NovelToon NovelToon

Aku Kembali

Awal Drama

Seorang wanita berjalan memasuki gedung sebuah kantor tempat di mana suaminya berada, ketika ia baru saja tiba di depan gedung tersebut, dirinya disapa oleh satpam yang berjaga di depan pintu dan satpam tersebut mempersilakannya untuk masuk ke dalam. Selepas ia masuk ke dalam gedung pun banyak pegawai di kantor tersebut yang menyapanya dan memberikan hormat karena dia adalah istri dari CEO perusahaan ini. Wanita itu segera masuk ke dalam lift dan menekan angka 12 di mana tempat suaminya bekerja, ia sengaja datang tidak memberikan kabar terlebih dahulu agar menjadi kejutan.

“Apakah suamiku ada di dalam?” tanya wanita itu pada sekretaris suaminya.

“Iya, Tuan ada di dalam.”

“Kalau begitu, saya masuk dulu, ya.”

Dengan hati berbunga-bunga, wanita tersebut masuk ke dalam ruangan sebelum sempat dicegah oleh sekretaris suaminya yang sebelumnya sudah berpesan untuk jangan membiarkan siapa pun masuk ke dalam ruang kerja ini. Dan ketika ia masuk ke dalam ruangan kerja sang suami, justru malah dirinya yang dibuat terkejut akibat sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat. Kejutan yang niatnya ingin ia berikan pada suaminya jatuh ke lantai akibat

kejadian yang baru saja ia lihat di depan kedua mata kepalanya sendiri.

“Dela? Untuk apa kamu ke sini?”

Suaminya itu menyingkirkan tubuh wanita lain yang sebelumnya sudah sangat dekat dengan dirinya, sementara itu wanita yang bernama Dela itu masih nampak terkejut dengan apa yang barusan ia lihat, ia benar-benar tidak menyangka kalau suaminya tega berselingkuh di belakangnya.

“Apakah yang aku lihat ini nyata?”

“Iya, apa yang kamu lihat barusan ini nyata,” ujar wanita yang menjadi selingkuhan suaminya itu dengan nada angkuh.

“Dela, lebih baik kamu pulang saja,” ujar suaminya.

“Kenapa kamu menyuruhku pulang?! Apakah kamu menyuruhku pulang supaya kamu bisa berduaan dengan wanita ini?!” seru Dela marah.

“Jangan membuat keributan di kantor ini, Dela. Lebih baik kamu pergi dari sini atau aku akan memanggil satpam untuk menarikmu keluar!”

“Aku tidak akan pergi dari sini!”

****

Dela harus berhadapan dengan satpam yang mengusirnya dari ruangan kerja suaminya, sebenarnya satpam ini tidak tega harus mengusir Dela dari kantor ini namun karena ini adalah perintah langsung dari CEO maka

tidak mungkin satpam itu menolak apa yang diperintahkan olehnya.

“Maafkan saya Nyonya.”

Dela hanya bisa menangis tersedu-sedu dengan kenyataan yang harus ia lihat di depan kedua mata kepalanya sendiri, suaminya tengah bermesraan dengan wanita lain di dalam ruangan kerjanya dan parahnya

lagi semua orang di kantor ini berusaha menutupi semua ini darinya. Dela pulang ke rumah dengan hati yang hancur dan air mata yang belum sepenuhnya mengering, ketika ia tiba di rumah, dirinya sudah disambut oleh mama mertuanya yang sudah melipat tangan di dada sambil menatapnya tajam.

“Dari mana saja kamu?!”

“Aku dari kantor Ariandra, Ma.”

“Lalu kenapa wajahmu seperti itu dan kenapa menangis?”

“Ariandra… dia ….”

“Dia kenapa?”

“Dia berselingkuh di dalam ruangan kerjanya dan aku memergokinya dengan kedua mata kepalaku sendiri.”

Mama mertuanya itu nampak terkejut, namun sepertinya ia tidak mau percaya begitu saja dengan apa yang Dela katakan ini, ia justru malah menyebut bahwa Dela adalah seorang penipu.

“Kamu pikir bisa menipuku dengan air mata dan cerita palsumu? Anakku tidak mungkin berselingkuh, pasti kamu mengarang cerita kan?!”

****

Bukannya mendapatkan dukungan dari mama mertuanya, justru Dela malah disudutkan dan dituduh merekayasa cerita supaya mendapatkan simpati darinya. Kesedihannya pun semakin bertambah, ia hendak menenangkan diri

di dalam kamar, namun mama mertuanya mengatakan bahwa Dela tidak boleh pergi ke kamar karena pekerjaannya belum selesai.

“Kamu pikir siapa kamu di rumah ini main pergi seenaknya saja? Sekarang juga cepat kerjakan pekerjaanmu.”

Selepas mengatakan itu, mama mertuanya pergi meninggalkan Dela sendirian di ruang tengah, Della berusaha menghapus air matanya dan mengerjakan pekerjaannya seperti yang disuruh oleh mama mertuanya. Walau tinggal di rumah mewah yang besar, namun Dela tidak pernah diperlakukan layaknya menantu oleh mama mertuanya, justru ia malah dianggap sebagai asisten rumah tangga yang harus melakukan pekerjaan rumah. Ketika Della tengah membersihkan deretan vas bunga mahal milik mama mertuanya, ia tidak sengaja menyenggol dan memecahkan vas bunga tersebut karena ia kurang fokus dan hasilnya tentu saja vas bunga itu jatuh dan pecah.

“Ya Tuhan, apa yang sudah kamu lakukan dengan vas bungaku?!”

“Maafkan aku, Ma.”

“Maaf katamu?! Apakah dengan kata maaf maka vas bungaku akan kembali utuh seperti sebelumnya?!”

“Maafkan aku, Ma.”

“Kamu ini memang benar-benar harus dihukum!”

****

Dela kemudian dibawa ke sebuah gudang dan dikunci oleh mama mertuanya di dalam sana, ia sudah meminta untuk dibukakan pintunya oleh sang mama mertua, namun tidak ada jawaban hingga akhirnya hari pun sudah

beranjak malam dan Ariandra sudah pulang ke rumah dan disambut oleh sang mama, ia seperti mencari sesuatu ketika tiba di rumah ini.

“Di mana Dela?”

“Kenapa kamu mencari wanita itu?”

“Katakan di mana Della sekarang, Ma.”

“Sepertinya kamu panik sekali, ada apa, sayang?”

“Apakah Dela mengatakan sesuatu yang bukan-bukan pada Mama?”

“Jadi itu alasannya kenapa kamu mencari wanita tersebut?”

“Apa yang tadi ia katakan pada Mama?”

“Dia mengatakan pada Mama bahwa kamu membawa wanita lain ke dalam ruangan kerjamu.”

“Lalu apakah Mama mempercayai apa yang di katakan barusan?”

“Tentu saja tidak, Mama tidak mempercayai apa yang dia katakan dan kamu harus tahu juga bahwa saat ini Mama sedang mengurungnya di dalam gudang karena dia memecahkan vas bunga kesayangan Mama.”

“Begitu rupanya, aku mau mandi dulu.”

“Baiklah sayang.”

Ariandra kemudian pergi menuju kamarnya, namun tentu saja sebelum tiba di dalam kamarnya, ia melewati gudang tempat di mana Della disekap, ia hanya berhenti sebentar dan memandangi pintu gudang yang tertutup rapat sebelum kembali melanjutkan langkah kakinya masuk ke dalam kamar.

****

Ketika makan malam berlangsung, nampak Ariandra dan mamanya biasa saja menyantap makan malam walau tanpa kehadiran Dela di sana, namun hal berbeda ditunjukan oleh papanya Ariandra yang nampak penasaran ke

mana perginya menantunya sampai-sampai tidak ikut makan malam.

“Di mana Dela? Kok dia tidak ikut makan malam bersama kita?”

“Aku tidak tahu dia pergi ke mana, dia tadi siang pergi dan tidak kembali.”

“Benarkah? Ariandra, kenapa tidak kamu coba untuk menelpon istrimu?”

“Aku sudah mencoba menelponnya, namun ponselnya mati,” jawab Ariandra datar.

Selepas makan malam, Ariandra hendak kembali ke kamarnya namun sebelum ia sampai di kamar, adiknya menahan tangannya.

“Bukankah tadi siang Dela menemuimu di kantor?”

“Apa maksudmu?”

“Tadi siang aku melihatnya datang ke kantor, sepertinya dia sedih ketika dibawa keluar paksa oleh satpam, sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan padanya?”

“Itu sama sekali bukan urusanmu, Denis. Urus saja masalahmu sendiri,” ujar Ariandra dingin seraya pergi meninggalkan Denis.

Denis hendak menuju kamarnya, namun ia mendengar suara orang meminta tolong dari dalam gudang dan ia mengenali suara orang yang meminta tolong itu.

“Bukankah itu suara Dela?”

Ide Dari Mama

Denis yang awalnya hendak menuju kamarnya seketika terhenti langkahnya ketika ia mendengar suara seseorang meminta tolong dari dalam pintu gudang, ketika ia dengarkan dengan seksama suara itu, ia segera mencoba membuka pintu gudang yang tertutup itu namun sayangnya pintu gudang terkunci.

“Dela, apakah kamu di dalam sana?” tanya Denis.

“Tolong aku,” rintih Dela.

Denis kini menjadi yakin bahwa memang Della yang ada di dalam gudang tersebut, ia mencoba mendobrak pintu gudang tersebut dan percobaannya berhasil. Ketika pintu sudah berhasil terbuka, ia melihat Della dalam kondisi yang mengenaskan, rupanya karena suara ribut tersebut mengundang Ariandra dan juga kedua orang tua mereka ke gudang.

“Ada apa ini?” tanya Ariandra.

“Dela terkunci di dalam gudang ini,” jawab Denis.

“Terkunci di dalam gudang?”

“Siapa yang melakukan ini padamu?” tanya Denis.

Namun Dela tidak berani buka suara siapa orang yang sudah melakukan hal ini padanya, Dela kemudian dibawa masuk ke dalam kamar oleh Ariandra, pria itu mengatakan bahwa ia akan merawat Dela dan meminta agar

yang lainnya tidak perlu khawatir dengan keadaan istrinya itu. Selepas kedua orang tuanya dan Denis berlalu, kini Ariandra menutup pintu kamarnya dan mengacuhkan Dela, ia mengatakan pada Della bahwa wanita itu harus tidur di sofa.

“Jangan mengganguku karena aku sedang lelah sekarang.”

Dela dengan berat hati kemudian tidur di sofa sementara Ariandra tidur di tempat tidur sendirian, sebelumnya memang mereka sudah lama pisah kamar namun tidak ada yang mengetahui hal tersebut hingga saat ini.

****

Ketika pagi hari, Dela sudah bangun dan sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan, ketika ia sedang berada di dapur itulah, mama mertuanya datang menghampiri dan menanyakan sesuatu padanya.

“Kamu sama sekali tidak mengatakan apa pun pada Ariandra, kan?”

“Tidak, Ma, aku sama sekali tidak mengatakan apa pun.”

“Bagus, kalau sampai Ariandra atau yang lainnya tahu apa yang terjadi kemarin, maka aku tidak akan mengampunimu! Ingat itu baik-baik.”

Selepas mengatakan itu, mama mertuanya kemudian pergi meninggalkan Della yang masih sibuk memasak di dapur, Dela menghela napasnya berat dengan kelakuan mama mertuanya, ia sudah diperlakukan tidak baik sejak

hari pertama ia menginjakan kaki di rumah ini namun selama ini pula ia sama sekali tidak pernah menceritakan soal penderitaannya pada siapa pun.

“Dela, kenapa kamu lama sekali?! Semua sudah menunggu sarapannya!”

“Iya, Ma.”

Dela buru-buru menyajikan sarapan di atas meja setelah mama mertuanya berteriak meminta supaya ia cepat menyajikan sarapan, di meja makan seluruh anggota keluarga sudah duduk berkumpul di sana kecuali

dirinya.

“Ayo Dela, duduklah dan ikut makan,” ujar papa mertuanya.

“Aku… aku ….”

“Apakah kamu tidak dengar apa yang suamiku katakan barusan? Duduk!” seru mama mertuanya geram.

“Tika, jangan berteriak seperti itu padanya.”

“Dia selalu membuatku emosi, menyebalkan sekali,” keluh sang mama mertua.

****

Selepas semua orang berangkat bekerja, tinggallah Dela di rumah bersama dengan mama mertuanya serta para asisten rumah tangga yang bekerja di rumah ini. Beruntungnya hari ini mama mertuanya itu sepertinya

hendak pergi ke suatu tempat karena ia langsung mengenakan pakaian bagus, ia meminta supaya asisten rumah tangga mengawasi Della dan melapor padanya kalau Dela mencoba melarikan diri dari rumah saat ia tidak ada.

“Baik Nyonya.”

Tika kemudian masuk ke dalam mobilnya dan selepasnya kendaraan tersebut melaju meninggalkan rumah, Dela melakukan pekerjaannya seperti biasa di rumah ini seperti membersihkan debu di lemari dan perabotan

rumah lain, mengepel lantai dan mencuci pakaian, sebuah kejutan tak terduga ia terima ketika saat ia melakukan semua kegiatan tersebut, ibunya datang ke rumah tanpa pemberitahuan.

“Ibu?”

“Della? Apa yang sedang kamu lakukan?”

“Aku… aku sedang melakukan pekerjaan rumah.”

Ibunya Della nampak sedih dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini, putrinya lebih layak dikatakan sebagai seorang asisten rumah tangga dibanding menantu terhormat dari keluarga ini.

“Ibu, kenapa menangis?”

“Katakan yang sejujurnya pada Ibu, apakah mereka sudah lama memperlakukanmu seperti ini?”

“Ibu ini bicara apa?”

“Kamu tidak perlu berbohong pada Ibu, katakan kejujurannya, Nak.”

****

Tika baru saja selesai dari pertemuan dengan teman-teman sosialitanya dan ia pikir untuk mampir sebentar ke kantor putranya karena jarak dari tempatnya berada tidaklah terlalu jauh ke kantor Ariandra. Ia

langsung menuju lantai di mana Ariandra bekerja, lagi-lagi sekretaris Ariandra melarang Tika untuk masuk ke dalam ruangan kerja Ariandra karena memang itulah pesan dari Ariandra padanya.

“Kenapa aku tidak boleh masuk ke dalam? Kamu tahu kan kalau aku ini adalah ibunya Ariandra?”

“Saya tahu, namun itu adalah pesan dari Tuan Ariandra, sebelumnya istri Tuan Ariandra juga datang dan masuk ke dalam kemudian berakhir saya mendapatkan teguran dari beliau, kalau saya mendapat teguran lagi maka saya akan dipecat, Nyonya.”

“Memangnya apa yang dilakukan oleh putraku di dalam sana sampai-sampai tidak boleh ada seorang pun yang masuk?”

“Saya tidak bisa mengatakannya, Nyonya, Tuan Ariandra melarang saya mengatakannya.”

Tika kemudian membuka pintu ruangan Ariandra tanpa bisa dicegah oleh sekretarisnya dan terkejutlah wanita itu saat melihat putranya sedang berduaan dengan wanita lain. Tidak hanya Tika saja yang terkejut, namun Ariandra dan wanita itu sama terkejutnya dengan Tika.

“Mama?”

“Ariandra, apa yang sebenarnya terjadi ini? Kenapa ada wanita lain di ruangan kerjamu?”

“Aku bisa menjelaskan semuanya, Ma.”

“Iya, kamu memang harus menjelaskannya pada Mama sekarang juga.”

****

Pada akhirnya karena sudah kepergok basah, Ariandra terpaksa jujur pada mamanya mengenai hubungan terlarangnya dengan wanita yang bernama Eva ini. Ariandra mengatakan bahwa ia mencintai Eva dan ingin menikah dengan wanita ini, mendengar apa yang Ariandra katakan barusan tentu saja membuat Tika sangat terkejut, ia tahu bahwa tidaklah mudah bagi Ariandra untuk berpisah dengan Dela karena suaminya begitu menyayangi Dela.

“Mama tidak akan mempermasalahkan ini kan? Tolong jangan katakan apa pun pada papa.”

“Mama tidak akan mengatakan soal ini pada papamu, namun yang Mama khawatirkan dia cepat atau lambat akan mengetahui perselingkuhan kalian.”

“Aku akan mengatur semuanya dengan baik supaya papa tidak mengetahui perselingkuhan ini.”

“Mustahil kamu bisa terus menerus menyembunyikan perselingkuhan ini dari dia, cepat atau lambat papamu akan mengetahui yang sebenarnya.”

“Kalau begitu Mama harus membantuku supaya papa tidak mengetahui soal perselingkuhanku ini.”

“Kamu membuat kepala Mama menjadi pusing saja, rupanya apa yang Dela katakan itu benar.”

“Ada satu cara supaya kamu dan Della bisa berpisah,” ujar Eva.

“Apa itu?” tanya Ariandra penasaran.

“Kamu harus membuat Della pergi untuk selama-lamanya,” ujar Eva.

“Pergi untuk selama-lamanya? Maksudmu adalah aku harus membunuhnya begitu?” tanya Ariandra terkejut.

“Tentu saja, memangnya apalagi yang dapat kamu lakukan? Kalau Dela sudah meninggal dunia, maka kamu bisa memiliki alasan agar dapat menikah denganku,” ujar Eva.

“Tapi itu terlalu mengerikan, maksudku… membunuhnya?” ujar Ariandra yang nampak bimbang.

“Mungkin kamu bisa mempertimbangkan saran dari wanita itu, Nak,” ujar Tika.

“Jadi Mama menyetujui idenya?”

Aku Bertahan Di Sini

Tika awalnya memang agak terkejut dengan ide yang diutarakan oleh Eva pada mereka yaitu meleyapkan Dela dengan paksa, namun kalau Tika pikir lagi memang tidak ada jalan lain kecuali memang mereka harus melakukan hal tersebut. Ariandra sendiri kini dilema apa langkah berikutnya yang harus ia ambil.

“Mama pergi dulu,” pamit Tika yang kemudian pergi dari ruangan kerja tersebut hingga menyisakan Ariandra dan juga Eva.

“Kenapa kamu diam saja dan raut wajahmu seperti itu? Apakah kamu mencintai wanita itu sampai-sampai tidak rela kalau dia mati?” tuduh Eva.

“Bukan seperti itu, hanya saja membunuh itu adalah sesuatu hal yang terlalu kejam,” ujar Ariandra.

“Aku pikir hati nuranimu sudah mati, rupanya aku salah menilaimu.”

“Sejahat apa pun aku pada Dela, tidak pernah terpikir dalam benakku untuk membunuhnya.”

“Lalu apakah sampai mati aku ini hanya akan menjadi selingkuhanmu?”

“Tidak, tentu saja tidak, aku akan memikirkan jalan lain, namun kalau soal membunuh Dela, aku rasa itu sudah sangat keterlaluan dan aku tidak dapat melakukan hal tersebut, tolong kamu mengertilah.”

****

Ketika Tika baru saja tiba di lobi dan hendak pulang ke rumah, ia berpapasan dengan Denis yang kebetulan baru saja keluar menemui klien perusahaan mereka, Denis menyapa Tika dan menanyakan kenapa mamanya itu

datang ke tempat ini.

“Mama datang ke sini untuk bertemu dengan kakakmu.”

“Kakak? Apakah Mama berhasil menemui dia?”

“Kenapa kamu menanyakan hal itu?”

“Tidak, hanya saja….”

“Hanya saja apa? Apakah kamu mengetahui sesuatu?”

Denis nampak ragu untuk mengatakan apa yang ia ketahui pada sang mama, apalagi saat ini mereka sedang ada di lobi kantor yang mana banyak pegawai yang berlalu lalang di sekitar mereka.

“Bagaimana kalau kita membicarakan ini di luar saja?”

“Baiklah, tidak masalah.”

Denis mengajak sang mama menuju sebuah café untuk mereka berdua bicara, selepas memesan minum dan pelayan pergi dari meja mereka, barulah Denis mengatakan apa yang selama ini ia ketahui namun tidak pernah ia

ceritakan pada siapa pun.

“Baiklah, sebelumnya aku minta maaf kalau ceritaku ini akan membuat Mama agak terkejut.”

“Jangan berbelit-belit Denis, cepat ceritakan apa yang kamu ketahui.”

“Sebenarnya selama ini Kak Ariandra berselingkuh dengan wanita lain dan selingkuhannya itu sering mampir ke kantor untuk menemuinya.”

“Kamu tahu dari mana berita seperti itu?”

“Aku sering memergoki mereka, aku juga langsung bertanya pada mereka mengenai hubungan apa yang mereka jalani saat ini dan mereka pun mau jujur kalau mereka menjalin hubungan terlarang di belakang Dela.”

****

Denis kembali ke kantor selepas membicarakan soal perselingkuhan antara kakaknya dengan Eva, awalnya ia tidak mau menceritakan hal ini pada siapa pun bukan karena ia takut pada Ariandra, namun ia lebih ingin menjaga perasaan kedua orang tuanya ketika mengetahui soal perselingkuhan Ariandra dan Eva. Saat ia menunggu lift, ia berpapasan dengan Eva yang baru saja keluar dari dalam lift, mereka sempat bersitatap sebelum akhirnya Denis

masuk ke dalam lift.

“Apakah benar kalau mama tidak bertemu dengan wanita itu tadi?”

Denis masih bertanya-tanya mengenai apakah benar mamanya tidak melihat keberadaan Eva ketika bertemu dengan Ariandra tadi, akhirnya ia sampai juga di lantai tempatnya bekerja, ruangan tempatnya bekerja masih satu lantai dengan Ariandra dan ketika ia baru saja keluar dari lift, nampak Ariandra baru saja keluar dari dalam ruangan kerjanya.

“Kamu sudah kembali rupanya,” ujar Ariandra.

“Apakah barusan mama datang menemuimu?” tanya Denis penasaran.

“Iya, dia datang menemuiku, ada keperluan apa kamu menanyakan itu padaku?”

“Apakah mama melihatmu dengan wanita itu?”

“Kenapa kamu seperti reporter acara gosip, huh? Urus saja masalah pribadimu,” ujar Ariandra tegas dan kemudian pria tersebut masuk ke dalam lift.

****

Tika baru saja sampai di rumah, ia terkejut karena menemukan besannya ada di rumahnya dan yang lebih membuatnya terkejut adalah besannya ini marah-marah karena sudah memperlakukan putrinya tidak baik.

“Kenapa anda begitu tega sekali memperlakukan putriku dengan tidak baik? Dia ini menantumu bukan asisten rumah tanggamu.”

“Bu, sudahlah,” ujar Dela membujuk supaya ibunya tidak memperpanjang masalah ini.

“Tidak bisa Dela, sebagai Ibu aku tidak terima kalau kamu diperlakukan layaknya seorang asisten rumah tangga, kamu ini menantu di rumah ini.”

“Dela, apa saja yang sudah kamu katakan pada dia soal aku?” tanya Tika dingin.

“Aku tidak mengatakan apa pun, Ma.”

“Sudahlah Dela, kamu tidak perlu takut pada wanita ini, kamu memang diperlakukan layaknya asisten rumah tangga di rumah ini kan?”

“Bu, sudah hentikan, aku mohon,” pinta Dela.

“Kalau iya kenapa? Aku memang memperlakukan anakmu ini sebagai asisten rumah tanggaku, apakah itu menjadi masalah untukmu? Asal kamu tahu saja, putrimu itu sama sekali tidak cocok bersanding dengan keluarga kami,

berani sekali kamu memintaku untuk bersikap baik pada putrimu.”

“Beraninya kamu menghina putriku!”

“Apa? Apakah ucapanku barusan salah? Kalian itu sama sekali tidak setara dengan keluarga kami, andai saja putrimu tidak menggoda putraku dan mengaku-ngaku kalau dia hamil maka putraku tidak akan pernah mungkin terperangkap dengan wanita dari keluarga miskin seperti anakmu itu.”

“Beraninya kamu mengatakan itu, Della memang saat itu sedang hamil dan asal kamu tahu saja anakmu yang menghamili anakku! Wajar kalau Dela meminta tanggung jawabnya sebagai seorang ayah!”

“Lalu apakah kamu bisa menjelaskan ke mana perginya anak yang dikandung oleh anakmu itu? Dia itu adalah penipu ulung, di balik wajah lugunya dia seperti ular.”

Sebenarnya ibunya Dela masih ingin memperpanjang masalah ini, namun Della mengatakan pada sang ibu untuk berhenti karena ia malu pada Tika.

“Kenapa kamu harus merasa malu pada wanita ini, Nak? Wanita ini sudah merendahkanmu!”

“Bu, tolong sekarang Ibu pulang, ya?”

“Kenapa kamu jadi menyuruh Ibu pulang, Della? Ibu di sini sedang membelamu.”

“Sudahlah, aku malas berdebat denganmu, cepat angkat kaki dari rumahku ini sebelum aku memanggil satpam untuk menyeretmu keluar dari rumah ini,” tegas Tika.

“Aku tidak akan pergi dari rumah ini kecuali dengan Dela.”

“Oh silakan saja, bagus kalau kamu mau membawa anakmu ini pergi dari rumah ini, silakan bawa orang ini pergi dari rumahku ini karena kehadirannya sama sekali tidak berguna.”

“Sekarang juga kamu kemasi barang-barangmu, kita tinggalkan penjara ini,” ujar ibunya Dela membawa putrinya itu untuk segera mengemasi seluruh pakaiannya yang ada di dalam lemari.

"Bu, aku tidak mau pergi dari rumah ini,” ujar Dela.

“Apa katamu? Kenapa kamu tidak mau pergi dari rumah ini? Jelas-jelas mereka sudah merendahkanmu dan wanita itu ingin sekali kamu pergi dari rumah ini.”

“Aku tidak akan pergi sebelum aku dan Ariandra benar-benar bercerai, Bu.”

“Astaga Dela, sadarlah mereka sama sekali tidak menginginkanmu di rumah ini.”

“Aku akan bertahan di rumah ini Bu, tolong hargai keputusanku.”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!