NovelToon NovelToon

The Royal Bloodline

Bukan Putri

Nun jauh di kerajaan Couthel, Permaisuri sedang gundah gulana. Tentu saja dia gundah, semua ini karena permintaan sang raja yang sedang marah di kehamilannya yang ke tujuh sekarang ini.

"Kali ini kamu harus melahirkan seorang Putri. Sudah enam kali kamu selalu melahirkan seorang Putra. Padahal kamu tahu sendiri, jika seorang Putri adalah kebanggaan tersendiri buat Raja di daerah kita ini."

"Apa kamu tidak malu, jika tidak bisa melahirkan seorang Putri seperti permaisuri dari kerajaan tetangga. Aku sungguh sangat malu! atau kamu mau aku ceraikan, kemudian aku menikah dengan wanita lain yang bisa memberiku seorang Putri nantinya?"

Sang raja begitu marah dan mengancamnya. Tentu itu membuat sang permaisuri menjadi takut, apalagi sang Raja juga mengancamnya dengan perceraian.

Permaisuri pun akhirnya mencari para dayang, meminta bantuan untuk mencari ahli nujum yang sangat ahli dalam hal tersebut. Tapi semuanya menyerah karena merubah ketentuan nasib adalah sebuah larangan.

Menurut ahli nujum yang ditemui, anak ke tujuh permaisuri juga seharusnya berkelamin laki-laki. Itu berarti, dia akan melahirkan seorang Putra juga. Dan tidak mungkin ada yang bisa merubah jenis kelamin bayi yang masih ada di dalam perut bukan?

"Permaisuri. Cobalah minta pada sang Maha Kuasa!" Salah satu ahli nujum memberikan saran.

Tapi berbeda dengan pengertian sang Permaisuri. Dia mencoba peruntungan dengan bersemedi saat bulan purnama, mencari bantuan dari para lelembut di kerajaan Couthel

Dengan dalih beristirahat, pada saat bulan purnama sang Permaisuri melakukan meditasi. Di saat bulan Purnama tepat tengah malam, segumpal kabut hitam menyusup ke kamar sang Permaisuri.

"Aku bisa memenuhi permintaanmu permaisuri. Tapi akan banyak hal yang terjadi di kemudian hari." Sebuah suara terdengar dalam pendengaran sang Permaisuri tanpa dia membuka matanya.

"Apapun itu. Asal sang Raja senang dan bahagia."

Sang Permaisuri sudah gelap mata dan tidak berpikir jauh ke depan. Dia tidak tahu maksud dari suara tersebut, yang sudah memberinya peringatan.

***

Beberapa bulan kemudian sang Permaisuri melahirkan seorang Putri yang sangat cantik.

Tentu saja sang Raja begitu bahagia. Pesta penyambutan putrinya dirayakan selama tujuh hari tujuh malam dengan mengundang beberapa Raja dari kerajaan tetangga. Dia sudah bisa berbangga hati, karena sudah bisa mempunyai seorang Putri.

Hari terus berganti, tahun juga terus berlalu. Sang Putri tumbuh menjadi anak yang sehat dan menggemaskan dengan wajah yang terlihat cantik dan anggun diusianya yang masih tujuh tahun.

"Putri Nania, Kamu bisa ikut belajar bersama kakak-kakak mu yang lain. Jangan hanya bermain dan bersolek sayang."

Sang permaisuri menegur putrinya, Nania. Di suatu hari, saat melihat putrinya lebih sering bermain-main dan bersolek di depan cermin, dari pada belajar bersama kakak-kakaknya di padepokan kerajaan.

"Aku seorang Putri yang akan menjadi Ratu suatu hari nanti. Jadi harus bisa bersolek agar tetap cantik."

Putri Nania malah membantah ibunya. Dia merasa jika ibunya sudah terlalu sering mencampuri kesenangannya.

"Nania sayang. Menjadi Ratu juga harus pintar." Sang Ratu masih saja mencoba menasihati putri satu-satunya itu.

Berbeda dengan putri Nania yang terlihat geram. Dari balik wajahnya yang cantik ada aura kemarahan yang tersembunyi.

Pada saat malam, Putri Nania pergi ke kamar sang permaisuri. Dia membawa kalajengking yang dia temui di kamarnya, dan meletakkannya di bawah bantal sang permaisuri.

Ternyata di kamar Nania ada banyak jenis hewan melata yang beracun menemaninya tanpa seorangpun yang tahu.

***

Keesokan harinya, permaisuri ditemukan meninggal tanpa sebab. Tidak ditemukan apapun yang membuat orang curiga atas penyebab kematian sang Ratu.

Sang Putri tersenyum senang dibalik wajahnya yang terlihat sedih dalam tangisannya.

Setelah sang Ratu meninggal dunia, kejadian demi kejadian aneh terjadi di kerajaan Couthel. Sebab sebulan kemudian kemudian, Putra mahkota kerajaan ditemukan meninggal di kamarnya pagi hari.

Para tabib yang memeriksa juga tidak tahu, apa penyebab meninggalnya Putra mahkota.

Sore sebelum sang Putra mahkota meninggal. Dia masih terlihat berbincang-bincang dengan sang Putri, adiknya yang paling kecil.

"Nania. Kamu kenapa selalu di kamar terus, jarang ikut belajar. Dan kenapa tidak ada yang boleh masuk ke kamarmu?"

Pertanyaan sang kakak di anggap Nania seperti ikut campur dalam urusan pribadinya. Dan saat menjelang malam, Nania melepas lipan ke kamar sang kakak yang merupakan Putra mahkota kerajaan.

Sang putri tersenyum dibalik wajahnya yang banjir dengan air mata, saat pemakaman kakak tertuanya.

Begitu seterusnya hingga kakaknya yang keenam. Nania selalu merasa terusik jika ada yang menegurnya. Dia tidak mau di ganggu dengan alasan apapun.

***

"Nania! Apa ini?" Teriakan kakak keenamnya, membuat Nania kaget. Ternyata kakaknya ini melanggar larangannya, yaitu melarang siapa saja yang ingin masuk ke dalam kamarnya.

Sang kakak melihat begitu banyak hewan beracun yang ada di kamar adiknya.

Ada Kalajengking hitam besar, lipan yang gemuk, lintah, king cobra, dan ada juga banyak kelelawar yang bergelantungan di atap kamarnya.

"Kamu...?"

Sang kakak teringat perkataan para tabib yang memeriksa mayat permaisuri dan juga kakak-kakaknya yang sudah meninggal. Tabib itu mengatakan jika mereka terkena racun hewan yang mematikan. Hanya saja, sang Raja memberikan informasi kepada rakyat jika kematian permaisuri dan anak-anaknya karena sakit yang langka dan tidak bisa di obati dengan obat apapun.

"Siapa yang mengijinkan Kakak masuk?" Nania berteriak marah. Matanya mendelik dan tampak memerah.

"Kamu bukan adikku!" Sang kakak mengeleng dan menunjuk ke arah Nania.

"Hahaha... Kakak benar?"

"Aku adalah Putri Iblis yang menggantikan Putra ketujuh sang Raja. Adikmu yang seharusnya, sekarang menjadi budak di kerajaan iblis!"

Nania tertawa terbahak-bahak dan mendongak menatap tajam kakaknya.

"Wajah cantik dan anggun selama ini hanya topeng?"

Sang kakak tentu tidak percaya dengan penglihatannya. Sekarang yang tampak didepannya adalah seorang putri dengan wajahnya bersisik hitam mengerikan, dengan mata yang lebar dan berwarna merah menyala.

"Hahaha....!"

Sang Putri terus tertawa senang dengan wajahnya yang mengerikan.

"Aku akan mengadu pada ayahanda!"

Sang putra keenam berbalik, tapi sebelum mencapai pintu dia sudah di hadang oleh Putri Iblis.

"Yang sudah masuk ke dalam kamarku tidak akan bisa keluar!"

Teriakan Nania terdengar sampai keluar kamar. Kebetulan sang Raja sedang lewat dan akhirnya masuk ke dalam kamar, Sehingga ingin melihat apa yang sedang terjadi.

"Ada apa ini?" Sang raja bertanya dengan marah, karena melihat posisi sang putri yang sedang di cekik putranya.

"Ayahanda. Dia bukan adikku!" Putra keenam mencoba memberitahu sang raja.

"Ay_ayah, Kakak berusaha mencekik ku... Uhuk, uhuk!" Putri Nania bersandiwara seakan-akan dia sedang kesakitan karena cekikan kakaknya.

Sang raja yang melihat semuanya tentu menjadi sangat marah. Dia menampar anak keenamnya yang sedang berusaha mengingatkannya.

"Ayah! Aku mengatakan yang sebenarnya. Dia Iblis yah! Dan lihat kamarnya penuh dengan hewan beracun yang telah membunuh Ibunda dan kakak-kakak yang lain!"

Tapi di mata sang raja kamar Nania bersih serta rapi dengan perabotan biasa seorang Putri.

"Kamu mau memfitnah adikmu yang cantik dan anggun ini? Mana mungkin seorang gadis kecil sepertinya bisa menjadi yang Kamu katakan? Atau kamulah penyebab semua malapetaka ini?"

Sang raja menjadi geram dan marah. Akhirnya mereka berdua bertarung dan mengeluarkan kekuatannya masing-masing.

Setelah keduanya lemah dan tak berdaya sang putri menikam mereka berdua bersamaan dengan dua pisau.

Sret-sret jleb!

Darah berhamburan dari tubuh keduanya. Sang raja dan putra keenam jatuh tersungkur dengan tubuh terkoyak. Sekarang kedua pisau masing-masing ada di tangan sang Raja dan Putra keenam.

"Tolong... Tolong...!"

Sang Putri menangis dan berteriak meminta tolong ke luar dari kamarnya. Tak lama kemudian para pengawal datang melihat apa yang sedang terjadi.

Di saat pemakaman raja dan putra ke enam, perasaan sedih dan berduka seluruh rakyat kerajaan Couthel karena raja meninggal dunia bersama dengan putra terakhir sangat terasa.

Situasi ini sangat menyedihkan dan penuh duka bagi seluruh rakyat Kerajaan Couthel karena kehilangan Raja dan putra terakhirnya, karena selama ini, Raja menjadi sosok yang sangat dihormati dan dihargai oleh rakyatnya, dan putra terakhirnya mungkin diharapkan menjadi penerus tahta setelah kematian putra mahkota dan putranya yang lain.

Seluruh rakyat berkabung yang panjang di kerajaan ini, di mana kegiatan-kegiatan publik ditangguhkan dan masyarakat mengenakan pakaian hitam sebagai tanda penghormatan kepada sang raja. Banyak warga merasa terpukul dan sedih karena kehilangan sosok pemimpin yang penting dalam kehidupan mereka.

Tidak Terduga

Kerajaan Couthel yang dahulu aman dan damai, kini tengah dilanda masalah besar. Kekuasaan sudah jatuh ke tangan putri Nania yang jahat, yang tidak memikirkan kepentingan rakyatnya. Dia mengubah semua aturan yang sudah lama berlaku dan menerapkan aturan baru yang menekankan kepentingan dirinya sendiri. Akibat dari tindakannya tersebut, banyak rakyat yang terpaksa pindah ke wilayah lain atau bahkan meninggal karena kesulitan hidup yang dihadapi. Sementara itu, petinggi kerajaan yang tidak mau ikut bersama dengan putri iblis tersebut akan dihukum mati. Situasi ini sangat memprihatinkan dan tidak ada yang bisa menyelesaikannya.

Sebelum putri Nania lahir, kerajaan Couthel dikenal sebagai kerajaan yang damai dan sejahtera. Kehidupan rakyatnya relatif stabil dan aman. Namun, setelah putri Nania tersebut datang, semuanya berubah.

Apalagi setelah semua anggota keluarganya meninggal dunia, kemudian dia dinobatkan untuk mengambil alih kekuasaan dengan cara yang tidak benar, karena dia yang sebenarnya membunuh semua saudaranya termasuk kedua orang tuanya.

Putri Nania mulai menerapkan aturan baru yang sangat memberatkan rakyat. Semua aturan lama yang sudah berjalan dengan baik dihapus dan diganti dengan aturan-aturan yang lebih menekankan kepentingan dirinya sendiri.

Banyak rakyat yang tidak mampu memenuhi tuntutan putri iblis tersebut, dan mereka terpaksa pindah ke wilayah lain atau bahkan meninggal karena kesulitan hidup yang mereka alami. Petinggi kerajaan yang tidak mau mengikuti kebijakan putri iblis tersebut juga tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka takut akan dihukum mati. Situasi ini semakin memburuk setiap harinya, dan rakyat semakin terpuruk dalam kemiskinan dan kesulitan hidup.

Sayangnya para petinggi kerajaan hanya bisa berbicara kasak kusuk di belakang, tanpa berani melakukannya secara terang-terangan.

Petinggi Kerajaan satu dengan yang lainnya, membicarakan tentang kebijaksanaan sang putri. Membicarakan ketidakwajaran dan beratnya semua aturan yang sekarang ini berlaku di kerajaan Couthel.

"Saya benar-benar tidak setuju dengan aturan-aturan baru ini. Semua kebijakan yang diambil putri Nania hanya menguntungkan dirinya sendiri."

"Saya sangat setuju dengan Anda, tetapi kita tidak bisa melakukan apa-apa. Jika kita membuka suara, kita bisa dihukum mati oleh putri Nania. Dan saya tidak berani untuk itu."

"Saya sebenarnya juga tidak setuju, tapi saya takut dengan konsekuensi dari hukuman mati. Tapi, apakah kita harus membiarkan rakyat menderita seperti ini terus, ya?"

"Tentu tidak, kita harus melakukan sesuatu. Tapi bagaimana caranya?"

"Mungkin kita bisa mencari dukungan dari pihak luar, seperti kerajaan tetangga atau kelompok pemberontak, bagaimana?"

"Tapi itu sangat berisiko tinggi. Jika putri Nania mengetahui rencana kita, kita bisa celaka."

"Bagaimana kalau kita mengumpulkan bukti-bukti tentang kebijakan buruk yang telah diambil oleh putri Nania?"

"Tapi itu membutuhkan waktu dan resiko, jika terendus akan membuat kita dihukum mati segera."

"Bagaimana jika kita mencari cara untuk memengaruhi putri Nania, agar membatalkan kebijakan-kebijakannya yang merugikan rakyat?"

"Saya rasa itu cukup berisiko tetapi bisa dicoba. Tetapi siapa yang berani mendekati putri Nania, dan membicarakan hal tersebut?"

"Mungkin kita harus mencari sekutu dalam istana, seseorang yang memiliki pengaruh di mata putri Nania, sehingga bisa membujuknya untuk membatalkan kebijakan-kebijakan buruk tersebut."

"Saya setuju, kita harus mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini tanpa membahayakan nyawa kita sendiri atau rakyat."

Mereka semua tidak sadar, jika apa yang mereka perbincangan telah didengar oleh putri Nania. Sudut bibir sang putri menyunggingkan senyumnya yang misterius.

Sang putri sudah mendengar perbincangan para petinggi kerajaan tersebut, yang mengakui bahwa mereka merasa tidak setuju dengan aturan-aturan baru yang diterapkan olehnya.

"Aku pastikan kalian tidak akan bernafas sampai besok." Sang putri bergumam dengan rahang yang mengeras menahan amarahnya.

***

Putri Nania adalah seorang pemimpin yang cerdik dan kejam. Putri Nania yang telah berhasil merebut kekuasaan di kerajaan mengambil langkah drastis untuk memperkuat posisinya dan menghilangkan semua oposisi.

Tindakan putri Nania untuk menghukum bawahannya yang menentangnya sangat otoriter dan kejam. Dalam melaksanakan rencananya, ia tidak ragu untuk menghukum mereka satu per satu, sehingga tidak tersisa lagi pihak yang bisa membahayakan kekuasaannya.

Dia tidak mau mendapatkan kritik dan perlawanan dari segi apapun. Karena itulah, Putri Nania menggantikan bawahannya yang menentangnya dengan para iblis dari kerajaan iblis yang dia undang.

Putri Nania ingin memastikan, bahwa semua orang yang berada di lingkup kekuasaannya bersedia patuh dan mengikuti semua keputusannya tanpa ada penolakan.

Sikapnya itu mencerminkan ketidakadilan dan kebrutalan, di mana putri Nania memperlakukan orang-orang dalam kekuasaannya sebagai objek untuk memenuhi kepentingan pribadinya, tanpa memperhatikan kesejahteraan dan hak-hak mereka sebagai manusia. Tindakan putri Nania juga menunjukkan bahwa ia tidak menghargai perspektif atau masukan dari bawahannya, yang dapat memperbaiki kinerja dan kebijakan kerajaan.

"Aku tidak peduli! apapun bisa aku lakukan tanpa bantuan para manusia yang bodoh itu."

"Hahaha... sebentar lagi aku akan bisa menguasai dunia manusia. Hahaha..."

Dengan pongahnya putri Nania tertawa di dalam kamar, sambil mempermainkan hewan-hewan melata yang memiliki racun mematikan.

"Kamu, pergilah ke rumah perdana menteri. Buat semua keluarganya meninggal, tapi tidak untuk perdana menterinya. Biarkan dia merasakan kehilangan yang sangat."

Putri Nania meminta kepada lipan berwarna hitam pekat, untuk pergi ke rumah perdana menteri. Dia ingin memberikan pelajaran kepada petinggi kerajaan tersebut, dengan membunuh semua anggota keluarga perdana menteri.

"Kamu, pergilah ke rumah pengawas prajurit. Bunuh anak dan istrinya, sisakan satu agar dia bisa menjadi pelayan di kerajaan Couthel."

Putri Nania kembali memberikan perintah kepada laba-laba beracun, yang ada di bawah meja riasnya.

"Hahaha... aku tidak akan pernah terkalahkan. Jika kalian mau mengatur atau mencari sekutu dari kerajaan lain, mereka juga tidak akan berpengaruh. Mereka akan percaya denganku, kepolosan dan kecantikan ku bisa mengubah pandangan mereka."

Seperti itulah yang memang terjadi. Tidak ada kerajaan tetangga yang mengetahui dan percaya, jika Putri Nania, pewaris kerajaan Couthel, adalah seorang putri iblis.

Mereka hanya tahu, bahwa sang putri adalah gadis kecil yang sangat cantik, tapi memiliki nasib yang menyedihkan karena tinggal sendirian tanpa saudara dan orang tua.

Tapi putri Nania tidak tahu, bagaimana keadaan putra ketujuh dari raja dan ratu kerajaan Couthel, yang saat ini berada di kerajaan iblis.

Putra ketujuh itu, memang menjadi budak di sana. Itulah sebabnya, putri Nania menganggap putra ketujuh bukankah sebuah ancaman untuknya. Apalagi putra ketujuh juga ada di kerajaan iblis, yang tentunya sangat menderita tanpa mendapatkan fasilitas apapun.

"Aku pastikan bahwa posisiku tidak akan pernah bisa tergeser. Aku akan menjadi penguasa satu-satunya di kerajaan ini. Bahkan akan menjadi penguasa di kerajaan lain yang akan aku taklukkan dengan segera!"

Keluarga Baru

William adalah seorang anak kecil, sekitar tujuh tahun, yang sangat takut dengan kehidupan para iblis. Dia merasa bahwa mereka sangat jahat dan kejam, dan takut bahwa ia akan menjadi seperti mereka jika terus tinggal di sana. Namun sayangnya, William terpaksa tinggal di tempat itu karena dia tidak punya pilihan lain.

Sejak berusia 5 tahun, ia dipaksa menjadi budak di kerajaan iblis, sehingga kehilangan kebebasan dan menjadi tawanan di sana. Sebagai seorang anak yang masih sangat muda, ia tidak memahami mengapa ia harus menderita dan mengalami hal-hal yang buruk.

William kecil mengalami perlakuan yang sangat buruk dari para penguasa iblis dan budak lainnya. Dia dipaksa untuk bekerja tanpa henti, diperlakukan secara kasar dan menerima hukuman fisik jika melakukan kesalahan. Ia terisolasi dan kesepian, tidak memiliki teman atau keluarga yang bisa diajak bicara dan berbagi cerita.

Namun, meskipun situasinya sangat sulit, William kecil tidak menyerah. Ia terus berjuang agar bisa bertahan hidup, dengan berusaha mengatasi semua kesulitan yang dihadapinya. Ia berusaha untuk tetap berharap, bahwa suatu saat ia akan bisa lolos dari kerajaan iblis dan mendapatkan kembali kebebasannya.

William kecil sangat menyedihkan, namun keberaniannya untuk bertahan hidup dan berjuang melawan segala rintangan patut diacungi jempol.

Dan sekarang ini, William ada di lubang api. Tempat sampah pembuangan untuk mereka yang dianggap tidak berguna.

Kehidupan di tempat pembuangan sangat kejam dan tidak ada kenyamanan sama sekali. Setiap hari, William harus mencari makanan dan bertahan hidup dari serangan-serangan para iblis. Dia sering merasa lapar dan merasa ketakutan, karena dia tahu bahwa bahaya selalu mengintai di setiap sudut tempat itu.

Meski begitu, William tetap mencoba untuk bertahan hidup dan terus berjuang melawan keadaan yang sulit. Dia berusaha untuk tidak menyerah dan terus berdoa agar nasibnya bisa berubah. Namun, sayangnya, keadaan tidak berubah sampai suatu hari, ada makhluk elf yang menolongnya.

Di kerajaan iblis ini, memang ada banyak makhluk-makhluk selain iblis. Ada manusia, goblin, elf dan jenis mahluk lain.

"Arghhh..."

Wiliam sedang menahan rasa sakit pada kaki dan tangannya, setelah mendapatkan penyiksaan dari pengawas pembuatan jalan di kerajaan iblis.

Dia, bersama dengan para makhluk yang menjadi budak di kerajaan iblis, memang harus bekerja tanpa istirahat.

Jika ada yang ketahuan sedang beristirahat, maka pengawas akan memberikan hukuman yang sangat menyakitkan. Baik itu berupa pukulan, tendangan atau dibuang ke kobaran api yang ada banyak di sekitar tempat mereka bekerja saat ini.

"Huhuhu... sakit, huhuhu..."

Wiliam melihat sekitar, di mana tempat itu ternyata penuh dengan tulang-tulang dan bau busuk yang menyengat hidung.

Sayangnya tidak ada satu makhluk pun yang bisa memberikan pertolongan. Dia hanya bisa meringkuk dan menangis karena, karena masih ingin bernafas untuk bertahan hidup.

"Hai, siapa yang menangis?"

"Aku tidak tahu Samanta."

"Coba kamu perhatikan dan denger dengan baik. Mungkin itu adalah seseorang yang memerlukan bantuan. Kamu tahu sendiri, di tempat ini banyak sekali tempat penyiksaan yang sangat memprihatinkan."

Samanta dan Jonathan sedang melintasi tempat tersebut. Tapi karena mendengar suara tangisan anak kecil, akhirnya mereka berhenti, kemudian mencoba mencari sumber suara.

Setelah beberapa saat kemudian, "itu! itu dia yang menangis."

Samanta menunjuk ke arah Willian yang meringkuk dengan menyembunyikan kepalanya di antara dua lututnya. Samanta akhirnya mendekat, dan mengajak suaminya, Jonathan, untuk mendekati anak tersebut.

"Hai, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Samanta, dengan menyentuh punggung Willian.

"Huhuhu..."

William yang masih dalam keadaan menangis, mendongakkan kepalanya untuk melihat ke arah Samanta.

"Dia... dia..."

"Dia manusia Samanta!"

Jonathan juga kaget, karena kebenaran yang dia lihat. Selama ini, manusia tidak akan pernah kuat jika ada di tempat pembuangan yang diciptakan oleh iblis. Karena itulah, mereka berdua yang merupakan makhluk Elf kaget dan terkejut saat mengetahui jika anak yang menangis tersebut adalah anak manusia.

"Bagaimana ini?"

"Ajak pulang. Iblis tidak akan mempermasalahkan makhluk manapun yang sudah mereka buang."

Akhirnya Samanta dan Jonathan mengajak william pulang ke rumahnya. Mereka adalah sepasang suami istri, yang hidup di pinggiran kerajaan iblis.

***

Suasana pagi hari sangat hangat di rumah keluarga angkat William. William duduk di meja makan bersama dengan saudara angkatnya, Antoni, yang sedang mengaduk-aduk mangkuk serealnya.

"Hey Will, kamu mau makan sereal juga?" tanya Antoni menawari.

William yang sudah merasa lebih baik, karena luka-lukanya sudah dirawat oleh Samanta dan Jonathan, menggangguk. "Iya, boleh lah. Terima kasih."

Sementara itu, orang tua angkat William, Samanta dan Jonathan duduk di seberang meja sambil menikmati secangkir kopi.

"Bagaimana keadaanmu hari ini, William? Apa yang kamu rasakan sekarang?" tanya Samanta, dengan menaruh cangkir kopi ke atas meja makan.

"Hari ini saya merasa lebih baik. Saya bisa ikut belajar pelajaran nanti Saya juga sudah bisa bermain sepak bola dengan teman-teman."

Wiliam merasa menemukan kehidupan yang baru di keluarga Elf ini. Dia bisa bermain dengan bebas tanpa takut intimidasi dari para iblis lagi.

"Oh, sepak bola? Kamu suka olahraga ya, Will? Kamu ingin kami mengajakmu bermain bola bersama di taman pada akhir pekan?" tanya Jonathan, sambil melirik ke arah anaknya, Antoni.

"Iya, saya suka sekali bermain bola. Terima kasih, Jonathan."

"Kamu juga suka memanah kan, Will? Kemarin kita berlatih bersama di belakang rumah." Antoni mengingatkan

"Iya, saya juga suka memanah. Terima kasih sudah mengajak saya berlatih."

"Bagaimana dengan kegiatan lainnya, William? Apakah kamu ingin bergabung dengan klub sihir atau kegiatan anak-anak yang lain?" Samanta tertarik dengan anak manusia yang ditemukan ini.

"Saya ingin bergabung dengan klub sihir. Saya suka sesuatu yang magic dan mengubah dari aslinya," jawab William dengan antusias.

"Wow, itu sangat bagus. Kita akan mencari informasi tentang klub sihir, dan kita pastikan akan membantumu untuk mendaftar."

William merasa sangat senang dan bersyukur memiliki keluarga angkat yang peduli dan menyayanginya. Dia merasa bahwa kehidupannya telah berubah menjadi lebih baik setelah diambil oleh keluarga angkat yang baik hati. Dia merasa nyaman dan bahagia tinggal bersama mereka dan merasa seperti dia telah menemukan keluarga sejati. Meskipun bukan dari golongan manusia sama seperti dirinya.

***

William merasa sangat senang dan bahagia saat bermain dengan teman-temannya Antoni, yang baru dikenakan padanya.

Ada Patrik, ord dan Smith. Mereka adalah makhluk lain yang juga hidup dibawah kekuasaan kerajaan iblis.

Sekarang mereka ada di sebuah lapangan yang terletak dekat dengan perkampungan. Mereka sering menghabiskan waktu di sana, bermain bola atau hanya berbicara tentang hal-hal yang menarik perhatian mereka. Sama seperti kayaknya seorang anak-anak.

William sangat senang bisa bersama dengan teman-temannya, karena dia merasa bahwa mereka sangat dekat dan saling memahami satu sama lain. Mereka saling mendukung dan selalu siap membantu satu sama lain dalam setiap situasi. Tidak terpengaruh oleh adanya politik para penguasa dari berbagai makhluk yang ada di wilayah ini.

Ketika bermain bola, William selalu berusaha memainkan peran terbaiknya. Dia terus berlatih untuk meningkatkan keterampilannya, dan sering meminta saran dan dukungan dari teman-temannya.

Antoni, Patrik, dan Ord juga sangat menyukai William, karena dia adalah teman yang baik dan dapat dipercaya. Mereka senang dapat bermain bersama dan bercerita tentang pengalaman hidup mereka.

Di sela-sela waktu bermain, William sering berbicara tentang keluarga barunya dan bagaimana dia merasa sangat beruntung telah diterima oleh mereka. Teman-temannya senang mendengar cerita-cerita William, dan mereka juga merasa senang melihat betapa bahagianya William saat bersama keluarga barunya.

"Apa kamu akan masuk klub sihir, Wil!" tanya Patrik ingin tahu.

"Sepertinya iya," jawab Wiliam, yang memang menyukai sesuatu tentang sihir.

"Wah, nanti kita ada dalam satu kelas."

Sekarang Smith yang berteriak senang, karena ada teman yang sudah dikenal masuk dalam klub sihir.

"Ayo sebaiknya kita pulang, sudah hampir malam."

Antoni mengajak william dan temannya yang lain pulang, karena waktunya menjelang malam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!