Terjebak.

Pingkan dan Nina melanjutkan belanjanya, tapi perut mereka sudah mulai lapar lagi.

"Nin aku lapar nih mampir lagi ke cafe yuk?" Pingkan merengek sembari bergelantungan di tangan Nina.

"Haha sudah aku duga, ayukk deh." Jawab Nina menuruti sahabatnya.

"Cafe san ajah Giman Deket dengan pemandangan luar?" Ucap Nina menunjuk sebuah kafe dengan pemandangan luar.

"Oke deh." Jawab Pingkan tanpa basa - basi.

"Nin aku ke toilet dulu ya kita dudu di sini ajah." Ucap Nina meletakan tasnya di bangku dan meja yang sudah dia pilih.

"Oke siap." jawab Nina.

"Permisi, pelayan buku menunya?" Ucap Nina memanggil pelayan.

"Baik nona, pesen ini...in... dan ini yah." Nina memilih dengan cekatan.

"Baik nona akan segera kami siapkan." Jawab pelayan dengan sopan.

"Ah aku cuci tangan dulu deh." Ucap Nina di dalam hati.

"Sut..sut, Pelayan sini sebentar." Tanpa disadari Rachel mengikuti Pingkan dan Nina, Rachel memanggil pelayan dengan mencurigakan.

"Iya nona, ada yang bisa saya bantu?" Jawab pelayan masih dengan nada sopan.

"Jadi gini cafe ini sudah saya booking semuanya, jadi hanya saya dan teman saya 2 orang laki - laki itu yang boleh makan disini." Jawab Rachel menerangkan kepada pelayan.

"Ahh tapi tadi masih ada dua pelangan nona, mereka sedang di kamar mandi." Jawab pelayan menerangkan kepada Rachel.

"Ya, itu yang mau saya bicarakan, biarkan mereka mereka adalah musuh saya, jadi saya mau minta tolong." jawab Rachel dengan muka angkuh.

"Minta tolong apa nona?" Jawab pelayan yang penasaran.

"Jadi gini, masukan serbuk ini kedalam minuman dan makanan mereka." Rachel memberikan bubuk putih, perangsang buatan.

" Tapi nona..?" Pelayan ragu dan takut.

"Tidak usah takut ini buat kamu" Rachel mengeluarkan uang gepokan bernominal 100.000 ribuan.

"Saya...saya" Pelayan tidak bisa menolak tapi masih ragu.

"Tidak usah takut, kamu tidak akan ikut terlibat." Rachel menghasut pelayan dengan sangat mulus

"Baik nona, saya akan lakukan." Pelayan mantap dengan misi yang di berikan Rachel.

"Ya sudah sana lakukan." Rachel memberikan isyarat untuk pergi menjalankan.

"Siap." Rachel memberikan isyarat kepada cowok bayaran untuk menodai Pingkan dan Siva.

"Ahh Pingkan belum kembali apakah dia buang air besar,ah dasar kebiasaan" ucap Pingkan yang lebih dulu kembali ke tempat duduk.

"Hei...hei maaf lama, aku buang air besar Dulu." Pingkan datang dengan terburu - buru sembari memegang perutnya

"Ahhh kebiasaan kamu." Nina sudah hafal dengan kelakuan sahabatnya.

"Mana nih makanannya?" Tanya Pingkan.

"Tau lama bener." Ucap Nina menjawab.

"Nah itu dia." Nina menunjuk makanan yang bawa pelayan.

"Maaf nona sedikit lama, kami menyiapkan langsung." Ucap pelayan dengan wajah pucat.

"Tidak apa- apa, terimakasih." Jawab Nina sopan.

"Tunggu dulu!." Nina menghentikan langkah pelayan yang siap kembali.

"I...i...iya non." Jawab pelayan gugup takut rencananya sudah di ketahui Nina.

"Pelayan sepertinya kamu sakit, kenapa wajahmu pucat?" Ucap Nina.

"Ahh iya nona, saya sedikit tidak enak badan" Pelayan menjawab dengan lega.

"Ah baiklah jaga kesehatanmu" ucap Nina kembali.

"Ayo kita makan dulu Nin." Ajak Pingkan yang dari tadi sudah ngeces.

"Baiklah ayo tuan Putri, hahaha." Ejek Nina.

"Nina maafkan aku kamu pasti di pecat dari cafe." Ucap Pingkan tanpa sadar karena mereka telah mabuk, karena efek obatnya, mereka tidak sadar apa yang mereka biacarakan.

"Yah keluargaku memang membutuhkan, pekerjaaan ini tapi kamu sahabatku, santai saja" Nina berbicara ngelantur.

"Hu..hu..hu, bagaimana ini." Pingkan menangis dengan meletakan kepalanya di atas meja.

"Sudah jangan menangis, besuk aku akan cari pekerjaan, dengan wajahku yang cantik aku pasti segera mendapatkan yang baru." Nina menenangkan sahabatnya yang merasa bersalah.

"Drerrtt...drerrtt." suara hp Pingkan berbunyi.

"Halo siapa ini?" Tanya Pingkan karena nomer baru.

"Dimana kamu?" Ucap pemuda yang menelfon ternyata Gizo.

"Hah, dimana aku? hehe dima kita." Ucap Pingkan dengan nada ngawur.

"Ah kenapa dari tadi aku merasa tidak enak badan ya, pusing mau muntah." Pingkan mulai bergumam.

"Nona...nona, adakah yang bisa kami bantu?" Tanya seorang cowok berambut pirang dengan badan penuh tato.

"Nin dimana kita sekarang?" Tanya Pingkan kepada Nina.

"Nona berhijab, yang cantik bolehlah Abang antar?" Pria berambut pirang masih menggoda Pingkan.

"Kamu di mana Pingkan!" Gizo kesal dengan Pingkan yang bereltele - tele.

"Pria yang di sana, kamu ada di mall city, cafe Paling pojok, berhenti bertanya dan menggangu kamu!" Ucap Nina anpa sadar dengan ucapannya.

"Kau siapa?" Tanya Gizo.

"Aku...aku siapa? heh Pingkan aku siapa?." Jawab Nina linglung.

"Hah perempuan ini sungguh merepotkan." Gizo mengeluh dengan kelakuan istrinya.

"Tuan Gizo apakah anda sudah menemukan nyonya, dia sudah hilang sejak pagi,apakah dia kabur?" Ucapan kepala pelayan.

"Hpmmmp, melarikan diri dia bisa lari kemana?" Gizo menjawab dengan sombong sembari menyeringai tertawa kecil.

Gizo bergegas menuju kemobil, waktu sudah menunjukan sore menjelang malam.

"Tuan Gizo, anda mau pergi kemana?" Tanya sopir dengan sopan.

"Mall city, ngebut." Jawab Gizo singkat.

"Hei, cantik ayo duduk bersamaku." laki- laki berambut pirang masih saja berusaha menggoda Pingkan.

"Mohon maaf paman aku, sudah punya suami." Jawab Pingkan sembari menjauh dari laki - laki berambut pirang.

"Ayolah cantik, sini dekat - dekan Abang" laki - laki itu semakin mendekat dengan wajah mesumnya melihat Pingkan.

"Mari kita lihat apa dia masih menolaku malam ini?" Ucap laki- laki berambut pirang dalam hati sembari menuangkan serbuk perangsang dengan dosis tinggi.

"Ya sudah, minum ini dulu Nona, biar pusingmu hilang" laki - laki berambut pirang memberikan segala jus untuk Pingkan.

"Benarkah." Jawab Pingkan dengan polosnya.

"Terimakasih, aku merasa bahagia setelah meminumnya." Ucap Pingkan setelah meminum jus dengan obat perangsang.

"Ya, habiskan itu adalah minuman, untuk menjadikan orang bahagia." Usaha laki- laki berambut pirang membujuk Pingkan untuk menghabiskan minumanya.

"Minum ini dan aku akan bahagia, bahagia." Ucap Pingkan dengan muka mabuk, mengigau.

"Glukk...glukk ..gluk." Suara minuman yang di tengguk Pingkan.

"Yeee ...aku bahagia." Pingkan ceria setelah meminumnya.

"Brukk ...." Suara kepala Pingkan yang ambruk di atas meja.

"Ayo pergi aku akan mengantarmu bersenang - senang, menikmati surga dunia." Ucap laki - laki berambut pirang sembari memapah Pingkan yang pingsan.

Di tengah perjalan, laki- laki berambut pirang di hadang tua muda Gizo, dengan muka datar serta aura yang mengintimidasi.

"Hey, minggir, kamu menghalangi jalanku " Laki- laki berambut pirang dengan angkuhnya menyuruh Gizo pergi.

"Ah gerah sekali." Ucap Pingkan mengibaskan jilbabnya ke atas bahu.

"Aku merasa begitu gerah." Pingkan tanpa sadar membuka kancing atas rok gamisnya.

"Aku akan membuatmu dingin segera." Laki- laki berambut pirang dengan muka mesumnya hampir meneteskan air liurnya.

"Bagaimana jika aku bilang tidak?" Ucap Gizo dengan nada meremehkan.

Bersambung. ...

Terpopuler

Comments

fira

fira

tolong bahasanya diperbaiki kak biar di baca lebih enak

2023-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!