NovelToon NovelToon

Istri Untuk Fernando

satu

Sore itu terlihat seorang laki-laki sedang berdebat dengan perempuan paruh baya.

"Kenapa sih, Umi nggak pernah setuju dengan pilihan Nando? Semua perempuan yang Nando kenalkan pada umi, selalu tidak mendapatkan reaksi positif dari Umi? Memangnya umi maunya mantu seperti apa sih?"Teriak lelaki berusia dua puluh sembilan tahun itu.

"Do, Umi mau yang terbaik buat kamu, Umi nggak mau kamu menyesal nantinya,"jawab perempuan paruh baya berjilbab cokelat yang duduk di kursi.

"yang jalanin itu Nando Mi, jadi Nando tau betul mana yang terbaik buat Nando, apa susahnya sih mi, restui Nando sama Cristy," ungkapnya masih dengan amarah.

"Tapi Cristy berbeda dari kita Do,"sahut Perempuan paruh baya Bernama Fatimah.

"Perbedaan itu nggak penting Umi, yang utama itu Nando sama Cristy saling suka,"sangkalnya.

"Itu hal mutlak Nando, kalau kamu mau menikah, kalian harus satu keyakinan, bukankah kamu harusnya tau itu, bahkan di negara ini diharuskan menikah satu keyakinan,"

Fernando berkacak pinggang, "Nando bisa menikah di luar negeri, yang penting umi restui kami, itu cukup buat Nando,"

Fatimah berdiri, "Fernando sampai kapanpun, Umi tidak akan pernah merestui kalian, dan ingat, Umi tidak ridho dunia Akhirat jika kamu masih nekad,"Tegasnya sambil berlalu meninggalkan putra semata wayangnya memasuki kamar.

Fernando yang melihat kepergian Uminya hanya bisa menahan amarahnya, ia memutuskan meninggalkan rumah milik orang tuanya itu.

Lelaki itu mengemudikan mobilnya menuju ke cafe yang dikelola oleh sahabatnya.

Sesampainya di cafe, ia menuju konter pemesanan, ada salah satu sahabatnya yang sedang bekerja menggiling kopi.

Barista itu menyadari kedatangan lelaki dengan wajah blasteran itu, "eh Do, apa kabar? tumben udah lama nggak kesini, kayaknya sibuk terus nih,"

Fernando menghampiri Barista itu yang sedang berdiri di depan penggiling kopi, "gue lagi mumet banget bang,"jawabnya sambil memegangi tengkuknya.

Barista yang bernama Satria itu melirik sekilas, ia melihat wajah suram sahabatnya itu, "nggak disetujui lagi do?"tanyanya seolah sudah tau masalah apa yang menimpa sahabatnya itu.

"Lo udah kayak cenayang bang, tau aja masalah gue,"ujar Nando tersenyum kecut.

"Do kita udah temenan belasan tahun kalau Lo lupa, dan sejak Lo lulus kuliah masalah Lo selalu sama, cewek yang Lo kenalin ke Umi Fatimah pasti nggak disetujui, iya kan?"tebak Satria.

Fernando menghembuskan nafas kasar, "gue bingung sama Umi, kenapa sih beliau selalu nggak setuju dengan pilihan gue, padahal kalau dipikir-pikir, semua cewek yang gue kenalin, rata-rata berpendidikan tinggi, dari keluarga baik-baik, cantik-cantik, pinter-pinter, yang jelas disukai sama gue bang,"jelasnya.

"Do, apa menurut Lo, semua cewek-cewek Lo itu bakalan jadi istri sekaligus ibu yang baik buat anak-anak Lo kelak?"

"Bang, cewek-cewek yang gue kenalin ke umi, itu bibit,bebet dan bobot nya jelas loh,"Fernando menyangkal.

"Do, seharusnya jawaban Lo bukan kayak gitu Do, gue kan nanya, apa menurut Lo semua cewek-cewek itu bakalan jadi istri sekaligus ibu yang baik buat anak-anak Lo kelak? Gue nanyanya gitu, harusnya Lo jawab iya atau tidak, kenapa nggak nyambung sih," ujar Satria mulai kesal.

"Nggak tau ah bang, gue mumet, tolong bikinin gue Americano, sama brownies, tagihan masukin ke bill, gue mau ketemu Rama dulu,"ucap Fernando sambil berlalu menaiki tangga meninggalkan Satria.

Tanpa mengetuk pintu, lelaki itu menyelonong memasuki ruangan sahabatnya yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan laptop dihadapannya.

"Ngapa Lo? Kusut amat, pulang liburan bukannya ceria ini malah muka Kek baju belum disetrika,"ucap Rama mengomentari sahabatnya.

Fernando duduk bersandar di sofa, ia menutup wajahnya dengan lengannya, sambil bergumam, "gue kerja Rama, bukannya liburan, ngeledek Lo ya!"

"Kerjaan Lo kan, serasa liburan setiap hari, nggak kayak gue, dibalik meja Mulu,"

Fernando menatap sahabatnya, "ya udah Lo bilang sana ke bos bule kawe, tukeran sama gue kerjaannya,"ujarnya kesal.

"Dih ngapain, entar gue gosong lagi,"tolak Rama.

"Gue nggak gosong Rama, kulit gue eksotis,"

"Sama aja Dodo, Lo sama Ben itu sebelas dua belas, turunan bule tapi pengennya kulitnya kayak orang indo, gue sama Oscar aja pengen banget kulitnya kayak kulit asli lo berdua,"

"Ngapa jadi ngebahas yang nggak penting sih, gue kesini tuh butuh hiburan, seenggaknya kalau gue kesini, gue nggak mabok dan berakhir tidur sama ******, Lo malah bikin gue bad mood,"ujar Fernando kesal.

"Santai Dodo, gue becanda, tegang amat sih, lagian gue heran sama Lo dan Alex, udah punya cewek tapi liat ada ****** bohay, langsung diajak ngamar, tobat bro,"

"Kita bertiga tuh sama, sama-sama doyan ******, apa gue perlu ingatkan, kalo ke Bali Lo berubah jadi penjahat kelamin, mentang-mentang nggak ada Citra,"

Rama tertawa keras, hingga pintu ruangannya diketuk, membuatnya menghentikan tawanya.

Salah satu waiters mengantarkan pesanan Fernando, "silahkan tuan Nando kopi dan brownies pesanannya, selamat menikmati,"ucapnya ramah.

"Apaan sih Lo yu, ini lagi udah jadi Bu bos, tetep aja masih kerja, kalau gue jadi Lo, gue tinggal ongkang-ongkang kaki di rumah sambil nungguin Ben pulang,"ujar Fernando melihat istri dari bosnya mengantarkan pesanannya.

Ayudia duduk di sofa singel tak jauh dari lelaki itu, "bosen A, kalau di rumah terus, hidup Ayu itu biasa sibuk, ya kali gara-gara nikah sama mas Ben, Ayu diem aja, bisa pegal-pegal badan Ayu,"sangkalnya.

"Tapi A, udah lama nggak ketemu, apa kabar?"lanjutnya bertanya.

Fernando menyeruput kopinya terlebih dahulu, "gue lagi pusing yu,"jawabnya.

"Kenapa pusing sih A? Duit banyak, kerjaannya jalan-jalan mulu, terus apa yang kurang sih?"tanya Ayudia heran.

Rama yang sedang sibuk mengetik melirik dan berkata, "biasa Ayu, nggak disetujui lagi sama umi Fatimah, yang bikin pusing Nando kan soal itu doang,"

Seolah langsung paham maksud Rama, Ayudia langsung berkomentar, "lagian Aa nyarinya beningnya doang, nggak mikirin kedepannya sih,"

"Yang penting kan gue sama dia saling suka, terus cewek-cewek gue juga, bukan cuman cantik doang, mereka itu pinter-pinter, kerjaan bagus, itu jelas bagus buat masa depan gue kedepannya,"sangkal Fernando.

"Itu nggak menjamin A, lagian bukannya AA sama kak Cristy itu beda keyakinan ya! Emang bisa nikah disini?"

"Gue bisa nikah diluar negeri,"

"Maaf nih ya A, bukannya Ayu mau menggurui Aa, Ayu juga baru memulai berumah tangga, belum banyak pengalaman, tapi A setau Ayu, bukannya nikah beda keyakinan bakal ribet urusannya untuk kedepannya, misalnya jika nantinya kalian punya anak, pasti anak kalian bakal bingung memilih keyakinan antara ayah atau ibunya, apa aa nggak kasihan sama anak Aa?"

Fernando terdiam mendengar ucapan istri dari bos sekaligus sahabatnya.

Melihat hal itu Ayudia menghela nafas, "maaf kalau misal Aa tersinggung dengan ucapan Ayu, tapi ini semua demi kebaikan Aa, kalau seandainya kalian menikah sekalipun, selama kalian berbeda keyakinan, pernikahan itu hanya ada di atas kertas, nyatanya agama kita menghukumi pernikahan beda keyakinan itu seperti berzina,"

Fernando semakin menunduk, sepertinya lelaki itu sedang mencerna ucapan wanita di hadapannya,

"Sorry nih do, bukannya gue mau ikut campur urusan Lo, tapi benar kata Ayu, pernikahan beda keyakinan, akan ada banyak konflik dimasa depan, bukankah kalau bisa menikah itu sekali seumur hidup,"sela Rama menasehati sahabatnya.

"Terus gue mesti gimana? Gue sayang sama Cristy, kalau sampai dia gue tinggalin, gimana? Lo tau kan? Saat umi pertama kali gue kenalin sama Cristy, terus umi marah, dan Cristy berakhir over dosis gara-gara depresi, takut gue tinggalin,"akhirnya Fernando angkat bicara.

"A, saran Ayu, Aa bicara baik-baik sama kak Cristy, kalau misalnya dilanjutkan, selain Aa nggak dapat ridho Umi, ini akan sulit kedepannya,"

"Gimana kalau Cristy bunuh diri?"

"Perlakukan dia sama seperti mantan-mantan Lo yang dulu, Lo ngerti kan maksud gue?"ujar Rama.

"Tapi mental Cristy lemah Rama, bisa depresi dia kalau tau-tau gue tinggalin,"

"A, bukannya Aa terkenal player dikalangan para wanita ya,"

"Cristy bahkan tau gue sering nyewa ****** buat memuaskan hasrat gue, kalau dia lagi nggak bisa main sama gue, jadi gue nggak mungkin pakai alasan selingkuh buat mutusin dia,"akui Fernando frontal.

Ayudia yang mendengarnya, mendadak kesal, "dasar penjahat kelamin, kayak gitu ngarep punya istri baik-baik, jangan mimpi A, selama Aa belum bertaubat, jangan harap Aa, bakal dapat pendamping impian Umi Fatimah,"ujarnya sambil berlalu meninggalkan ruangan itu.

Rama hanya menggelengkan kepalanya,

"Kok, si Ayu kesel ya?"ucap Fernando bingung.

"Lo bego, udah tau Ayu cewek baik-baik, Lo ceritain aib Lo sendiri, kesel lah dia, lagian do, gue heran sama Cristy, udah tau pacarnya masih sering sewa ******, tapi kenapa masih mau sama Lo, emang Lo yang pertama main sama dia?"tanya Rama heran.

Fernando menggeleng, "Cristy itu udah nggak perawan pas pertama kali main sama gue, ngakunya sih, dia korban pemerkosaan waktu SMA,"jelasnya.

"Terus Lo percaya gitu aja do?"tanya Rama lagi.

"Percaya lah, dia kan cewek polos,"jawab Fernando,

"Yakin Lo, Cristy cewek polos?"

Lagi-lagi Rama bertanya.

Fernando mengernyit, "maksud Lo apaan sih Rama?"tanyanya balik.

"Fernando, Lo tau kan, gue belum pernah main sama perawan? Gue dapat Citra, ternyata dia udah jebol dari SMA, terus ******-****** yang pernah gue sewa juga nggak ada tuh yang masih perawan, semuanya udah longgar kek jalan tol, sementara Lo? Bukannya Lo pertama kali melakukannya sama kakak kelas kita yang masih perawan? Harusnya Lo tau bedanya, cewek sekali pake dan yang udah berkali-kali dipake, Lo paham maksud gue kan?"

Fernando diam mencerna ucapan sahabat sedari SMA nya.

"Do, kalau memang Cristy korban pemerkosaan, berarti dia cuman sekali dipake, seenggaknya pas pertama kali Lo ngelakuin sama dia, masih ada sempit-sempitnya, atau cara dia berinteraksi sama Lo di ranjang pertama kali pasti kaku, minimal dia sedikit kesakitan lah, harusnya begitu kan? Tapi seingat gue, Lo pernah cerita, kalau Cristy itu jago di ranjang kan? Lo Bahkan bisa main sampai pagi sama dia? Coba Lo pikir deh, Apa mungkin korban pemerkosaan dengan senang hati melakukannya, bahkan buat Lo puas, harusnya kan dia ketakutan saat Lo ajak main pertama kali, kecuali kalau dia udah terapi psikologis,"ucap Rama panjang lebar.

Fernando terdiam sambil mengingat kembali saat dirinya berhubungan dengan Cristy pertama kali,

"Coba Lo minta tolong ke Alex, cari tau tentang Cristy, secara Lo lebih sering ke luar kota dibandingkan disini kan, dengan kata lain Lo LDR sama dia,"

"Do, bisa jadi selama ini, Lo ditipu sama muka polos Cristy, Lo jangan asal memutuskan buat nikahi dia, lagian Lo mau nikahi cewek yang tubuhnya jadi bahan fantasi cowok-cowok diluar sana,  bukannya Lo udah kasih jatah bulanan lumayan gede buat dia, kenapa masih aja ambil job buat jadi model bikini sih,"

Fernando hanya diam tak menanggapi ucapan sahabatnya.

2

Fernando pulang menuju apartemennya, ia memasukan kode password untuk membuka pintu apartemen miliknya, meskipun ia jarang berada di ibu kota, setidaknya selama disini, kalau tidak tinggal bersama uminya, ia biasa tidur di apartemennya.

Ada Cristy pacarnya yang tinggal di apartemen miliknya, Fernando sudah menjalin hubungan dengan wanita itu selama setahun ini, berawal dari perkenalannya saat keduanya berada di pulau Dewata, saat itu Fernando menolong wanita itu, saat Cristy kehilangan dompetnya di salah satu tempat wisata terkenal di sana.

Dari kejadian itu, Fernando semakin dekat dengan wanita itu, karena Cristy selalu perhatian padanya, berkata lembut juga terlihat polos.

Awalnya Fernando menganggapnya hanya sebagai perempuan biasa layaknya teman wanitanya yang lain, namun karena terus menerus Cristy bersikap lembut dan perhatian padanya, lama-lama lelaki itu luluh juga.

Meskipun keduanya sering berjauhan, karena Fernando yang lebih banyak bekerja diluar kota, sedangkan Cristy lebih sering berada di ibu kota, meskipun profesinya sebagai model terkadang membuatnya bertemu dengan lelaki itu, saat wanita itu ada pemotretan di Bali.

Sebenarnya Cristy sama saja dengan mantan-mantannya yang lain, hanya saja, karena sering mendengar curhatan wanita itu tentang hidupnya yang miris, lama kelamaan membuat Fernando iba dan ingin melindungi wanita itu.

Cristy mengaku, berasal dari keluarga broken home, dan pernah diperkosa oleh lelaki asing saat SMA, juga tentang wanita itu yang harus menanggung hutang ibunya yang mempunyai kegemaran berjudi.

Pernah suatu ketika Cristy menelponnya sambil menangis-nangis, ia mengatakan jika dirinya diusir dari kontrakan karena sudah beberapa bulan menunggak pembayarannya.

Sejak saat itulah, Fernando menyuruh Wanita itu untuk menempati apartemennya.

Dan disinilah wanita itu sekarang, dengan memakai baju yang seksi, Cristy menunggunya di sofa berwarna merah menyala yang wanita itu beli beberapa bulan lalu.

Di sofa itu pula, biasanya kegiatan panas antara mereka berlangsung.

Fernando akui, wanita itu sangat lihai dalam hal ranjang, ia selalu dimanjakan juga dipuaskan oleh pacarnya itu.

Cristy dengan lingerie hitam menerawang juga tangan yang memegang gelas berisi red wine sedang menggodanya,

Fernando tau betul akan kebiasaan kekasihnya jika tau, dirinya pulang ke ibu kota, setelah sebulan mereka hanya berkomunikasi secara online, sekarang keduanya bertemu secara langsung.

Seharusnya ada rasa rindu yang keduanya ungkapkan dengan cara berhubungan intim, namun entah mengapa ucapan yang tadi siang ia dengar dari uminya juga sahabat-sahabatnya mengganggu pikirannya.

Apa wanita ini akan jadi istri sekaligus ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak?

Seingatnya ia pernah mendengar bahwa kekasihnya penganut child free, saat itu Cristy beralasan, ia takut jika anaknya akan bernasib sama dengannya.

Lalu jika nanti mereka menikah, tujuannya untuk apa? Apa dia dan dirinya hanya akan hidup berdua, terus memadu kasih hingga tua, tanpa ada penghibur hati seperti anak-anak misalnya.

Itu artinya ia tidak akan bisa memberikan cucu pada umi Fatimah, karena mau bagaimanapun, dirinya adalah anak semata wayang uminya juga satu-satunya keturunan laki-laki dari pihak Vater-nya,

Lalu misal dirinya tidak punya anak, kerja keras yang ia kumpulkan akan ia wariskan ke siapa? Bukan hanya masalah warisan, marga keluarga mendiang Vater, tak bisa lagi diteruskan,

Fernando hanya terdiam melihat tubuh seksi kekasihnya, entah mengapa hasratnya langsung turun mengingat ucapan yang menggangu ucapannya.

Cristy mendekatinya, wanita itu berjalan meliuk-liuk memperlihatkan tubuh montoknya.

"Sayang selamat datang di rumah, aku merindukanmu,"ujarnya sambil menyentuh lembut dada kekar Fernando yang masih tertutup kemeja hitam.

Wanita itu memeluknya erat, ia juga berjinjit untuk mengecup bibir seksi milik Fernando, namun tak ada reaksi apapun dari lelaki itu.

Cristy mundur, ia menatap kekasihnya heran, "kamu kenapa sayang? Apa kamu marah? Apa aku melakukan kesalahan? Kenapa kamu tidak membalas pelukan dan ciuman aku,"

"Maaf Cristy, sepertinya aku lelah, aku mau langsung tidur saja,"setelah mengatakan itu, Fernando berlalu meninggalkan kekasihnya yang kebingungan dengan sikapnya.

Keesokan paginya, Fernando terbangun, ia melihat ke arah bawahnya, ada kekasihnya sedang memanjakan adik kecilnya yang tengah berdiri tegak, kebiasaan lelaki di pagi hari, ketika alat vitalnya secara otomatis berdiri tegak tanpa ada rangsangan apapun, sebuah tanda jika metabolisme tubuhnya berjalan baik.

Namun lagi-lagi ucapan uminya dan sahabatnya mengganggu pikirannya, "maaf Cristy, sepertinya aku tidak bisa,"ujarnya bangkit menuju kamar mandi dengan keadaan polos.

Pasangan kekasih itu sedang sarapan bersama, ada roti hangat yang baru keluar dari toast juga selai strawberry kesukaan Fernando, lelaki bertubuh kekar itu menyukai sesuatu yang berasa dan beraroma buah berwarna merah itu.

"Kamu kenapa sayang? Dari semalam kamu dingin sama aku? Apa aku melakukan kesalahan?"tanya Cristy disela-sela keduanya tengah sarapan.

"Aku lelah dan banyak pikiran,"jawab Fernando asal.

"Kamu bisa cerita sama aku, mungkin aku bisa bantu kamu,"ucap wanita itu sambil menggenggam tangan kekasihnya.

"Umi tidak mau merestui jika kita menikah,"ungkap Fernando jujur.

"Apa alasannya?"tanya Cristy lembut.

"Kita berbeda keyakinan,"jawabnya.

"Kita bisa menikah diluar negeri, atau kamu mau, aku mengikuti keyakinan kamu, agar umi kamu merestui hubungan kita?"tawar wanita itu.

"Kamu tidak perlu melakukannya,"ujar lelaki itu, ia meminum segelas susu rasa strawberry hingga tandas, "sepertinya aku tidak pulang malam ini, aku ada perlu dengan sahabat aku untuk membicarakan tentang pekerjaan, aku juga akan menginap di rumah umi,"lanjutnya.

"Baiklah, tapi kamu perlu tau, aku akan selalu menunggu kamu disini,"ucap wanita itu kecewa.

Fernando yang mengenakan Hoodie hitam dengan celana jeans dengan warna senada beranjak meninggalkan kekasihnya tanpa memeluk atau menciumnya seperti biasa.

Lelaki itu mulai mengendarai mobilnya keluar dari parkir bawah tanah Apartemen miliknya, sebenarnya ia tidak memiliki tujuan, ia hanya ingin keluar dari apartemen, untuk urusan pekerjaan, ia sudah memberikan laporannya pada Rama juga Alex semalam.

Entah mengapa ia malah menghentikan mobilnya, ditepi jalan tak jauh dari gang masuk rumah istri sahabatnya.

Fernando hanya diam bersandar di kursi kemudi, ia melihat mobil-mobil berlalu lalang melewatinya.

Ia juga melihat bagaimana tukang parkir membantu mobil yang akan keluar dari parkiran minimarket,

Juga ada boneka badut, berkepala besar, sedang menggoyangkan badannya untuk mencari uang.

Dari dalam mobil juga, ia melihat   dua sejoli bersama putri mereka, sepertinya keluarga kecil, terlihat tawa mereka begitu bahagia keluar dari minimarket itu.

Sang istri mengenakan jilbab besar berwarna cokelat menggendong balita perempuan mengenakan jilbab berwarna merah muda, juga suami yang mengenakan celana hitam dibawah lutut dengan kurta berwarna biru tua.

Dalam hati Fernando bertanya, "apa ini yang diinginkan uminya?"

Setahu dirinya, uminya sering mengikuti pengajian saat weekend di tempat dengan penampilan jama'ah sama dengan wanita yang tadi ia lihat, karena beberapa kali Fernando sempat mengantarkan uminya ketika dirinya berada di ibu kota.

Baru saja Fernando menghela nafas, kaca mobilnya diketuk dari luar, terlihat istri sahabatnya bersama dengan adik perempuannya,

Fernando menurunkan kaca mobilnya, "Aa, ngapain disini?"tanya wanita dengan rambut sebahu itu.

"Lagi iseng aja yu, Lo ngapain disini?"ucap lelaki itu asal.

Ayudia berbicara pada Anin, agar membawa kantong belanjanya pulang terlebih dahulu, sementara, ia akan bersama sahabat suaminya sebentar.

Wanita itu memutar dan membuka pintu mobil disisi lain, "a temenin Ayu sarapan bubur ayam yuk!"ajaknya setelah duduk disebelah lelaki itu, seolah wanita itu tau, tentang perasaannya yang tidak baik-baik saja.

"Gue udah sarapan yu,"ujar Fernando malas.

"A, kan tadi Ayu bilang, temenin Ayu, kalo dibayarin ya terima kasih,"

"Banyakkan duit Lo nyonya dibanding duit jongos kek gue!"

"Si Aa kalau ngomong sekate-kate, jongos masa bisa punya mobil kek gini," ujarnya sambil melihat ke sekeliling mobil yang mulai bergabung memasuki jalanan yang ramai.

"Jongosnya laki Lo Ayudia,"

"Jangan merendahkan diri Aa Nando yang ganteng nomor dua setelah suaminya Ayu, oh ya A, kalau boleh tau Aa kenapa sih? Apa masih kepikiran soal kemarin?"tanyanya.

Fernando mengentikan mobilnya ketika lampu lalu lintas berwarna merah, lelaki itu menghembuskan nafasnya kasar, "semalem, gue balik dan Cristy menyambut gue seperti biasa, dengan lingerie yang biasanya bikin hasrat gue langsung naik, apalagi udah sebulan gue nggak ketemu dia, dan Lo tau apa yang gue pikirkan saat itu?"

Ayudia menggeleng, wanita itu sepertinya bingung apa maksud dirinya.

Fernando kembali melajukan mobilnya ketika lampu berwarna hijau, "Lo tau Ayu, gue keinget omongan umi sama Lo juga Rama, Bahkan adik kecil gue nggak merespon apapun dengan tindakan yang dilakukan oleh Cristy, ini diluar kebiasaan gue, Lo tau kan, gue sama Alex paling nggak tahan sama body bohay cewek?"ungkapnya frontal.

Ayudia mengangguk, wanita itu tau betul kebiasaan sahabat-sahabat suaminya itu, para lelaki itu sangat terbuka pada dirinya, saat Benedict sedang tidak berada di negara ini.

"Dan lebih aneh lagi tadi pagi, lo tau kan kebiasaan cowok kalau pagi-pagi, sama kaya Ben, tanpa Lo melakukan apapun pasti ada yang lebih dulu bangun sebelum lelaki membuka mata, ngerti kan maksud gue?"

Lagi-lagi Ayudia mengangguk, ia teringat tentang kebiasaan suaminya di pagi hari.

"Bahkan saat Cristy manjain punya gue, mendadak gue menolaknya dan langsung ninggalin dia gitu aja ke kamar mandi, lagi-lagi karena gue kepikiran omongan Umi, Lo sama Rama,"

Fernando menghentikan mobilnya, tak jauh dari tukang bubur ayam yang tak jauh dari cafe dimana sahabatnya berada.

Keduanya turun dan memesan bubur ayam secara bergantian, lalu mereka duduk di bangku plastik berwarna biru tepat dibawah pohon beringin yang besar.

"Omongan kalian menganggu gue, bukan dalam hal negatif tapi lebih mengarah ke hal positif, gue bahkan semalam harus minum obat tidur biar gue bisa langsung merem,"

"Terus mau Aa sekarang bagaimana?"tanya Ayudia.

"Gue bingung Ayu, kalau gue tinggalin Cristy tiba-tiba bisa aja kan dia depresi dan bunuh diri, Lo pernah gue ceritain saat beberapa bulan yang lalu, dia masuk rumah sakit karena OD gara-gara  berantem sama gue, apalagi kalau gue sampai tinggalin, coba Lo pikir, misal dia bunuh diri gara-gara gue, bisa-bisa gue dihantui rasa bersalah seumur hidup gue, pusing gue Ayu,"

Obrolan mereka terhenti ketika dua porsi bubur ayam telah tersaji dihadapan keduanya.

tiga

Ayudia juga Fernando memakan bubur ayam terlebih dahulu, keduanya makan dalam diam, hingga mangkuk bubur itu bersih tak tersisa, usai meminum teh tawar hangat yang disediakan oleh penjual bubur dan membayar makanan tadi, Fernando mengajak Istri dari sahabatnya memasuki toko kecil di seberang tukang bubur Ayam.

Fernando membeli susu UHT rasa cokelat dan Strawberry, juga wafer dengan rasa yang sama.

Lelaki itu mengajak wanita itu untuk duduk di taman kecil tepat di belakang tukang bubur, keduanya duduk di ayunan bersebelahan.

Fernando memberikan susu UHT juga wafer rasa cokelat untuk Ayudia, "Lo tau yu, waktu awal-awal gue kenal sama Lo, gue udah mau jadiin Lo incaran gue, dan Lo tau kenapa waktu itu gue nggak lanjut deketin Lo?"ucapnya sambil menyedot susu UHT rasa strawberry kesukaannya.

Ayudia yang sedang membuka bungkusan wafer cokelat hanya menggeleng.

"Cuman gara-gara ini gue mundur buat deketin Lo,"tunjuk Fernando dengan dagunya, pada susunya juga wafer yang mulai wanita disebelahnya masukan kedalam mulutnya.

"Maksudnya?"tanya Ayudia bingung.

"Dulu pas tau Lo suka banget semua yang berasa cokelat, gue jadi sebel sama Lo, dari hal kecil aja kita udah beda, pasti bakal sering berantem kalau kita dulu pacaran,"jawab lelaki itu absurd.

"Aa Aneh, masa gara-gara perkara rasa aja sampai nggak mau deketin cewek,"ungkap Ayudia heran.

"Tapi semua mantan-mantan gue emang sukanya itu rasa Strawberry, hal pertama yang gue tanyain ketika gue mulai deketin cewek,"

"Beneran nggak penting banget A, aneh tau nggak sih, Aa kayak sahabat SMA aku, dia itu suka semua yang berhubungan dengan strawberry, dari rasa susu, kue, selai, cake, apa aja pokoknya harus strawberry, barang-barang juga gitu, dari motif sprei, gorden, bantal, pokoknya barang-barang di rumahnya pasti berhubungan dengan strawberry,"

Fernando tertawa, "berarti bukan gue doang yang maniak sama strawberry, emang temen Lo yang mana sih? Kira-kira gue kenal nggak?"tanyanya mulai penasaran.

"Nggak mungkin kenal A, orang dia sejak lulus, dia ikut orang tuanya pindah ke luar kota, kampung halaman nenek moyangnya, terus juga lanjut kuliah dan kerja di sana, Ayu aja paling komunikasi via Facebook doang,"

"Kalau suatu saat ketemu, gue bakal jadiin temen Lo itu, istri gue, terus kalau gue nikah sama dia, anak gue cewek, bakal gue kasih nama Strawberry,"ucap lelaki itu asal.

"Wah nggak bakal aku kasih restu, kalau Amara jadi sama Aa, sayang Amara nya, dapat laki-laki macam Aa,"ujar Ayudia tak terima.

"Emang kenapa? Secara yu, gue kesukaannya sama kayak temen Lo, nggak ada tuh gue bakalan debat hanya karena selai atau susu untuk sarapan,"

"Amara itu, anak baik-baik, nggak bakal cocok sama Aa yang penjahat kelamin, celup sana sini,"

"Lo kalau ngomong kadang bener ya!"bukannya tersinggung Fernando malah tertawa terbahak-bahak.

"Abisnya yu, berbagi peluh itu nikmat, kayak Lo nggak pernah merasakan aja, gue tau Lo sebenarnya mau nikah sama Ben, gara-gara udah di perawan i sama bos gue itu kan? Jadi Lo kepepet mau nggak mau mesti terima dia jadi suami Lo,"

"Kok tau?"tanya Ayudia heran, "emang mas Ben cerita soal begituan?"tanyanya lagi.

Fernando kembali menyedot susu UHT rasa strawberry miliknya, "gue yang nyuruh Ben buat ambil keperawanan Lo, biar  dia bisa miliki Lo sepenuhnya, gue tau Lo nggak bener-bener cinta sama Ben kan? Seperti yang dulu pernah Lo bilang, kalau Lo nggak berniat menjalin hubungan dengan siapapun, apalagi sampai menikah, demi bisa kerja buat biayain sekolah adik-adik Lo kan?"

"Wah parah banget sih Aa, ngajarin yang enggak-enggak sama suami Ayu,"

"Lagian Lo tuh aneh, bos gue itu cinta banget sama Lo, ngejar-ngejar Lo sampai segitunya, ninggalin jabatannya sebagai CEO buat deketin Lo, eh Lo yang ribet, ketakutan banget adik-adik Lo nggak bisa sekolah gara-gara nikah sama Ben, yang duitnya bahkan nggak bakal Lo bisa bayangin saking banyaknya,"

"Kesel Ayu dengernya, Aa nih kan kita lagi bahas masalah Aa, ngapa jadi ngomongin soal Ayu sama mas Ben sih, jadi gimana soal masalah yang Aa hadapi,"

"Sorry jadi merembet kemana-mana,"ucap Fernando tertawa sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal, "jadi gini Ayu, sebentar lagi umur gue kan tiga puluh tahun, terus Umi udah mulai desak gue buat nyari istri, Lo tau kan? Tapi dari gue lulus kuliah sampai sekarang, semua cewek yang gue kenalin ke Umi, semua nggak ada yang dapat tanggapan positif dari Umi,"

Fernando menghela nafas, "dari yang seagama, punya pendidikan tinggi, latar belakang keluarga jelas, punya kerjaan bagus, dan yang pasti semua cewek-cewek gue good looking, Lo tau kan cewek yang gue bawa ke cafe, gue mesti cari model calon bini gimana lagi sih? Gue bingung sama jalan pikiran umi Fatimah,"

"Dan Cristy yang gue kenalin ke Umi, langsung umi tolak mentah-mentah saat liat kalung yang dipake sama dia, bahkan umi ketus banget sama Cristy, pas itu gue jadi berantem sama dia dan dia berakhir OD di kamar apartemen gue, takut kalau gue tinggalin,"

"Gue sekarang nih, ibarat buah simalakama, maju kena mundur kena, gue tinggalin Cristy entar dia bunuh diri, kalau gue nekad lanjut, ridho Umi yang nggak gue dapet, Lo tau kan ridho seorang ibu itu penting banget,"

Ayudia mengangguk, "a, Ayu tanya deh, sebenernya Aa ini beneran cinta nggak sih sama kak Cristy?"tanyanya.

"Cinta lah, kalau nggak ngapain gue jalanin lama-lama,"jawabannya

"Yakin benar-benar cinta? Kayak ucapan mas Ben yang bilang alasan cinta sama Ayu, karena mas Ben berdebar-debar kalau dekat sama Ayu, kira-kira kayak gitu nggak?"tanyanya lagi

Fernando terdiam mendengar pertanyaan dari wanita di sebelahnya.

"Aa, menjalin hubungan sama kak Cristy bukan karena kasihan, atau nafsu semata kan? Tapi karena perasaan berbeda antara laki-laki dan perempuan, semacam debaran tak biasa, coba deh Aa pikirkan baik-baik, nikah itu seumur hidup sekali loh A,"ujarnya mengingatkan.

Fernando masih terdiam, lelaki itu bahkan menunduk.

Ayudia menunggu reaksi dari lelaki itu, sambil memakan wafer cokelatnya.

Hingga sepuluh menit berlalu, tak ada tanggapan apapun dari lelaki itu.

"Aa mikirnya lama amat sih? Sampai abis nih wafer punya Ayu,"ujarnya sambil menunjukan bungkus jajanan itu.

Fernando melirik istri dari sahabatnya, lalu menghabiskan sisa susu UHT miliknya, dan terakhir ia menghela nafas,

"Ayu, kalau rasa yang dibilang Ben ke Lo, jujur aja, seumur-umur gue belum pernah ngerasain, termasuk sama cinta pertama gue ataupun Cristy sekalipun,"

"Berarti Aa, nggak benar-benar yakin mau jadiin kak Cristy istri Aa kan?"tebak Ayudia tepat sasaran.

"Sebenarnya yu, gue mau nikahi Cristy karena gue takut dia bunuh diri kalau gue tinggalin, kalau dia meninggal, gue bakal merasa sangat bersalah disisa umur gue, Lo ngerti maksud gue kan?"

Ayudia mengangguk menanggapi ucapan lelaki itu.

"Dan gue satu-satunya keluarga bagi dia, karena dia itu dari keluarga broken home, bahkan dia mengaku menjadi korban pemerkosaan sewaktu SMA, jadi kata dia, kalau gue nggak ada di sampingnya, udah nggak ada artinya dia hidup,"

"Gue pusing banget Ayu!"

Ayudia menepuk pundak lelaki itu, "A, tapi jika caranya begitu, suatu saat Aa bakal nyesel, pertama perbedaan yang menurut Ayu cukup fatal, yang sulit untuk disatukan, terus Aa juga nggak benar-benar tulus mencintai dia kan? Aa hanya merasa iba sama dia, dan seharusnya Aa lebih tau, sepertinya alasannya bukan karena hal itu kan?"

Fernando mengangguk, "menurut Lo gue mesti gimana?"tanyanya.

"Dulu kalau Aa, pisah sama mantan-mantan Aa alasannya apa?"tanya Ayudia balik.

"Karena gue ketauan selingkuh  kalau nggak main sama psk,"jawab Fernando jujur, "tapi Yu, bahkan Cristy tau kalau gue masih sering nongkrong di club' malam dan berakhir tidur sama psk, tapi dia nggak marah, dia ijinkan itu, asal gue jangan ninggalin dia,"

"Kok aneh ya A, ada cewek yang nggak cemburu, cowoknya selingkuh? Setau Ayu ada dua kemungkinan, karena bego atau...." Ayudia men-jeda ucapannya, "bisa aja dia melakukan hal yang sama seperti yang Aa lakuin, bukankah kalian lebih banyak LDR?"

"Maaf ya Aa, ini hanya tebakan Ayu aja, mohon jangan tersinggung, bisa jadi dia memanfaatkan apa yang aa punya, misal kekayaan gitu,"

Fernando mencerna kata-kata wanita itu, ia terdiam kembali memikirkan kehidupannya bersama Cristy setahun kebelakang.

Memang benar, semua kebutuhan hidup kekasihnya, ia yang tanggung, dari tempat tinggal, mobil, biaya makan, belanja bulanan, hingga cicilan hutang ibu dari kekasihnya, sementara Fernando mendapatkan kepuasan setiap dirinya berhubungan intim dengan wanita itu, selain itu tidak ada lagi yang ia dapat, selain perhatian kecil yang diberikan wanita itu.

"Kalau dipikir-pikir A, okelah Aa kasih uang ke dia, buat penuhi kebutuhannya dia, lalu Aa dapat layanan dalam hal ranjang, bukanya tak ubahnya kayak  psk ya! Dari pada begitu mending Aa cari istri sesuai harapan Umi Fatimah, kasih nafkah untuk istri berkah deh rejeki Aa,"

"Terus menurut Lo, apa yang harus gue lakuin buat lepas dari Cristy?"

"Coba cari tau, apa yang dia lakukan kalau Aa lagi nggak disini, tentunya secara diam-diam, bukannya dia model bikini ya A? Kalau dipikir-pikir ko Aa rela badan pacarnya jadi bahan fantasi laki-laki nakal,"

Dan berbagai kata-kata yang keluar dari mulut istri dari sahabatnya membuat pikirannya semakin terbuka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!