Katherine dan Victor benar-benar tidak mengenal tempat, tidak juga mengenal waktu. Seharian ini mereka habiskan dengan terus bermesraan, di ruang tv mereka berciuman dengan begitu merasa tak perduli adanya pelayan rumah yang sedang berada di sana untuk membersihkan tempat. Dia taman mereka juga begitu mesra, Katherine berbaring meletakkan kepalanya di pangkuan Victor, sedangkan Victor begitu rajin menunduk untuk mencium bibir Katherine. Tentu saja bukan hal yang baru untuk di lihat Jelena juga pelayan rumah lainnya. Tapi status Victor yang kini sudah menjadi Suami dari Jelena membuat mata para pelayan lain begitu melas menatap Jelena. Memang benar pernikahan mereka terjadi hanya karena bayi yang ada di perut Jelena, posisi istri, atau Nyonya muda bahkan secara langsung di tegaskan oleh Victor bahwa itu tidak pantas untuk Jelena.
Melihat para teman kerjanya menatap ke arahnya dengan tatapan Iba, Jelena hanya bisa tersenyum menyembunyikan bagaimana perasaannya saat itu. Kalau di bilang dia mencintai Victor, mungkin memang benar karena sebelum menjadi pembantu Victor dia sudah begitu mengidolakan Victor. Perasaan itu terus tumbuh padahal Victor sama sekali tak menunjukan ketertarikannya kepada Jelena, apalagi sampai memperhatikan. Yah, siapa orangnya yang tidak mengidolakan Victor? Status sebagai istrinya pasti di inginkan jutaan wanita di luar sana.
Jelena, gadis itu sudah cukup bisa melihat Victor dari jauh. Meskipun dia merasa iri, cemburu dengan Katherine yang mendapatkan banyak cinta dari Victor, kenyataannya adalah, Jelena harus bisa memendam perasaan itu, kembali kepada kenyataan hidup di mana dia adalah pembantu rumah yang jelas akan memalukan bagi seorang Victor kalau kebenaran tentang hubungan mereka terungkap. Victor menjadi suaminya hanya untuk anaknya, maka harapan untuk bersama dengan Victor benar-benar tak berani Jelena impikan.
" Berhentilah melihat mereka, kau akan terluka nantinya. " Ucap Bibi dapur sembari berjalan melewati Jelena. Tentu saja Jelena paham kalau ucapan itu untuk membuatnya merasa tenang, jadi dia akan mengikuti apa yang di katakan Bibi dapur. Jelena membuang nafasnya, dia sudah harus mulai mencuci baju seperti pekerjaan yang biasa dia lakukan.
Sudah saatnya kembali kepada kenyataan, dia adalah seorang pelayan rumah yang seharunya mengerjakan pekerjaan rumah, bukan untuk menonton Sepasang kekasih yang terus bermesraan sedari pagi. Ibu dapur hanya bisa menatap Jendela sembari menghela nafasnya, sebegitu kejamkah dunia memperlakukan Jelena? Dia sudah cukup menderita dengan kedua orang tuanya, bekerja hanya untuk menghidupi kedua orang tuanya, dan sekarang harus menjalani kehidupan rumah tangga yang begitu sulit. Tuhan, semoga saja hari di mana Jelena bahagia sudah tidak lama lagi.
" Jelena! "
Jelena tersentak mendengar namanya di sebut dengan begitu lantang, dan segeralah dia berjalan keluar dari ruang cuci untuk melihat siapa yang memanggilnya begitu lantang padahal Nyonya besar sedang tidak ada di rumah. Begitu melihat orangnya, dan ternyata orang itu adalah Katherine, Jelena benar-benar menunduk lesu sembari membatin di dalam hati, apa lagi yang akan di lakukan oleh Katherine? Apa yang ingin dia minta yang pasti akan begitu menyiksanya?
Melihat bagaimana Jelena menunduk lesu seperti begitu malas untuk melihatnya, Katherine benar-benar jadi kesal sekali. Jujur saja, sejak awal melihat Jelena dia benar-benar tidak menyukai Jelena. Beruntungnya Jelena adalah seorang pelayan rumah, karena kalau tidak, dengan wajah Jelena yang cukup cantik, di tambah perawakannya yang cukup bagus, kulitnya yang mulus, bukankah Victor bisa tertarik? Yah, dia amat beruntung karena status Jelena sebagai pelayan rumah jelas tidak akan mungkin membuatnya menjadi saingan, toh tidak mungkin Victor yang lulusan dari universitas luar negeri, terkenal pula, di tambah dia adalah seorang aktor dan anak Pembisnis hebat mau dengan pelayan? Kalaupun Victor mau, mungkin hanya untuk mainan saja tentunya.
" Sendalku kotor, cuci sana! "
Katherine menyodorkan sendalnya, jadi mau gak mau Jelena berjalan mendekat mengangkat kedua tangannya untuk meraih sendal itu. Benar-benar di luar dugaan, ternyata Katherine sengaja menjatuhkan sendalnya ke lantai, lalu tersenyum miring dengan tatapan menghina.
" Upss! Maaf! Tanganku licin, aku juga tidak terbiasa bersentuhan dengan benda kotor. "
Jelena tak mengatakan apapun, dia sudah cukup terlatih dengan Nyonya besar yang selalu bicara sinis dan sadis, dingin pula tatapannya sama seperti Victor. Walaupun memang Katherine sangat menyebalkan, sangat suka merendahkan, tapi bisa apa Jelena? Statusnya yang begitu rendah mana mungkin bisa menyaingi atau membalas ucapan Katherine? Jelena mengambil kedua sendal itu di lantai, dan tentulah dia harus berada di posisi berjongkok. Tapi begitu Jelena di posisi berjongkok, Katherine sengaja berjalan ke arah belakang Jelena, lalu sengaja menyenggol punggung Jelena membuat Jelena tak bisa mengimbangi diri dan jatuh duduk ke lantai. Untunglah benturannya bisa dia minimalisir dengan tangannya yang reflek menahan, kalau tidak dia benar-benar tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi dengan janin di perutnya.
" Ah! Kakiku juga licin, aduh..... Kakiku kotor tidak ya? " Gumam Katherine yang tentu saja bisa Jelena dengar. Marah? Tidak, Jelena benar-benar tidak bisa marah meski dia cukup muak selalu di perlakukan seperti ini. Namun, ini lebih baik di banding dia harus hidup di rumah bordil karena Ibu dan Ayahnya dulu pernah menjualnya di sana. Untunglah Jelena bisa kabur, dan saat itu tidak sengaja bertemu dengan Bibi dapur yang pada akhirnya membawa Jelena ikut bekerja di rumah itu sebagai pembantu.
Tak mengatakan apapun lagi, Jelena segera bangkit menuju tempat untuk mencuci pakaian. Diamnya Jelena rupanya membuat Katherine merasa kesal, padahal dia ingin memancing emosi Jelena, membuat Jelena memberontak dan melawannya jadi dia bisa membuat Jelena di usir keluar oleh Victor dan keluarnya.
" Sialan! Perempuan ini apa bodoh sekali sampai tidak bisa memberontak? " Kesal Katherine.
Selesai mencuci sendal milik Katherine, Jelena langsung menuju ke dapur karena sebentar lagi waktu makan malam akan tiba. Dia dan pelayan yang lain akan bekerja sama membuat menu makan makan untuk Katherine dan Victor.
" Hei, ambilkan aku air! " Pinta Katherine kepada Jelena.
Popi yang memang tidak menyukai Katherine hanya bisa menatap kesal, tapi Jelena tersenyum kearahnya dengan maksud agar Popi lebih bersabar lagi.
Setelah mengantarkan air mineral kepada Katherine, Jelena kembali ke dapur untuk melanjutkan memotong sayuran. Tapi Katherine benar-benar tidak suka melihat Jelena tenang, jadi dia memanggil Jelena lagi.
" Ambilkan aku buah! Ambilkan aku yogurt, ambilkan madu! bla bla bla " Banyak sekali membuat Popi tidak tahan lagi. Dengan sengaja Popi memasukkan banyak sekali kada, juga garam ke nasi goreng yang akan dia hidangkan untuk Katherine. Begitu Katherine menyantapnya di sendok pertama, dia langsung menjerit karena merasa lidahnya terbakar.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Anita noer
pelakor setan qmu kat....
2023-07-10
0
Nala Ratih Soemarna
Pasti nanti Jelena yang justru kena marah
2023-05-31
0
Istrinya minkyung
nexttt
2023-04-11
1