The Royal Bloodline

The Royal Bloodline

Bukan Putri

Nun jauh di kerajaan Couthel, Permaisuri sedang gundah gulana. Tentu saja dia gundah, semua ini karena permintaan sang raja yang sedang marah di kehamilannya yang ke tujuh sekarang ini.

"Kali ini kamu harus melahirkan seorang Putri. Sudah enam kali kamu selalu melahirkan seorang Putra. Padahal kamu tahu sendiri, jika seorang Putri adalah kebanggaan tersendiri buat Raja di daerah kita ini."

"Apa kamu tidak malu, jika tidak bisa melahirkan seorang Putri seperti permaisuri dari kerajaan tetangga. Aku sungguh sangat malu! atau kamu mau aku ceraikan, kemudian aku menikah dengan wanita lain yang bisa memberiku seorang Putri nantinya?"

Sang raja begitu marah dan mengancamnya. Tentu itu membuat sang permaisuri menjadi takut, apalagi sang Raja juga mengancamnya dengan perceraian.

Permaisuri pun akhirnya mencari para dayang, meminta bantuan untuk mencari ahli nujum yang sangat ahli dalam hal tersebut. Tapi semuanya menyerah karena merubah ketentuan nasib adalah sebuah larangan.

Menurut ahli nujum yang ditemui, anak ke tujuh permaisuri juga seharusnya berkelamin laki-laki. Itu berarti, dia akan melahirkan seorang Putra juga. Dan tidak mungkin ada yang bisa merubah jenis kelamin bayi yang masih ada di dalam perut bukan?

"Permaisuri. Cobalah minta pada sang Maha Kuasa!" Salah satu ahli nujum memberikan saran.

Tapi berbeda dengan pengertian sang Permaisuri. Dia mencoba peruntungan dengan bersemedi saat bulan purnama, mencari bantuan dari para lelembut di kerajaan Couthel

Dengan dalih beristirahat, pada saat bulan purnama sang Permaisuri melakukan meditasi. Di saat bulan Purnama tepat tengah malam, segumpal kabut hitam menyusup ke kamar sang Permaisuri.

"Aku bisa memenuhi permintaanmu permaisuri. Tapi akan banyak hal yang terjadi di kemudian hari." Sebuah suara terdengar dalam pendengaran sang Permaisuri tanpa dia membuka matanya.

"Apapun itu. Asal sang Raja senang dan bahagia."

Sang Permaisuri sudah gelap mata dan tidak berpikir jauh ke depan. Dia tidak tahu maksud dari suara tersebut, yang sudah memberinya peringatan.

***

Beberapa bulan kemudian sang Permaisuri melahirkan seorang Putri yang sangat cantik.

Tentu saja sang Raja begitu bahagia. Pesta penyambutan putrinya dirayakan selama tujuh hari tujuh malam dengan mengundang beberapa Raja dari kerajaan tetangga. Dia sudah bisa berbangga hati, karena sudah bisa mempunyai seorang Putri.

Hari terus berganti, tahun juga terus berlalu. Sang Putri tumbuh menjadi anak yang sehat dan menggemaskan dengan wajah yang terlihat cantik dan anggun diusianya yang masih tujuh tahun.

"Putri Nania, Kamu bisa ikut belajar bersama kakak-kakak mu yang lain. Jangan hanya bermain dan bersolek sayang."

Sang permaisuri menegur putrinya, Nania. Di suatu hari, saat melihat putrinya lebih sering bermain-main dan bersolek di depan cermin, dari pada belajar bersama kakak-kakaknya di padepokan kerajaan.

"Aku seorang Putri yang akan menjadi Ratu suatu hari nanti. Jadi harus bisa bersolek agar tetap cantik."

Putri Nania malah membantah ibunya. Dia merasa jika ibunya sudah terlalu sering mencampuri kesenangannya.

"Nania sayang. Menjadi Ratu juga harus pintar." Sang Ratu masih saja mencoba menasihati putri satu-satunya itu.

Berbeda dengan putri Nania yang terlihat geram. Dari balik wajahnya yang cantik ada aura kemarahan yang tersembunyi.

Pada saat malam, Putri Nania pergi ke kamar sang permaisuri. Dia membawa kalajengking yang dia temui di kamarnya, dan meletakkannya di bawah bantal sang permaisuri.

Ternyata di kamar Nania ada banyak jenis hewan melata yang beracun menemaninya tanpa seorangpun yang tahu.

***

Keesokan harinya, permaisuri ditemukan meninggal tanpa sebab. Tidak ditemukan apapun yang membuat orang curiga atas penyebab kematian sang Ratu.

Sang Putri tersenyum senang dibalik wajahnya yang terlihat sedih dalam tangisannya.

Setelah sang Ratu meninggal dunia, kejadian demi kejadian aneh terjadi di kerajaan Couthel. Sebab sebulan kemudian kemudian, Putra mahkota kerajaan ditemukan meninggal di kamarnya pagi hari.

Para tabib yang memeriksa juga tidak tahu, apa penyebab meninggalnya Putra mahkota.

Sore sebelum sang Putra mahkota meninggal. Dia masih terlihat berbincang-bincang dengan sang Putri, adiknya yang paling kecil.

"Nania. Kamu kenapa selalu di kamar terus, jarang ikut belajar. Dan kenapa tidak ada yang boleh masuk ke kamarmu?"

Pertanyaan sang kakak di anggap Nania seperti ikut campur dalam urusan pribadinya. Dan saat menjelang malam, Nania melepas lipan ke kamar sang kakak yang merupakan Putra mahkota kerajaan.

Sang putri tersenyum dibalik wajahnya yang banjir dengan air mata, saat pemakaman kakak tertuanya.

Begitu seterusnya hingga kakaknya yang keenam. Nania selalu merasa terusik jika ada yang menegurnya. Dia tidak mau di ganggu dengan alasan apapun.

***

"Nania! Apa ini?" Teriakan kakak keenamnya, membuat Nania kaget. Ternyata kakaknya ini melanggar larangannya, yaitu melarang siapa saja yang ingin masuk ke dalam kamarnya.

Sang kakak melihat begitu banyak hewan beracun yang ada di kamar adiknya.

Ada Kalajengking hitam besar, lipan yang gemuk, lintah, king cobra, dan ada juga banyak kelelawar yang bergelantungan di atap kamarnya.

"Kamu...?"

Sang kakak teringat perkataan para tabib yang memeriksa mayat permaisuri dan juga kakak-kakaknya yang sudah meninggal. Tabib itu mengatakan jika mereka terkena racun hewan yang mematikan. Hanya saja, sang Raja memberikan informasi kepada rakyat jika kematian permaisuri dan anak-anaknya karena sakit yang langka dan tidak bisa di obati dengan obat apapun.

"Siapa yang mengijinkan Kakak masuk?" Nania berteriak marah. Matanya mendelik dan tampak memerah.

"Kamu bukan adikku!" Sang kakak mengeleng dan menunjuk ke arah Nania.

"Hahaha... Kakak benar?"

"Aku adalah Putri Iblis yang menggantikan Putra ketujuh sang Raja. Adikmu yang seharusnya, sekarang menjadi budak di kerajaan iblis!"

Nania tertawa terbahak-bahak dan mendongak menatap tajam kakaknya.

"Wajah cantik dan anggun selama ini hanya topeng?"

Sang kakak tentu tidak percaya dengan penglihatannya. Sekarang yang tampak didepannya adalah seorang putri dengan wajahnya bersisik hitam mengerikan, dengan mata yang lebar dan berwarna merah menyala.

"Hahaha....!"

Sang Putri terus tertawa senang dengan wajahnya yang mengerikan.

"Aku akan mengadu pada ayahanda!"

Sang putra keenam berbalik, tapi sebelum mencapai pintu dia sudah di hadang oleh Putri Iblis.

"Yang sudah masuk ke dalam kamarku tidak akan bisa keluar!"

Teriakan Nania terdengar sampai keluar kamar. Kebetulan sang Raja sedang lewat dan akhirnya masuk ke dalam kamar, Sehingga ingin melihat apa yang sedang terjadi.

"Ada apa ini?" Sang raja bertanya dengan marah, karena melihat posisi sang putri yang sedang di cekik putranya.

"Ayahanda. Dia bukan adikku!" Putra keenam mencoba memberitahu sang raja.

"Ay_ayah, Kakak berusaha mencekik ku... Uhuk, uhuk!" Putri Nania bersandiwara seakan-akan dia sedang kesakitan karena cekikan kakaknya.

Sang raja yang melihat semuanya tentu menjadi sangat marah. Dia menampar anak keenamnya yang sedang berusaha mengingatkannya.

"Ayah! Aku mengatakan yang sebenarnya. Dia Iblis yah! Dan lihat kamarnya penuh dengan hewan beracun yang telah membunuh Ibunda dan kakak-kakak yang lain!"

Tapi di mata sang raja kamar Nania bersih serta rapi dengan perabotan biasa seorang Putri.

"Kamu mau memfitnah adikmu yang cantik dan anggun ini? Mana mungkin seorang gadis kecil sepertinya bisa menjadi yang Kamu katakan? Atau kamulah penyebab semua malapetaka ini?"

Sang raja menjadi geram dan marah. Akhirnya mereka berdua bertarung dan mengeluarkan kekuatannya masing-masing.

Setelah keduanya lemah dan tak berdaya sang putri menikam mereka berdua bersamaan dengan dua pisau.

Sret-sret jleb!

Darah berhamburan dari tubuh keduanya. Sang raja dan putra keenam jatuh tersungkur dengan tubuh terkoyak. Sekarang kedua pisau masing-masing ada di tangan sang Raja dan Putra keenam.

"Tolong... Tolong...!"

Sang Putri menangis dan berteriak meminta tolong ke luar dari kamarnya. Tak lama kemudian para pengawal datang melihat apa yang sedang terjadi.

Di saat pemakaman raja dan putra ke enam, perasaan sedih dan berduka seluruh rakyat kerajaan Couthel karena raja meninggal dunia bersama dengan putra terakhir sangat terasa.

Situasi ini sangat menyedihkan dan penuh duka bagi seluruh rakyat Kerajaan Couthel karena kehilangan Raja dan putra terakhirnya, karena selama ini, Raja menjadi sosok yang sangat dihormati dan dihargai oleh rakyatnya, dan putra terakhirnya mungkin diharapkan menjadi penerus tahta setelah kematian putra mahkota dan putranya yang lain.

Seluruh rakyat berkabung yang panjang di kerajaan ini, di mana kegiatan-kegiatan publik ditangguhkan dan masyarakat mengenakan pakaian hitam sebagai tanda penghormatan kepada sang raja. Banyak warga merasa terpukul dan sedih karena kehilangan sosok pemimpin yang penting dalam kehidupan mereka.

Terpopuler

Comments

Tanata✨

Tanata✨

Benar-benar definisi iblis sesungguhnya

2023-07-23

1

Firenia

Firenia

pantas aja kelakukannya seperti iblis

2023-05-30

0

Firenia

Firenia

agak serem ya putrinya

2023-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bukan Putri
2 Tidak Terduga
3 Keluarga Baru
4 Kerajaan Iblis Yang Damai
5 Castello Bruxo
6 Kesalahan Mantra
7 Danau Hitam
8 Migrasi
9 Sihir Kerajaan Couthel
10 Kembar Sial
11 Mega Proyek
12 Mantra Inovasi
13 Pohon Kaktus Dan Uji Coba
14 Mencari Jalan
15 Sebuah Ancaman
16 Persaingan
17 Sesi Pertama
18 Kesalahan Sesi Kedua
19 Tidak Sesuai Kenyataan
20 Tidak Seharusnya
21 Tidak Bisa
22 Rasa Khawatir
23 Semua Sudah Siap
24 Pertempuran Dua Kerajaan
25 Bukan Perang
26 Gugup
27 Permohonan
28 Dalam Perjalanan
29 Kerajaan Den Merk
30 Den Merk's Education Policy
31 Castello Bruxo Adalah Sekolah Sihir
32 Pendaftaran Yang Sudah Lewat
33 Menghadap Raja Iblis
34 Ide Lain
35 Sumber Mantra Sihir
36 Persyaratan
37 Keinginan Raja Iblis
38 Pilihan Sulit
39 Raja Iblis
40 Ragu
41 Tidak Percaya
42 Sebuah Keputusan
43 Mantra Sihir Untuk Masa Lalu
44 Belajar Di Kerajaan Iblis
45 Bantuan
46 Laporan
47 Surat Rahasia Raja Iblis
48 Kabur
49 Angry Demon, William Flees
50 Resting In Forbidden Forest.
51 Bingung Dan Lelah
52 Tidak Bisa
53 Overcoming Racial Discrimination
54 Ancaman Burung Gagak
55 Menyamar
56 Bencana Alam
57 Pengumuman Dari Raja
58 Preparing For Magic Contest
59 Gunung Surya Kencana
60 Hadiah
61 Mencari Bantuan
62 Petualangan Dimulai
63 Desa Yang Aneh
64 Keluar Dari Desa Unggu
65 Naga Pemimpin
66 Terluka
67 Belajar Obat Para Naga
68 William Terkejut Dunia Modern
69 Tantangan
70 Mulai Beradaptasi
71 Idola Baru
72 Rachel
73 Canggung Dengan Perasaan
74 Exploring Early Romantic Feelings
75 Kecanggihan Dunia Modern
76 William's New Ambition
77 Tidak Percaya
78 Kembali
79 Menunggu Pahlawan
80 Usaha Yang Seharusnya
81 Keadaan Berubah
82 Ancaman Raja Iblis
83 Raja Iblis Marah
84 Persiapan Perang Kerajaan
85 Menuju Bhojong Noghoro
86 Mencari Solusi
87 Kedatangan Dua Murid Berbakat
88 Perang Besar
89 Memandang Remeh
90 Magical Mantra for Battle
91 William di Medan Perang
92 Taktik Baru
93 William's Secret Ancestry
94 Puisi Cinta di Medan Perang
95 Pemimpin Perang
96 War with Magic Powers
97 Situasi Perang
98 William Bernegosiasi
99 William Menghilang
100 Tidak Menentu
101 Siksaan dari Putri Nania
102 Kekuatan Leluhur
103 Membantu William
104 Strategy to defeat powerful magic
105 Bertindak Secepatnya
106 Muak Dengan Ocehan Cinta
107 Penahanan Rose di Couthel
108 Surat Persetujuan
109 Peresmian
110 Keberhasilan Mega Proyek
111 Diantara Iblis dan Cinta
112 Kepuasan Hati
113 Pertempuran Mantra Sihir
114 Siap Berperang
115 Semangat Juang
116 Perang Sihir Epik
117 Kondisi Perang
118 Melarikan Diri
119 Di Depan Umum
120 William and Rose's Misfortune
121 Serangan Sihir
122 Konfrontasi Pasukan Couthel
123 Mantra Sihir William
124 Keadaan Yang Berubah
125 Perisai Perlindungan
126 Perlindungan dan Strategi William
127 Ucapan Terima Kasih
128 Raja William
129 Membuka Hati
130 Hubungan Baru
131 Kisah Cinta Pewaris Couthel
132 Promo Novel Baru TK
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bukan Putri
2
Tidak Terduga
3
Keluarga Baru
4
Kerajaan Iblis Yang Damai
5
Castello Bruxo
6
Kesalahan Mantra
7
Danau Hitam
8
Migrasi
9
Sihir Kerajaan Couthel
10
Kembar Sial
11
Mega Proyek
12
Mantra Inovasi
13
Pohon Kaktus Dan Uji Coba
14
Mencari Jalan
15
Sebuah Ancaman
16
Persaingan
17
Sesi Pertama
18
Kesalahan Sesi Kedua
19
Tidak Sesuai Kenyataan
20
Tidak Seharusnya
21
Tidak Bisa
22
Rasa Khawatir
23
Semua Sudah Siap
24
Pertempuran Dua Kerajaan
25
Bukan Perang
26
Gugup
27
Permohonan
28
Dalam Perjalanan
29
Kerajaan Den Merk
30
Den Merk's Education Policy
31
Castello Bruxo Adalah Sekolah Sihir
32
Pendaftaran Yang Sudah Lewat
33
Menghadap Raja Iblis
34
Ide Lain
35
Sumber Mantra Sihir
36
Persyaratan
37
Keinginan Raja Iblis
38
Pilihan Sulit
39
Raja Iblis
40
Ragu
41
Tidak Percaya
42
Sebuah Keputusan
43
Mantra Sihir Untuk Masa Lalu
44
Belajar Di Kerajaan Iblis
45
Bantuan
46
Laporan
47
Surat Rahasia Raja Iblis
48
Kabur
49
Angry Demon, William Flees
50
Resting In Forbidden Forest.
51
Bingung Dan Lelah
52
Tidak Bisa
53
Overcoming Racial Discrimination
54
Ancaman Burung Gagak
55
Menyamar
56
Bencana Alam
57
Pengumuman Dari Raja
58
Preparing For Magic Contest
59
Gunung Surya Kencana
60
Hadiah
61
Mencari Bantuan
62
Petualangan Dimulai
63
Desa Yang Aneh
64
Keluar Dari Desa Unggu
65
Naga Pemimpin
66
Terluka
67
Belajar Obat Para Naga
68
William Terkejut Dunia Modern
69
Tantangan
70
Mulai Beradaptasi
71
Idola Baru
72
Rachel
73
Canggung Dengan Perasaan
74
Exploring Early Romantic Feelings
75
Kecanggihan Dunia Modern
76
William's New Ambition
77
Tidak Percaya
78
Kembali
79
Menunggu Pahlawan
80
Usaha Yang Seharusnya
81
Keadaan Berubah
82
Ancaman Raja Iblis
83
Raja Iblis Marah
84
Persiapan Perang Kerajaan
85
Menuju Bhojong Noghoro
86
Mencari Solusi
87
Kedatangan Dua Murid Berbakat
88
Perang Besar
89
Memandang Remeh
90
Magical Mantra for Battle
91
William di Medan Perang
92
Taktik Baru
93
William's Secret Ancestry
94
Puisi Cinta di Medan Perang
95
Pemimpin Perang
96
War with Magic Powers
97
Situasi Perang
98
William Bernegosiasi
99
William Menghilang
100
Tidak Menentu
101
Siksaan dari Putri Nania
102
Kekuatan Leluhur
103
Membantu William
104
Strategy to defeat powerful magic
105
Bertindak Secepatnya
106
Muak Dengan Ocehan Cinta
107
Penahanan Rose di Couthel
108
Surat Persetujuan
109
Peresmian
110
Keberhasilan Mega Proyek
111
Diantara Iblis dan Cinta
112
Kepuasan Hati
113
Pertempuran Mantra Sihir
114
Siap Berperang
115
Semangat Juang
116
Perang Sihir Epik
117
Kondisi Perang
118
Melarikan Diri
119
Di Depan Umum
120
William and Rose's Misfortune
121
Serangan Sihir
122
Konfrontasi Pasukan Couthel
123
Mantra Sihir William
124
Keadaan Yang Berubah
125
Perisai Perlindungan
126
Perlindungan dan Strategi William
127
Ucapan Terima Kasih
128
Raja William
129
Membuka Hati
130
Hubungan Baru
131
Kisah Cinta Pewaris Couthel
132
Promo Novel Baru TK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!