Istri Untuk Fernando
Sore itu terlihat seorang laki-laki sedang berdebat dengan perempuan paruh baya.
"Kenapa sih, Umi nggak pernah setuju dengan pilihan Nando? Semua perempuan yang Nando kenalkan pada umi, selalu tidak mendapatkan reaksi positif dari Umi? Memangnya umi maunya mantu seperti apa sih?"Teriak lelaki berusia dua puluh sembilan tahun itu.
"Do, Umi mau yang terbaik buat kamu, Umi nggak mau kamu menyesal nantinya,"jawab perempuan paruh baya berjilbab cokelat yang duduk di kursi.
"yang jalanin itu Nando Mi, jadi Nando tau betul mana yang terbaik buat Nando, apa susahnya sih mi, restui Nando sama Cristy," ungkapnya masih dengan amarah.
"Tapi Cristy berbeda dari kita Do,"sahut Perempuan paruh baya Bernama Fatimah.
"Perbedaan itu nggak penting Umi, yang utama itu Nando sama Cristy saling suka,"sangkalnya.
"Itu hal mutlak Nando, kalau kamu mau menikah, kalian harus satu keyakinan, bukankah kamu harusnya tau itu, bahkan di negara ini diharuskan menikah satu keyakinan,"
Fernando berkacak pinggang, "Nando bisa menikah di luar negeri, yang penting umi restui kami, itu cukup buat Nando,"
Fatimah berdiri, "Fernando sampai kapanpun, Umi tidak akan pernah merestui kalian, dan ingat, Umi tidak ridho dunia Akhirat jika kamu masih nekad,"Tegasnya sambil berlalu meninggalkan putra semata wayangnya memasuki kamar.
Fernando yang melihat kepergian Uminya hanya bisa menahan amarahnya, ia memutuskan meninggalkan rumah milik orang tuanya itu.
Lelaki itu mengemudikan mobilnya menuju ke cafe yang dikelola oleh sahabatnya.
Sesampainya di cafe, ia menuju konter pemesanan, ada salah satu sahabatnya yang sedang bekerja menggiling kopi.
Barista itu menyadari kedatangan lelaki dengan wajah blasteran itu, "eh Do, apa kabar? tumben udah lama nggak kesini, kayaknya sibuk terus nih,"
Fernando menghampiri Barista itu yang sedang berdiri di depan penggiling kopi, "gue lagi mumet banget bang,"jawabnya sambil memegangi tengkuknya.
Barista yang bernama Satria itu melirik sekilas, ia melihat wajah suram sahabatnya itu, "nggak disetujui lagi do?"tanyanya seolah sudah tau masalah apa yang menimpa sahabatnya itu.
"Lo udah kayak cenayang bang, tau aja masalah gue,"ujar Nando tersenyum kecut.
"Do kita udah temenan belasan tahun kalau Lo lupa, dan sejak Lo lulus kuliah masalah Lo selalu sama, cewek yang Lo kenalin ke Umi Fatimah pasti nggak disetujui, iya kan?"tebak Satria.
Fernando menghembuskan nafas kasar, "gue bingung sama Umi, kenapa sih beliau selalu nggak setuju dengan pilihan gue, padahal kalau dipikir-pikir, semua cewek yang gue kenalin, rata-rata berpendidikan tinggi, dari keluarga baik-baik, cantik-cantik, pinter-pinter, yang jelas disukai sama gue bang,"jelasnya.
"Do, apa menurut Lo, semua cewek-cewek Lo itu bakalan jadi istri sekaligus ibu yang baik buat anak-anak Lo kelak?"
"Bang, cewek-cewek yang gue kenalin ke umi, itu bibit,bebet dan bobot nya jelas loh,"Fernando menyangkal.
"Do, seharusnya jawaban Lo bukan kayak gitu Do, gue kan nanya, apa menurut Lo semua cewek-cewek itu bakalan jadi istri sekaligus ibu yang baik buat anak-anak Lo kelak? Gue nanyanya gitu, harusnya Lo jawab iya atau tidak, kenapa nggak nyambung sih," ujar Satria mulai kesal.
"Nggak tau ah bang, gue mumet, tolong bikinin gue Americano, sama brownies, tagihan masukin ke bill, gue mau ketemu Rama dulu,"ucap Fernando sambil berlalu menaiki tangga meninggalkan Satria.
Tanpa mengetuk pintu, lelaki itu menyelonong memasuki ruangan sahabatnya yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan laptop dihadapannya.
"Ngapa Lo? Kusut amat, pulang liburan bukannya ceria ini malah muka Kek baju belum disetrika,"ucap Rama mengomentari sahabatnya.
Fernando duduk bersandar di sofa, ia menutup wajahnya dengan lengannya, sambil bergumam, "gue kerja Rama, bukannya liburan, ngeledek Lo ya!"
"Kerjaan Lo kan, serasa liburan setiap hari, nggak kayak gue, dibalik meja Mulu,"
Fernando menatap sahabatnya, "ya udah Lo bilang sana ke bos bule kawe, tukeran sama gue kerjaannya,"ujarnya kesal.
"Dih ngapain, entar gue gosong lagi,"tolak Rama.
"Gue nggak gosong Rama, kulit gue eksotis,"
"Sama aja Dodo, Lo sama Ben itu sebelas dua belas, turunan bule tapi pengennya kulitnya kayak orang indo, gue sama Oscar aja pengen banget kulitnya kayak kulit asli lo berdua,"
"Ngapa jadi ngebahas yang nggak penting sih, gue kesini tuh butuh hiburan, seenggaknya kalau gue kesini, gue nggak mabok dan berakhir tidur sama ******, Lo malah bikin gue bad mood,"ujar Fernando kesal.
"Santai Dodo, gue becanda, tegang amat sih, lagian gue heran sama Lo dan Alex, udah punya cewek tapi liat ada ****** bohay, langsung diajak ngamar, tobat bro,"
"Kita bertiga tuh sama, sama-sama doyan ******, apa gue perlu ingatkan, kalo ke Bali Lo berubah jadi penjahat kelamin, mentang-mentang nggak ada Citra,"
Rama tertawa keras, hingga pintu ruangannya diketuk, membuatnya menghentikan tawanya.
Salah satu waiters mengantarkan pesanan Fernando, "silahkan tuan Nando kopi dan brownies pesanannya, selamat menikmati,"ucapnya ramah.
"Apaan sih Lo yu, ini lagi udah jadi Bu bos, tetep aja masih kerja, kalau gue jadi Lo, gue tinggal ongkang-ongkang kaki di rumah sambil nungguin Ben pulang,"ujar Fernando melihat istri dari bosnya mengantarkan pesanannya.
Ayudia duduk di sofa singel tak jauh dari lelaki itu, "bosen A, kalau di rumah terus, hidup Ayu itu biasa sibuk, ya kali gara-gara nikah sama mas Ben, Ayu diem aja, bisa pegal-pegal badan Ayu,"sangkalnya.
"Tapi A, udah lama nggak ketemu, apa kabar?"lanjutnya bertanya.
Fernando menyeruput kopinya terlebih dahulu, "gue lagi pusing yu,"jawabnya.
"Kenapa pusing sih A? Duit banyak, kerjaannya jalan-jalan mulu, terus apa yang kurang sih?"tanya Ayudia heran.
Rama yang sedang sibuk mengetik melirik dan berkata, "biasa Ayu, nggak disetujui lagi sama umi Fatimah, yang bikin pusing Nando kan soal itu doang,"
Seolah langsung paham maksud Rama, Ayudia langsung berkomentar, "lagian Aa nyarinya beningnya doang, nggak mikirin kedepannya sih,"
"Yang penting kan gue sama dia saling suka, terus cewek-cewek gue juga, bukan cuman cantik doang, mereka itu pinter-pinter, kerjaan bagus, itu jelas bagus buat masa depan gue kedepannya,"sangkal Fernando.
"Itu nggak menjamin A, lagian bukannya AA sama kak Cristy itu beda keyakinan ya! Emang bisa nikah disini?"
"Gue bisa nikah diluar negeri,"
"Maaf nih ya A, bukannya Ayu mau menggurui Aa, Ayu juga baru memulai berumah tangga, belum banyak pengalaman, tapi A setau Ayu, bukannya nikah beda keyakinan bakal ribet urusannya untuk kedepannya, misalnya jika nantinya kalian punya anak, pasti anak kalian bakal bingung memilih keyakinan antara ayah atau ibunya, apa aa nggak kasihan sama anak Aa?"
Fernando terdiam mendengar ucapan istri dari bos sekaligus sahabatnya.
Melihat hal itu Ayudia menghela nafas, "maaf kalau misal Aa tersinggung dengan ucapan Ayu, tapi ini semua demi kebaikan Aa, kalau seandainya kalian menikah sekalipun, selama kalian berbeda keyakinan, pernikahan itu hanya ada di atas kertas, nyatanya agama kita menghukumi pernikahan beda keyakinan itu seperti berzina,"
Fernando semakin menunduk, sepertinya lelaki itu sedang mencerna ucapan wanita di hadapannya,
"Sorry nih do, bukannya gue mau ikut campur urusan Lo, tapi benar kata Ayu, pernikahan beda keyakinan, akan ada banyak konflik dimasa depan, bukankah kalau bisa menikah itu sekali seumur hidup,"sela Rama menasehati sahabatnya.
"Terus gue mesti gimana? Gue sayang sama Cristy, kalau sampai dia gue tinggalin, gimana? Lo tau kan? Saat umi pertama kali gue kenalin sama Cristy, terus umi marah, dan Cristy berakhir over dosis gara-gara depresi, takut gue tinggalin,"akhirnya Fernando angkat bicara.
"A, saran Ayu, Aa bicara baik-baik sama kak Cristy, kalau misalnya dilanjutkan, selain Aa nggak dapat ridho Umi, ini akan sulit kedepannya,"
"Gimana kalau Cristy bunuh diri?"
"Perlakukan dia sama seperti mantan-mantan Lo yang dulu, Lo ngerti kan maksud gue?"ujar Rama.
"Tapi mental Cristy lemah Rama, bisa depresi dia kalau tau-tau gue tinggalin,"
"A, bukannya Aa terkenal player dikalangan para wanita ya,"
"Cristy bahkan tau gue sering nyewa ****** buat memuaskan hasrat gue, kalau dia lagi nggak bisa main sama gue, jadi gue nggak mungkin pakai alasan selingkuh buat mutusin dia,"akui Fernando frontal.
Ayudia yang mendengarnya, mendadak kesal, "dasar penjahat kelamin, kayak gitu ngarep punya istri baik-baik, jangan mimpi A, selama Aa belum bertaubat, jangan harap Aa, bakal dapat pendamping impian Umi Fatimah,"ujarnya sambil berlalu meninggalkan ruangan itu.
Rama hanya menggelengkan kepalanya,
"Kok, si Ayu kesel ya?"ucap Fernando bingung.
"Lo bego, udah tau Ayu cewek baik-baik, Lo ceritain aib Lo sendiri, kesel lah dia, lagian do, gue heran sama Cristy, udah tau pacarnya masih sering sewa ******, tapi kenapa masih mau sama Lo, emang Lo yang pertama main sama dia?"tanya Rama heran.
Fernando menggeleng, "Cristy itu udah nggak perawan pas pertama kali main sama gue, ngakunya sih, dia korban pemerkosaan waktu SMA,"jelasnya.
"Terus Lo percaya gitu aja do?"tanya Rama lagi.
"Percaya lah, dia kan cewek polos,"jawab Fernando,
"Yakin Lo, Cristy cewek polos?"
Lagi-lagi Rama bertanya.
Fernando mengernyit, "maksud Lo apaan sih Rama?"tanyanya balik.
"Fernando, Lo tau kan, gue belum pernah main sama perawan? Gue dapat Citra, ternyata dia udah jebol dari SMA, terus ******-****** yang pernah gue sewa juga nggak ada tuh yang masih perawan, semuanya udah longgar kek jalan tol, sementara Lo? Bukannya Lo pertama kali melakukannya sama kakak kelas kita yang masih perawan? Harusnya Lo tau bedanya, cewek sekali pake dan yang udah berkali-kali dipake, Lo paham maksud gue kan?"
Fernando diam mencerna ucapan sahabat sedari SMA nya.
"Do, kalau memang Cristy korban pemerkosaan, berarti dia cuman sekali dipake, seenggaknya pas pertama kali Lo ngelakuin sama dia, masih ada sempit-sempitnya, atau cara dia berinteraksi sama Lo di ranjang pertama kali pasti kaku, minimal dia sedikit kesakitan lah, harusnya begitu kan? Tapi seingat gue, Lo pernah cerita, kalau Cristy itu jago di ranjang kan? Lo Bahkan bisa main sampai pagi sama dia? Coba Lo pikir deh, Apa mungkin korban pemerkosaan dengan senang hati melakukannya, bahkan buat Lo puas, harusnya kan dia ketakutan saat Lo ajak main pertama kali, kecuali kalau dia udah terapi psikologis,"ucap Rama panjang lebar.
Fernando terdiam sambil mengingat kembali saat dirinya berhubungan dengan Cristy pertama kali,
"Coba Lo minta tolong ke Alex, cari tau tentang Cristy, secara Lo lebih sering ke luar kota dibandingkan disini kan, dengan kata lain Lo LDR sama dia,"
"Do, bisa jadi selama ini, Lo ditipu sama muka polos Cristy, Lo jangan asal memutuskan buat nikahi dia, lagian Lo mau nikahi cewek yang tubuhnya jadi bahan fantasi cowok-cowok diluar sana, bukannya Lo udah kasih jatah bulanan lumayan gede buat dia, kenapa masih aja ambil job buat jadi model bikini sih,"
Fernando hanya diam tak menanggapi ucapan sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments