Dendam Membawa Cinta

Dendam Membawa Cinta

penghianatan suami dan adik

Malam itu pingkan gadis manis berhijab pulang menuju rumahnya di sebuah apartemen sederhana yang ia beli dengan uang jerih payahnya.

Di depan pintu apartemen Pingkan terpana mendengan sesuatu yang tak pantas dia dengar dari suaminya yang berada di rumah sendirian.

"Ehm sayang pelan - pelan sakit sekali,aku nggak kuat, ahk ah ah aw." Suara rintihan kenikmatan dari seorang wanita.

"Jadi kamu mau atau tidak." Jawab suara yang familiar untuk Pingkan.

" Ahkk mau...mau..ayo..terjang." Sahut wanita dengan nada menikmati dan ingin lagi dan lagi.

Pingkan memberanikan diri membuka pintu, matanya tertuju dengan pemandangan yang menyayat hati,dimana dia melihat suami beserta adik tirinya sedang menikmati pertempuran bergairah di ruang tamu, hati Pingkan serasa tersayat kaki yang berdiri tegak serasa tak punya tulang tak mampu berdiri menopang sakitnya Luka yang dia terima. Melihat pemandangan dimana suami dan adiknya telanjang bulat berpangkuan menikmati surga dunia tepat di depan matanya, mereka menyadari Pingkan tapi hanya melanjutkan kenikmatan surganya.

"Yudha, Rachel mengapa kalian lakukan ini kepadaku,sungguh tega kalian." Teriak Pingkan dengan reflek memukul keduanya dengan tas yang dia tenteng, air matanya tak sanggup tertahankan lagi.

"Kenapa aku tak boleh melakukan ini kepadamu?" Jawab Yudha dengan santai sembari melindungi selingkuhannya dari gempuran tas Pingkan.

"kamu adalah seorang perempuan pembawa sial, aku telah salah memilih dan mencintaimu." Yudha masih menjawab dengan santainya, sembari memakai baju beserta celanya.

Pingkan yang tak tahan dengan sikap suaminya pun duduk terjatuh dengan memegang dada yang begitu sakit menerima penderitaan yang dia terima.

"Heh kakak pembawa sial, lihat wajahku,dan ingat ini pergi kemasi barang - barangmu kemudian keluar dari rumah ini, aku akan pindah menggantikanmu kesini besok." dengan angkuhnya Rachel mendekati Pingkan tanpa sehelai pakaianpun memamerkan tanda cintanya dengan Yudha di sekitar leher beserta p*y***nya. Sembari mengangkat dagu Pingkan dengan jemarinya memperlihatkan cicin permata yang di berikan Yudha persis seperti impian Pingkan .

"Rachel bagaimana bisa Yudha suamiku, suami kakamu, bagaimana bisa kamu melakukan ini di belakangku." Teriak Pingkan histeris memanggil Rachel yang meninggalkan Pingkan, menuju baju - baju yang berserakan kesana kemari di lantai, sofa hingga pakain dalam Rachel yang berada di atas foto pernikahan Pingkan dan Yudha.

"Hah, dengar Pingkan apapun yang dirimu mikili harus aku miliki." jawab Rachel membuang nafas seakan capek berbicara dengan Pingkan, sembari memakai pakain dalam di depan pingkan.

"Dengar! apalagi orang yang di cintai Yudha adalah aku bukan dirimu." Dengan wajah Banga Sari menghempaskan rambutnya dengan senyum menyeringai seakan menekankan dialah pemenangnya.

"Tidak! dia...dia...dia bilang mencintaiku selamanya tak akan meninggalkan aku." Pingkan dengan reflek berdiri berlari ke arah Rachel memegang kerah baju Rachel dengan suara yang meninggi.

"PLAKKKKK.'' Suara tamparan keras yang di terima Pingkan dari Rachel.

"Sadarlah dia tidak pernah mencintaimu, dulu dia mengejarmu hanya kamu kaya, dan bisa membantu karirnya, tapi siapa sangka kamu adalah anak haram yang statusnya lebih rendah dari pada budak." Ucap Rachel sembari mengandeng tangan Yudha yang sedari tadi hanya duduk menghisap rokok melihat kakak beradik yang dia kencani berkelahi.

"Apakah yang dia katan benar, Yudha!" Teriak Pingkan dengan amarah membara.

"Semuanya benar, aku sangat malu dan buta bisa menikah denganmu." dengan wajah masam dan senyum menyeringai seakan menghina.

"Tap ... tapi aku hamil." Jawab Pingkan memelas sembari memegang perutnya.

" Hahha, hamil! siapa yang peduli anak, dimasa depan aku akan memiliki anak sendiri dengan Rachel." Jawab Yudha sembari memeluk Rachel yang duduk disebelahnya.

" Ya Tuhan kalian sunggu tega, karma pasti ada." Pingkan berteriak sembari menangis sejadi - jadinya.

" Hahaha, dan untuk anakmu, gugurkan saja! persetan." Yudha berteriak sembari menendang perut Pingkan, dia terpental siku meja,perutnya sungguh kram luar biasa darah keluar begitu banyaknya.

"tidak!...tidak! anaku tidak anaku, ya tuhan." Pingkan berteriak histeris dengan menahan rasa sakit yang teramat luar biasa.

"Yudha kamu bahkan membunuh anakmu yang masih belum lahir, kamu akan mendapat karmanya." Dengan nada yang tak berdaya Dina masih berusaha mengungkapkan sakitnya kepada suaminya.

" Cuihhh, hah! akibatnya? Pingkan seharusnya kamu sadar apakah kamu masih pantas berbicara seperti ini padaku, kamu itu sudah seperti bangkai hidup." Yudha meludahi wajah Pingkan yang sudah tak berdaya berbaring di lantai.

"Kak, tidak usah banyak bicara, ajalmu sudah dekat, aku jamin kamu akan mati dengan cara indah, tanda tangani saja surat cerai ini." ucap Rachel sembari bangun dari sofa menuju Pingkan yang terkapar di lantai dengan menyodorkan kertas perjanjian cerai.

"Tidak! aku tidak akan menandatanginya aku akan membiarkan kalian menderita, walaupun aku mati sekalipun." Jawab Pingkan dengan tegas.

"Dasar wanita crewet, masih berfikir bisa balas dendam denganku, introspeksi dirilah dengan keadaanmu sekarang." Ucap Yudha sembari dengan kasarnya memegang tangan Pingkan memaksa tanda tangan.

" Yudha, Rachel tuhan tidak tidur kalian akan mendapat hukumanya." Jawab Pingkan tersedu - sedu setelah di paksa menandatangani surat perceraian.

"Dasar wanita l*nte! masih berani menyumpahi kita, kau tak pantas memakai hijab ini." Yudha yang emosi menendang kepala Pingkan hingga Pingkan tak sadarkan diri.

" Sayangku apa kamu senang?" ucap Yudha lembut didekat telingga selingkuhannya.

" Ah nakal, apa yang harus kita lakukan denganya?" Ucap Rachel geli dengan kelakuan kekasihnya.

"Tenang saja sayang, aku sudah punya rencana, akan aku buat dia menderita kita jual saja ke rumah perdagangan orang. bagaimana kalau kita lanjutkan saja tadi menikmati dirimu?" Ucap Yudha dengan nakalnya sembari merapa kakasihnya penuh gairah membara.

Hari berlalu Pingkan sudah berada di rumah perdagangan orang dimana orang menderita memohon belas kasih di pulangkan dan di bebaskan.

"Keluarkan aku! aku tidak gila!" Teriak Pingkan yang berada di ruangan yang kumuh.

"Plang...plang ...plang." Suara orang dari luar memukul- mukul besok sel.

"Jeh diam, memangnya kenapa jika kamu tidak gila? suamimu membayarku untuk menahanmu disini sampai membusuk." Jawab penjaga dengan kumis tebal dan rambut penuh uban serta wajah yang mesum.

"Jangan berteriak lagi, kamu akan aku lempar ke ruangan sempit dan gelap." Sahut preman dengan tahi lalat besar di sebelah hidungnya.

Di dalam ruangan sel yang lembab penuh dengan kecoak dengan hadiah kasur beserta selimut yang penuh jamur. Pingkan duduk merenung,meratapi nasibnya. Dia melihat serpihan kaca yang dia pegang rasanya dia ingin saja bunuh diri tapi dia merasa dia harus hidup dan membalas dendam bagaimanapun caranya, dia mengingat kejadian yang dia alami tidak berperikemanusiaan.

"Aku harus hidup, aku harus keluar hidup - hidup aku harus keluar untuk balas dendam kepada manusia - manusia biadap berhati iblis itu." Ucap Pingkan di dalam hati dengan menyemangati diri sendiri.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Bagong Trj

Bagong Trj

cerita pertama sudah seruuu lanjut tor

2023-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!