Denis baru saja pulang ke rumah dan ia menemukan mobil milik Ariandra seperti hendak keluar, namun sepertinya ada yang mencurigakan dari dalam mobil tersebut hingga membuatnya mendekati mobil tersebut. Baru saja ia hendak mendekati mobil tersebut, mamanya keluar dari mobil Ariandra dan menghampirinya.
“Kamu sudah pulang, Nak?”
“Iya, dia mau pergi ke mana?”
“Oh, dia sedang ada urusan.”
Di saat itulah, Ariandra memacu kendarannya keluar dari rumah dengan agak tergesa-gesa hingga membuat Denis bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi saat ini.
“Benarkah?”
“Iya, memangnya kenapa kamu menanyakan hal tersebut, Nak?”
“Tidak, hanya saja sepertinya Ariandra menyembunyikan sesuatu.”
“Tidak baik berburuk sangka pada kakakmu sendiri, sudahlah ayo kita masuk ke dalam.”
Denis sebenarnya masih penasaran mau pergi ke mana Ariandra saat ini, namun akhirnya ia masuk ke dalam rumah juga bersama dengan mamanya.
****
Sementara itu di dalam mobil Dela berusaha meronta dan melepaskan diri, Ariandra fokus mengemudikan mobilnya menuju sebuah tempat yang sangat jauh dari perkotaan hingga setelah beberapa jam ia mengemudi,
tibalah Ariandra di sebuah tempat yang jauh dari permukiman penduduk. Ia segera mengambil Della keluar dari dalam mobilnya dan membuang istrinya itu di tempat tersebut.
“Maafkan aku Dela karena harus melakukan ini, namun ini jauh lebih baik dari pada aku harus membunuhmu.”
Selepas mengatakan itu Ariandra segera masuk kembali ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Dela sendirian di tempat itu dengan posisi tangan dan kaki yang terikat tali tambang dan mulut yang dilakban. Ariandra masih mengamati gerak-gerik Dela dari spion mobilnya, namun ia berusaha untuk tidak mempedulikan wanita itu dan terus melajukan kendaraannya untuk segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ia langsung ditanya oleh
Tika mengenai apakah rencana mereka berhasil atau tidak.
“Aku sudah melakukan seperti apa yang Mama katakan.”
“Benarkah? Kamu sudah pastikan kalau dia tidak akan pernah kembali kan?”
“Iya, Ma.”
“Baguslah.”
“Apakah tadi Denis menanyakan sesuatu pada Mama?”
“Kamu tidak perlu memikirkan dia, yang penting rencana kita sudah berhasil.”
“Aku mau pergi ke kamarku dulu.”
****
Sudah 24 jam berlalu dan Dela belum juga ditemukan hingga akhirnya Rangga memutuskan untuk melaporkan kasus kehilangan ini pada polisi namun Tika lagi-lagi tak setuju dengan ide suaminya itu.
“Sudah aku katakan padamu kan, nanti juga dia akan kembali dengan sendirinya ke rumah ini.”
“Kenapa kamu sepertinya malah mendukung sekali kalau Dela tidak pernah kembali ke rumah ini? Atau jangan-jangan kamu ada ikut campur dalam masalah menghilangnya dia?”
“Apa maksudmu barusan? Aku sama sekali tidak tahu menahu soal ke mana perginya dia.”
“Kalau begitu kenapa kamu selalu saja menghalangiku untuk melaporkan kasus kehilangan ini pada polisi?”
“Aku hanya memberikan saran saja, dia pasti akan segera kembali ke rumah tanpa kita harus melaporkan kasus ini pada polisi.”
“Aku harap kamu mengatakan yang sejujurnya Tika, awas saja kalau aku tahu kamu berbohong.”
Selepas mengatakan itu Rangga langsung pergi meninggalkan Tika, selepas suaminya pergi ia menghela napasnya panjang, namun Tika penasaran karena suaminya itu terlihat pergi dari rumah dengan menaiki mobilnya.
“Mau ke mana dia sekarang?” gumam Tika penasaran.
“Apa yang sedang Mama lihat?” tanya Ariandra penasaran.
“Papamu, dia barusan pergi dari rumah,” jawab Tika yang masih memperhatikan dari balik jendela rumah.
“Lalu kenapa memangnya?”
“Mama takut kalau papamu akan melapor pada polisi soal kehilangan Della.”
****
Rangga pergi ke rumah keluarga Della untuk mencari di mana keberadaan menantunya tersebut, ia kini sudah berada di depan rumah besannya dan mengetuk pintu rumah tersebut sebelum pintu akhirnya terbuka.
Ruswianthi nampak terkejut mendapati besannya berdiri di depan pintu rumahnya, ia pun menanyakan ada keperluan apa besannya ini datang ke rumahnya.
“Ada apa Tuan datang ke rumah saya?”
“Apakah Dela ada di dalam? Saya mau bicara dengannya.”
“Dia tidak ada di dalam.”
“Bu Ruswianthi, tolong izinkan saya bertemu dengan Dela sebentar, saya ingin bicara dengannya.”
“Sudah saya katakan bahwa dia tidak ada di dalam, bukankah dia ada di rumah kalian? Kenapa Tuan mencari anakku di rumah ini?!”
“Dia tidak ada di rumah kami, dia sejak kemarin menghilang, saya pikir dia ada di rumah ini.”
Mendengar ucapan besannya barusan membuat Ruswianthi terkejut bukan main, ia takut kalau sesuatu hal yang buruk terjadi pada putrinya, ia nyaris saja ambruk ke lantai kalau saja Rangga tidak menahannya supaya tidak jatuh.
“Anda baik-baik saja?”
“Apakah Tuan serius? Putriku menghilang sejak kemarin?”
“Iya, untuk sebab itu saya datang ke sini karena ingin mencarinya.”
Ruswianthi menangis, ia takut kalau sesuatu hal yang buruk terjadi pada putrinya, di dalam pikirannya saat ini adalah ia harus mencari keberadaan Dela sampai ia menemukannya.
****
Ruswianthi menceritakan soal kelakuan Tika pada putrinya mumpung saat ini ada Rangga yang bisa dijadikan tempat mengadu, Rangga yang mendengar cerita dari besannya itu merasa terkejut dengan kelakuan istrinya selama ia bekerja di kantor, rupanya selama ini Tika suka sekali memperlakukan Dela dengan kasar dan membuatnya bekerja layaknya asisten rumah tangga.
“Apakah anda serius?”
“Iya, untuk apa saya berbohong? Saya sebelumnya sudah meminta supaya Dela ikut dengan saya pulang ke rumah namun dia menolaknya, dia mengatakan ingin tetap berada di rumah itu sampai benar-benar bercerai dari
Ariandra.”
Rangga merasa bahwa Ruswianthi sedang tidak berbohong atau mengarang cerita padanya, ia segera pulang ke rumah untuk mengonfirmasi secara langsung pada istrinya mengenai apa saja yang selama ini sudah dilakukan
oleh Tika pada Dela.
“Kamu dari mana saja, sayang?” tanya Tika ketika suaminya baru saja kembali ke rumah.
“Tika, apakah selama ini kamu sudah berbuat tidak baik pada Dela?” tanya Rangga yang sepertinya tidak mau berbasa-basi dengan istrinya.
“Kamu ini bicara apa, sih? Aku sama sekali tidak mengerti.”
“Sudahlah Tika, kamu jangan berbohong lagi, kamu selama ini sudah membuat Dela menderita di rumah ini kan?”
“Siapa yang mengatakan ini padamu?”
“Kamu tidak perlu tahu siapa orang yang mengatakan ini padaku, sekarang aku malah jadi curiga kalau kamu ada sangkut pautnya dengan hilangnya Dela.”
“Tega sekali kamu menuduhku yang bukan-bukan, aku sudah mengatakan bahwa aku tidak tahu apa pun soal menghilangnya Dela!”
“Kalau begitu aku akan mengumpulkan semua informasi yang bisa aku dapatkan, kalau memang terbukti bahwa kamu terlibat dalam menghilangnya Dela, maka awas saja!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments