BUKAN SALAH BUNDA
"Sah. Sah. Sah." Riuh suara hadirin di Masjid kala pengantin pria baru saja lancar melafalkan ijab qabul dalam satu tarikan nafas.
Hubungan keduanya berawal dari guru dan murid sebuah lembaga bimbingan dakwah di kota Hujan. Hari ini tepat satu tahun mereka berkenalan hingga berujung ke pelaminan.
Meski sering bertemu di lembaga, akan tetapi keduanya jarang terlibat komunikasi intens selain topik pembahasan soal pendalaman ajaran yang diyakini.
"Assalamualaikum!" seru perwakilan rombongan pengantin pria kala memasuki teras kediaman mempelai wanita.
"Wa 'alaikumussalam." Tak kalah riuh sahutan dari para pendamping pengantin wanita saat menyambut kedatangan suami Malya.
Alunan maulid bersambut sholawat menjadi backsound pengiring saat pasangan halal ini akan memulai prosesi doa. Kecanggungan kembali melingkupi mereka kala harus saling menatap wajah dan bersentuhan untuk pertama kalinya.
"Tahan pak ustad, tahan." Suara seorang gadis menggoda kala Sulaiman didorong Tigor agar maju melangkah.
"Pak ustad, itu, Pak Ustad ... Malya malu-malu." Lagi, suara kawan Malya menirukan slogan viral dari sebuah medsos.
Riuh suara hadirin membuat keduanya sekilas bersitatap, saling melemparkan senyuman lalu kembali menunduk sebab rikuh menjadi pusat perhatian begitu banyak pasang mata terlebih celotehan dari para penggoda.
"Ayo, bacakan doa kebaikan agar Malya dapat segera menyambut dengan salim," ujar ibu mertua Sulaiman.
Sang Ustad mengangguk samar atas titah ibu mertuanya. Keduanya lalu saling berhadapan.
"Ciyyee....!" Saat uluran tangan Sulaiman menggantung di udara. Tampak ragu saat akan menyentuh sisi kanan kepala Malya.
Doa kebaikan meluncur syahdu sebab suara Sulaiman mendadak parau, dia bersyukur kini telah menyempurnakan separuh agamanya.
"Aamiin." Malya mengamini seraya meraih tangan kanan suaminya lalu Sulaiman membubuhkan kecupan kecil di dahi.
Sorak bahagia hadirin menyaksikan pasangan pengantin yang masih malu-malu. Prosesi acara lalu dilanjutkan hingga malam hari sesuai kebiasaan adat setempat.
"Alhamdulillah, semua cita-cita di dunia telah tercapai. Jikalau Allah putuskan kontrak usiaku saat ini, in sya Allah ikhlas," kata Sulaiman saat keriuhan pesta telah berakhir dan keduanya telah berada di dalam kamar.
Malya mengernyitkan dahi. "Kok, Mas ngomongnya begitu? baru ikrar loh belum dilaksanakan segala kewajiban juga pemenuhan hakku," kata Malya tersenyum manis menyiratkan sesuatu pada suaminya.
Sulaiman membalas dengan kekehan, paham maksud istrinya. Dia lalu memandang Malya lekat nan lama, seakan ingin menyimpan wajah ayu wanita yang duduk di hadapan dalam memori.
"Mas, kok ngeliatinnya begitu. Sendu amat, aku gak kemana-mana loh," seloroh Malya, mendekati Sulaiman yang duduk di sisi ranjang.
"Pengen liat kamu aja, takut susah lagi ngingetnya nanti," balas sang ustad.
"Dari tadi ngomongnya gitu mulu ish, in sya Allah panjang jodoh hattal Jannah, aamiin," balas wanita ayu seraya menautkan genggaman jemari.
"Aamiin. Al, jika nanti aku berpulang lebih dulu, kamu boleh menikah lagi setelah iddah ya. Jangan terpuruk pada kesedihan terlalu lama, hati-hati nanti disisipi setan," pesan Sulaiman lagi.
"Mas, apaan sih dari tadi. Ini hari pernikahan kita loh," sungut Malya menatap lekat manik mata yang jua tak surut memandangnya.
Malam pertama dilalui pasangan halal hanya dengan saling menatap dan memeluk. Lusa nanti, Malya akan meninggalkan kota Hujan menuju Jakarta untuk menggelar syukuran ngunduh mantu di kediaman Sulaiman.
...***...
Tibalah hari manakala rombongan keluarga Malya akan berangkat menuju kediaman besan untuk menggelar acara kedua.
Karena Malya akan menetap di Jakarta, maka pasangan pengantin memutuskan untuk menempuh perjalanan menggunakan motor matic milik sang wanita. Rencana ini di tentang orang tua keduanya, akan tetapi mereka berkilah ingin merasakan melakukan perjalanan jauh pertama kalinya sebagai pasangan halal.
"Hati-hati di jalan. Jangan ngebut pokoknya. Kalau kalian pake motor, ya sudah kita juga urung masuk tol," ujar ayah Malya.
Pesan tersebut diangguki keduanya, bahkan ibu Sulaiman tak henti menelpon sang anak agar berhati-hati saat akan pulang nanti. Iringan pun perlahan melaju meninggalkan kediaman Malya.
...*...
Sementara di tempat lain, saat yang sama.
Brakk. Brakk. Suara pintu apartemen di tendang paksa oleh seorang pria.
Biantara bergegas masuk ke dalam hunian dan memeriksa satu per satu kamarnya.
"MARIA!!" seru Bian saat memergoki wanitanya sedang bercumbu dengan seorang pria.
"Hey!!" seru pria asing, terkejut. Wajahnya pias antara malu dan emosi privasinya diganggu.
Netra elang itu menatap mereka tajam, nafas Bian memburu sebab dadanya turun naik dengan cepat, pahatan wajah sempurna kini merah padam hingga terdengar gemerutuk gigi.
Tangan pria maskulin pun mengepal di samping jas, meremat sampai urat tangan juga lehernya terlihat jelas. Sungguh membuat bergidik ngeri siapapun yang melihatnya.
"Bi, Bi-an! a-aku bisa jelaskan. A-kan a-aku jelaskan," ucap Maria Selena terbata, beringsut ketakutan.
"Bian? who's that?" tanya si pria asing.
Bugh. Bugh. Bian menghajar partner hura-hura Maria hingga pria itu tersungkur, lalu menarik paksa tunangannya keluar dari sana.
"Lepas, lepas!! sakit, sakit!!" teriak Maria berusaha melepaskan cekalan di pergelangan tangan akibat ditarik Biantara.
"Kurang apa aku padamu!!" kata Bian tak kalah lantang saat mereka menaiki lift.
"Kau pendusta! pengulur waktu!! aku lelah bila harus menunggu restu nenekmu itu!!" sentak Maria.
Gadis seksi pun menangis, mendekati Bian sejatinya hanya kepuraan sebab lelaki itu sangat memujanya dengan memberikan banyak fasilitas luxury.
Namun seiring waktu, Maria mengikuti kata hati hingga rasa cinta muncul untuk sang pria meski terganjal restu Beatrice, nenek Bian yang di segani.
Ting. Lift tiba di basement.
"Air mata buaya, ckckck aku benar-benar tertipu selama ini! ayo ikut aku, akan ku buktikan padamu bahwa memang berniat menikahimu!!" ucap Bian, kembali menarik paksa kala pintu lift terbuka, berjalan cepat menuju mobil.
"Gak mungkin! kamu bilang tak akan menikah sampai restu Beatrice turun," sanggah Maria.
"Masuk!!" Bian membuka pintu samping kiri dan mendorong Maria masuk kedalamnya.
Apa yang dilakukan sang CEO tak luput dari pengawasan mata seseorang di sudut sana. Dia yang menunggu momen ini sejak dulu. Mengharap wanita itu lepas dari aksi pehape Bian dan melihat dirinya.
Toyota FT86 Hitam metalik perlahan keluar dari basement, meluncur cepat membelah jalanan Jakarta yang sedikit lengang. Bian diliputi nafsu, dia mulai ugal-ugalan.
"Bian, jangan gila! aku belum mau mati," pekik Maria panik saat mobil yang dikemudikan Biantara meliuk, menyalip banyak kendaraan lain dengan manuver tajam.
"Bian! Bian! oke aku dengarkan kamu, kita bicara baik-baik," bujuk Maria kian ketakutan sebab Bian tak merespon.
Tatapan Biantara tajam ke arah depan, tak berkedip sedikit pun. Hatinya kini teramat sakit dikhianati Maria meski bukan pertama kali.
"Bian. Awas, Biaaaannn!" teriak Maria berkali.
"Jangan berisik! jika aku tak bisa memilikimu maka orang lain pun tidak akan!" gumam sang CEO perusahaan retail, menoleh pada Maria.
"Awas!!!" Maria menarik kemudi menghindari sebuah lubang di tengah jalan.
"Lepas!!" Bian mendorong wanitanya hingga membentur kaca pintu kiri.
Bugh. "Awh!" pekik Maria menahan sakit benturan di kepala.
Saat keduanya lengah, Biantara tak melihat bahwa ada motor melaju dengan kecepatan sedang, masuk ke ruas jalan dari arah pertigaan sebelah kiri. Benturan keras pun tak dapat terhindar.
"Awasss. Tidaakk!!!!!" teriak Maria.
Brak. Sraaak. Dhuarr.
Motor yang ditumpangi Malya dan Sulaiman ditabrak mobil Bian yang melaju dengan kecepatan tinggi, menyeret kendaraan roda dua itu sepanjang lima puluh meter sebelum terpelanting sehingga tubuh mereka teronggok tak bergerak di sisi jalan.
Sementara kondisi di dalam mobil, Biantara tak sadarkan diri akibat membentur airbag, kaca bagian kiri retak sedangkan Maria, kepalanya terluka parah sebab mengeluarkan banyak darah.
Situasi jalan alternatif ini memang sedikit sepi. Seorang pria tiba-tiba menghentikan mobilnya di lokasi tersebut, tergopoh menghampiri pengendara wanita yang terlempar.
"Oh God, apa artinya ini? inikah jalanku?" gumam seorang pria.
Betapa dia terkejut melihat kondisi keseluruhan si korban. Akal jahat pun menyelinap begitu saja. Dia lalu mengeksekusi rencana secepat kilat sebelum warga datang.
.
.
..._________________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Karolinly
Baru mampir dan langsung baca ceritanya bagus banget!!!! 🥰🤩
-
Btw jangan lupa mampir novel ku juga! Budayakan mendukung karya anak bangsa🤍🇮🇩
2023-05-11
0
Allya Azzara
baruu mampiir momyy bab awal syudah dagdigdug
2023-03-30
1
lisna
yeeyyy mampir mommy...
2023-03-16
1