Bab 2 ~ Keputusan Hermawan

"Ya ampun, Roy! Kenapa harus bohong segala sih? Bikin masalah saja," gerutu Hermawan sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Ya... Habis mau gimana lagi? Kalau aku jujur, anak ku belum tentu mau menuruti keinginan ku. Jadi ya, terpaksa lah aku harus membohongi nya," tutur Roy.

"Hmmmm, iya juga sih," balas Hermawan membenarkan perkataan sahabat nya.

"Tapi, sampai kapan kita harus membohongi nya?" tanya Hermawan.

Roy terdiam sejenak. Ia memikirkan pertanyaan Hermawan yang mampu membuat nya pusing tujuh keliling. Setelah beberapa saat berpikir, ia pun menjawab...

"Sampai anak ku bisa mencintaimu sepenuh nya," jawab Roy.

"Loh, kok gitu? Itu sih pemaksaan nama nya. Kalau memang dia nggak mau menikah dengan ku, kenapa harus di paksa segala? Takut nya nanti dia depresi loh, gara-gara menikah dengan orang yang lebih dewasa seperti aku?" oceh Hermawan.

Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Roy, yang terlalu memaksakan kehendak nya kepada anak semata wayangnya tersebut.

"Nggak mungkin. Anak ku nggak mungkin depresi hanya karena menikah dengan lelaki dewasa seperti mu, percayalah!" balas Roy masih tetap kekeuh dengan keputusan nya.

Hermawan mengembuskan nafas kasar, lalu mengacak-acak rambut nya sendiri. Ia terlihat frustasi atas keinginan sahabat nya yang selalu saja memaksakan kehendaknya.

"Aku percayakan anakku pada mu, Her. Aku yakin, kamu pasti bisa menjaga nya. Dan aku juga yakin, kalian berdua pasti akan hidup bahagia selama nya." Roy merangkul pundak Hermawan dan tersenyum pada nya.

Hermawan hanya terdiam, ia tidak menjawab sepatah kata pun. Karena tidak ada respon dari sahabat nya, Roy pun kembali berceloteh.

"Kamu tidak usah khawatir, Her. Claudia itu anak yang baik dan juga penurut. Dia pasti akan menjadi istri yang baik untuk mu. Percayalah dengan kata-kata ku ini" jelas Roy masih terus berusaha meyakinkan Hermawan.

Lagi-lagi, Hermawan menghembuskan nafas kasar. Ia semakin bingung dengan keputusan yang menyangkut kehidupan nya kelak.

Setelah beberapa saat berpikir dan menimbang-nimbang, dengan berat hati akhirnya Hermawan pun memutuskan untuk menerima perjodohan itu.

"Oke lah, aku akan menuruti keinginan mu. Tapi ada syaratnya," ujar Hermawan.

Roy mengerutkan kening dan menatap wajah Hermawan dalam-dalam.

"Syarat? Syarat apaan sih? Kayak mau ngelamar kerja saja, pake acara syarat-syarat segala," gerutu Roy kesal.

Hermawan tersenyum miring melihat wajah masam Roy, yang terlihat lucu menurut pandangan nya.

"Udah, nggak usah ngedumel segala! Tinggal jawab saja, mau atau nggak? Kalau nggak ya sudah, nggak jadi nikah nya," ujar Hermawan santai.

"E e e e eh, jangan ngambek gitu dong! Masa udah bangkotan gini masih hobi ngambek sih? Bikin malu saja," ledek Roy.

Hermawan tidak menggubris ledekan sahabat resek nya. Ia masih saja memasang wajah jutek sambil mengisap rokok.

"Ya udah deh, aku ngalah aja, dari pada nggak jadi. Emang syaratnya apaan sih?" tanya Roy.

Hermawan langsung menoleh. Ia tersenyum miring melihat wajah Roy yang tampak sangat penasaran, dengan persyaratan yang akan ia ajukan.

"Syarat nya adalah, kalau dalam waktu satu tahun pernikahan, anak mu belum juga bisa menerima ku sebagai suami nya. Maka aku akan menceraikan nya, dan mengembalikan nya kepada mu. Gimana? Kamu setuju?" tanya Hermawan dengan wajah serius.

Mata Roy langsung terbelalak selebar-lebar ya. Ia tampak sangat terkejut mendengar penuturan Hermawan yang tidak masuk akal menurut nya.

"HAH, Gila kamu, Her! Masa semudah itu menceraikan anak ku? Yang bener aja dong!" umpat Roy kesal.

"Aku bukan gila, tapi aku juga tidak mau hidup bersama wanita yang sama sekali tidak mencintai ku."

"Aku tidak ingin menghabiskan sisa umur ku dengan orang yang tidak benar-benar menyayangi ku dari lubuk hati nya."

Roy kembali terdiam. Ia memandangi wajah Hermawan dengan tatapan yang sulit di jelaskan.

"Asal kamu ya, Roy. Aku juga ingin hidup bahagia dengan orang yang mau menerima ku apa ada nya, ngerti kan maksud ku?" jelas Hermawan panjang lebar.

"Iya, aku ngerti. Tapi kan..." ucapan Roy terpotong.

"Sudah lah, Roy! Jangan terlalu memaksa kan kehendak seperti itu. Lebih baik sekarang kamu pulang. Kamu tanya anak mu benar-benar. Mau atau tidak dia menikah dengan ku?"

"Kalau dia menolak, lebih baik tidak usah di paksakan lagi. Karena hubungan yang di awali dengan keterpaksaan, akan berakibat fatal nanti nya," tutur Hermawan.

"Hmmmm, bener juga sih. Oke lah, aku pulang sekarang. Aku akan tanyakan kembali pada nya tentang rencana kita ini." Roy mulai bangkit dari sofa, lalu menjabat tangan Hermawan dan kembali berkata...

"Oke, tapi ingat ya, jangan di paksa kalau dia tidak mau!" balas Hermawan dengan penuh peringatan.

"Iya iya, berisik banget sih!" jawab Roy sewot, lalu ia pun mulai melangkah kan kaki menuju pintu utama.

Hermawan mengekori dari belakang dan mengantar Roy sampai ke depan pintu. Setelah naik ke atas motor, Roy pun pamit sambil melambaikan tangan nya.

"Aku balek dulu ya, Her. Assalamualaikum," salam Roy.

"Ya, wa'laikum salam. Hati-hati di jalan," jawab Hermawan sambil membalas lambaian tangan sahabat nya.

Hermawan memandangi kepergian Roy dengan tatapan aneh. Ia menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan sahabat nya yang tidak pernah berubah sejak dahulu kala.

"Roy... Roy... Kamu memang tidak pernah berubah. Selalu saja memaksakan kehendak kepada orang lain," gumam Hermawan.

Setelah bayangan Roy hilang dari pandangan, Hermawan pun kembali masuk dan mengunci pintu. Ia merebahkan diri di atas sofa panjang lalu mengambil ponsel dari saku celana nya.

Lelaki itu tersenyum-senyum sendiri, saat memandangi foto Claudia yang di kirim oleh Roy beberapa hari yang lalu.

"Claudia Putri, kamu sangat cantik sekali. Jujur, sejak pertama kali melihat foto mu, aku sudah jatuh hati pada mu."

Hermawan mengelus-elus wajah gadis yang sudah berhasil membuat nya jatuh cinta. Ia terus saja tersenyum sambil menatap foto yang ada di layar ponsel nya.

"Claudia, aku berharap kau mau menerima perjodohan ini, dan menjadi pendamping hidup ku untuk selama nya," lanjut Hermawan penuh harap.

Hermawan mendekatkan ponsel itu ke bibir nya dan "cup," satu kecupan mesra pun mendarat di foto gadis berambut pirang tersebut.

Dengan hati berbunga-bunga yang bermekaran seperti taman kota, Hermawan pun mulai beranjak dari rebahan nya. Ia menapaki anak tangga untuk menuju ke lantai dua, tempat dimana kamar nya berada.

Sampai di kamar, lelaki itu pun merebahkan tubuh nya kembali dengan posisi telentang dan kaki yang menjuntai ke lantai. Ia menatap langit-langit kamar dengan pandangan menerawang.

"Claudia, i love you..."

Hermawan bergumam dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibir tipis nya.

🌺 Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya man teman, makasih 🌺

Terpopuler

Comments

Om Rudi

Om Rudi

lanjut

2023-03-19

2

Om Rudi

Om Rudi

kebohongan sumber masalah

2023-03-19

1

Leo

Leo

lanjut Thor,, double up

2023-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Perjodohan Mendadak
2 Bab 2 ~ Keputusan Hermawan
3 Bab ~ 3 Menyetujui
4 Bab 4 ~ Melamar
5 Bab 5 ~ Curiga
6 Bab 6 ~ POV Claudia
7 Bab 7 ~ Hari Pernikahan
8 Bab 8 ~ Menolak
9 Bab 9 ~ Gara-Gara Handuk
10 Bab 10 ~ Mertua Edan
11 Bab 11 ~ Terpesona
12 Bab 12 ~ Kecemburuan Hermawan
13 Bab 13 ~ Rumah Mewah Hermawan
14 Bab 14 ~ Masa Lalu Hermawan
15 Bab 15 ~ Cctv
16 Bab 16 ~ Mantan Kembali Datang
17 Bab 17 ~ Limited edition
18 Bab 18 ~ Aksi Hermawan
19 Bab 19 ~ Untuk Pertama Kalinya
20 Bab 20 ~ Akibat Mandi Bersama
21 Bab 21 ~ Si Pengganggu
22 Bab 22 ~ Sang Pengintai
23 Bab 23 ~ Kembali Terulang
24 Bab 24 ~ Tingkah Jeky
25 Bab 25 ~ Drama Dimeja Makan
26 Bab 26 ~ Keterkejutan Claudia
27 Bab 27 ~ Ulah Nakal Hermawan
28 Bab 28 ~ Rencana Nadia
29 Bab 29 ~ Mengunjungi Roy
30 Bab 30 ~ Dugaan Roy
31 Bab 31~ Jatah Siang
32 Bab 32 ~ Penyakit Lama
33 Bab 33 ~ Kedatangan Nadia
34 Bab 34 ~ Minta Lagi
35 Bab 35 ~ Olahraga Pagi
36 Bab 36 ~ Claudia vs Nadia
37 Bab 37 ~ Rencana Jeky
38 Bab 38 ~ Perdebatan Jeky dan Arman
39 Bab 39 ~ Siang Bolong
40 Bab 40 ~ Akhirnya Terjadi Juga
41 Bab 41 ~ Kekhawatiran Hermawan
42 Bab 42 ~ Calon Cucu
43 Bab 43 ~ Harapan Roy
44 Bab ~ 44 Bujukan Marcho
45 Bab 45 ~ Bocil Tua
46 Bab 46 ~ Ziarah
47 Bab 47~ Menyelidiki
48 Bab 48 ~ Bingung
49 Bab 49 ~ Informasi
50 Bab 50 ~ Menyergap
51 Bab 51 ~ Membalas
52 Bab 52 ~ Tamat
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 ~ Perjodohan Mendadak
2
Bab 2 ~ Keputusan Hermawan
3
Bab ~ 3 Menyetujui
4
Bab 4 ~ Melamar
5
Bab 5 ~ Curiga
6
Bab 6 ~ POV Claudia
7
Bab 7 ~ Hari Pernikahan
8
Bab 8 ~ Menolak
9
Bab 9 ~ Gara-Gara Handuk
10
Bab 10 ~ Mertua Edan
11
Bab 11 ~ Terpesona
12
Bab 12 ~ Kecemburuan Hermawan
13
Bab 13 ~ Rumah Mewah Hermawan
14
Bab 14 ~ Masa Lalu Hermawan
15
Bab 15 ~ Cctv
16
Bab 16 ~ Mantan Kembali Datang
17
Bab 17 ~ Limited edition
18
Bab 18 ~ Aksi Hermawan
19
Bab 19 ~ Untuk Pertama Kalinya
20
Bab 20 ~ Akibat Mandi Bersama
21
Bab 21 ~ Si Pengganggu
22
Bab 22 ~ Sang Pengintai
23
Bab 23 ~ Kembali Terulang
24
Bab 24 ~ Tingkah Jeky
25
Bab 25 ~ Drama Dimeja Makan
26
Bab 26 ~ Keterkejutan Claudia
27
Bab 27 ~ Ulah Nakal Hermawan
28
Bab 28 ~ Rencana Nadia
29
Bab 29 ~ Mengunjungi Roy
30
Bab 30 ~ Dugaan Roy
31
Bab 31~ Jatah Siang
32
Bab 32 ~ Penyakit Lama
33
Bab 33 ~ Kedatangan Nadia
34
Bab 34 ~ Minta Lagi
35
Bab 35 ~ Olahraga Pagi
36
Bab 36 ~ Claudia vs Nadia
37
Bab 37 ~ Rencana Jeky
38
Bab 38 ~ Perdebatan Jeky dan Arman
39
Bab 39 ~ Siang Bolong
40
Bab 40 ~ Akhirnya Terjadi Juga
41
Bab 41 ~ Kekhawatiran Hermawan
42
Bab 42 ~ Calon Cucu
43
Bab 43 ~ Harapan Roy
44
Bab ~ 44 Bujukan Marcho
45
Bab 45 ~ Bocil Tua
46
Bab 46 ~ Ziarah
47
Bab 47~ Menyelidiki
48
Bab 48 ~ Bingung
49
Bab 49 ~ Informasi
50
Bab 50 ~ Menyergap
51
Bab 51 ~ Membalas
52
Bab 52 ~ Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!