Ide Dari Mama

Denis yang awalnya hendak menuju kamarnya seketika terhenti langkahnya ketika ia mendengar suara seseorang meminta tolong dari dalam pintu gudang, ketika ia dengarkan dengan seksama suara itu, ia segera mencoba membuka pintu gudang yang tertutup itu namun sayangnya pintu gudang terkunci.

“Dela, apakah kamu di dalam sana?” tanya Denis.

“Tolong aku,” rintih Dela.

Denis kini menjadi yakin bahwa memang Della yang ada di dalam gudang tersebut, ia mencoba mendobrak pintu gudang tersebut dan percobaannya berhasil. Ketika pintu sudah berhasil terbuka, ia melihat Della dalam kondisi yang mengenaskan, rupanya karena suara ribut tersebut mengundang Ariandra dan juga kedua orang tua mereka ke gudang.

“Ada apa ini?” tanya Ariandra.

“Dela terkunci di dalam gudang ini,” jawab Denis.

“Terkunci di dalam gudang?”

“Siapa yang melakukan ini padamu?” tanya Denis.

Namun Dela tidak berani buka suara siapa orang yang sudah melakukan hal ini padanya, Dela kemudian dibawa masuk ke dalam kamar oleh Ariandra, pria itu mengatakan bahwa ia akan merawat Dela dan meminta agar

yang lainnya tidak perlu khawatir dengan keadaan istrinya itu. Selepas kedua orang tuanya dan Denis berlalu, kini Ariandra menutup pintu kamarnya dan mengacuhkan Dela, ia mengatakan pada Della bahwa wanita itu harus tidur di sofa.

“Jangan mengganguku karena aku sedang lelah sekarang.”

Dela dengan berat hati kemudian tidur di sofa sementara Ariandra tidur di tempat tidur sendirian, sebelumnya memang mereka sudah lama pisah kamar namun tidak ada yang mengetahui hal tersebut hingga saat ini.

****

Ketika pagi hari, Dela sudah bangun dan sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan, ketika ia sedang berada di dapur itulah, mama mertuanya datang menghampiri dan menanyakan sesuatu padanya.

“Kamu sama sekali tidak mengatakan apa pun pada Ariandra, kan?”

“Tidak, Ma, aku sama sekali tidak mengatakan apa pun.”

“Bagus, kalau sampai Ariandra atau yang lainnya tahu apa yang terjadi kemarin, maka aku tidak akan mengampunimu! Ingat itu baik-baik.”

Selepas mengatakan itu, mama mertuanya kemudian pergi meninggalkan Della yang masih sibuk memasak di dapur, Dela menghela napasnya berat dengan kelakuan mama mertuanya, ia sudah diperlakukan tidak baik sejak

hari pertama ia menginjakan kaki di rumah ini namun selama ini pula ia sama sekali tidak pernah menceritakan soal penderitaannya pada siapa pun.

“Dela, kenapa kamu lama sekali?! Semua sudah menunggu sarapannya!”

“Iya, Ma.”

Dela buru-buru menyajikan sarapan di atas meja setelah mama mertuanya berteriak meminta supaya ia cepat menyajikan sarapan, di meja makan seluruh anggota keluarga sudah duduk berkumpul di sana kecuali

dirinya.

“Ayo Dela, duduklah dan ikut makan,” ujar papa mertuanya.

“Aku… aku ….”

“Apakah kamu tidak dengar apa yang suamiku katakan barusan? Duduk!” seru mama mertuanya geram.

“Tika, jangan berteriak seperti itu padanya.”

“Dia selalu membuatku emosi, menyebalkan sekali,” keluh sang mama mertua.

****

Selepas semua orang berangkat bekerja, tinggallah Dela di rumah bersama dengan mama mertuanya serta para asisten rumah tangga yang bekerja di rumah ini. Beruntungnya hari ini mama mertuanya itu sepertinya

hendak pergi ke suatu tempat karena ia langsung mengenakan pakaian bagus, ia meminta supaya asisten rumah tangga mengawasi Della dan melapor padanya kalau Dela mencoba melarikan diri dari rumah saat ia tidak ada.

“Baik Nyonya.”

Tika kemudian masuk ke dalam mobilnya dan selepasnya kendaraan tersebut melaju meninggalkan rumah, Dela melakukan pekerjaannya seperti biasa di rumah ini seperti membersihkan debu di lemari dan perabotan

rumah lain, mengepel lantai dan mencuci pakaian, sebuah kejutan tak terduga ia terima ketika saat ia melakukan semua kegiatan tersebut, ibunya datang ke rumah tanpa pemberitahuan.

“Ibu?”

“Della? Apa yang sedang kamu lakukan?”

“Aku… aku sedang melakukan pekerjaan rumah.”

Ibunya Della nampak sedih dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini, putrinya lebih layak dikatakan sebagai seorang asisten rumah tangga dibanding menantu terhormat dari keluarga ini.

“Ibu, kenapa menangis?”

“Katakan yang sejujurnya pada Ibu, apakah mereka sudah lama memperlakukanmu seperti ini?”

“Ibu ini bicara apa?”

“Kamu tidak perlu berbohong pada Ibu, katakan kejujurannya, Nak.”

****

Tika baru saja selesai dari pertemuan dengan teman-teman sosialitanya dan ia pikir untuk mampir sebentar ke kantor putranya karena jarak dari tempatnya berada tidaklah terlalu jauh ke kantor Ariandra. Ia

langsung menuju lantai di mana Ariandra bekerja, lagi-lagi sekretaris Ariandra melarang Tika untuk masuk ke dalam ruangan kerja Ariandra karena memang itulah pesan dari Ariandra padanya.

“Kenapa aku tidak boleh masuk ke dalam? Kamu tahu kan kalau aku ini adalah ibunya Ariandra?”

“Saya tahu, namun itu adalah pesan dari Tuan Ariandra, sebelumnya istri Tuan Ariandra juga datang dan masuk ke dalam kemudian berakhir saya mendapatkan teguran dari beliau, kalau saya mendapat teguran lagi maka saya akan dipecat, Nyonya.”

“Memangnya apa yang dilakukan oleh putraku di dalam sana sampai-sampai tidak boleh ada seorang pun yang masuk?”

“Saya tidak bisa mengatakannya, Nyonya, Tuan Ariandra melarang saya mengatakannya.”

Tika kemudian membuka pintu ruangan Ariandra tanpa bisa dicegah oleh sekretarisnya dan terkejutlah wanita itu saat melihat putranya sedang berduaan dengan wanita lain. Tidak hanya Tika saja yang terkejut, namun Ariandra dan wanita itu sama terkejutnya dengan Tika.

“Mama?”

“Ariandra, apa yang sebenarnya terjadi ini? Kenapa ada wanita lain di ruangan kerjamu?”

“Aku bisa menjelaskan semuanya, Ma.”

“Iya, kamu memang harus menjelaskannya pada Mama sekarang juga.”

****

Pada akhirnya karena sudah kepergok basah, Ariandra terpaksa jujur pada mamanya mengenai hubungan terlarangnya dengan wanita yang bernama Eva ini. Ariandra mengatakan bahwa ia mencintai Eva dan ingin menikah dengan wanita ini, mendengar apa yang Ariandra katakan barusan tentu saja membuat Tika sangat terkejut, ia tahu bahwa tidaklah mudah bagi Ariandra untuk berpisah dengan Dela karena suaminya begitu menyayangi Dela.

“Mama tidak akan mempermasalahkan ini kan? Tolong jangan katakan apa pun pada papa.”

“Mama tidak akan mengatakan soal ini pada papamu, namun yang Mama khawatirkan dia cepat atau lambat akan mengetahui perselingkuhan kalian.”

“Aku akan mengatur semuanya dengan baik supaya papa tidak mengetahui perselingkuhan ini.”

“Mustahil kamu bisa terus menerus menyembunyikan perselingkuhan ini dari dia, cepat atau lambat papamu akan mengetahui yang sebenarnya.”

“Kalau begitu Mama harus membantuku supaya papa tidak mengetahui soal perselingkuhanku ini.”

“Kamu membuat kepala Mama menjadi pusing saja, rupanya apa yang Dela katakan itu benar.”

“Ada satu cara supaya kamu dan Della bisa berpisah,” ujar Eva.

“Apa itu?” tanya Ariandra penasaran.

“Kamu harus membuat Della pergi untuk selama-lamanya,” ujar Eva.

“Pergi untuk selama-lamanya? Maksudmu adalah aku harus membunuhnya begitu?” tanya Ariandra terkejut.

“Tentu saja, memangnya apalagi yang dapat kamu lakukan? Kalau Dela sudah meninggal dunia, maka kamu bisa memiliki alasan agar dapat menikah denganku,” ujar Eva.

“Tapi itu terlalu mengerikan, maksudku… membunuhnya?” ujar Ariandra yang nampak bimbang.

“Mungkin kamu bisa mempertimbangkan saran dari wanita itu, Nak,” ujar Tika.

“Jadi Mama menyetujui idenya?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!