Lalu apakah Mama mempercayai apa yang di katakan barusan?”
“Tentu saja tidak, Mama tidak mempercayai apa yang dia katakan dan kamu harus tahu juga bahwa saat ini Mama sedang mengurungnya di dalam gudang karena dia memecahkan vas bunga kesayangan Mama.”
“Begitu rupanya, aku mau mandi dulu.”
“Baiklah sayang.”
Ariandra kemudian pergi menuju kamarnya, namun tentu saja sebelum tiba di dalam kamarnya, ia melewati gudang tempat di mana Della disekap, ia hanya berhenti sebentar dan memandangi pintu gudang yang tertutup rapat sebelum kembali melanjutkan langkah kakinya masuk ke dalam kamar.
****
Ketika makan malam berlangsung, nampak Ariandra dan mamanya biasa saja menyantap makan malam walau tanpa kehadiran Dela di sana, namun hal berbeda ditunjukan oleh papanya Ariandra yang nampak penasaran ke
mana perginya menantunya sampai-sampai tidak ikut makan malam.
“Di mana Dela? Kok dia tidak ikut makan malam bersama kita?”
“Aku tidak tahu dia pergi ke mana, dia tadi siang pergi dan tidak kembali.”
“Benarkah? Ariandra, kenapa tidak kamu coba untuk menelpon istrimu?”
“Aku sudah mencoba menelponnya, namun ponselnya mati,” jawab Ariandra datar.
Selepas makan malam, Ariandra hendak kembali ke kamarnya namun sebelum ia sampai di kamar, adiknya menahan tangannya.
“Bukankah tadi siang Dela menemuimu di kantor?”
“Apa maksudmu?”
“Tadi siang aku melihatnya datang ke kantor, sepertinya dia sedih ketika dibawa keluar paksa oleh satpam, sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan padanya?”
“Itu sama sekali bukan urusanmu, Denis. Urus saja masalahmu sendiri,” ujar Ariandra dingin seraya pergi meninggalkan Denis.
Denis hendak menuju kamarnya, namun ia mendengar suara orang meminta tolong dari dalam gudang dan ia mengenali suara orang yang meminta tolong itu.
“Bukankah itu suara Dela?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments