BAB 4 : Kenapa Tidak Memberontak?

Katherine dan Victor benar-benar tidak mengenal tempat, tidak juga mengenal waktu. Seharian ini mereka habiskan dengan terus bermesraan, di ruang tv mereka berciuman dengan begitu merasa tak perduli adanya pelayan rumah yang sedang berada di sana untuk membersihkan tempat. Dia taman mereka juga begitu mesra, Katherine berbaring meletakkan kepalanya di pangkuan Victor, sedangkan Victor begitu rajin menunduk untuk mencium bibir Katherine. Tentu saja bukan hal yang baru untuk di lihat Jelena juga pelayan rumah lainnya. Tapi status Victor yang kini sudah menjadi Suami dari Jelena membuat mata para pelayan lain begitu melas menatap Jelena. Memang benar pernikahan mereka terjadi hanya karena bayi yang ada di perut Jelena, posisi istri, atau Nyonya muda bahkan secara langsung di tegaskan oleh Victor bahwa itu tidak pantas untuk Jelena.

Melihat para teman kerjanya menatap ke arahnya dengan tatapan Iba, Jelena hanya bisa tersenyum menyembunyikan bagaimana perasaannya saat itu. Kalau di bilang dia mencintai Victor, mungkin memang benar karena sebelum menjadi pembantu Victor dia sudah begitu mengidolakan Victor. Perasaan itu terus tumbuh padahal Victor sama sekali tak menunjukan ketertarikannya kepada Jelena, apalagi sampai memperhatikan. Yah, siapa orangnya yang tidak mengidolakan Victor? Status sebagai istrinya pasti di inginkan jutaan wanita di luar sana.

Jelena, gadis itu sudah cukup bisa melihat Victor dari jauh. Meskipun dia merasa iri, cemburu dengan Katherine yang mendapatkan banyak cinta dari Victor, kenyataannya adalah, Jelena harus bisa memendam perasaan itu, kembali kepada kenyataan hidup di mana dia adalah pembantu rumah yang jelas akan memalukan bagi seorang Victor kalau kebenaran tentang hubungan mereka terungkap. Victor menjadi suaminya hanya untuk anaknya, maka harapan untuk bersama dengan Victor benar-benar tak berani Jelena impikan.

" Berhentilah melihat mereka, kau akan terluka nantinya. " Ucap Bibi dapur sembari berjalan melewati Jelena. Tentu saja Jelena paham kalau ucapan itu untuk membuatnya merasa tenang, jadi dia akan mengikuti apa yang di katakan Bibi dapur. Jelena membuang nafasnya, dia sudah harus mulai mencuci baju seperti pekerjaan yang biasa dia lakukan.

Sudah saatnya kembali kepada kenyataan, dia adalah seorang pelayan rumah yang seharunya mengerjakan pekerjaan rumah, bukan untuk menonton Sepasang kekasih yang terus bermesraan sedari pagi. Ibu dapur hanya bisa menatap Jendela sembari menghela nafasnya, sebegitu kejamkah dunia memperlakukan Jelena? Dia sudah cukup menderita dengan kedua orang tuanya, bekerja hanya untuk menghidupi kedua orang tuanya, dan sekarang harus menjalani kehidupan rumah tangga yang begitu sulit. Tuhan, semoga saja hari di mana Jelena bahagia sudah tidak lama lagi.

" Jelena! "

Jelena tersentak mendengar namanya di sebut dengan begitu lantang, dan segeralah dia berjalan keluar dari ruang cuci untuk melihat siapa yang memanggilnya begitu lantang padahal Nyonya besar sedang tidak ada di rumah. Begitu melihat orangnya, dan ternyata orang itu adalah Katherine, Jelena benar-benar menunduk lesu sembari membatin di dalam hati, apa lagi yang akan di lakukan oleh Katherine? Apa yang ingin dia minta yang pasti akan begitu menyiksanya?

Melihat bagaimana Jelena menunduk lesu seperti begitu malas untuk melihatnya, Katherine benar-benar jadi kesal sekali. Jujur saja, sejak awal melihat Jelena dia benar-benar tidak menyukai Jelena. Beruntungnya Jelena adalah seorang pelayan rumah, karena kalau tidak, dengan wajah Jelena yang cukup cantik, di tambah perawakannya yang cukup bagus, kulitnya yang mulus, bukankah Victor bisa tertarik? Yah, dia amat beruntung karena status Jelena sebagai pelayan rumah jelas tidak akan mungkin membuatnya menjadi saingan, toh tidak mungkin Victor yang lulusan dari universitas luar negeri, terkenal pula, di tambah dia adalah seorang aktor dan anak Pembisnis hebat mau dengan pelayan? Kalaupun Victor mau, mungkin hanya untuk mainan saja tentunya.

" Sendalku kotor, cuci sana! "

Katherine menyodorkan sendalnya, jadi mau gak mau Jelena berjalan mendekat mengangkat kedua tangannya untuk meraih sendal itu. Benar-benar di luar dugaan, ternyata Katherine sengaja menjatuhkan sendalnya ke lantai, lalu tersenyum miring dengan tatapan menghina.

" Upss! Maaf! Tanganku licin, aku juga tidak terbiasa bersentuhan dengan benda kotor. "

Jelena tak mengatakan apapun, dia sudah cukup terlatih dengan Nyonya besar yang selalu bicara sinis dan sadis, dingin pula tatapannya sama seperti Victor. Walaupun memang Katherine sangat menyebalkan, sangat suka merendahkan, tapi bisa apa Jelena? Statusnya yang begitu rendah mana mungkin bisa menyaingi atau membalas ucapan Katherine? Jelena mengambil kedua sendal itu di lantai, dan tentulah dia harus berada di posisi berjongkok. Tapi begitu Jelena di posisi berjongkok, Katherine sengaja berjalan ke arah belakang Jelena, lalu sengaja menyenggol punggung Jelena membuat Jelena tak bisa mengimbangi diri dan jatuh duduk ke lantai. Untunglah benturannya bisa dia minimalisir dengan tangannya yang reflek menahan, kalau tidak dia benar-benar tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi dengan janin di perutnya.

" Ah! Kakiku juga licin, aduh..... Kakiku kotor tidak ya? " Gumam Katherine yang tentu saja bisa Jelena dengar. Marah? Tidak, Jelena benar-benar tidak bisa marah meski dia cukup muak selalu di perlakukan seperti ini. Namun, ini lebih baik di banding dia harus hidup di rumah bordil karena Ibu dan Ayahnya dulu pernah menjualnya di sana. Untunglah Jelena bisa kabur, dan saat itu tidak sengaja bertemu dengan Bibi dapur yang pada akhirnya membawa Jelena ikut bekerja di rumah itu sebagai pembantu.

Tak mengatakan apapun lagi, Jelena segera bangkit menuju tempat untuk mencuci pakaian. Diamnya Jelena rupanya membuat Katherine merasa kesal, padahal dia ingin memancing emosi Jelena, membuat Jelena memberontak dan melawannya jadi dia bisa membuat Jelena di usir keluar oleh Victor dan keluarnya.

" Sialan! Perempuan ini apa bodoh sekali sampai tidak bisa memberontak? " Kesal Katherine.

Selesai mencuci sendal milik Katherine, Jelena langsung menuju ke dapur karena sebentar lagi waktu makan malam akan tiba. Dia dan pelayan yang lain akan bekerja sama membuat menu makan makan untuk Katherine dan Victor.

" Hei, ambilkan aku air! " Pinta Katherine kepada Jelena.

Popi yang memang tidak menyukai Katherine hanya bisa menatap kesal, tapi Jelena tersenyum kearahnya dengan maksud agar Popi lebih bersabar lagi.

Setelah mengantarkan air mineral kepada Katherine, Jelena kembali ke dapur untuk melanjutkan memotong sayuran. Tapi Katherine benar-benar tidak suka melihat Jelena tenang, jadi dia memanggil Jelena lagi.

" Ambilkan aku buah! Ambilkan aku yogurt, ambilkan madu! bla bla bla " Banyak sekali membuat Popi tidak tahan lagi. Dengan sengaja Popi memasukkan banyak sekali kada, juga garam ke nasi goreng yang akan dia hidangkan untuk Katherine. Begitu Katherine menyantapnya di sendok pertama, dia langsung menjerit karena merasa lidahnya terbakar.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Anita noer

Anita noer

pelakor setan qmu kat....

2023-07-10

0

Nala Ratih Soemarna

Nala Ratih Soemarna

Pasti nanti Jelena yang justru kena marah

2023-05-31

0

Istrinya minkyung

Istrinya minkyung

nexttt

2023-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 : Kecanggungan Terbesar
3 BAB 3 : Kesedihan Tak Terbatas
4 BAB 4 : Kenapa Tidak Memberontak?
5 BAB 5 : Teman Terbaik
6 BAB 6 : Jam Tangan
7 BAB 7 : Tertahan Keadaan
8 BAB 8 : Peringatan Dari Jelena
9 BAB 9 : Sudah Bukan Rahasia
10 BAB 10 : Tindakan Berani
11 BAB 11 : Status Yang Diperebutkan
12 BAB 12 : Bingung Harus Mengatakan Apa
13 BAB 13 : Paling Berharga
14 BAB 14 : Setumpuk Uang
15 BAB 15 : Demi Anak
16 BAB 16 : Niat Dan Perjuangan
17 BAB 17 : Persyaratan Tidak Serius
18 BAB 18 : Menyadari Sesuatu
19 BAB 19 : Orang Tua Yang Luar Biasa
20 BAB 20 : Perasaan Tak Terkalahkan
21 BAB 21 : Sikap Cuek Yang Meresahkan
22 BAB 22 : Berbeda Maksud
23 BAB 23 : Tidak Tertarik Melakukan Apapun
24 BAB 24 : Posisi Yang Seharusnya
25 BAB 25 : Mood Ibu Hamil
26 BAB 26 : Bayi Yang Aneh, Tapi Lucu!
27 BAB 27 : Kalimat Tidak Pantas
28 BAB 28 : Masih Saja Datar
29 BAB 29 : Rumor Dating Yang Rumit
30 BAB 30 : Dibalik Kata Istriku
31 BAB 31 : Sudah Sangat Muak
32 BAB 32 : Beban Hidup
33 BAB 33 : Canggung Dan Kesal
34 BAB 34 : Perasaan Terpojok
35 BAB 35 : Bimbang Dan Harapan
36 BAB 36 : Masa Lalu
37 BAB 37 : Menunggu Dan Kecurigaan
38 BAB 38 : Bukan Cemburu!
39 BAB 39 : Violet Yang Malang
40 BAB 40 : Muak Dan Mual
41 BAB 41 : Meminta Bantuan
42 BAB 42 : Kenyataan Yang membingungkan
43 BAB 43 : Bekerja Sama
44 BAB 44 : Kekhawatiran Berujung Marah
45 BAB 45 : Perdebatan Dingin
46 BAB 46 : Bergabung Bersama Keluarga
47 BAB 47 : Rindu Yang Terabaikan
48 BAB 48 : Hamil?
49 BAB 49 : Obrolan Tak Berujung
50 BAB 50 : Keputusan Terbaik
51 BAB 51 : Mencoba Membujuk
52 BAB 52 : Waktu Senggang
53 BAB 53 : Uneg-Uneg Tersampaikan
54 BAB 54 : Keputusan Terbaik
55 BAB 55 : Perasaan Tidak Menentu
56 BAB 56 : Keberanian
57 BAB 57 : Penolong Misterius
58 BAB 58 : Peringatan Untuk Kebaikan
59 BAB 59 : Pria Misterius Mencurigakan
60 BAB 60 : Terkejut Karena Sosok Itu!
61 BAB 61 : Tidak Akan Kembali Padamu!
62 BAB 62 : Empati Sesama Manusia
63 BAB 63 : Masalah Sebenarnya
64 BAB 64 : Jalan Yang Sulit
65 BAB 65 : Rumor Buruk
66 BAB 66 : Pilihan Penuh Kesulitan
67 BAB 67 : Egois Bertemu Egois
68 BAB 68 : Akhirnya Kembali
69 BAB 69 : Tidak Mengerti Satu Sama Lain
70 BAB 70 : Ketidaksengajaan
71 BAB 71 : Penyesalan Dalam Ketidakberdayaan
72 BAB 72 : Kenyataan Atau Mimpi?
73 BAB 73 : Memohon Bertukar Nyawa
74 BAB 74 : Keajaiban
75 BAB 75 : Perasaan Bersalah
76 BAB 76 : Sebab Yang Menyakitkan
77 BAB 77 : Berteman Baik
78 BAB 78 : Sebuah Pelajaran
79 BAB 79 : Menonton Film
80 BAB 80 : Untung Ada Mira
81 BAB 81 : Pengangguran!
82 BAB 82 : Debaran Jantung
83 BAB 83 : Persaingan Dalam Cinta
84 BAB 84 : Berhenti Membuat Ulah!
85 BAB 85 : Merelakan Yang Tersayang
86 BAB 86 : Kesepakatan
87 BAB 87 : Ancaman Telak
88 BAB 88 : Kesibukan Baru
89 BAB 89 : Wajah Malaikat
90 BAB 90 : Terimakasih Untuk Hari Ini!
91 BAB 91 : Seorang Bibi
92 BAB 92 : Adik Untuk Mira!
93 BAB 93 : Tidak Bisa Berhenti!
94 BAB 94 : Cinta Dan Pengorbanan
95 BAB 95 : Predator Kehilangan Kesabaran
96 BAB 96 : Bukan Jelena Yang Dulu!
97 BAB 97 : Melawan Dengan Berani
98 BAB 98 : Cepat Untuk Menikah
99 BAB 99 : Malam Pertama
100 BAB 100 : Final Episode
101 Di Baca ya!
102 promosi Novel Baru! seru banget! kepoin yuk!!
Episodes

Updated 102 Episodes

1
BAB 1 : Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 : Kecanggungan Terbesar
3
BAB 3 : Kesedihan Tak Terbatas
4
BAB 4 : Kenapa Tidak Memberontak?
5
BAB 5 : Teman Terbaik
6
BAB 6 : Jam Tangan
7
BAB 7 : Tertahan Keadaan
8
BAB 8 : Peringatan Dari Jelena
9
BAB 9 : Sudah Bukan Rahasia
10
BAB 10 : Tindakan Berani
11
BAB 11 : Status Yang Diperebutkan
12
BAB 12 : Bingung Harus Mengatakan Apa
13
BAB 13 : Paling Berharga
14
BAB 14 : Setumpuk Uang
15
BAB 15 : Demi Anak
16
BAB 16 : Niat Dan Perjuangan
17
BAB 17 : Persyaratan Tidak Serius
18
BAB 18 : Menyadari Sesuatu
19
BAB 19 : Orang Tua Yang Luar Biasa
20
BAB 20 : Perasaan Tak Terkalahkan
21
BAB 21 : Sikap Cuek Yang Meresahkan
22
BAB 22 : Berbeda Maksud
23
BAB 23 : Tidak Tertarik Melakukan Apapun
24
BAB 24 : Posisi Yang Seharusnya
25
BAB 25 : Mood Ibu Hamil
26
BAB 26 : Bayi Yang Aneh, Tapi Lucu!
27
BAB 27 : Kalimat Tidak Pantas
28
BAB 28 : Masih Saja Datar
29
BAB 29 : Rumor Dating Yang Rumit
30
BAB 30 : Dibalik Kata Istriku
31
BAB 31 : Sudah Sangat Muak
32
BAB 32 : Beban Hidup
33
BAB 33 : Canggung Dan Kesal
34
BAB 34 : Perasaan Terpojok
35
BAB 35 : Bimbang Dan Harapan
36
BAB 36 : Masa Lalu
37
BAB 37 : Menunggu Dan Kecurigaan
38
BAB 38 : Bukan Cemburu!
39
BAB 39 : Violet Yang Malang
40
BAB 40 : Muak Dan Mual
41
BAB 41 : Meminta Bantuan
42
BAB 42 : Kenyataan Yang membingungkan
43
BAB 43 : Bekerja Sama
44
BAB 44 : Kekhawatiran Berujung Marah
45
BAB 45 : Perdebatan Dingin
46
BAB 46 : Bergabung Bersama Keluarga
47
BAB 47 : Rindu Yang Terabaikan
48
BAB 48 : Hamil?
49
BAB 49 : Obrolan Tak Berujung
50
BAB 50 : Keputusan Terbaik
51
BAB 51 : Mencoba Membujuk
52
BAB 52 : Waktu Senggang
53
BAB 53 : Uneg-Uneg Tersampaikan
54
BAB 54 : Keputusan Terbaik
55
BAB 55 : Perasaan Tidak Menentu
56
BAB 56 : Keberanian
57
BAB 57 : Penolong Misterius
58
BAB 58 : Peringatan Untuk Kebaikan
59
BAB 59 : Pria Misterius Mencurigakan
60
BAB 60 : Terkejut Karena Sosok Itu!
61
BAB 61 : Tidak Akan Kembali Padamu!
62
BAB 62 : Empati Sesama Manusia
63
BAB 63 : Masalah Sebenarnya
64
BAB 64 : Jalan Yang Sulit
65
BAB 65 : Rumor Buruk
66
BAB 66 : Pilihan Penuh Kesulitan
67
BAB 67 : Egois Bertemu Egois
68
BAB 68 : Akhirnya Kembali
69
BAB 69 : Tidak Mengerti Satu Sama Lain
70
BAB 70 : Ketidaksengajaan
71
BAB 71 : Penyesalan Dalam Ketidakberdayaan
72
BAB 72 : Kenyataan Atau Mimpi?
73
BAB 73 : Memohon Bertukar Nyawa
74
BAB 74 : Keajaiban
75
BAB 75 : Perasaan Bersalah
76
BAB 76 : Sebab Yang Menyakitkan
77
BAB 77 : Berteman Baik
78
BAB 78 : Sebuah Pelajaran
79
BAB 79 : Menonton Film
80
BAB 80 : Untung Ada Mira
81
BAB 81 : Pengangguran!
82
BAB 82 : Debaran Jantung
83
BAB 83 : Persaingan Dalam Cinta
84
BAB 84 : Berhenti Membuat Ulah!
85
BAB 85 : Merelakan Yang Tersayang
86
BAB 86 : Kesepakatan
87
BAB 87 : Ancaman Telak
88
BAB 88 : Kesibukan Baru
89
BAB 89 : Wajah Malaikat
90
BAB 90 : Terimakasih Untuk Hari Ini!
91
BAB 91 : Seorang Bibi
92
BAB 92 : Adik Untuk Mira!
93
BAB 93 : Tidak Bisa Berhenti!
94
BAB 94 : Cinta Dan Pengorbanan
95
BAB 95 : Predator Kehilangan Kesabaran
96
BAB 96 : Bukan Jelena Yang Dulu!
97
BAB 97 : Melawan Dengan Berani
98
BAB 98 : Cepat Untuk Menikah
99
BAB 99 : Malam Pertama
100
BAB 100 : Final Episode
101
Di Baca ya!
102
promosi Novel Baru! seru banget! kepoin yuk!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!