BAB 3 : Kesedihan Tak Terbatas

Jelena memegangi lututnya yang terasa gemetar dan pegal. Ini sudah pukul sepuluh malam, tapi Katherine masih begitu gencar menyiksanya. Dari pukul lima sore, dan bisa bayangkan betapa pegalnya Jelena melayani Katherine dengan segala tingkah menyebalkannya? Masalah air sudah selesai, ganti buah, hanya karena potongan buah yang tidak sesuai selera, Jelena lagi-lagi harus menerima makian dari Katherine sementara Victor nampak begitu los dan cuek saja dengan tingkah Katherine seolah tidak tahu menahu bahwa Jelena tengah hamil saat ini. Lanjut masalah menyiapkan air hangat, katanya kepanasan, terlalu dingin, terlalu banyak menuangkan minyak terapi. Setelah selesai mandi, Jelena di mintai untuk memijat seluruh tubuh Katherine. Tapi lagi-lagi Katherine membuatnya menahan diri karena harus mendengar ocehan Katherine.

Terlalu kuat! Jangan menekan seperti itu! Memijat atau mengusap?! Tanganmu tidak enak! Tangan tidak berguna! Dan masih banyak makian yang di terima Jelena.

Sebenarnya pembantu lain sudah menawarkan diri untuk membantu atau menggantikan Jelena, tapi Katherine yang memang dari awal tidak menyukai Jelena menolak untuk di dilayani oleh pembantu lain. Jelena tentu saja tidak bisa menolak, meski dia adalah istrinya Jelena, nyatanya itu juga tidak dapat mengubah apapun apalagi membuatnya di hormati sebagai Nyonya muda, dan lagi Victor pasti akan marah besar kalau sampai ada yang memberitahu Katherine tentang pernikahannya kan?

" Jelena! " Panggil lagi Katherine serta membuka pintu kamarnya, kamar yang juga di gunakan oleh Victor. Yah, mereka berdua memang selalu tidur di kamar yang sama selama orang tua Victor tidak berada di rumah.

Jelena sebenarnya sudah lelah sekali, di kehamilan awal begini seharusnya dia banyak istirahat, tapi malah begitu lelah sampai tidak sempat makan dan minum. Wajah pucat Jelena benar-benar di abaikan oleh Katherine yang masih ingin menyiksanya masa bodoh mau sepucat apa wajah Jelena.

" Iya, Nona? "

" Belikan aku pil penunda kehamilan, sekarang! "

Jelena terdiam menatap wajah Katherine, pil penunda kehamilan? Tidak bisa membohongi diri sendiri bahwa Jelena benar-benar terkejut dengan perintah Katherine. Jujur, Jelena memang sudah mengidolakan Victor yang kini sudah menjadi suaminya sendiri. Jelena hampir tak pernah melewatkan acara televisi asalkan ada Victor di sana, dan mungkin karena terlalu mengidolakan suaminya sendiri hingga dia merasa cemburu dengan ucapan Katherine barusan.

" Kenapa kau diam? Telingamu tersumbat kotoran? Makanya jadilah sedikit bersih, jangan biarkan kotoran telinga mengganggu pendengaran. " Ujar Katherine dengan wajah sinis seperti biasanya saat berbicara kepada Jelena.

" Baik. " Ucap Jelena yang jelas tidak bisa dan tidak boleh mengatakan apapun selain kata itu. Dia menjalankan kakinya meski sudah sangat lemas dan gemetar karena dia belum sempat makan, juga minum.

" Kalau kau jalan seperti siput begitu, kapan sampainya?! " Bentak Katherine menatap Jelena dengan mimik yang begitu marah.

Jelena mengangguk cepat, dengan sekuat tenaga dia mencoba menjalankan kakinya agar bisa lebih cepat berjalan menuju apotik terdekat. Iya, untungnya apotik memang berada tak jauh dari rumah Victor, tapi meskipun begitu tetap saja Jelena sampai panas dingin dengan kondisinya yang seperti itu.

Lain halnya dengan Jelena yang begitu menderita dan kesulitan dalam hidup, orang tua Jelena kini justru tengah tertawa bahagia, terbahak-bahak tidak perduli dengan putrinya yang sudah pasti tidak akan mudah untuknya menjalani rumah tangga dengan majikannya sendiri.

Seperti kebiasaan mereka, tidak begitu mementingkan bagaimana rumah mereka yang sudah bobrok, tidak penting akan makan apa, tidak penting pakaian yang mereka gunakan, yang mereka kejar adalah narkoba, juga minuman alkohol yang sudah seperti menyita nyawa dan harus mereka tebus dengan membeli semua itu.

Menyedihkan bukan? Sedari Jelena kecil, dia sudah di paksa untuk menghasilkan uang dari mengemis, saat sekolah dasar Jelena di paksa mengamen di jalanan, sekolah menengah pertama dia bahkan hampir di jual oleh Ayahnya untuk membayar hutang judi juga hutang minuman keras yang cukup besar jumlahnya. Untung saja saat itu Jelena bertemu dengan orang baik yang membantunya kabur, tapi karena tidak ada pilihan dan juga tempat lain yang bisa Jelena tuju, Jelena hanya bisa kembali ke rumah orang tuanya. Semenjak itu Jelena di paksa untuk bekerja serabutan hingga bertemu dengan Bibi dapur di pasar, lalu Bibi dapur menawari Jelena untuk bekerja dengan majikannya yang adalah orang tua Victor, atau Nyonya dan Tuan Horrison.

Benar-benar di sambut dengan penuh syukur, semua pekerjaan dapur bisa Jelena selesaikan dengan benar, gaji di sana juga lumayan besar, bahkan lebih besar di banding bekerja di tempat lain. Sayangnya Jelena bahkan tidak bisa menikmati uang itu, dan Jelena hanya bisa menyisahkan sedikit uang untuk kebutuhan sehari-harinya.

Setelah beberapa saat.

Jelena akhirnya sampai di rumah dengan selamat meski matanya sudah berkunang-kunang ingin pingsan. Jelena mengetuk pintu kamar dimana Katherine dan Victor berada untuk menyerahkan pil penunda kehamilan itu.

" Apa? " Tanya Katherine begitu membuka pintu kamarnya.

" Ini pil nya, Nona. " Jelena menyerahkan pil penunda kehamilan itu dengan tangannya yang gemetar hebat.

" Cih! Berlebihan sekali! Baru saja jalan di ujung hidung sana kau sudah kelelahan, dasar tidak berguna! "

Brak!

Katherine menutup pintu kamarnya dengan kasar membuat Jelena terdiam sebentar.

" Jelena? " Panggil Bibi dapur dengan wajah panik karena sebenarnya dia sudah memperhatikan Jelena, hanya saja karena di larang oleh Katherine dia tidak mampu membantu Jelena menggantikan pekerjaan yang di berikan Katherine.

" Bibi, kenapa belum tidur? " Tanya Jelena.

" Bagaimana mungkin aku bisa tidur? Ayo ikut ke dapur! Kau belum makan, juga belum minum, susu hamil mu juga perlu kau minum. " Ujar Bibi dapur lalu membantu Jelena berjalan karena dia tahu Jelena pasti sudah sangat kesulitan sekarang ini.

" Maaf Bibi, aku jadi merepotkan Bibi. " Ucap Jelena.

" Jangan bicara yang aneh-aneh, Jelena. Justru Bibi dan Popi yang merasa bersalah karena tidak bisa membantumu, jadi jangan banyak bicara karena itu akan membuang tenaga. Makananmu sedang di hangatkan oleh Popi, buah nya juga sedang di potong, nanti Bibi yang akan buat susunya untukmu ya? "

Jelena mengangguk lalu tersenyum. Iya, bagaimanapun dia tetap bersyukur juga berada di rumah itu. Selain Bibi dapur dan juga Popi, hampir tidak ada yang memperhatikan dirinya seperti keluarga sendiri.

Begitu semua makanan sudah siap, segera Jelena memakan makanan itu dengan tergesa-gesa karena dia sangat lapar. Bibi dapur dan Popi hanya bisa menatapnya dengan melas di tambah Jelena yang sampai menitihkan air mata saat menangis, mereka jadi semakin tak bisa berkata-kata.

" Jelena, kau mau makan lagi? Kalau mau aku buatkan telur mata sapi untukmu ya? " Ucap Popi yang merasa melas dan Jelena juga terlihat masih kurang makannya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

mei

mei

awas aj kedepannya jelena mudah memaafkan si piktor2 😡😡

2024-10-29

0

Nala Ratih Soemarna

Nala Ratih Soemarna

Begini amat nasib u Jelena, kayaknya Author nya punya dendam pribadi sama u Jelena, hingga jalan hidup u dibikin menderita begini sama si Author 😭

2023-05-31

2

Istrinya minkyung

Istrinya minkyung

next

2023-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 : Kecanggungan Terbesar
3 BAB 3 : Kesedihan Tak Terbatas
4 BAB 4 : Kenapa Tidak Memberontak?
5 BAB 5 : Teman Terbaik
6 BAB 6 : Jam Tangan
7 BAB 7 : Tertahan Keadaan
8 BAB 8 : Peringatan Dari Jelena
9 BAB 9 : Sudah Bukan Rahasia
10 BAB 10 : Tindakan Berani
11 BAB 11 : Status Yang Diperebutkan
12 BAB 12 : Bingung Harus Mengatakan Apa
13 BAB 13 : Paling Berharga
14 BAB 14 : Setumpuk Uang
15 BAB 15 : Demi Anak
16 BAB 16 : Niat Dan Perjuangan
17 BAB 17 : Persyaratan Tidak Serius
18 BAB 18 : Menyadari Sesuatu
19 BAB 19 : Orang Tua Yang Luar Biasa
20 BAB 20 : Perasaan Tak Terkalahkan
21 BAB 21 : Sikap Cuek Yang Meresahkan
22 BAB 22 : Berbeda Maksud
23 BAB 23 : Tidak Tertarik Melakukan Apapun
24 BAB 24 : Posisi Yang Seharusnya
25 BAB 25 : Mood Ibu Hamil
26 BAB 26 : Bayi Yang Aneh, Tapi Lucu!
27 BAB 27 : Kalimat Tidak Pantas
28 BAB 28 : Masih Saja Datar
29 BAB 29 : Rumor Dating Yang Rumit
30 BAB 30 : Dibalik Kata Istriku
31 BAB 31 : Sudah Sangat Muak
32 BAB 32 : Beban Hidup
33 BAB 33 : Canggung Dan Kesal
34 BAB 34 : Perasaan Terpojok
35 BAB 35 : Bimbang Dan Harapan
36 BAB 36 : Masa Lalu
37 BAB 37 : Menunggu Dan Kecurigaan
38 BAB 38 : Bukan Cemburu!
39 BAB 39 : Violet Yang Malang
40 BAB 40 : Muak Dan Mual
41 BAB 41 : Meminta Bantuan
42 BAB 42 : Kenyataan Yang membingungkan
43 BAB 43 : Bekerja Sama
44 BAB 44 : Kekhawatiran Berujung Marah
45 BAB 45 : Perdebatan Dingin
46 BAB 46 : Bergabung Bersama Keluarga
47 BAB 47 : Rindu Yang Terabaikan
48 BAB 48 : Hamil?
49 BAB 49 : Obrolan Tak Berujung
50 BAB 50 : Keputusan Terbaik
51 BAB 51 : Mencoba Membujuk
52 BAB 52 : Waktu Senggang
53 BAB 53 : Uneg-Uneg Tersampaikan
54 BAB 54 : Keputusan Terbaik
55 BAB 55 : Perasaan Tidak Menentu
56 BAB 56 : Keberanian
57 BAB 57 : Penolong Misterius
58 BAB 58 : Peringatan Untuk Kebaikan
59 BAB 59 : Pria Misterius Mencurigakan
60 BAB 60 : Terkejut Karena Sosok Itu!
61 BAB 61 : Tidak Akan Kembali Padamu!
62 BAB 62 : Empati Sesama Manusia
63 BAB 63 : Masalah Sebenarnya
64 BAB 64 : Jalan Yang Sulit
65 BAB 65 : Rumor Buruk
66 BAB 66 : Pilihan Penuh Kesulitan
67 BAB 67 : Egois Bertemu Egois
68 BAB 68 : Akhirnya Kembali
69 BAB 69 : Tidak Mengerti Satu Sama Lain
70 BAB 70 : Ketidaksengajaan
71 BAB 71 : Penyesalan Dalam Ketidakberdayaan
72 BAB 72 : Kenyataan Atau Mimpi?
73 BAB 73 : Memohon Bertukar Nyawa
74 BAB 74 : Keajaiban
75 BAB 75 : Perasaan Bersalah
76 BAB 76 : Sebab Yang Menyakitkan
77 BAB 77 : Berteman Baik
78 BAB 78 : Sebuah Pelajaran
79 BAB 79 : Menonton Film
80 BAB 80 : Untung Ada Mira
81 BAB 81 : Pengangguran!
82 BAB 82 : Debaran Jantung
83 BAB 83 : Persaingan Dalam Cinta
84 BAB 84 : Berhenti Membuat Ulah!
85 BAB 85 : Merelakan Yang Tersayang
86 BAB 86 : Kesepakatan
87 BAB 87 : Ancaman Telak
88 BAB 88 : Kesibukan Baru
89 BAB 89 : Wajah Malaikat
90 BAB 90 : Terimakasih Untuk Hari Ini!
91 BAB 91 : Seorang Bibi
92 BAB 92 : Adik Untuk Mira!
93 BAB 93 : Tidak Bisa Berhenti!
94 BAB 94 : Cinta Dan Pengorbanan
95 BAB 95 : Predator Kehilangan Kesabaran
96 BAB 96 : Bukan Jelena Yang Dulu!
97 BAB 97 : Melawan Dengan Berani
98 BAB 98 : Cepat Untuk Menikah
99 BAB 99 : Malam Pertama
100 BAB 100 : Final Episode
101 Di Baca ya!
102 promosi Novel Baru! seru banget! kepoin yuk!!
Episodes

Updated 102 Episodes

1
BAB 1 : Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 : Kecanggungan Terbesar
3
BAB 3 : Kesedihan Tak Terbatas
4
BAB 4 : Kenapa Tidak Memberontak?
5
BAB 5 : Teman Terbaik
6
BAB 6 : Jam Tangan
7
BAB 7 : Tertahan Keadaan
8
BAB 8 : Peringatan Dari Jelena
9
BAB 9 : Sudah Bukan Rahasia
10
BAB 10 : Tindakan Berani
11
BAB 11 : Status Yang Diperebutkan
12
BAB 12 : Bingung Harus Mengatakan Apa
13
BAB 13 : Paling Berharga
14
BAB 14 : Setumpuk Uang
15
BAB 15 : Demi Anak
16
BAB 16 : Niat Dan Perjuangan
17
BAB 17 : Persyaratan Tidak Serius
18
BAB 18 : Menyadari Sesuatu
19
BAB 19 : Orang Tua Yang Luar Biasa
20
BAB 20 : Perasaan Tak Terkalahkan
21
BAB 21 : Sikap Cuek Yang Meresahkan
22
BAB 22 : Berbeda Maksud
23
BAB 23 : Tidak Tertarik Melakukan Apapun
24
BAB 24 : Posisi Yang Seharusnya
25
BAB 25 : Mood Ibu Hamil
26
BAB 26 : Bayi Yang Aneh, Tapi Lucu!
27
BAB 27 : Kalimat Tidak Pantas
28
BAB 28 : Masih Saja Datar
29
BAB 29 : Rumor Dating Yang Rumit
30
BAB 30 : Dibalik Kata Istriku
31
BAB 31 : Sudah Sangat Muak
32
BAB 32 : Beban Hidup
33
BAB 33 : Canggung Dan Kesal
34
BAB 34 : Perasaan Terpojok
35
BAB 35 : Bimbang Dan Harapan
36
BAB 36 : Masa Lalu
37
BAB 37 : Menunggu Dan Kecurigaan
38
BAB 38 : Bukan Cemburu!
39
BAB 39 : Violet Yang Malang
40
BAB 40 : Muak Dan Mual
41
BAB 41 : Meminta Bantuan
42
BAB 42 : Kenyataan Yang membingungkan
43
BAB 43 : Bekerja Sama
44
BAB 44 : Kekhawatiran Berujung Marah
45
BAB 45 : Perdebatan Dingin
46
BAB 46 : Bergabung Bersama Keluarga
47
BAB 47 : Rindu Yang Terabaikan
48
BAB 48 : Hamil?
49
BAB 49 : Obrolan Tak Berujung
50
BAB 50 : Keputusan Terbaik
51
BAB 51 : Mencoba Membujuk
52
BAB 52 : Waktu Senggang
53
BAB 53 : Uneg-Uneg Tersampaikan
54
BAB 54 : Keputusan Terbaik
55
BAB 55 : Perasaan Tidak Menentu
56
BAB 56 : Keberanian
57
BAB 57 : Penolong Misterius
58
BAB 58 : Peringatan Untuk Kebaikan
59
BAB 59 : Pria Misterius Mencurigakan
60
BAB 60 : Terkejut Karena Sosok Itu!
61
BAB 61 : Tidak Akan Kembali Padamu!
62
BAB 62 : Empati Sesama Manusia
63
BAB 63 : Masalah Sebenarnya
64
BAB 64 : Jalan Yang Sulit
65
BAB 65 : Rumor Buruk
66
BAB 66 : Pilihan Penuh Kesulitan
67
BAB 67 : Egois Bertemu Egois
68
BAB 68 : Akhirnya Kembali
69
BAB 69 : Tidak Mengerti Satu Sama Lain
70
BAB 70 : Ketidaksengajaan
71
BAB 71 : Penyesalan Dalam Ketidakberdayaan
72
BAB 72 : Kenyataan Atau Mimpi?
73
BAB 73 : Memohon Bertukar Nyawa
74
BAB 74 : Keajaiban
75
BAB 75 : Perasaan Bersalah
76
BAB 76 : Sebab Yang Menyakitkan
77
BAB 77 : Berteman Baik
78
BAB 78 : Sebuah Pelajaran
79
BAB 79 : Menonton Film
80
BAB 80 : Untung Ada Mira
81
BAB 81 : Pengangguran!
82
BAB 82 : Debaran Jantung
83
BAB 83 : Persaingan Dalam Cinta
84
BAB 84 : Berhenti Membuat Ulah!
85
BAB 85 : Merelakan Yang Tersayang
86
BAB 86 : Kesepakatan
87
BAB 87 : Ancaman Telak
88
BAB 88 : Kesibukan Baru
89
BAB 89 : Wajah Malaikat
90
BAB 90 : Terimakasih Untuk Hari Ini!
91
BAB 91 : Seorang Bibi
92
BAB 92 : Adik Untuk Mira!
93
BAB 93 : Tidak Bisa Berhenti!
94
BAB 94 : Cinta Dan Pengorbanan
95
BAB 95 : Predator Kehilangan Kesabaran
96
BAB 96 : Bukan Jelena Yang Dulu!
97
BAB 97 : Melawan Dengan Berani
98
BAB 98 : Cepat Untuk Menikah
99
BAB 99 : Malam Pertama
100
BAB 100 : Final Episode
101
Di Baca ya!
102
promosi Novel Baru! seru banget! kepoin yuk!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!