Dinikahi Om-Om Dingin
"APAAA? Aku di jodoh kan?"
"Dengan siapa, pak? Kenapa mendadak begini?" teriak gadis cantik bermata biru yang baru menginjak usia 19 tahun.
Gadis yang bernama Claudia Putri itu pun langsung syok, saat mendengar dirinya akan di nikahkan dengan lelaki berumur yang tidak ia kenal.
"Dengan Pak Hermawan, nak. Bapak terpaksa melakukan ini, karena bapak tidak sanggup membayar hutang-hutang kita kepada nya."
"Bapak harap, kamu bisa menerima keputusan ini dengan lapang dada ya, nak!" jelas lelaki tua yang bernama Roy.
Claudia menghela nafas berat, lalu mengusap kasar wajah nya. Ia tampak frustasi atas perjodohan ini.
Gadis cantik itu tidak bisa membayangkan, bagaimana kehidupan yang akan di jalani nya nanti, dengan orang yang jelas-jelas tidak pernah ia temui sebelumnya.
"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kalau aku menolak, bapak pasti akan sedih. Tapi kalau aku terima, apakah aku akan sanggup hidup dengan laki-laki asing itu?" batin Claudia bingung.
Nama : Claudia Putri
Usia : 19 tahun
Nama : Hermawan
Usia : 49 tahun
Nama : Roy Alamsyah
Usia : 51 tahun
Melihat Claudia terdiam, Roy pun kembali membuka percakapan. Ia terus berusaha untuk membujuk anak satu-satunya itu untuk mau menikah dengan Hermawan. Lelaki dewasa yang tampan dan tajir melintir.
"Bagaimana, Clau? Apakah kamu setuju untuk menikah dengan nya?" tanya Roy dengan mimik wajah serius.
Claudia tidak langsung menjawab. Ia tetap membisu, sambil terus memikirkan perjodohan yang sama sekali tidak ia inginkan.
"Maaf, pak. Aku belum bisa memutuskan nya sekarang. Tolong beri aku sedikit waktu untuk memikirkan nya!" jawab Claudia lirih.
"Oke, bapak akan berikan waktu 2 hari. Dan kamu harus pikirkan baik-baik keputusan bapak ini, paham!" tegas Roy lalu bangkit dari kursi dan melangkah menuju kamar.
"Iya, pak," jawab Claudia pelan.
Sebelum masuk ke dalam kamar, Roy menyempatkan diri untuk menoleh ke belakang, dan memandang ke arah Claudia dengan tatapan nanar .
"Maafkan bapak, Clau. Bapak terpaksa mengorbankan hidup mu, demi kelanjutan hidup kita."
Setelah kepergian Roy, Claudia pun juga ikut bangkit dari tempat duduk nya. Ia melangkah dengan gontai menuju kamar nya, yang bersebelahan dengan kamar Roy.
Sesudah mengunci pintu, Claudia pun menjatuhkan diri ke atas kasur dengan posisi telungkup. Gadis itu menumpahkan air mata yang sedari tadi ia tahan-tahan.
"Bu, Clau kangen! Clau ingin bertemu dengan ibu, hiks hiks hiks..."
Claudia menangis sesenggukan, lalu menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal. Gadis itu tiba-tiba teringat pada ibu kandung nya yang sudah tiada.
"Apa yang harus Clau lakukan sekarang, bu? Apakah Clau harus menerima perjodohan mendadak ini? Atau mungkin, Clau harus menolak nya?" gumam Claudia masih dengan isak tangis yang terdengar sangat memilukan.
Di saat hati dan pikiran nya sedang berkecamuk, tiba-tiba terdengar suara Roy dari luar kamar.
"CLAU, BAPAK PERGI DULU YA. ADA URUSAN BENTAR!" teriak Roy.
"IYA, PAK." pekik Claudia tanpa membuka pintu, dan melanjutkan tangis nya kembali.
Setelah lelah meratapi nasibnya selama satu jam, Claudia pun akhirnya tertidur pulas di atas kasur empuk nya.
🌺 Beralih ke Roy 🌺
Setelah keluar dari rumah, Roy menunggangi kendaraan roda dua nya menuju ke kediaman Hermawan. Setelah lima belas menit berkendara, ia pun tiba di depan pintu gerbang rumah mewah bertingkat dua milik calon menantu nya.
"Permisi, pak Hermawan nya ada?" tanya Roy kepada satpam yang bernama Anto 35 tahun, yang bertugas menjaga kediaman Hermawan.
"Ada pak, di dalam. Kalau boleh tau, bapak ini siapa ya? Ada perlu apa sama majikan saya?" tanya Anto.
"Nama saya Roy. Saya teman majikan kamu. Dan saya sudah ada janji dengan nya hari ini. Tolong kamu sampai pada pak Hermawan, saya sudah datang!" pinta Roy.
"Oh, oke. Bapak tunggu disini dulu ya, saya mau jumpai pak Hermawan dulu," balas Anto lalu melangkah pergi untuk menemui majikan nya.
"Oke," jawab Roy.
Tak lama kemudian, Anto pun kembali dan langsung membukakan pintu gerbang untuk Roy, sambil berucap...
"Silahkan masuk, pak Roy! Majikan saya sudah menunggu bapak di dalam," ujar Anton dengan ramah dan sopan.
"Oke, terima kasih," balas Roy sambil tersenyum lebar.
Setelah di persilahkan masuk, Roy pun kembali menjalankan motor nya sampai ke depan rumah Hermawan. Selesai memarkirkan motor, lelaki itu pun mengetuk-ngetuk pintu sambil mengucapkan salam.
Tok... Tok... Tok...
"Assalamualaikum," ucap Roy.
"Wa'laikum salam," jawab pembantu rumah tangga yang bernama Mbok Saripah 50 tahun, yang juga bekerja di rumah tersebut.
"Silahkan masuk, pak! Pak Hermawan sudah menunggu anda di ruang tamu," lanjut Saripah.
"Oke, terima kasih, Mbok."
Roy tersenyum lalu melangkah masuk menuju ruang tamu.
"Hai, bro! Apa kabar?" tanya Roy lalu memeluk tubuh kekar sahabat nya.
"Alhamdulillah, baik. Kamu apa kabar?" tanya Hermawan balik lalu membalas pelukan Roy.
"Alhamdulillah, aku juga baik. Jadi bagaimana tentang rencana kita? Apakah kamu mau menikahi putri ku?" tanya Roy sambil mendudukkan diri di sebelah Hermawan.
Hermawan langsung terdiam seketika. Ia tampak sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan sahabat nya tersebut.
"Apa kamu yakin, ingin menjodohkan anak gadis mu dengan ku?" tanya Hermawan.
"Ya, yakin lah. Aku lebih percaya kamu yang menjadi pendamping hidup anak ku, dari pada orang-orang nggak jelas di luaran sana," jawab Roy mantap.
"Kenapa kamu bisa seyakin itu?" tanya Hermawan dengan alis yang saling bertautan.
"Ya iya lah, kan nggak mungkin kamu tega menyakiti anak sahabat mu sendiri Ya kan, bener nggak?" balas Roy lalu menyalakan rokok dan menghisap nya perlahan.
"Hmmmm, bener juga sih." Hermawan manggut-manggut menanggapi perkataan Roy yang benar ada nya.
Sedang asyik berbincang, Mbok Saripah pun datang dengan membawa dua nampan, yang berisikan dua gelas kopi dan makanan ringan di tangan nya.
Sesudah menghidangkan bawaan nya ke atas meja, Mbok Saripah pun pamit undur diri dan berkata...
"Silahkan, pak! Saya pamit ke belakang dulu," ujar Mbok Saripah.
"Oke, terima kasih ya, Mbok," jawab Hermawan dan Roy bersamaan.
Setelah Mbok Saripah pergi, mereka berdua pun kembali melanjutkan perbincangan nya, sambil sesekali menyeruput kopi masing-masing.
"Her, tapi jangan bilang-bilang ke anak ku, kalau semua ini rencana ku ya!" pinta Roy.
Hermawan yang sedang menikmati kopi nya langsung menoleh dengan kening mengkerut.
"Loh, kok gitu? Emang kamu ngomong apa sama anak mu tentang perjodohan ini?" tanya Hermawan bingung.
Roy menghela nafas dalam-dalam, lalu menghembuskan nya dengan kasar. Dengan tatapan menerawang, ia pun menjawab pertanyaan sahabat nya.
"Aku mengatakan pada anak ku, kalau aku memiliki hutang yang banyak dengan mu. Jadi, karena aku tidak sanggup untuk melunasi hutang itu, maka sebagai gantinya aku harus menyerahkan nya kepada mu untuk di jadikan istri," jelas Roy.
"Whaaaattt? Kamu ngomong gitu ke anak mu?" pekik Hermawan dengan mata membulat.
"Iya," jawab Roy lirih dan kembali menghisap rokok yang ada di tangan nya.
🌺Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya man teman, makasih 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
madafi
aku hadir kak indaah...salam sesama dari batam ya kak. sukses terus kak
2023-12-14
2
Bulan Rindu
Semangat thor 💪
Jiwa Yang Berbeda mampir thor 🥰🤗
2023-06-14
0
Om Rudi
Om Rudi hadir
2023-03-19
1