ARIO JADI MILIARDER
Ario kecil selalu membantu orang tuanya sepulang dari sekolah atau kalau libur sekolah, kadang membantu di warung nasi ibunya dan kadang membantu ayahnya di sawah dan di kebun.
Setiap hari ayahnya selalu mengantar jemput Ario ke sekolah dengan motor jadulnya, karena sekolahnya lumayan jauh dari rumahnya berada di kota kecamatan kurang lebih menempuh satu jam perjalanan.
Bangun pagi rata-rata setengah lima Ario di kasih tugas membersihkan rumah, ayahnya mencuci pakaian dan ibunya sibuk memasak buat sarapan keluarga dan buat di jual di warung nasi.
Anggoro adiknya Ario belum di kasih tugas khusus waktu itu karena usianya masih kecil, karena perbedaan usianya cukup jauh jaraknya 11 tahun.
Jam 6 pagi Ario berangkat ke sekolah di antar ayahnya naik motor jadul tapi masih bagus dan tenaganya kuat, sampai di sekolah jam 7 pagi kadang-kadang jam 7 lebih tergantung situasi.
Ario sering di bully temannya di sekolah karena kulitnya yang kusam legam dan rambutnya yang pirang terbakar matahari dan ujungnya pecah-pecah, maklum anak pantai cuaca panas sering mandi di laut dan setiap hari panas-panasan.
Ketika jam 13 atau jam 14 siang jam pulang sekolah ayahnya sudah menjemputnya dan menunggunya di depan gerbang sekolah, kecuali hari jum'at ayahnya menjemputnya jam 11 siang.
Ibu Ropi'ah mulai berjualan nasi jam 8 pagi dan tutup jam 5 sore, atau seselesainya aja tidak ada waktu khusus untuk mulai buka dan tutup warungnya.
Ayahnya langsung mengeluarkan bebebeknya dari kandang dan mengambil telur telurnya yang berserakan di lantai jerami, kegiatan itu biasanya di lakukan sepulang mengantar Ario dari sekolah. Bebeknya di biarkan berkeliaran mencari makanan di sawah atau di rawa-rawa dan sudah biasa bebek-bebeknya balik ke kandang sore hari ketika menjelang gelap.
Anggoro adik Ario selalu ikut ayahnya mengantar jemput kakaknya ke sekolah di asuh sambil jalan-jalan, dan sepulang mengantar kakaknya biasanya ikut di warung bersama ibunya nunggu warung karena ada 1 kamar untuk dia bermain atau tidur walaupun kecil tapi cukup untuk dia istirahat.
Ketika Ario kelas dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Anggoro adiknya Ario kelas 1 Sekolah Dasar (SD) dengan jarak dua menit jalan kaki dari sekolah Ario. Mereka selalu bersama ketika berangkat dan pulang.
Setiap hari kegiatan mereka tidak jauh berbeda, melakukan hal yang sama sampai Ario tamat SMK.
Selepas tamat SMK Ario bekerja di bengkel masih di kota kecamatan itu dan kuliah kelas karyawan yang masuknya seminggu dua kali sabtu dan minggu aja.
Ario sangat rajin bekerja dan kuliah di sana tapi berangkatnya masih dari rumahnya di antar jemput ayahnya, walaupun sesekali dia mengendarai motor sendiri milik ayahnya kalau adiknya libur atau kalau ayahnya lagi ada urusan lain.
Ario rajin menabung hasil kerjanya di bengkel di bayarkan untuk kuliahnya dan sisanya di tabung, dia jarang sekali jajan di luar karena selalu bawa bekal nasi untuk makan siang dan membawa makanan cemilan dari rumahnya.
Setelah lulus kuliah tabungannya semakin bertambah cukup untuk membeli motor bebek biasa yang harganya di bawah 20jt, Ario membeli motor bebek biasa untuk keperluannya berangkat kerja dan pulang kerja. Kalau terus terusan ayahnya yang menjemputnya kerja kasian karena waktunya tidak tentu.
Jam enam pagi Ario berangkat bersama Anggoro adiknya, setelah mengantar sekolah adiknya dia langsung ke bengkel tempat kerjanya dan kalau pulang sekolah adiknya baru di jemput ayahnya karena Ario pulang kerjanya jam 4 atau jam 5 tidak tentu.
Suatu hari Ario ada yang mengajak kerja di Jepang di pabrik mobil, Ario melamar kerja di sana dan di terima.
Ario bekerja di Jepang selama empat tahun di sana dan dia pulang kampung setelah empat tahun kerja, karena sistim kerja di Jepang sangat menguras tenaga dan biaya hidup di sana mahal bayar kontrakan mahal walau gajinya lumayan besar tapi pengeluarannya juga besar.
Ario kembali ke kampung halamannya dia punya tabungan yang cukup lumayan banyak karena jarang di kirim ke orang tuanya, karena orang tuanya selalu melarang dia sering ngirim uang karena kebutuhannya masih cukup terpenuhi.
Ario berniat mmbeli sebidang tanah atau tempat di daerahnya, dia mau buka bengkel sendiri untuk usahanya nanti Ario mau mencari dulu tempat strategis yang terjangkau dengan jumlah tabungannya.
Ario pulang kampung tanpa memberi tahu orang tuanya dan adiknya walaupun dua hari yang lalu dia habis teleponan dengan mereka, karena dia tidak ingin membuat orang tuanya dan adiknya cemas.
Jam 5 sore Ario sampai di rumah orang tuanya, rumah panggung sederhana ukuran 6m x 10 meter terdiri tiga kamar tidur satu ruangan lumayan panjang untuk ruang tamu dan ruang keluarga juga ruang makan jadi satu, dapur dan kamar mandinya di bawah karena bangunan dapur dan kamar mandinya setengah permanen (bangunan setengah badan bahasa kampungnya)
"ibu, ayah, adik... abang pulang" kata Ario ketika memasuki halaman rumahnya di kampung.
Orang tua dan adiknya keluar rumah menyambut Ario, mereka kaget sekaligus bahagia kedatangan Ario yang sudah 4 tahun tidak bertemu. Mereka saling berpelukan satu sama lain secara bergantian untuk melepas kerinduannya.
"abang sekarang ganteng banget ya bu, putih lagi" kata Anggoro dia tidak mau jauh duduknya dengan kakaknya.
"iya, abang kan di Jepang 4 tahun airnya bagus dan cuacanya bagus, jadi kulit abang jadi putih bersih" jawab ibunya.
Bu Ropi'ah mengambilkan air minum dan pisang kukus untuk Ario, lalu Ario meminumnya dan makan pisang kukusnya setelah itu dia membuka koper dan mengeluarkan oleh-oleh untuk orang tuanya dan adiknya.
"ini untuk Anggoro" kata Ario sambil memberikan paperbag untuk adiknya.
"terima kasih bang" jawab Anggoro sambil membuka paperbagnya.
"sama-sama, ini untuk ibu dan ini untuk ayah" kata Ario sambil memberikan satu paperbag buat ibunya dan satu paperbag buat ayahnya.
"terima kasih nak, repot-repot segala" ayah Andi nerima paperbag sambil bicara, beliau begitu terharu dengan kepulangan anaknya.
"wah bajunya bagus, tasnya juga bagus dan ini sepatu ketsnya keren aku suka semuanya. Terima kasih abang ganteng" kata Anggoro berseru senang.
"iya sama-sama, itu tas buat sekolah kamu dek" jawab Ario dan di angguki adiknya.
Anggoro langsung ke kamarnya untuk mencoba baju dan celana dari kakaknya.
Ibu Ropi'ah membuka paperbagnya ternyata isinya dres lengan panjang, sepatu pentopel dan tas slempang, beliau sangat senang dan langsung mencobanya di kamar.
Pak Andi juga membuka paperbagnya isinya kemeja panjang, celana panjang dan sepatu, beliau juga langsung mencobanya di kamar
Mereka semua keluar dari kamarnya dan berbaris di hadapan Ario, mereka memakai pakaian dan sepatu oleh-oleh dari Ario.
"bagaimana bang, kita mirip orang kota tidak?" kata Anggoro.
"cocok, mirip banget dengan orang kota " jawab Ario sambil mengacungkan jempol.
"pantesan seminggu yang lalu, abang minta ukuran baju, celana dan sepatu kami. Ternyata mau beli oleh-oleh buat kita rupanya" kata bu Ropi'ah sambil bergaya.
Ario mengambil gambar mereka, dia mempotonya dengan ponselnya.
"wah ponsel abang baru ya" kata Anggoro sambil duduk di samping kakaknya dan melihat ponselnya.
"iya, baru dua bulan lalu abang beli karena ponsel lama abang rusak" jawab Ario.
"ya pantes aja rusak, orang belinya pas pertengahan kls satu SMK" kata ayah Andi
"iya yah waktu itu aku pulangnya kadang jam dua kadang sore kalau ada kegiatan di sekolah, dan ayah beliin aku ponsel supaya gampang komunikasi" jawab Ario.
"iya, habisnya ayah kalau jemput nyampe jam satu siang kalau belum bubar jadi lama nunggunya, berabe kalau bolak balik ya udah beli ponsel aja hasil dari menjual seekor domba" jawab ayah Andi mengenang waktu pertama beliin ponsel buat Ario
"terima kasih ayah, ibu, begitu banyak pengorbanan dan perjuangan kalian untuk aku dan adik. Smoga ayah dan ibu selalu sehat, panjang umur dan rejekinya lancar terus, maaf abang belum bisa memberikan apa-apa" kata Ario memeluk orang tuanya.
"amin, tidak apa-apa bang itu sudah kewajiban orang tua" jawab ayah Andi.
"aku juga mau ponsel sendiri, boleh gak?" kata Anggoro ragu-ragu takut membebani orang tuanya.
"iya besok lusa kita beli ponsel buat kamu dek" kata Ario.
"assiiik, abang mau beliin buat aku?" Anggoro senang.
"iya, abang yang beliin" jawab Ario santai.
"wah abang keren, semoga tambah makmur ya bang" kata Anggoro sambil memeluk kakanya senang.
"ayo kita makan dulu sudah jam 7 nih, nanti ke malaman" kata ibu sambil menyiapkan makanan di atas tikar, karena mereka biasa makan lesehan karena gak ada meja makan.
"iya bu aku mau mandi dulu dan ganti baju dulu gak enak lengket" jawab Ario.
Setelah mandi dan ganti baju Ario berkumpul dengan keluarganya, makan lesehan di atas tikar.
Selesai makan mereka ngumpul di tengah rumah sambil ngobrol ngaler ngidul, jam 9 malam mereka masuk kamar masing-masing karena waktunya tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Anna Mutia Feranita
lumayan kaka, lanjutkan 💪💪
2023-05-15
0