BAB 5 : Teman Terbaik

Victor menatap Jelena dengan tatapan tajam, dia jelas menegaskan bahwa tengah marah karena makanan yang di makan Katherine sangatlah pedas dan asin. Katherine yang tidak terbiasa memakan pedas tentu saja begitu heboh dalam merasakan rasa pedas yang seperti melahap api. Tapi Jelena bisa apa? Dia sama sekali tidak tahu kenapa Katherine bereaksi seperti itu, kalau mengingat semua kejahilan, sikap tidak baik Katherine yang selalu membuat Jelena tersiksa, bukankah ini adalah trik yang sama agar Jelena mendapatkan bentakan dari Victor?

" Masih ingin diam saja dan tidak mengakui kesalahanmu? " Victor semakin terlihat marah, sementara Katherine benar-benar tersiksa dengan terus menempelkan lidahnya ke es batu dan terus mengupas wajahnya yang memerah, matanya mengeluarkan air mata, jadi barulah Jelena sadar kalau ternyata Katherine memang tidak main-main, atau berpura-pura.

Jelena mengeryit, diam dan bertanya, kenapa bisa begitu? Jelas dia tida menambahkan bubuk cabai atau merica, jadi bagaimana bisa makanan itu menjadi pedas?

" Aku, Tuan. " Ujar Popi membuat semua orang menoleh kaget ke arahnya. Sebagai seorang teman, sebagai seorang pelayan dia juga merasa begitu tidak terima. Pertama dia kesal melihat sahabatnya di rendahkan, di siksa oleh kekasih Tuan muda rumahnya, belum lagi cara bicara Katherine saat tidak ada Victor benar-benar sangat sinis, arogan, dan juga sok berkuasa. Tahu, dia tahu dan sadar bena jika Katherine adalah aktris peran, model terkenal juga, tapi apakah pantas untuknya menginjak harga diri seorang pelayan, belum lagi perlakukan buruknya terkadang Rien tempo hari.

Jelena terdiam membeku, Popi? Bagaimana bisa orang yang selama ini begitu sabar dan juga masa bodoh dengan Katherine melakukan hal yang tidak masuk akal itu? Padahal jelas-jelas Popi adalah orang yang baik, dia begitu setia, serius dalam bekerja, tidak mungkin rasanya kalau Popi yang melakukanya.

Victor menghela nafas, sungguh dia tidak mengerti dari mana keberanian seorang pelayan yang sengaja mencelakai kekasihnya itu. Kalau saja Popi bukan anak mendiang pengasuhnya yang sudah menemani Victor dari bayi hingga dewasa, mana mungkin Victor akan diam dan bersabar seperti ini. Tapi meskipun dia tidak bisa memberhentikan Popi, setidaknya dia juga harus memberikan hukuman sebagai efek jera agar dia tidak melakukan kesalahan yang sama lagi di kemudian hari.

" Kenapa kau melakukan hal bodoh itu?! "

Popi mencengkram jari tangannya yang saling bertautan, dia menegakkan pandangan untuk menatap Victor, lalu menatap Katherine yang melotot marah padanya. Takut? Tentu saja takut, dia memiliki seorang adik yang sedang sekolah, juga seorang Ayah yang sudah tidak bisa menghasilkan banyak uang untuk kehidupan adiknya, upah bekerja di kediaman Victor memang sangat tinggi, tapi dia juga cukup kehilangan kesabaran setelah apa yang di lakukan Katherine kepada Jelena, juga kepadanya.

" Nona Katherine, dia sengaja mengerjai Jelena. Dia memerintah ini dan itu, memaki tiada henti, bahkan membuat Jelena tidak makan seharian dan harus berjalan mencari pil penunda kehamilan sampai malam, keadaan Jelena tidak bisa di samakan denganku. Aku sudah menawarkan diri, tapi Nona Katherine sengaja meminta Jelena untuk menyiksanya. Nona Katherine juga sering sekali memakiku, aku hanya merasa kesal dan sakit hati tadi, maaf karena tidak mengontrol emosiku dengan baik, maaf karena apa yang aku lakukan membuat Nona Katherine tersiksa. "

Victor tidak bisa berkata-kata lagi. Bukannya tidak tahu kebiasaan Katherine selama ini, dia memang mudah marah, tapi mau bagaimana lagi kalau nyatanya hatinya mencintai Katherine dan siap menerima sifat bak juga buruknya seorang Katherine. Tapi ya, apapun alasannya, Popi tetaplah bersalah, jadi dia tidak akan melepaskan Popi begitu saja, dan harus memberikan hukuman untuk Popi.

Victor menghela nafas, lalu menatap Popi dengan tatapan dingin.

" Bersihkan semua ruangan di lantai dua. Jangan berani berhenti kalau belum selesai. Entah itu akan membuatmu tidur atau tidak, kau tidak boleh berhenti saat belum selesai, kau paham?! "

Popi mengangguk sembari membatin lega, dia pikir Victor akan memintanya untuk mengambil tas dan keluar dari rumah itu segera, dan ternyata dia masih bisa selamat dan Ayahnya tidak perlu repot mencari uang untuk hidupnya lagi.

Katherine tentu saja tidak terima, dia menatap marah Popi dan membatin dendam. Bagiamanapun selama ini sama sekali tidak ada yang berani melakukan hal kurang ajar seperti itu padanya. Dia bisa di layani, di ratukan oleh orang dia sekitarnya, dan kali ini bukan hanya Jelena saja targetnya, tapi Popi juga akan dia singkirkan dari kediaman Victor.

" Sayang, kau yakin hanya menghukum dia seperti itu? " Tanya Katherine dengan tatapan sedih. Victor tentu saja tidak tega melihat kekasih yang dia cintai sedih dan merasa tidak nyaman, tapi mau bagaimana lagi? Ibunya Popi berjasa besar dalam hidupnya, di tambah Ibunya Popi juga pernah menyelamatkannya dari orang jahat yang ingin menculik dan menjadikannya sandera. Entah sebesar apapun kesalahan yang di buat Popi, Victor hanya bisa memaafkan dan tidak mendendam demi membalas hutang Budi yang tentu saja tidak mungkin bisa terbalaskan dengan impas.

Victor merangkul Katherine dan membawanya meninggalkan meja makan, dia tidak ingin terus membahas tentang Popi atau siapapun lagi. Katherine juga jadi tidak bisa berkata-kata dan memilih diam. Popi sudah mengatakan banyak hal yang seharusnya tidak dia katakan, jadi mana mungkin Katherine akan menerima saja seperti itu?

Setelah kepergian Victor dan Katherine, Jelena dan Ibu dapur berbarengan menghela nafas dan menatap Popi dengan tatapan penuh tanya.

" Sudahlah, kalian jangan menatapku seperti itu. Aku memang kesal sekali dia nenek sihir berwajah malaikat itu. Meskipun dia memang cantik, tapi dia juga tidak akan mungkin bisa terus menutupi wajah seorang penyihir selamanya kan? "

Jelena terdiam, sementara Bibi dapur mengusap punggung Popi dengan lembut. Sayangnya dia sama sekali tidak memiliki keberanian seperti Popi, dia juga hanya mengandalkan loyalitas dalam bekerja saja sehingga bisa bertahan lama di kediaman Victor. Popi, tentu saja dia tidak akan di tendang keluar begitu saja mengingat jasa besar Ibunya di rumah besar itu.

Malam itu Jelena dan Bibi dapur ikut membantu Popi untuk membersihkan lantai dua, meskipun sudah di peringati untuk membuatkan saja Popi bekerja sendiri, nyatanya Jelena dan Bibi dapur benar-benar ogah meninggalkan Popi sendirian bekerja.

" Jelena! " Panggil tukang kebun dengan tergesa-gesa.

" Ada apa, pak? " Tanya Jelena sebentar menghentikan kegiatannya.

" Di luar ada Ayah dan Ibumu, sudah aku peringatan untuk datang lagi besok karena ini sudah malam, tapi mereka memaksa untuk bertemu denganmu. "

Jelena mengeryit bingung.

" Untuk apa mereka datang malam-malam begini, pak? "

" Dia bilang, dia tidak punya uang, jadi dia datang untuk mengambil uang. "

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Nala Ratih Soemarna

Nala Ratih Soemarna

Apalagi ini Thor tega sekali kau sama Jelena 😭

2023-05-31

1

Arin

Arin

ya ampun Thor...kasian bngt si Jelena,ap ngga ada orng baik yg bawa dia kbur dri neraka itu.kok sy berhrp klo Jelena itu nanti aslny anak orng kaya y

2023-05-31

0

Bunda Salma

Bunda Salma

ngenes banget hidup mu je... udah diperas sama ortu lucnut masih disiksa lahir batin sama suami dan kekasih lucnutnya pula 😭

2023-04-22

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 : Kecanggungan Terbesar
3 BAB 3 : Kesedihan Tak Terbatas
4 BAB 4 : Kenapa Tidak Memberontak?
5 BAB 5 : Teman Terbaik
6 BAB 6 : Jam Tangan
7 BAB 7 : Tertahan Keadaan
8 BAB 8 : Peringatan Dari Jelena
9 BAB 9 : Sudah Bukan Rahasia
10 BAB 10 : Tindakan Berani
11 BAB 11 : Status Yang Diperebutkan
12 BAB 12 : Bingung Harus Mengatakan Apa
13 BAB 13 : Paling Berharga
14 BAB 14 : Setumpuk Uang
15 BAB 15 : Demi Anak
16 BAB 16 : Niat Dan Perjuangan
17 BAB 17 : Persyaratan Tidak Serius
18 BAB 18 : Menyadari Sesuatu
19 BAB 19 : Orang Tua Yang Luar Biasa
20 BAB 20 : Perasaan Tak Terkalahkan
21 BAB 21 : Sikap Cuek Yang Meresahkan
22 BAB 22 : Berbeda Maksud
23 BAB 23 : Tidak Tertarik Melakukan Apapun
24 BAB 24 : Posisi Yang Seharusnya
25 BAB 25 : Mood Ibu Hamil
26 BAB 26 : Bayi Yang Aneh, Tapi Lucu!
27 BAB 27 : Kalimat Tidak Pantas
28 BAB 28 : Masih Saja Datar
29 BAB 29 : Rumor Dating Yang Rumit
30 BAB 30 : Dibalik Kata Istriku
31 BAB 31 : Sudah Sangat Muak
32 BAB 32 : Beban Hidup
33 BAB 33 : Canggung Dan Kesal
34 BAB 34 : Perasaan Terpojok
35 BAB 35 : Bimbang Dan Harapan
36 BAB 36 : Masa Lalu
37 BAB 37 : Menunggu Dan Kecurigaan
38 BAB 38 : Bukan Cemburu!
39 BAB 39 : Violet Yang Malang
40 BAB 40 : Muak Dan Mual
41 BAB 41 : Meminta Bantuan
42 BAB 42 : Kenyataan Yang membingungkan
43 BAB 43 : Bekerja Sama
44 BAB 44 : Kekhawatiran Berujung Marah
45 BAB 45 : Perdebatan Dingin
46 BAB 46 : Bergabung Bersama Keluarga
47 BAB 47 : Rindu Yang Terabaikan
48 BAB 48 : Hamil?
49 BAB 49 : Obrolan Tak Berujung
50 BAB 50 : Keputusan Terbaik
51 BAB 51 : Mencoba Membujuk
52 BAB 52 : Waktu Senggang
53 BAB 53 : Uneg-Uneg Tersampaikan
54 BAB 54 : Keputusan Terbaik
55 BAB 55 : Perasaan Tidak Menentu
56 BAB 56 : Keberanian
57 BAB 57 : Penolong Misterius
58 BAB 58 : Peringatan Untuk Kebaikan
59 BAB 59 : Pria Misterius Mencurigakan
60 BAB 60 : Terkejut Karena Sosok Itu!
61 BAB 61 : Tidak Akan Kembali Padamu!
62 BAB 62 : Empati Sesama Manusia
63 BAB 63 : Masalah Sebenarnya
64 BAB 64 : Jalan Yang Sulit
65 BAB 65 : Rumor Buruk
66 BAB 66 : Pilihan Penuh Kesulitan
67 BAB 67 : Egois Bertemu Egois
68 BAB 68 : Akhirnya Kembali
69 BAB 69 : Tidak Mengerti Satu Sama Lain
70 BAB 70 : Ketidaksengajaan
71 BAB 71 : Penyesalan Dalam Ketidakberdayaan
72 BAB 72 : Kenyataan Atau Mimpi?
73 BAB 73 : Memohon Bertukar Nyawa
74 BAB 74 : Keajaiban
75 BAB 75 : Perasaan Bersalah
76 BAB 76 : Sebab Yang Menyakitkan
77 BAB 77 : Berteman Baik
78 BAB 78 : Sebuah Pelajaran
79 BAB 79 : Menonton Film
80 BAB 80 : Untung Ada Mira
81 BAB 81 : Pengangguran!
82 BAB 82 : Debaran Jantung
83 BAB 83 : Persaingan Dalam Cinta
84 BAB 84 : Berhenti Membuat Ulah!
85 BAB 85 : Merelakan Yang Tersayang
86 BAB 86 : Kesepakatan
87 BAB 87 : Ancaman Telak
88 BAB 88 : Kesibukan Baru
89 BAB 89 : Wajah Malaikat
90 BAB 90 : Terimakasih Untuk Hari Ini!
91 BAB 91 : Seorang Bibi
92 BAB 92 : Adik Untuk Mira!
93 BAB 93 : Tidak Bisa Berhenti!
94 BAB 94 : Cinta Dan Pengorbanan
95 BAB 95 : Predator Kehilangan Kesabaran
96 BAB 96 : Bukan Jelena Yang Dulu!
97 BAB 97 : Melawan Dengan Berani
98 BAB 98 : Cepat Untuk Menikah
99 BAB 99 : Malam Pertama
100 BAB 100 : Final Episode
101 Di Baca ya!
102 promosi Novel Baru! seru banget! kepoin yuk!!
Episodes

Updated 102 Episodes

1
BAB 1 : Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 : Kecanggungan Terbesar
3
BAB 3 : Kesedihan Tak Terbatas
4
BAB 4 : Kenapa Tidak Memberontak?
5
BAB 5 : Teman Terbaik
6
BAB 6 : Jam Tangan
7
BAB 7 : Tertahan Keadaan
8
BAB 8 : Peringatan Dari Jelena
9
BAB 9 : Sudah Bukan Rahasia
10
BAB 10 : Tindakan Berani
11
BAB 11 : Status Yang Diperebutkan
12
BAB 12 : Bingung Harus Mengatakan Apa
13
BAB 13 : Paling Berharga
14
BAB 14 : Setumpuk Uang
15
BAB 15 : Demi Anak
16
BAB 16 : Niat Dan Perjuangan
17
BAB 17 : Persyaratan Tidak Serius
18
BAB 18 : Menyadari Sesuatu
19
BAB 19 : Orang Tua Yang Luar Biasa
20
BAB 20 : Perasaan Tak Terkalahkan
21
BAB 21 : Sikap Cuek Yang Meresahkan
22
BAB 22 : Berbeda Maksud
23
BAB 23 : Tidak Tertarik Melakukan Apapun
24
BAB 24 : Posisi Yang Seharusnya
25
BAB 25 : Mood Ibu Hamil
26
BAB 26 : Bayi Yang Aneh, Tapi Lucu!
27
BAB 27 : Kalimat Tidak Pantas
28
BAB 28 : Masih Saja Datar
29
BAB 29 : Rumor Dating Yang Rumit
30
BAB 30 : Dibalik Kata Istriku
31
BAB 31 : Sudah Sangat Muak
32
BAB 32 : Beban Hidup
33
BAB 33 : Canggung Dan Kesal
34
BAB 34 : Perasaan Terpojok
35
BAB 35 : Bimbang Dan Harapan
36
BAB 36 : Masa Lalu
37
BAB 37 : Menunggu Dan Kecurigaan
38
BAB 38 : Bukan Cemburu!
39
BAB 39 : Violet Yang Malang
40
BAB 40 : Muak Dan Mual
41
BAB 41 : Meminta Bantuan
42
BAB 42 : Kenyataan Yang membingungkan
43
BAB 43 : Bekerja Sama
44
BAB 44 : Kekhawatiran Berujung Marah
45
BAB 45 : Perdebatan Dingin
46
BAB 46 : Bergabung Bersama Keluarga
47
BAB 47 : Rindu Yang Terabaikan
48
BAB 48 : Hamil?
49
BAB 49 : Obrolan Tak Berujung
50
BAB 50 : Keputusan Terbaik
51
BAB 51 : Mencoba Membujuk
52
BAB 52 : Waktu Senggang
53
BAB 53 : Uneg-Uneg Tersampaikan
54
BAB 54 : Keputusan Terbaik
55
BAB 55 : Perasaan Tidak Menentu
56
BAB 56 : Keberanian
57
BAB 57 : Penolong Misterius
58
BAB 58 : Peringatan Untuk Kebaikan
59
BAB 59 : Pria Misterius Mencurigakan
60
BAB 60 : Terkejut Karena Sosok Itu!
61
BAB 61 : Tidak Akan Kembali Padamu!
62
BAB 62 : Empati Sesama Manusia
63
BAB 63 : Masalah Sebenarnya
64
BAB 64 : Jalan Yang Sulit
65
BAB 65 : Rumor Buruk
66
BAB 66 : Pilihan Penuh Kesulitan
67
BAB 67 : Egois Bertemu Egois
68
BAB 68 : Akhirnya Kembali
69
BAB 69 : Tidak Mengerti Satu Sama Lain
70
BAB 70 : Ketidaksengajaan
71
BAB 71 : Penyesalan Dalam Ketidakberdayaan
72
BAB 72 : Kenyataan Atau Mimpi?
73
BAB 73 : Memohon Bertukar Nyawa
74
BAB 74 : Keajaiban
75
BAB 75 : Perasaan Bersalah
76
BAB 76 : Sebab Yang Menyakitkan
77
BAB 77 : Berteman Baik
78
BAB 78 : Sebuah Pelajaran
79
BAB 79 : Menonton Film
80
BAB 80 : Untung Ada Mira
81
BAB 81 : Pengangguran!
82
BAB 82 : Debaran Jantung
83
BAB 83 : Persaingan Dalam Cinta
84
BAB 84 : Berhenti Membuat Ulah!
85
BAB 85 : Merelakan Yang Tersayang
86
BAB 86 : Kesepakatan
87
BAB 87 : Ancaman Telak
88
BAB 88 : Kesibukan Baru
89
BAB 89 : Wajah Malaikat
90
BAB 90 : Terimakasih Untuk Hari Ini!
91
BAB 91 : Seorang Bibi
92
BAB 92 : Adik Untuk Mira!
93
BAB 93 : Tidak Bisa Berhenti!
94
BAB 94 : Cinta Dan Pengorbanan
95
BAB 95 : Predator Kehilangan Kesabaran
96
BAB 96 : Bukan Jelena Yang Dulu!
97
BAB 97 : Melawan Dengan Berani
98
BAB 98 : Cepat Untuk Menikah
99
BAB 99 : Malam Pertama
100
BAB 100 : Final Episode
101
Di Baca ya!
102
promosi Novel Baru! seru banget! kepoin yuk!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!