Jelena terdiam tak berani mengeluarkan suara sekalipun saat kedua orang tua Victor mengatakan jika dia akan pergi ke luar negeri mengurus bisnis keluarga mereka. Tentu saja masih sangat kaku bagi mereka, Jelena yang biasanya akan berkutat di dapur, mengerjakan tugas rumah sebagai pembantu kini duduk bersama mereka sebagai anggota keluarga baru, yaitu istri dari Victor, dan seorang menantu.
Orang tua Victor sebenarnya tidak begitu sinis kepada Jelena, tapi dia juga tidak terlihat perduli kepada Jelena sehingga Jelena sendiri sudah harus menjaga cara bicara, cara berperilaku jangan sampai satu saja ucapan, atau tindakan mengundang kemarahan dari mertuanya itu.
" Jelena? "
" I iya, Nyonya. Mak maksudnya, " Jelena gelagapan sendiri karena dia masih merasa asing dan bingung cara memanggil orang tua Victor setelah beberapa tahun menyebut kedua orang itu sengaja Tuan dan Nyonya.
Ibunya Victor menghela nafas, sebenarnya dia juga sama sekali tidak nyaman dengan kondisi mereka. Dari pembantu menjadi menantu, siapa yang akan menyangka kalau anaknya akan membuat pembantu rumahnya hamil? tapi entahlah! Kehamilan Jelena juga masih belum jelas dengan siapanya karena masih belum bisa membuktikannya. Sekarang yang paling penting hanyalah dia selaku ibu dari Victor harus memperlakukan Jelena dengan baik, karena siapa tahu benar saja kalau yang di kandung Jelena memang cucu kandungnya.
" Kami akan pergi untuk beberapa bulan, dan kalau menurut perhitungan Dokter kau akan melahirkan delapan bulan lebih satu Minggu lagi, jadi kami akan kembali delapan bulan dari sekarang. Harap jaga baik-baik kandunganmu, makan makanan yang bergizi dan utamakan janin di perutmu. "
Jelena mengangguk dengan cepat, tapi dia juga mengingat pesan itu dengan amat sangat. Sementara Ayahnya Victor, pria itu hanya bisa terdiam karena semua kejadian ini begitu cepat, dan begitu di luar ekspektasi nya. Tapi mau bagaimana lagi? Jelena dan Victor sudah menikah jadi hanya bisa melihat bagaimana kedepannya saja nanti. Toh kalau memang benar anak yang di kandung Jelena adalah anak Gail, tidak mungkin juga untuknya menolak cucu kandungnya sendiri.
Tidak di izinkan untuk ikut mengantar mertuanya ke bandara, Jelena akhirnya tinggal di rumah duduk terdiam tidak tahu harus mengatakan apa. Teman sesama pembantu di sana sedang sibuk dengan pekerjaannya, dia yang tadi ingin membantu juga tidak di izinkan oleh temannya karena sekarang kan Jelena adalah Nyonya muda di rumah mereka bekerja.
" Jelena, ah maksudku, Nyonya muda, saya akan buat susu hamil untuk Nyonya muda, tolong tunggu di sini ya? " Jelena terdiam menahan tangis melihat wanita paruh baya yang biasanya akan akrab dengannya malah menjadi begitu asing memperlakukannya. Tentu saja Jelena ingin semua seperti semula, dia ingin di perlakukan sama seperti sebelumnya karena memang itu sangat nyaman untuknya.
" Bibi, tolong jangan memanggilku seperti itu. Aku tidak ingin semua seperti ini. Aku cuma punya Bibi dan kak Popi yang Sudi berteman denganku, kalau kalian memperlakukan aku begini, aku benar-benar kesepian, tidak ada siapa lagi di rumah ini. "
Bibi menatap Jelena dengan melas. Padahal sudah seharunya dia memperlakukan Jelena dengan sopan dan hormat mengingat status mereka sudah berubah sekarang, tapi melihat Jelena yang begitu tertekan setelah menikahi Tuan muda rumah itu malah membuat Bibi merasa sedih juga.
" Jelena, maafkan Bibi ya? Bibi tidak ingin menjauhimu, Bibi hanya ingin bersikap sopan, kau kan Nyonya kami sekarang. " Ujar Bibi menjelaskan maksud dari sikapnya agar Jelena tidak salah paham dengannya.
Jelena menahan tangisnya, bangkit dan memeluk Bibi dapur dengan erat. Sungguh Jelena tidak tahu harus bagaimana dengan pernikahan ini, tapi dia yang seperti berada di tengah jurang hanya bisa bertahan meski dia ingin menyerah.
" Jelena, sebenarnya kemarin setelah upacara pernikahanmu orang tuamu datang kepada kami. Dia meminta kami memperlakukanmu dengan hormat karena kau adalah Nyonya sekarang, dan mereka adalah orang tua dari nyonya muda rumah ini. Jujur saja Bibi bingung, kenapa mereka memiliki sikap yang begitu buruk sedangkan kau tumbuh menjadi gadis polos dan baik hati seperti ini? "
Jelena semakin mengeratkan pelukannya. Seandainya saja dia memiliki Ibu sebaik bibi dapur, seandainya saja dia tidak memiliki orang tua yang adalah pecandu narkoba dan minuman beralkohol, akankah hidupnya menjadi lebih baik dari pada sekarang? Gadis sembilan belas tahun harus menjadi istri siri yang hamil di luar nikah, juga harus menjalani pernikahan bagai neraka, lalu setelah melahirkan harus merelakan anaknya dan terpisah begitu saja? Haruskah Jelena menyalahkan takdir Tuhan?
" Sudahlah Jelena, sekarang jangan memikirkan tentang kesedihanmu lagi. Kau kan sedang hamil, jadi cobalah untuk bahagia apapun caranya, mengerti? " Ucap Bibi dapur lalu tersenyum sembari mengusap wajah Jelena yang basah karena air matanya.
Jelena mengangguk paham. Iya, dia tidak bisa melakukan apapun lagi selain mencoba untuk merasa bahagia agar janinnya juga bahagia.
Malam harinya.
Victor baru saja pulang, tadi setelah mengantarkan orang tuanya ke bandara, Victor langsung beraktifitas karena ada beberapa talk show yang harus dia hadiri, dan sekarang dia kembali bersama kekasihnya, Katherine. Katherine adalah gadis cantik yang bekerja sebagai artis peran, dia juga anak desainer ternama. Selain itu, dia juga bersekolah di sekolah favorit sama dengan Victor, tepatnya Katherine adalah adik kelas Victor. Hubungan mereka sudah terjalin dua tahun terakhir ini, setelah sebelumnya sempat putus padahal sudah setahun bersama.
Jelena yang saat itu keluar dari kamarnya untuk mengambil minum, rupanya di lihat oleh Katherine, dan segeralah Katherine memanggilnya untuk di suruh-suruh tentunya.
" Hei, kau! "
Jelena menoleh, melihat Katherine menggerakkan tangannya meminta Jelena untuk datang, tentu saja Jelena dengan segera beranjak mendekat.
" Ada apa, Nona? " Tanya Jelena yang tentu saja sudah tahu kalau Katherine adalah kekasih Victor karena ini bukan kali pertama Katherine datang kesana.
" Ambilkan air hangat untukku! "
Jelena mengangguk paham, dengan segera dia berjalan menuju dapur untuk mengambilkan minum.
" Ini, Nona. " Jelena menyerahkan segelas air hangat untuk Katherine.
" Puih! Apa ini?! Ini namnya dingin bukan panas! " Kesal Katherine lalu mengembalikan gelas itu kepada Jelena, tentu saja maksudnya adalah agar Jelena mengganti airnya.
Jelena kembali ke dapur, menambahkan air hangat lebih banyak dari pada sebelumnya, lalu kembali menyerahkan gelas berisi air itu kepada Katherine.
" Silahkan, Nona. "
Katherine dengan gayanya yang angkuh meraih gelas itu, dan dengan wajah kesal menyiramkannya kepada Jelena.
" Aw! " Pekik Jelena karena air itu lumayan panas dan tentu saja membuat kulitnya jadi agak kemerahan.
" Ada apa, sayang? " Tanya Jelena yang buru-buru keluar dari kamarnya.
" Pembantumu ini, benar-benar keterlaluan, sayang! Aku minta air hangat dan dia memberikan aku air panas. "
Jelena menggeleng karena jelas dia sudah mengikuti keinginan Katherine.
Victor menatap Jelena dengan tatapan marah.
" Pakai otakmu saat bekerja, kau pikir kau siapa bisa sembarangan begitu?! "
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Nala Ratih Soemarna
Malang nian nasib mu Jelena 😪
2023-05-31
0
Natalina Renes
mampir
2023-04-16
1
Riana
🤨🤨🤨🤨
2023-04-16
1