Setibanya di depan rumah, Roy memarkirkan motor di atas teras dan masuk ke dalam rumah sambil mengucapkan salam.
"Assalamualaikum," ucap nya.
"Wa'laikum salam," jawab Claudia dari dapur.
Roy menghampiri anak gadis nya yang sedang sibuk memasak, dan menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.
"Kamu masak apa, Clau?" tanya Roy basa-basi.
"Sambal ikan sarden sama tumis kangkung, pak," jawab Claudia.
"Waaahh, mantap juga tuh. Bapak jadi mendadak laper dengar nya, hehehehe!" balas Roy sambil mengelus-elus perut nya sendiri.
"Sabar, pak. Bentar lagi juga selesai kok," ujar Claudia.
"Hmmmm, oke lah. Bapak ke kamar dulu ya, mau mandi," pamit Roy lalu keluar dari dapur, dan masuk ke dalam kamar nya.
"Ya, pak." Claudia tersenyum lalu melanjutkan kegiatan masak nya kembali.
Setengah jam kemudian, Claudia pun sudah menyelesaikan pekerjaan nya. Ia menghidangkan masakan nya ke atas meja makan.
Tak lama berselang, Roy pun datang dengan wajah segar dan pakaian santai. Ia menarik kursi lalu menduduki nya.
Claudia menyiapkan piring dan sendok ke depan meja Roy, lalu meletakkan segelas air putih di sisi kiri bapak nya tersebut.
Mereka berdua pun mulai menyendokkan nasi dan lauk ke piring masing-masing, lalu menyantap nya dengan santai.
"Clau, bagaimana dengan pertanyaan ayah tadi siang? Apakah kau sudah memikirkan nya?" tanya Roy sambil mengunyah makanan di mulut nya.
"Nanti saja kita bahas masalah itu ya, pak. Nggak elok kalau makan sambil ngomong," jawab Claudia tanpa melihat lawan bicara nya.
"Hmmmm, baik lah." Roy menyetujui perkataan anak nya, dan melanjutkan kegiatan makan nya kembali.
Tak butuh waktu lama, acara makan malam pun selesai. Roy segera bangkit dari kursi dan berkata...
"Clau, bapak tunggu di sana ya!" ucap Roy sambil menunjuk ke arah ruang tamu.
"Iya, pak. Nanti aku kesana, aku mau bersihin ini dulu," jawab Claudia sembari membereskan sisa makan dan piring kotor, yang baru saja mereka gunakan.
"Oke," Roy melangkah menuju ruang tamu, dan duduk di atas kursi sambil menyalakan rokok.
Tak lama kemudian, Claudia pun datang dan duduk di kursi yang berada di sebelah bapak nya.
"Apa yang ingin bapak tanyakan dengan ku?" ucap Claudia membuka perbincangan.
"Masalah perjodohan mu dengan Hermawan. Gimana, kamu sudah bisa menjawab nya sekarang?" tanya Roy dengan nada sedikit memaksa.
Claudia menghela nafas panjang, lalu menatap manik mata bapak nya dengan wajah sendu. Dengan pertimbangan yang sangat matang, akhirnya Claudia dia pun mengangguk dan berucap...
"Iya, pak. Aku menerima perjodohan ini, agar kita bisa terbebas dari jeratan hutang yang sangat mencekik leher itu," tutur Claudia.
Mendengar perkataan anak gadis nya, wajah Roy yang tadi nya kendur pun langsung kencang seketika. Senyum kebahagiaan pun langsung terpancar dari bibir keriput nya.
"Beneran, Clau?" tanya Roy tidak percaya.
"Iya beneran, pak. Aku ikhlas di jodoh kan dengan om Hermawan," jawab Claudia mantap.
"Waaahh, terima kasih ya, Clau. Kamu memang putri bapak yang paling baik sedunia. Bapak bangga memiliki anak seperti mu," ucap Roy.
Lelaki tua itu merangkul pundak Claudia, dan mendaratkan kecupan hangat nya ke dahi gadis tersebut. Claudia hanya diam, ketika mendapat perlakuan seperti itu dari bapak sekaligus ibu bagi nya.
Dengan wajah berbinar-binar, Roy pun merogoh saku celana nya untuk mengambil ponsel. Setelah mendapatkan nya, ia pun mencari kontak Hermawan lalu menghubungi nya.
Tut tut tut...
Setelah panggilan tersambung, Roy pun langsung mengoceh panjang lebar kepada sahabat nya tersebut.
"Halo, assalamualaikum, Her," salam Roy.
"Wa'laikum salam, ada apa, Roy?" tanya Hermawan langsung to do point.
"Anak ku sudah menyetujui nya, Her. Dan besok, kamu sudah bisa datang ke sini untuk melamar nya," jawab Roy girang.
"Alhamdulillah... Oke, besok aku kesana!" jawab Hermawan dengan senyum mengembang.
"Oke, aku tunggu ya. Jangan sampai telat, assalamualaikum," ucap Roy mengakhiri panggilan nya.
"Ya, insya Allah aku pasti datang. Wa'laikum salam," balas Hermawan.
Setelah panggilan berakhir, Roy menyimpan ponsel nya kembali dan memegang kedua pipi Claudia. Ia memandangi wajah anak nya dengan tatapan penuh kebahagiaan.
"Kamu tidak usah takut, nak. Bapak yakin, Hermawan akan menjaga mu dengan baik. Dan yang paling penting, kamu akan hidup bahagia dengan nya. Percayalah sama bapak!" tutur Roy meyakinkan putri kesayangan nya.
Claudia menyeka air bening yang menggenang di pelupuk mata nya. Ia merasa sedih karena akan berpisah dengan lelaki tua yang bergelar bapak tersebut.
"Aaamiiiiinn... Mudah-mudahan saja, apa yang bapak ucapkan menjadi kenyataan," balas Claudia mengamini perkataan Roy.
Suasana haru menyelimuti hati mereka berdua. Roy memeluk tubuh putri nya dan kembali mendarat kan kecupan di kening nya.
Lelaki itu tampak sangat bahagia, karena impian nya untuk membahagiakan putri kesayangan nya itu, akhirnya terwujud juga.
Setelah beberapa saat saling bersuka cita, Roy pun mulai melepas pelukannya dan berkata...
"Ya udah, nggak usah sedih lagi. Sekarang, masuk lah ke kamar. Siapkan hati mu untuk menyambut kedatangan Hermawan besok," ucap Roy sambil membelai rambut pirang putri nya.
"Iya, pak."
Claudia mulai bangkit dari kursi dan melangkah menuju kamar pribadi nya. Begitu pula dengan Roy, setelah melihat putri nya masuk ke dalam kamar, ia pun segera berdiri dan masuk ke dalam kamar nya.
Sesudah mengunci pintu, Claudia pun naik ke atas kasur dan menyelimuti tubuh nya sampai sebatas bahu.
"Semoga saja ini adalah pilihan terbaik untuk hidup hamba, ya Allah. Amin amin ya rabbal a'lamin!" gumam Claudia penuh harap.
Selesai memanjatkan doa kepada yang maha kuasa, Claudia pun mulai memejamkan mata. Tak lama kemudian, gadis cantik itu pun terlelap dengan damai dan tenang.
Dan Roy, ia juga merebahkan diri di atas ranjang dan memejamkan mata nya perlahan. Tak butuh waktu lama, lelaki tua itu pun tertidur pulas dan masuk ke alam bawah sadar nya.
Sedangkan Hermawan, ia masih sibuk dengan pikiran dan khayalan nya sendiri. Di dalam kamar mewah nya, Hermawan menatap langit-langit kamar dengan pandangan menerawang.
Penampakan kamar Hermawan
"Claudia... Akhirnya kau akan menjadi milik ku selama nya," gumam Hermawan dengan senyum sumringah di wajah tampan nya.
"Haduuuh, jam ini kok lama banget sih mutar nya. Udah nggak sabar rasanya menunggu hari esok."
Hermawan menggerutu sambil memandang ke arah jam besar yang menempel di dinding, yang berada tepat di hadapan nya.
"Apa sebaiknya aku putar saja ya jam nya, biar cepat, hihihihi!" lanjut nya sembari terkikik geli.
Setelah lelah memandangi jam dinding yang berjalan lambat, Hermawan pun mulai membetulkan posisi tidur nya.
"Bobok dulu, ah. Biar besok, wajah langka ku ini nampak lebih ganteng dan fresh, saat ketemu Claudia, hahahaha!" gelak Hermawan.
Setelah membungkus tubuh nya dengan selimut tebal, bujang lapuk itu pun mulai memejamkan mata. Tak lama berselang, ia pun mulai tertidur lelap dan masuk ke alam mimpi yang indah.
🌺 Jangan lupa tinggalkan jejak sesudah membaca ya man teman, makasih 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Jesi Jasinah
lanjut terus ah
2023-03-30
2
Om Rudi
Om Rudi hadir lagi
2023-03-21
1
Om Rudi
kok bisa mendadak lapar?
2023-03-21
0