"Kamu apakan ayah dan ibuku?" geram Malya menatap tajam mata-mata pria itu. Dia tak mengira bahwa ancamannya nyata dilakukan.
"Tenang, beliau aman kok asal Anda menurut. Mau lihat videonya?" balas Rara masih dengan senyuman manis.
Wajah polos tapi tak selugu penampilannya. Malya sungguh tertipu. Rara lalu mengeluarkan handphone dan memperlihatkan video berdurasi satu menit.
Halaman rumah bercat biru laut, tertata asri dengan banyak pot bunga sanseveira, kini terpampang jelas di depan mata. Itu adalah rumahnya. Malya menutup mulut seakan tak percaya, mereka menemukan identitas keluarga dengan cepat.
Seorang lelaki sepuh terbaring di ruang tengah dengan tubuh separuh kaku, dia kesulitan bicara maupun bergerak. Terlihat pula wanita berperawakan mungil datang tergopoh kala membawa banyak obat dalam pinggan kecil, dia membaginya untuk sang suami.
Getar halus dari tangan keriput itu jelas menandakan bahwa kondisi mereka tidak baik saja. Terlihat peluh di dahi ibunya kala berusaha mengangkat tubuh Haji Syakur yang terbaring agar sedikit lebih tinggi.
"Ayo kita minum obatnya." Suara khas ibu Malya berbicara dengan sang suami. Kekehan wanita senja itu seakan satu-satunya hiburan pelipur lara akan kondisi mereka.
Malya membungkam mulut, menangis sejadi-jadinya hingga bahu ringkih itu berguncang hebat. "A-ayyaah, ib-buuu, maafkan aku," ucapnya di sela sedu sedan.
Video itu berakhir kala sorot mata beliau berkaca-kaca, menampilkan senyuman getir ibu yang tertangkap kamera. Lamat tertangkap suara dari video dengan kalimat. "Jika masih hidup, semoga dijaga Allah. Ikhlas, meski gak tahu jasad Malya dimana."
Malya membenturkan kepalanya ke tepi ranjang, berharap dia hilang ingatan untuk menghalau sakit atau Tuhan berkenan mengembalikan dirinya ke masa satu bulan lalu sebelum peristiwa ini.
Rara panik atas reaksi majikan titipannya. Dia memutari brangkar dan mencegah apa yang Malya lakukan.
"Nona, Nona. Jaga diri Anda agar tetap hidup!" tegas Rara, meletakkan lengannya di besi pembatas brangkar sebagai bantalan agar kepala Malya tidak cedera kembali.
"Besok Anda akan dipindahkan ke kediaman paman Matthew. Ingat marga keluarga Anda adalah Sawyer, Maria Sawyer," bisik Rara kala mendengar langkah Sari yang memasuki ruangan.
Melihat Nona mudanya kembali menangis, Sari bergegas meletakkan buah di atas meja. Dia terburu mendekat ke brangkar Malya.
"Nona, Nona. Sari di sini. Maaf tadi keluar sejenak," kata maid khusus milik Maria.
Malya menghamburkan diri ke pelukan Sari, dia menumpahkan sakitnya di dada gadis muda itu. Setidaknya hanya Sari yang masih dia percaya meski masih meraba.
Saat kondis kisruh, Biantara datang mengunjungi ruangan Malya. Dia terkejut wanitanya histeris.
"Mbak, ada apa ini?" tanya Bian pada kedua gadis yang ada di sisi brangkar.
Malya memeluk erat Sari, tak ingin menampakkan wajahnya pada sosok lelaki bernama Biantara. Dia masih tak sanggup melihat sumber segala duka laranya.
"Saat saya kembali, Nona sudah histeris, Tuan. Maaf, tadi saya meninggalkan beliau sejenak untuk mengambil buah. Rara yang ada dalam ruangan," jawab Sari menjelaskan yang dia tahu.
"Rara?" tanya Bian lagi.
"Saya, baru mulai kerja hari ini. Dipekerjakan oleh Tuan besar Matthew," sahut Rara menimpali pertanyaan Bian.
Pemilik Cakra Corp itu mengangguk. Lalu meminta agar mereka meninggalkannya berdua dengan Malya.
Wanita dalam pelukan Sari enggan melepaskan diri, Malya menggelengkan kepala samar saat maid ini membujuknya.
"Ya sudah. Kau tetap di sini. Dan kamu keluar," ucap Bian untuk Sari agar tetap tinggal dan Rara keluar.
"Maria, besok akan ada suster yang ikut menjagamu di rumah paman. Lekas sehat ya, aku akan mengunjungimu setiap hari setelah pulang kerja," ujar Bian.
"Sayang, aku ingin melihatmu. Maria, please. Aku kangen," mohon cucu Beatrice masih setia duduk di kursi rodanya.
Selama masih dapat menghindar, selamanya akan tetap dia lakukan. Bukankah pria misterius itu mengatakan akan membantunya melewati masa Iddah dengan benar? batin Malya.
Keinginan Bian tak jua di kabulkan sosok wanita yang dia rindu. Keteguhannya mulai luntur, pemilik perusahan retail Cakrawala itu mulai lelah menunggu. Dia pun undur diri tanpa hasil.
...***...
Lusa.
Kediaman Sawyer jauh dari bayangan Malya. Arsitektur mewah itu tak sehangat wujudnya yang kokoh justru seakan dingin dan penuh misteri. Matthew hanya menemuinya sekilas lalu meminta agar maid membawa pulang ke kediaman Maria di komplek perumahan elit.
"Maria, baiknya pulang ke rumahmu ya. Aku gak mau ada kisruh lagi di rumah ini, ujar Matthew kala mobil yang membawa Malya baru saja berhenti di fasad depan Mansion.
Wanita yang memakai masker, dengan gamis serba hitam hanya menunduk ketika pintu kaca diturunkan oleh driver. Dia tak bernafsu melihat semua kerabat Maria.
Merasa sang keponakan hanya diam, Matthew mengetuk kap mobil dua kali agar driver langsung membawa Maria pergi dari sana.
Sepanjang perjalanan, Malya hanya diam memikirkan keseharian Maria Sawyer, sebrutal apa kehidupanmu hingga sekitar enggan kala kakimu menyentuh tanah kediaman mereka.
Honda Civic yang dia tumpangi kemudian berbelok ke arah hunian mewah Palmer Park Residen. Berjajar bangunan dengan tema tropical garden sehingga tiada pagar pembatas antara hunian satu dan lainnya menjadikan komplek ini terasa ramah.
"Ini rumah Anda, Nona. Tuan Matthew memberikan kado ulang tahun ini ketika Anda berusia dua puluh tahun. Mari masuk," ujar Sari membantu sang majikan turun dari mobil, sementara Malya hanya diam mendengarkan.
"Selamat datang, Nona," sapa maid yang berdiri menyambut Maria.
"Sita, Sila sama sepertiku dan Seto driver Anda," Sari memperkenalkan para maid.
Malya hanya mengangguk, melambaikan tangan ke udara sebagai isyarat menyapa lalu masuk hunian di bantu Sari.
Mata bulat Malya melihat sekeliling, selera Maria memang berkelas. Dia pun masuk ke kamar sementara di lantai satu. Sari pun tak lama pamit undur diri setelah memastikan majikannya beristirahat dengan nyaman.
"Awal hidup baru yang tak diinginkan. Mampukan melewati ini semua. Tiada keburukan melainkan Engkau selipkan sebuah pesan di dalam skenario-Mu," ucap Malya memandang langit kamar.
...***...
Sudah lebih dari tiga bulan, Malya selalu menghindari Biantara. Rara ada gunanya juga, maid kiriman pria misterius itu selalu mempunyai akal menghalau Bian yang kerap kali memaksa.
Kesehatannya berangsur-angsur membaik, dia sudah dapat berjalan meski masih menggunakan penyangga kaki.
Suatu pagi, saat Malya duduk menikmati cahaya hangat mentari di teras samping. Terdengar kericuhan antara Rara dan seorang pria. Malya menduga lelaki itu adalah Bian.
Ingin menghindar tetapi semua terlambat, pria tampan telah berdiri tak jauh dari tempatnya kini.
"Ma-maria?" sebut Bian terkejut melihat perubahan wanita yang dia duga tunangannya.
"Tuan, Nona Maria tak ingin di temui," cegah Rara menghalangi langkah pria itu mendekat.
"Minggir!" usir Bian mendorong Rara ke samping hingga gadis itu hampir tersungkur.
"Stop! jangan mendekat!" seru Malya terpaksa bicara sedikit nyaring agar suaranya samar, seraya menunduk.
"Baby, aku kangen. Kamu sekarang memutuskan memakai busana syar'i? tanpa persetujuanku? ... ehm, tak apa, aku bisa terima apapun penampilanmu," ujar Bian. Mungkin Maria ingin menutupi luka di kepalanya sehingga memutuskan berhijab.
Sari datang menghampiri, lalu membantu Nonanya masuk ke dalam kamar melewati Bian yang masih berdiri mematung di tempatnya.
"Maria, Maria!" panggil Bian lagi masih berusaha mendekat.
Rara sungguh merepotkan, cucu Beatrice dibuat kesal berkali atas tingkah maid satu ini. Melihat Maria telah pulih, Biantara memutuskan kembali ke kantor dan memanggil lawyernya.
Menjelang siang, Bian mengumpulkan dua orang lawyer agar mengurus segala dokumen keperluan pernikahan. Chris yang mengetahui rencana sang pimpinan pun terkejut. Mungkin ini saat yang tepat baginya untuk memberitahu pewaris Klan Cakra itu.
"Bos, ini hasil temuan saya, silakan Anda baca lebih dahulu," ujar Chris menyodorkan sebuah map ke atas meja.
Bian melihat ke arah sang asisten, dia lalu membuka dan membaca tumpukan kertas tadi. Dahinya mengernyit heran.
"Kau serius?" tanya Bian memandang tajam Chris.
.
.
..._________________________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Silvi Vicka Carolina
rara itu cewek pa cowok
2024-08-19
0
Allya Azzara
bener2 mangandung bawang
2023-03-30
0
𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏
Apa yg di temukan Chris 🤔 apa Fakta kalo sebenarnya Malya bukanlah Maria,
Penasaran apa hubungan Malya dan Maria, kenapa wajah mereka mirip, apa mereka saudara kembar yg dipisah dri kecil,,,, biarkan bab yg menjawab, 🤭😅
2023-03-17
2