Setelah kepergian pria misterius, Malya menangis dalam diam. Suara isakan itu tak terdengar sebab pedihnya hati tersayat. Rasa sakit yang mendera tubuh bahkan terasa berpuluh kali lebih nyeri dari sebelumnya.
"Mas Iman, maafkan aku. Istri macam apa yang tak ada di sisi untuk melihatmu terakhir kali. Ayah, ibu, apa yang harus Malya lakukan kini?"
"Mengapa tak kau cabut juga nyawaku ya Robb. Aku gak sanggup hidup tanpa orang yang ku kasihi." Sesal Malya.
...*...
Sudah satu pekan berlalu sejak keterangan singkat yang di berikan pria itu. Tidak ada yang menjenguknya di kamar ini selain satu orang maid, membuat Malya terheran.
Malya sudah dapat bergerak sedikit demi sedikit dan menekan tombol untuk mengatur ketinggian tempat tidurnya agar nyaman.
"Semua yang ada di kamar ini memakai fasilitas mewah tapi sepertinya dia wanita kesepian. Bahkan keluarga dan tunangannya pun tak kunjung datang. Sosok seperti apa Maria ini."
"Apakah wajahku sama dengannya? astaghfirullah, hijabku, aku tak memakainya. Bagaimana caraku meminta tolong pada maid?" Malya membatin.
Malya memutar otak, dia lalu menemukan sebuah cara agar tak mengundang curiga. Perlahan, tangan kiri yang terpasang infus terangkat ke udara.
Maid melihat isyarat sang nona muda, dia lalu menghampiri majikannya. "Ya Nona, Anda butuh sesuatu?" tanya gadis manis berseragam pelayan.
Malya menggerakkan bibirnya pelan membuat gadis itu menunduk mendekat. "Tolong bawakan pashmina untuk menutup rambutku, juga baju berlengan panjang. Apa kini wajahku buruk? aku ingin melihat cermin dan fotoku sebelum kecelakaan," bisik Malya sangat lirih.
Gadis berseragam pelayan terheran, Maria selalu ingin terlihat seksi tapi mengapa kini sebaliknya. Apakah benturan di kepala membuat otaknya bergeser, pikir maid meski dia melakukan semua yang nona mudanya minta.
Beberapa menit selanjutnya.
Apa yang diinginkan Malya dipenuhi. Dia lega tak terlalu lama menyadari bahwa aurat telah terbuka. Jantungnya berdebar kencang manakala melihat cermin juga foto lama Maria. Retina cantik itu membelalak tak percaya, bibir sensualnya pun sedikit menganga.
"Innalilahi, mirip. Dia mempunyai rambut bergelombang dan aku lurus, bola matanya coklat terang tapi aku lebih gelap. Tahi lalat kecil nan samar di cuping hidung dan aku di ujung bibir meski tak jelas terlihat, alisnya tebal sepertiku dan terawat rapi," gumam Malya meneliti setiap jengkal wajah Maria.
"Nona masih cantik kok meski ada luka di kepala. Tuan Bian, baru pulih. Beliau akan mengunjungi Anda besok pagi," ujar maid tersenyum melihat majikan mudanya seakan menyamakan wajah saat ini dengan foto yang dia pegang.
Degh.
Malya memilih diam, besok dia akan berhadapan dengan lelaki yang merenggut nyawa sang suami. Entah bagaimana dia akan bersikap nanti. Apakah hatinya akan teguh atau justru sebaliknya.
Keesokan pagi, di kamar perawatan sang pewaris klan Cakra.
Pimpinan perusahaan retail itu sudah sedikit lebih baik meski terdapat dua luka jahitan di pelipis dan lengan kirinya masih memakai gips. Bian ingin melihat Maria.
"Chris, antar aku ke kamar Maria, apakah dia sudah lebih baik?" tanya Biantara saat perlahan turun dari brangkar.
"Salah satu kaki beliau retak, kepalanya terkena benturan dan lengan kanan terkilir. Dokter belum melaporkan detail hasil pemeriksaan sebab Nona Maria masih sulit diajak berkomunikasi," beber sang asisten, seraya mendorong kursi roda pimpinan ke ruangan Maria.
Tok. Tok. Handle pintu itu dibuka dari luar. Malya menduga tunangan Maria datang menjenguk, dia memilih berpura tidur.
Terdengar bunyi langkah kaki mendekat juga percakapan singkat antara seorang laki-laki dan maid di dalam ruangan.
"Apa Maria sudah siuman?" tanya Bian pada penjaga.
"Sudah, Tuan. Akan tetapi masih sulit berkomunikasi dan mudah tertidur. Beliau hanya sesekali bangun jika suster memberikan obat saja," terang maid menjelaskan kondisi nona mudanya.
Bian mendekat ke sisi brangkar, melihat dari dekat wajah yang dia kira tunangannya itu. Cucu Beatrice seakan menyesal telah membuat Maria banyak mendapat luka.
"Sayang, maafkan aku ya. Setelah kau pulih, kita akan menikah dan mengumumkannya ke publik. Itukan yang kau mau?" bisik Bian.
Jantung Malya berdegup kencang, dadanya mendadak sesak akibat gulungan emosi nan bergemuruh tapi tak dapat dilampiaskan. Bola matanya bergerak cepat ke kanan dan kiri meski kelopak dengan bulu mata lentik itu tertutup rapat.
"Maria, aku tahu kau tidak tidur. Lihat aku, Sayang. Buka matamu sejenak," pinta Bian masih di sisi brangkar.
Malya bergeming, dia sedang dalam masa iddah dan kejadian ini sulit di hindari sebab keterbatasan juga bukan keinginannya. Yang dapat dia lakukan hanyalah berusaha maksimal menjaga pandangan juga cara bersikap nanti.
"Tolong hamba-Mu ya Allah. Bantu aku menjaga marwahku lagi," batin Malya.
Biantara lama berdiam diri di sana, mengamati setiap jengkal wajah Maria. Dia menemukan ada kejanggalan tetapi segera menepisnya dan mengatakan dalam hati bahwa Maria terbiasa memakai make-up. Wajar jika banyak bagian yang tersamarkan.
Hingga beberapa hari setelahnya pun, Malya tak pernah membuka mata bila Biantara mengunjunginya. Entah sampai kapan cara ini dapat dia lakukan.
Suatu pagi.
Pimpinan Cakra Corp bertemu dokter yang menangani Maria di kamar perawatan. Dia bertanya banyak hal tentang kemajuan kondisi pasien dan sikap tunangannya yang seakan apatis bila dirinya mendekat.
Dokter mengatakan akan dilakukan fisioterapi dalam mengatasi cedera. Mengenai sikap, ini berkaitan dengan kejiwaan dan trauma. Petugas medis menyarankan agar Bian mendatangkan seorang ahli kejiwaan untuk mengurangi dampak kecemasan dan masalah mental yang mungkin timbul.
Lelaki yang masih duduk di kursi roda itu mengangguk. Dia lalu meminta Chris mengatur semua yang terbaik untuk Maria.
"Sayang, aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan maaf darimu. Lekas sembuh ya agar aku dapat membuktikan segala niatanku," ujar Bian. Tak lama dia meninggalkan kamar tersebut sebab Beatrice akan berkunjung.
Seperti biasa, Malya hanya berpura. Setelah yakin Biantara telah keluar, wanita ayu berstatus janda kembang membuka sedikit kelopak matanya. Hatinya remuk, air mata mengucur deras dari sudut netra cantiknya.
"A-aku akan menikah dengan pria yang membunuh suamiku. A-aku juga harus melayaninya sebab kini berperan sebagai Maria. Ayah, Ibu, seseorang, tolong aku." Dia ingin kabur, lari dari semuanya akan tetapi tak berdaya.
Di koridor bangsal VVIP, dua pria terlibat percakapan serius.
"Bos, saya ingin menyampaikan sesuatu pada Anda," ujar sang asisten saat keluar dari ruangan Maria.
"Apa?" imbuh Biantara.
"Anda ingat tidak, pakaian yang dipakai terakhir kali oleh Nona Maria?" tanya Chris ingin memastikan sesuatu.
"Ingat, dia memakai dres hitam selutut dengan cutting leher sabrina. Rambutnya memakai hair piece yang aku belikan. Maria sangat cantik di hari pengkhianatan," kata Bian, dengan senyum getir. "Mengapa kau menanyakan hal ini, Chris?" imbuhnya.
"Hmmm, tak apa, Bos. Hanya ingin memastikan sesuatu. Jika semua data telah terkumpul akan saya serahkan pada Anda," balas sang asisten seakan menyiratkan sesuatu.
"Kau menyembunyikan sesuatu dariku, Chris?" desak Bian, saat akan mencapai kamar perawatannya kembali.
Sang asisten tampak menimbang. "Ini hanya kecurigaan saya yang tak mendasar, Bos," ujar Chris lagi.
"Tentang apa?" Bian kian penasaran. Dia lalu meminta Chris berdiri di depannya.
"Tunangan Anda, Nona Maria. Bos, saya tidak akan bicara jika tiada bukti konkrit, maaf," kata Chris, seraya sedikit mencondongkan badannya sebagai permintaan maaf.
Biantara mengangguk, asistennya itu memang tak pernah berspekulasi jika tiada bukti valid yang dia temukan.
"Clue?" cecar Bian memaksa.
"Pakaian beliau, ehm...," jawab Chris ragu.
Bian menatap tajam sang asisten. "Apa maksudmu?"
.
.
..._____________________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Nurlaela
mayla dijadikan alat oleh seseorang, siapa pria yang bicara pada mayla Kala itu, mayla sama Maria punya wajah mirip kaya kembar saja, tapi bedanya Maria seksi sedangkan mayla pake hijab, dan kenapa nenek bian ngank setuju biantara menikah dg Maria klo ngank salah, agak lupa thorr up lama, kisahnya seru penuh misteri...😁👍
2023-03-15
0
𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏
Sdh mulai menerka nerka kelanjutannya, 😌 sehat terus mom, di tunggu kelanjutannya, 🥰
2023-03-15
1
AlAzRa
selanjutnya bakalan banyak bawangnya inih.
sehat selalu Makthor sekeluarga 🤲🏼🤗
2023-03-15
1