Selesai mencicipi hidangan yang di sediakan oleh Claudia, Hermawan dan kedua kerabat nya pun segera berdiri dari tempat duduk masing-masing.
"Roy, kami permisi dulu ya. Masih ada urusan yang harus di selesaikan," pamit Hermawan mengulurkan tangan ke arah Roy.
"Oke, hati-hati di jalan ya, Her." Roy menjabat tangan Hermawan dan menyunggingkan senyum semanis mungkin.
"Ya," balas Hermawan dingin.
Sesudah berpamitan dengan Roy, Hermawan pun beralih kepada Claudia. Ia juga mengulur kan tangan ke arah gadis cantik itu, dan berkata...
"Claudia, saya pamit dulu ya! Sampai ketemu lagi di hari resepsi kita nanti," ucap Hermawan masih dengan wajah kaku nya.
Claudia pun menyambut uluran tangan Hermawan sambil tersenyum manis pada nya.
"Ya, TTDJ ya, om!" balas Claudia.
Mendengar kata "TTDJ" Hermawan pun langsung menautkan kedua alis. Ia bingung dengan maksud perkataan calon istri nya tersebut.
"TTDJ?" tanya Hermawan.
"Hati-hati di jalan maksud nya, hehehehe!" jawab Claudia nyengir kuda.
"Oooohhh," balas Hermawan datar.
Melihat reaksi Hermawan yang masih terlihat cuek dan acuh, Claudia pun memanyunkan bibir nya, lalu kembali membatin.
"Huuuuu, dasar beruang kutub! Muka kok di tekuk terus, nggak ada senyum-senyum nya dikit pun," umpat Claudia dalam hati.
Setelah melepaskan jabatan tangan nya dengan Claudia, Hermawan dan para kerabat pun kembali berpamitan kepada Roy.
"Oke lah kalau begitu, aku pamit ya, Roy. Assalamualaikum," ucap Hermawan lalu melangkah keluar, dan masuk ke dalam mobil hitam yang terparkir di halaman Roy.
"Oke, Her." Roy mengekori langkah Hermawan dan mengantar nya sampai ke depan pintu.
Setelah menyalakan mesin mobil, Hermawan membunyikan klakson dua kali dan melambaikan tangan ke arah Roy, yang sedang berdiri di depan pintu dengan senyum sumringah.
Tin...Tin...
"Bye, Roy!" pamit Hermawan.
"Bye," jawab Roy sambil membalas lambaian tangan sahabat nya, sekaligus calon menantu nya.
Setelah bayangan Hermawan hilang dari pandangan nya, Roy segera menutup pintu dan menguncinya.
Masih dengan senyum yang merekah indah, seperti bunga-bunga yang sedang bermekaran, Roy kembali duduk di ruang tamu dan kembali berbincang-bincang dengan anak gadis nya.
"Gimana, Clau?" tanya Roy.
Claudia menoleh lalu mengerutkan kening saat mendengar pertanyaan bapak nya.
"Gimana apa nya, pak?" tanya nya bingung.
"Gimana menurut mu tentang Hermawan tadi? Apakah kau menyukai nya?" tanya Roy lalu menyalakan rokok kembali.
Claudia langsung terdiam seketika. Ia terlihat bingung sambil memilin-milin ujung dress hitam nya. Setelah beberapa menit berpikir, Claudia pun menghembuskan nafas kasar, dan berkata...
"Apa bapak yakin, ingin menjodohkan ku dengan lelaki dingin dan kaku itu?" tanya Claudia pelan sambil menundukkan kepala.
Gadis itu tidak berani menatap wajah bapak nya. Ia tidak tega melihat wajah sedih orang tua tunggal nya itu, akibat perkataan nya barusan.
"Emang nya kenapa, nak? Apa ada yang salah dengan Hermawan? Kenapa tiba-tiba kamu berkata seperti itu?" tanya Roy heran.
Lagi... Claudia menghirup udara dalam-dalam, lalu menghembuskan nya dengan kasar.
Gadis itu menyandarkan punggung nya ke bahu sofa, dan mendongakkan kepala nya ke atas. Ia menatap langit-langit ruang tamu dengan pandangan menerawang dan berucap.
"Aku tidak yakin bisa hidup bahagia dengan lelaki dingin plus cuek seperti om Hermawan, pak."
Claudia menghentikan kata-kata nya sejenak. Beberapa detik kemudian, ia pun melanjutkan ucapan nya kembali.
"Aku tidak bisa membayangkann, bagaimana suram nya hari-hari yang akan aku lalui dengan nya nanti," tutur Claudia.
Roy termangu seketika. Ia memandangi wajah sendu putri nya dengan mata sayu. Sebenarnya, ia juga tidak tega memaksa Claudia untuk menikah dengan lelaki pilihan nya.
Akan tetapi, ia juga tidak rela jika Claudia menikah dengan lelaki yang tidak jelas asal usul nya. Roy takut, putri kesayangan nya itu akan hidup menderita nanti nya.
Roy memilih Hermawan untuk menjadi pendamping hidup Claudia, karena ia sudah tahu sifat dan kepribadian sahabat nya tersebut. Ia sangat yakin dan percaya, kalau Hermawan pasti akan membahagiakan buah hati nya itu.
"Kamu tidak usah khawatir, nak. Hermawan itu sebenarnya orang baik. Kalau soal dingin dan wajah kaku nya, itu memang sudah setelan pabrik. Jadi tidak bisa di rubah lagi," balas Roy.
Roy menjelaskan tentang karakter Hermawan kepada Claudia. Ia terus saja berusaha untuk meyakinkan putri nya, bahwa sahabat nya itu adalah orang baik dan penyayang.
"Kenapa bapak seyakin itu dengan om Hermawan? Bukan kah bapak menjodohkan ku, hanya semata-mata karena kita terlilit hutang dengan nya? Apa jangan-jangan, bapak bohong ya?" selidik Claudia.
Ia mulai curiga dengan gelagat bapak nya, yang tampak sedikit aneh menurut nya. Ia seperti mencium bau-bau kecurangan, atas perjodohan itu.
Roy langsung gelagapan mendengar penuturan anak gadis nya. Ia takut kalau Claudia akan curiga, dan menolak perjodohan yang sudah ia rencanakan secara matang.
"Eng-enggak kok, bapak nggak bohong. Ba-bapak memang punya hutang dengan Hermawan. Dan bapak tidak sanggup untuk melunasi nya," jelas Roy tergagap.
Claudia menajamkan tatapan nya. Ia memandangi wajah gugup bapak nya dengan tatapan menyelidik.
"Emang nya hutang bapak berapa sama om Hermawan?" tanya Claudia.
"Se-seratus juta," bohong Roy kembali tergagap.
Mendengar nominal yang sangat besar, Claudia pun langsung terkejut dengan mata membulat sempurna.
"APA? SERATUS JUTA?" teriak Claudia seakan tidak percaya dengan pendengaran nya sendiri.
Roy langsung terlonjak kaget mendengar suara cempreng anak nya, yang sangat memekakkan telinga. Lelaki tua itu reflek menutup telinga, lalu mengomel panjang.
"Kamu ini apa-apaan sih, Clau? Untung saja bapak tidak pingsan, akibat suara halilintar mu itu. Hufff, bikin jantungan saja," gerutu Roy kesal.
"Hehehehe, maaf, pak. Aku nggak sengaja." Claudia cengar-cengir salah tingkah, sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.
Roy tidak menggubris permintaan maaf Claudia. Ia mulai menurunkan kedua tangan dari telinga nya, lalu mengelus-elus dada yang berdebar-debar tidak karuan, akibat ulah anak kesayangan nya tersebut.
"Habis nya, bapak bikin aku kaget sih. Masa iya, hutang sampe segitu banyak nya. Emang nya uang itu untuk apa?" tanya Claudia penasaran.
"Kaget sih kaget. Tapi ya nggak gitu juga kali," balas Roy masih dengan nada kesal.
"Hihihihi," Claudia cekikikan melihat wajah terkejut Roy yang tampak lucu menurut nya.
"Uang itu bapak pinjam, sewaktu almarhumah ibu mu masih hidup. Bapak terpaksa meminjam kepada Hermawan, karena bapak sangat membutuhkan uang itu untuk biaya pengobatan ibu mu."
Roy menghentikan ucapan nya sejenak. Ia sedang memikirkan alasan yang tepat untuk menjelaskan kepada Claudia. Agar gadis itu semakin percaya dan tidak mencurigai nya lagi.
Setelah beberapa saat terdiam, Roy pun melanjutkan kebohongan nya kembali.
"Kalau kamu tidak percaya dengan ucapan bapak, kamu bisa tanyakan sendiri pada Hermawan. Dia akan menjelaskan semuanya pada mu," usul Roy.
Claudia tidak langsung menjawab. Ia terdiam sejenak dan memikirkan usulan bapak nya barusan.
"Ah, males lah. Kurang kerjaan banget, aku harus tanya kan masalah ini ke beruang kutub itu. Yang ada, nanti aku bakalan di cuekin kayak tadi. Hiiiiii, ogah banget!" batin Claudia.
Gadis itu bergidik ngeri, ketika mengingat sikap calon suami nya yang super duper dingin tersebut.
"Nggak perlu, pak. Aku percaya kok sama bapak. Kan nggak mungkin, bapak tega membohongi anak sendiri. Ya kan, pak. Bener nggak?" oceh Claudia.
"I-iya, bener banget. Nggak mungkin lah bapak setega itu dengan mu." Roy mengangguk dan kembali terbata menjawab celotehan anak nya.
Karena tidak ingin mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang bisa membuat nya semakin pusing, Roy pun memutuskan untuk menghindar dan kembali ke kamar nya.
"Hmmmm, oke lah kalau begitu. Bapak ke kamar dulu ya, Clau. Mau istirahat, ngantuk banget soalnya, hoamm!" pamit Roy sambil berpura-pura menguap.
"Iya, pak." Claudia mengangguk.
🌺 Jangan lupa tinggalkan jejak sesudah membaca ya man teman,,, terima kasih atas kunjungan dan dukungan nya🙏🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Om Rudi
semangat
2023-03-21
2
Leo
next
2023-03-16
1