Bab 4 ~ Melamar

🌺 Esok paginya 🌺

Claudia mulai membuka mata perlahan, saat mendengar suara adzan subuh berkumandang. Gadis cantik itu mulai beranjak dari kasur dan melangkah masuk ke kamar mandi dengan langkah yang masih sempoyongan.

Selesai membersihkan diri dan berwhudu, ia pun melaksanakan shalat subuh, dan di lanjutkan dengan berzikir dan berdoa.

Selesai melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim, Claudia pun keluar dari kamar dan mulai menyibukkan diri dengan alat-alat dapur. Ia memasak nasi goreng untuk menu sarapan.

Setelah menyelesaikan tugas nya, gadis itu menghidangkan masakan nya ke atas meja makan dengan dua gelas teh manis hangat.

"Bapak udah bangun belum ya?" gumam nya sembari mendudukkan diri di kursi.

Beberapa detik kemudian, Roy datang dengan senyum merekah di wajah nya. Lelaki itu tampak sangat bahagia hari ini, karena akan kedatangan calon mantu yang di sangat di harapkan nya.

"Ayo kita mulai sarapan nya, nak!" seru Roy sambil mendudukkan bokong nya di kursi yang ada di depan Claudia.

"Ya, pak."

Anak dan bapak itu mulai menyantap makanan masing-masing dengan santai dan hening, tanpa percakapan apa pun. Selesai sarapan, Roy duduk di ruang tamu sambil membaca koran.

Sedangkan Claudia, ia kembali berkutat di dapur untuk mencuci alat-alat masak, serta piring-piring kotor yang sudah di gunakan tadi.

Selanjutnya, gadis itu mulai membersihkan rumah dan menyapu halaman. Kemudian di lanjutkan dengan mencuci pakaian, dan menjemur nya di halaman belakang rumah.

Setelah semua pekerjaan rumah beres, Claudia kembali ke dalam kamar dan mengistirahatkan diri sejenak.

"Hufff, capek juga ternyata."

Ia menghela nafas panjang, dan menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong.

"Hmmmm, gimana ya bentuk wajah om Hermawan?" gumam nya.

Sedang asyik membayangkan wajah lelaki yang akan melamar nya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu beberapa kali dari luar kamar.

Tok... Tok... Tok...

"Clau, bersiap-siap lah! Sebentar lagi Hermawan akan datang," teriak Roy dari luar.

"Iya, pak!" jawab Claudia.

Setelah memberi aba-aba kepada putri nya, Roy kembali duduk di ruang tamu untuk menunggu kedatangan Hermawan.

Claudia segera bangkit dari kasur, dan kembali membersihkan diri ke kamar mandi. Setelah selesai, ia pun segera berpakaian dan memoles sedikit wajah di depan cermin meja rias.

"Huh, bismillahirrahmanirrahim. Semoga saja semua berjalan dengan lancar, aaamiiiiin. Semangat Claudia, semoga ini yang terbaik untuk mu!" gumam nya.

Ia memberi semangat pada diri sendiri, sambil memandangi penampilan nya dari pantulan cermin.

Gadis berambut pirang itu tampak sangat cantik dan menawan, dengan gaun hitam yang melekat di tubuh ramping nya.

Tak lama kemudian, suara ketukan pintu pun kembali terdengar. Roy kembali berteriak dan menyuruh putri kecil nya untuk keluar dari kamar.

Tok... Tok... Tok...

"Clau, kamu sudah siap, sayang?" tanya Roy.

Mendengar suara bapak nya, Claudia pun bergegas membuka pintu.

Ceklek...

"Sudah, pak. Aku sudah siap," jawab Claudia dengan senyum tipis di bibir nya.

Melihat penampilan putri nya yang tampak sangat cantik, Roy pun langsung tersenyum lebar menyambut nya.

"Wah wah wah... Kamu cantik sekali, sayang! Mirip seperti almarhumah ibu mu sewaktu muda dulu," puji Roy dengan mata yang mulai berembun.

Claudia tidak menanggapi ucapan Roy. Raut wajah nya tampak gugup dan gelisah, karena akan bertemu dengan calon suami nya.

"Ayo, sayang! Kita temui Hermawan. Dia sudah menunggu mu di ruang tamu," ajak Roy lalu menggandeng lengan putri kesayangan nya.

Claudia hanya mengangguk, dan berjalan beriringan bersama orang tua tunggal nya. Setibanya di ruang tamu, Hermawan dan kedua kerabat nya pun langsung melongo seketika. Mereka tampak terpana dan kagum melihat kecantikan Claudia.

"Waaahh, ternyata lebih cantik aslinya dari pada foto nya," batin Hermawan girang.

Hermawan yang pada dasar nya berwajah kaku dan dingin pun hanya tersenyum tipis, saat melihat wanita muda yang akan menjadi pendamping hidup nya kelak. Padahal dalam hati nya, ia merasa sangat senang dan bahagia.

Hermawan yang memakai jas hitam, di padukan dengan kemeja putih pun langsung berdiri, untuk menyambut kedatangan calon istri nya.

"Clau, angkat kepala mu. Lihat lah wajah calon suami mu itu!" bisik Roy.

Claudia yang sedari tadi menunduk pun mulai mendongak kan kepala, saat Roy menyenggol bahu nya. Gadis itu langsung membulat kan mata nya, ketika melihat lelaki gagah dan tampan yang ada di hadapannya.

"Ooohhh, jadi ini orang nya yang bernama om Hermawan itu? Hmmmm, lumayan ganteng sih. Tapi, kok mukanya jutek gitu? Jadi serem lihat nya, hiiiiii," batin Claudia.

Melihat Claudia yang sedang mematung dan terus memandangi diri nya, Hermawan pun langsung salah tingkah. Ia bingung harus berbuat apa.

Hingga akhirnya, ia pun berinisiatif untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Hermawan mengulurkan tangan ke arah Claudia, dan berkata...

"Perkenalkan, nama saya Hermawan. Kamu?" tanya Hermawan.

"Sa-saya Claudia, om. Claudia Putri," jawab Claudia tergagap, lalu menyambut uluran tangan Hermawan.

"Cantik, seperti orang nya!" gumam Hermawan pelan, dan masih dengan mode wajah kaku tanpa ekspresi.

Claudia tersipu malu mendengar pujian Hermawan.

"Si beruang kutub bisa ngegombal juga ternyata, hihihihi," batin Claudia.

Untuk mencairkan suasana yang tampak sedikit tegang, Roy pun mempersilahkan mereka semua untuk duduk kembali.

"Ayo, silahkan duduk! Kita langsung mulai saja acara lamaran nya," tutur Roy tidak sabar.

"Oke," jawab Hermawan mengangguk.

Hermawan dan kedua kerabat nya pun kembali duduk di tempat masing-masing. Begitu pun dengan Roy dan Claudia, mereka berdua duduk berdampingan di depan Hermawan.

Mereka berlima pun mulai berbincang-bincang mengenai lamaran dan menetapkan hari pernikahan.

Setelah semua nya setuju, Hermawan pun membuka kotak cincin yang ia simpan dalam saku jas nya, lalu menyematkan cincin itu ke jari manis Claudia.

Gadis itu pun mengulurkan tangan nya ke arah Hermawan. Ia tersenyum manis saat melihat cincin berlian yang melekat di jari nya tersebut.

Setelah acara lamaran selesai, Roy pun menyuruh Claudia untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk para tamu nya.

"Clau, cepat siap kan hidangan untuk mereka!" bisik Roy ke telinga Claudia.

"Baik, pak," jawab nya pelan.

Claudia mulai bangkit dari tempat duduk nya, dan melangkah ke arah dapur. Setelah kepergian putri nya, Roy pun menyalakan rokok dan melontarkan pertanyaan kepada sahabat sekaligus calon menantu nya tersebut.

"Gimana, Her? Apakah kau menyukai anak ku?" selidik Roy.

"Ya, aku menyukai nya. Dia cantik, dan seperti nya dia juga baik," jawab Hermawan.

"Ya, kau benar. Anak ku memang cantik dan juga baik, sama seperti almarhumah ibu nya," balas Roy sambil sesekali menghisap rokok nya.

Hermawan hanya tersenyum menanggapi ucapan Roy. Ia juga menyalakan rokok dan menghisap nya perlahan. Sedang kan kedua kerabat nya, sibuk mengotak-atik ponsel masing-masing.

Tak lama berselang, Claudia kembali dengan dua nampan di tangan nya. Setelah menghidangkan makanan ringan dan teh hangat, gadis itu pun kembali duduk samping bapak nya.

"Silahkan dinikmati hidangan nya, Her. Mas-mas, ayo silahkan! Jangan sungkan-sungkan," tutur Roy.

Ia mempersilahkan Hermawan dan kedua kerabat nya, untuk mencicipi hidangan yang sudah tersedia di hadapan mereka.

"Ya, terima kasih, Roy," jawab Hermawan lalu menyeruput teh hangat milik nya.

Begitu pula dengan kedua kerabat nya. Mereka juga menyeruput teh masing-masing, dan mulai memakan makanan ringan yang sudah di sediakan oleh Claudia.

Hermawan tampak mencuri-curi pandang ke arah Claudia yang sedang menunduk di depan nya. Begitu pun sebaliknya. Claudia juga sesekali melirik ke arah Hermawan dengan ekor mata nya.

"Aduuuuh, kenapa dada ku jadi deg-degan gini? Apa sebenarnya yang terjadi dengan ku? Apa jangan-jangan, aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan nya?" batin Claudia.

Gadis itu tampak sedikit gelisah di tempat duduk nya. Dada nya semakin berdegup kencang, saat lirikan nya tertangkap basah oleh mata Hermawan.

"Apakah kau juga memiliki perasaan yang sama seperti ku, Claudia? Apakah kau juga jatuh cinta pada pandangan pertama, seperti yang aku alami sewaktu pertama kali melihat foto mu?" batin Hermawan.

🌺 Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya man teman,,, makasih 😘🙏 🌺

Terpopuler

Comments

Om Rudi

Om Rudi

lanjut lagi Cantik

2023-03-21

2

Om Rudi

Om Rudi

Bapak baru tahu ya?

2023-03-21

1

Om Rudi

Om Rudi

nyawanya belum ngumpul

2023-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Perjodohan Mendadak
2 Bab 2 ~ Keputusan Hermawan
3 Bab ~ 3 Menyetujui
4 Bab 4 ~ Melamar
5 Bab 5 ~ Curiga
6 Bab 6 ~ POV Claudia
7 Bab 7 ~ Hari Pernikahan
8 Bab 8 ~ Menolak
9 Bab 9 ~ Gara-Gara Handuk
10 Bab 10 ~ Mertua Edan
11 Bab 11 ~ Terpesona
12 Bab 12 ~ Kecemburuan Hermawan
13 Bab 13 ~ Rumah Mewah Hermawan
14 Bab 14 ~ Masa Lalu Hermawan
15 Bab 15 ~ Cctv
16 Bab 16 ~ Mantan Kembali Datang
17 Bab 17 ~ Limited edition
18 Bab 18 ~ Aksi Hermawan
19 Bab 19 ~ Untuk Pertama Kalinya
20 Bab 20 ~ Akibat Mandi Bersama
21 Bab 21 ~ Si Pengganggu
22 Bab 22 ~ Sang Pengintai
23 Bab 23 ~ Kembali Terulang
24 Bab 24 ~ Tingkah Jeky
25 Bab 25 ~ Drama Dimeja Makan
26 Bab 26 ~ Keterkejutan Claudia
27 Bab 27 ~ Ulah Nakal Hermawan
28 Bab 28 ~ Rencana Nadia
29 Bab 29 ~ Mengunjungi Roy
30 Bab 30 ~ Dugaan Roy
31 Bab 31~ Jatah Siang
32 Bab 32 ~ Penyakit Lama
33 Bab 33 ~ Kedatangan Nadia
34 Bab 34 ~ Minta Lagi
35 Bab 35 ~ Olahraga Pagi
36 Bab 36 ~ Claudia vs Nadia
37 Bab 37 ~ Rencana Jeky
38 Bab 38 ~ Perdebatan Jeky dan Arman
39 Bab 39 ~ Siang Bolong
40 Bab 40 ~ Akhirnya Terjadi Juga
41 Bab 41 ~ Kekhawatiran Hermawan
42 Bab 42 ~ Calon Cucu
43 Bab 43 ~ Harapan Roy
44 Bab ~ 44 Bujukan Marcho
45 Bab 45 ~ Bocil Tua
46 Bab 46 ~ Ziarah
47 Bab 47~ Menyelidiki
48 Bab 48 ~ Bingung
49 Bab 49 ~ Informasi
50 Bab 50 ~ Menyergap
51 Bab 51 ~ Membalas
52 Bab 52 ~ Tamat
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 ~ Perjodohan Mendadak
2
Bab 2 ~ Keputusan Hermawan
3
Bab ~ 3 Menyetujui
4
Bab 4 ~ Melamar
5
Bab 5 ~ Curiga
6
Bab 6 ~ POV Claudia
7
Bab 7 ~ Hari Pernikahan
8
Bab 8 ~ Menolak
9
Bab 9 ~ Gara-Gara Handuk
10
Bab 10 ~ Mertua Edan
11
Bab 11 ~ Terpesona
12
Bab 12 ~ Kecemburuan Hermawan
13
Bab 13 ~ Rumah Mewah Hermawan
14
Bab 14 ~ Masa Lalu Hermawan
15
Bab 15 ~ Cctv
16
Bab 16 ~ Mantan Kembali Datang
17
Bab 17 ~ Limited edition
18
Bab 18 ~ Aksi Hermawan
19
Bab 19 ~ Untuk Pertama Kalinya
20
Bab 20 ~ Akibat Mandi Bersama
21
Bab 21 ~ Si Pengganggu
22
Bab 22 ~ Sang Pengintai
23
Bab 23 ~ Kembali Terulang
24
Bab 24 ~ Tingkah Jeky
25
Bab 25 ~ Drama Dimeja Makan
26
Bab 26 ~ Keterkejutan Claudia
27
Bab 27 ~ Ulah Nakal Hermawan
28
Bab 28 ~ Rencana Nadia
29
Bab 29 ~ Mengunjungi Roy
30
Bab 30 ~ Dugaan Roy
31
Bab 31~ Jatah Siang
32
Bab 32 ~ Penyakit Lama
33
Bab 33 ~ Kedatangan Nadia
34
Bab 34 ~ Minta Lagi
35
Bab 35 ~ Olahraga Pagi
36
Bab 36 ~ Claudia vs Nadia
37
Bab 37 ~ Rencana Jeky
38
Bab 38 ~ Perdebatan Jeky dan Arman
39
Bab 39 ~ Siang Bolong
40
Bab 40 ~ Akhirnya Terjadi Juga
41
Bab 41 ~ Kekhawatiran Hermawan
42
Bab 42 ~ Calon Cucu
43
Bab 43 ~ Harapan Roy
44
Bab ~ 44 Bujukan Marcho
45
Bab 45 ~ Bocil Tua
46
Bab 46 ~ Ziarah
47
Bab 47~ Menyelidiki
48
Bab 48 ~ Bingung
49
Bab 49 ~ Informasi
50
Bab 50 ~ Menyergap
51
Bab 51 ~ Membalas
52
Bab 52 ~ Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!