Fernando pulang menuju apartemennya, ia memasukan kode password untuk membuka pintu apartemen miliknya, meskipun ia jarang berada di ibu kota, setidaknya selama disini, kalau tidak tinggal bersama uminya, ia biasa tidur di apartemennya.
Ada Cristy pacarnya yang tinggal di apartemen miliknya, Fernando sudah menjalin hubungan dengan wanita itu selama setahun ini, berawal dari perkenalannya saat keduanya berada di pulau Dewata, saat itu Fernando menolong wanita itu, saat Cristy kehilangan dompetnya di salah satu tempat wisata terkenal di sana.
Dari kejadian itu, Fernando semakin dekat dengan wanita itu, karena Cristy selalu perhatian padanya, berkata lembut juga terlihat polos.
Awalnya Fernando menganggapnya hanya sebagai perempuan biasa layaknya teman wanitanya yang lain, namun karena terus menerus Cristy bersikap lembut dan perhatian padanya, lama-lama lelaki itu luluh juga.
Meskipun keduanya sering berjauhan, karena Fernando yang lebih banyak bekerja diluar kota, sedangkan Cristy lebih sering berada di ibu kota, meskipun profesinya sebagai model terkadang membuatnya bertemu dengan lelaki itu, saat wanita itu ada pemotretan di Bali.
Sebenarnya Cristy sama saja dengan mantan-mantannya yang lain, hanya saja, karena sering mendengar curhatan wanita itu tentang hidupnya yang miris, lama kelamaan membuat Fernando iba dan ingin melindungi wanita itu.
Cristy mengaku, berasal dari keluarga broken home, dan pernah diperkosa oleh lelaki asing saat SMA, juga tentang wanita itu yang harus menanggung hutang ibunya yang mempunyai kegemaran berjudi.
Pernah suatu ketika Cristy menelponnya sambil menangis-nangis, ia mengatakan jika dirinya diusir dari kontrakan karena sudah beberapa bulan menunggak pembayarannya.
Sejak saat itulah, Fernando menyuruh Wanita itu untuk menempati apartemennya.
Dan disinilah wanita itu sekarang, dengan memakai baju yang seksi, Cristy menunggunya di sofa berwarna merah menyala yang wanita itu beli beberapa bulan lalu.
Di sofa itu pula, biasanya kegiatan panas antara mereka berlangsung.
Fernando akui, wanita itu sangat lihai dalam hal ranjang, ia selalu dimanjakan juga dipuaskan oleh pacarnya itu.
Cristy dengan lingerie hitam menerawang juga tangan yang memegang gelas berisi red wine sedang menggodanya,
Fernando tau betul akan kebiasaan kekasihnya jika tau, dirinya pulang ke ibu kota, setelah sebulan mereka hanya berkomunikasi secara online, sekarang keduanya bertemu secara langsung.
Seharusnya ada rasa rindu yang keduanya ungkapkan dengan cara berhubungan intim, namun entah mengapa ucapan yang tadi siang ia dengar dari uminya juga sahabat-sahabatnya mengganggu pikirannya.
Apa wanita ini akan jadi istri sekaligus ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak?
Seingatnya ia pernah mendengar bahwa kekasihnya penganut child free, saat itu Cristy beralasan, ia takut jika anaknya akan bernasib sama dengannya.
Lalu jika nanti mereka menikah, tujuannya untuk apa? Apa dia dan dirinya hanya akan hidup berdua, terus memadu kasih hingga tua, tanpa ada penghibur hati seperti anak-anak misalnya.
Itu artinya ia tidak akan bisa memberikan cucu pada umi Fatimah, karena mau bagaimanapun, dirinya adalah anak semata wayang uminya juga satu-satunya keturunan laki-laki dari pihak Vater-nya,
Lalu misal dirinya tidak punya anak, kerja keras yang ia kumpulkan akan ia wariskan ke siapa? Bukan hanya masalah warisan, marga keluarga mendiang Vater, tak bisa lagi diteruskan,
Fernando hanya terdiam melihat tubuh seksi kekasihnya, entah mengapa hasratnya langsung turun mengingat ucapan yang menggangu ucapannya.
Cristy mendekatinya, wanita itu berjalan meliuk-liuk memperlihatkan tubuh montoknya.
"Sayang selamat datang di rumah, aku merindukanmu,"ujarnya sambil menyentuh lembut dada kekar Fernando yang masih tertutup kemeja hitam.
Wanita itu memeluknya erat, ia juga berjinjit untuk mengecup bibir seksi milik Fernando, namun tak ada reaksi apapun dari lelaki itu.
Cristy mundur, ia menatap kekasihnya heran, "kamu kenapa sayang? Apa kamu marah? Apa aku melakukan kesalahan? Kenapa kamu tidak membalas pelukan dan ciuman aku,"
"Maaf Cristy, sepertinya aku lelah, aku mau langsung tidur saja,"setelah mengatakan itu, Fernando berlalu meninggalkan kekasihnya yang kebingungan dengan sikapnya.
Keesokan paginya, Fernando terbangun, ia melihat ke arah bawahnya, ada kekasihnya sedang memanjakan adik kecilnya yang tengah berdiri tegak, kebiasaan lelaki di pagi hari, ketika alat vitalnya secara otomatis berdiri tegak tanpa ada rangsangan apapun, sebuah tanda jika metabolisme tubuhnya berjalan baik.
Namun lagi-lagi ucapan uminya dan sahabatnya mengganggu pikirannya, "maaf Cristy, sepertinya aku tidak bisa,"ujarnya bangkit menuju kamar mandi dengan keadaan polos.
Pasangan kekasih itu sedang sarapan bersama, ada roti hangat yang baru keluar dari toast juga selai strawberry kesukaan Fernando, lelaki bertubuh kekar itu menyukai sesuatu yang berasa dan beraroma buah berwarna merah itu.
"Kamu kenapa sayang? Dari semalam kamu dingin sama aku? Apa aku melakukan kesalahan?"tanya Cristy disela-sela keduanya tengah sarapan.
"Aku lelah dan banyak pikiran,"jawab Fernando asal.
"Kamu bisa cerita sama aku, mungkin aku bisa bantu kamu,"ucap wanita itu sambil menggenggam tangan kekasihnya.
"Umi tidak mau merestui jika kita menikah,"ungkap Fernando jujur.
"Apa alasannya?"tanya Cristy lembut.
"Kita berbeda keyakinan,"jawabnya.
"Kita bisa menikah diluar negeri, atau kamu mau, aku mengikuti keyakinan kamu, agar umi kamu merestui hubungan kita?"tawar wanita itu.
"Kamu tidak perlu melakukannya,"ujar lelaki itu, ia meminum segelas susu rasa strawberry hingga tandas, "sepertinya aku tidak pulang malam ini, aku ada perlu dengan sahabat aku untuk membicarakan tentang pekerjaan, aku juga akan menginap di rumah umi,"lanjutnya.
"Baiklah, tapi kamu perlu tau, aku akan selalu menunggu kamu disini,"ucap wanita itu kecewa.
Fernando yang mengenakan Hoodie hitam dengan celana jeans dengan warna senada beranjak meninggalkan kekasihnya tanpa memeluk atau menciumnya seperti biasa.
Lelaki itu mulai mengendarai mobilnya keluar dari parkir bawah tanah Apartemen miliknya, sebenarnya ia tidak memiliki tujuan, ia hanya ingin keluar dari apartemen, untuk urusan pekerjaan, ia sudah memberikan laporannya pada Rama juga Alex semalam.
Entah mengapa ia malah menghentikan mobilnya, ditepi jalan tak jauh dari gang masuk rumah istri sahabatnya.
Fernando hanya diam bersandar di kursi kemudi, ia melihat mobil-mobil berlalu lalang melewatinya.
Ia juga melihat bagaimana tukang parkir membantu mobil yang akan keluar dari parkiran minimarket,
Juga ada boneka badut, berkepala besar, sedang menggoyangkan badannya untuk mencari uang.
Dari dalam mobil juga, ia melihat dua sejoli bersama putri mereka, sepertinya keluarga kecil, terlihat tawa mereka begitu bahagia keluar dari minimarket itu.
Sang istri mengenakan jilbab besar berwarna cokelat menggendong balita perempuan mengenakan jilbab berwarna merah muda, juga suami yang mengenakan celana hitam dibawah lutut dengan kurta berwarna biru tua.
Dalam hati Fernando bertanya, "apa ini yang diinginkan uminya?"
Setahu dirinya, uminya sering mengikuti pengajian saat weekend di tempat dengan penampilan jama'ah sama dengan wanita yang tadi ia lihat, karena beberapa kali Fernando sempat mengantarkan uminya ketika dirinya berada di ibu kota.
Baru saja Fernando menghela nafas, kaca mobilnya diketuk dari luar, terlihat istri sahabatnya bersama dengan adik perempuannya,
Fernando menurunkan kaca mobilnya, "Aa, ngapain disini?"tanya wanita dengan rambut sebahu itu.
"Lagi iseng aja yu, Lo ngapain disini?"ucap lelaki itu asal.
Ayudia berbicara pada Anin, agar membawa kantong belanjanya pulang terlebih dahulu, sementara, ia akan bersama sahabat suaminya sebentar.
Wanita itu memutar dan membuka pintu mobil disisi lain, "a temenin Ayu sarapan bubur ayam yuk!"ajaknya setelah duduk disebelah lelaki itu, seolah wanita itu tau, tentang perasaannya yang tidak baik-baik saja.
"Gue udah sarapan yu,"ujar Fernando malas.
"A, kan tadi Ayu bilang, temenin Ayu, kalo dibayarin ya terima kasih,"
"Banyakkan duit Lo nyonya dibanding duit jongos kek gue!"
"Si Aa kalau ngomong sekate-kate, jongos masa bisa punya mobil kek gini," ujarnya sambil melihat ke sekeliling mobil yang mulai bergabung memasuki jalanan yang ramai.
"Jongosnya laki Lo Ayudia,"
"Jangan merendahkan diri Aa Nando yang ganteng nomor dua setelah suaminya Ayu, oh ya A, kalau boleh tau Aa kenapa sih? Apa masih kepikiran soal kemarin?"tanyanya.
Fernando mengentikan mobilnya ketika lampu lalu lintas berwarna merah, lelaki itu menghembuskan nafasnya kasar, "semalem, gue balik dan Cristy menyambut gue seperti biasa, dengan lingerie yang biasanya bikin hasrat gue langsung naik, apalagi udah sebulan gue nggak ketemu dia, dan Lo tau apa yang gue pikirkan saat itu?"
Ayudia menggeleng, wanita itu sepertinya bingung apa maksud dirinya.
Fernando kembali melajukan mobilnya ketika lampu berwarna hijau, "Lo tau Ayu, gue keinget omongan umi sama Lo juga Rama, Bahkan adik kecil gue nggak merespon apapun dengan tindakan yang dilakukan oleh Cristy, ini diluar kebiasaan gue, Lo tau kan, gue sama Alex paling nggak tahan sama body bohay cewek?"ungkapnya frontal.
Ayudia mengangguk, wanita itu tau betul kebiasaan sahabat-sahabat suaminya itu, para lelaki itu sangat terbuka pada dirinya, saat Benedict sedang tidak berada di negara ini.
"Dan lebih aneh lagi tadi pagi, lo tau kan kebiasaan cowok kalau pagi-pagi, sama kaya Ben, tanpa Lo melakukan apapun pasti ada yang lebih dulu bangun sebelum lelaki membuka mata, ngerti kan maksud gue?"
Lagi-lagi Ayudia mengangguk, ia teringat tentang kebiasaan suaminya di pagi hari.
"Bahkan saat Cristy manjain punya gue, mendadak gue menolaknya dan langsung ninggalin dia gitu aja ke kamar mandi, lagi-lagi karena gue kepikiran omongan Umi, Lo sama Rama,"
Fernando menghentikan mobilnya, tak jauh dari tukang bubur ayam yang tak jauh dari cafe dimana sahabatnya berada.
Keduanya turun dan memesan bubur ayam secara bergantian, lalu mereka duduk di bangku plastik berwarna biru tepat dibawah pohon beringin yang besar.
"Omongan kalian menganggu gue, bukan dalam hal negatif tapi lebih mengarah ke hal positif, gue bahkan semalam harus minum obat tidur biar gue bisa langsung merem,"
"Terus mau Aa sekarang bagaimana?"tanya Ayudia.
"Gue bingung Ayu, kalau gue tinggalin Cristy tiba-tiba bisa aja kan dia depresi dan bunuh diri, Lo pernah gue ceritain saat beberapa bulan yang lalu, dia masuk rumah sakit karena OD gara-gara berantem sama gue, apalagi kalau gue sampai tinggalin, coba Lo pikir, misal dia bunuh diri gara-gara gue, bisa-bisa gue dihantui rasa bersalah seumur hidup gue, pusing gue Ayu,"
Obrolan mereka terhenti ketika dua porsi bubur ayam telah tersaji dihadapan keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments