Dorongan Kuat

Sebagai seorang ibu tentu saja Ruswianthi ingin yang terbaik untuk putrinya, ia sudah mencoba berbagai cara supaya Della mau ikut pulang bersamanya dan pergi meninggalkan rumah keluarga ini namun sayangnya

Dela enggan melakukan itu.

“Maafkan aku Bu, namun tolong hargai keputusan yang sudah aku buat ini.”

Hati Ruswianthi sedih sekali ketika keputusan Dela tetap tidak berubah, putrinya itu memilih untuk bertahan di rumah ini dengan segala keburukan yang tersimpan di dalamnya.

“Baiklah, Ibu mengerti.”

Dengan berat hati, Ruswianthi kemudian pergi dari rumah keluarga Hermanto, langkah kakinya diperhatikan oleh Tika dengan tatapan merendahkannya. Ruswianthi pun pergi dari rumah tersebut dan selepas sang ibu pergi, awal dari bencana itu datang menghampiri Dela.

“Apa saja yang sudah kamu katakan pada ibumu itu?”

“Aku tidak mengatakan apa pun pada ibu, Ma.”

“Kamu masih bisa-bisanya berbohong padaku?!”

****

Ariandra tiba di rumah, ketika ia tiba di rumah hanya nampak sang mama yang sedang duduk sendirian di sofa sambil memainkan ponselnya, ia menghampiri sang mama dan bertanya soal Dela ada di mana.

“Apakah Mama melihat di mana Dela?”

Tika menghela napasnya kesal, kenapa di saat ia ingin melupakan kejengkelannya pada wanita itu putranya itu malah mengungkit soal nama orang yang tidak ingin ia dengar saat ini.

“Mama sedang bersantai di sini dan kamu menanyakan nama wanita yang tidak ingin Mama dengar namanya di rumah ini.”

“Apakah dia berbuat ulah lagi hari ini?”

“Dia membawa ibunya itu ke rumah dan ibunya itu membentak-bentak Mama.”

Ariandra nampak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Tika barusan, ia memastikan sekali lagi apakah Tika benar-benar mengatakan yang sebenarnya atau tidak.

“Untuk apa Mama berbohong padamu? Sama sekali tidak ada gunanya Mama berbohong.”

“Lalu di mana dia sekarang?”

“Mama menyekapnya lagi di gudang.”

“Kalau Denis tahu bagaimana?”

“Denis atau papamu tidak akan tahu karena Mama sudah melakban mulut wanita itu jadi dia tidak akan bisa meminta tolong atau membuat suara.”

“Namun Denis pasti akan mencari keberadaan Della lagi di gudang itu.”

“Bukan di gudang waktu itu, tapi di gudang belakang rumah, Denis tidak akan mungkin mencarinya sampai ke sana.”

****

Ketika makan malam berlangsung, lagi-lagi Dela tidak ada di meja makan, Rangga bertanya pada istrinya mengenai di mana keberadaan menantunya namun Tika berdusta bahwa ia tidak tahu di mana Della berada.

“Jangan-jangan Mama sudah melakukan hal yang buruk lagi pada Dela?” tuduh Denis.

“Denis, kenapa kamu menuduh Mamamu ini yang tidak-tidak?”

“Kalau aku perhatikan sepertinya kamu perhatian sekali pada Dela, apakah sebenarnya kamu mencintai Della dibandingkan tunanganmu itu?” sindir Ariandra.

“Aku peduli pada Dela karena kamu dan Mama memperlakukannya dengan buruk, kamu kan suaminya kenapa kamu bersikap kasar pada istrimu sendiri dan sama sekali tidak membelanya saat Mama melakukan sesuatu hal yang tidak baik padanya?”

“Itu urusanku, urus saja masalahmu sendiri.”

“Sudah cukup, jangan bertengkar di meja makan,” tegas Rangga yang memutus perdebatan di antara kedua putranya.

Selepas makan malam, Denis kembali mencoba mencari di mana keberadaan Dela, tempat pertama yang coba ia datangi adalah gudang dulu tempat ia menemukan Dela, namun ia sama sekali tidak menemukan keberadaan

wanita itu di sana.

“Kamu sedang mencari apa di gudang?” tanya Tika.

“Tidak, bukan apa-apa,” jawab Denis.

“Apakah kamu tidak mempercayai Mama sampai-sampai mencarinya di tempat ini?”

“Bukan begitu, Ma.”

****

Sampai keesokan paginya keberadaan Dela masih belum juga ditemukan, Rangga mengusulkan untuk melaporkan hal ini pada polisi jika sampai nanti siang Dela belum juga ditemukan namun ide Rangga itu ditolak oleh

Tika, dia beralasan bahwa hal yang coba suaminya lakukan itu sangatlah berlebihan.

“Kamu terlalu berlebihan dalam menanggapi hilangnya wanita itu, sayang. Nanti juga dia akan kembali ke rumah dengan sendirinya,” ujar Tika.

“Kamu bisa begitu tenang mengatakan hal itu dan justru hal tersebut yang membuatku jadi curiga apakah jangan-jangan memang kamu mengetahui sesuatu mengenai hilangnya Dela?”

“Astaga kamu dan Denis sama saja, sama-sama menuduhku melakukan tindakan kejahatan padahal aku sama sekali tidak melakukan apa pun pada wanita itu.”

“Aku harap kamu mengatakan yang sejujurnya Tika.”

Selepas mengatakan itu Rangga pun pergi meninggalkan istrinya sendiri, Tika menghela napasnya kesal, ia benar-benar benci pada Dela karena suaminya begitu perhatian pada wanita itu. Tika memastikan terlebih dahulu kalau suaminya dan Denis sudah pergi dari rumah barulah ia berani menghampiri gudang untuk memberikan pelajaran pada Della. Tika menelpon Ariandra untuk segera menemuinya di belakang rumah dan tidak lama kemudian

Ariandra datang menemui mamanya.

“Mereka berdua sudah pergi kan?” tanya Tika memastikan.

“Iya, mereka sudah pergi, cepat buka pintunya,” jawab Ariandra.

****

Ketika mereka membuka pintu gudang belakang nampak keadaan Dela sudah sangat memprihatinkan, Tika mengatakan pada Ariandra untuk segera membawa Dela pergi dari rumah ini sebelum papanya dan Denis pulang ke rumah.

“Namun aku harus membawanya ke mana, Ma?”

“Kamu buang saja dia ke sembarang tempat yang jauh dari permukiman warga supaya dia tidak bisa ditemukan.”

“Tapi Ma ….”

“Ini kesempatan emas kita untuk menghilangkan wanita ini, kamu bilang ingin menikah dengan Eva maka sebelum semua itu terjadi maka kita harus membuang dia dulu jauh dari tempat ini.”

Ariandra nampak berpikir sejenak sementara itu Dela yang mendengar percakapan antara mama mertua dan suaminya begitu sedih, ia tak percaya kalau dia akan dibuang ke tempat yang jauh supaya tidak dapat ditemukan

oleh orang lain.

“Tunggu apalagi? Cepat lakukan,” ujar Tika.

“Tapi Ma ….”

“Tidak ada tapi-tapian, segera bawa dia pergi.”

Dela memberontak saat Ariandra hendak membawanya pergi dari gudang ini dengan dibantu oleh Tika, Dela berusaha berteriak dan melepaskan ikatan di tangan dan kakinya namun tentu saja usahanya itu belum

membuahkan hasil.

“Sebentar lagi kamu hanya akan tinggal nama saja Dela,” geram Tika yang nampaknya sudah begitu berambisi untuk melenyapkan menantunya ini.

Saat Dela sudah dimasukan ke dalam mobil Ariandra dan mereka hendak pergi, pintu gerbang terbuka dan menampakan mobil Denis di sana, mereka berdua nampak terkejut karena Denis pulang cepat sekali.

“Bagaimana ini, Ma? Kenapa Denis sudah pulang?”

“Kamu tetaplah di mobil, Mama akan menghampirinya dan mengajaknya mengobrol saat itulah kamu langsung tancap gas dan lakukan misi kita, ingat jangan sampai gagal.”

“Baik, Ma.”

“Hmppppt!”

“Astaga dia masih berisik juga,” geram Tika yang sebenarnya ingin menghajar Della supaya diam namun Denis sudah keburu turun dari mobilnya dan sedang berjalan ke arah mobil Ariandra.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!