NovelToon NovelToon

ARIO JADI MILIARDER

Ario Pulang Dari Jepang

Ario kecil selalu membantu orang tuanya sepulang dari sekolah atau kalau libur sekolah, kadang membantu di warung nasi ibunya dan kadang membantu ayahnya di sawah dan di kebun.

Setiap hari ayahnya selalu mengantar jemput Ario ke sekolah dengan motor jadulnya, karena sekolahnya lumayan jauh dari rumahnya berada di kota kecamatan kurang lebih menempuh satu jam perjalanan.

Bangun pagi rata-rata setengah lima Ario di kasih tugas membersihkan rumah, ayahnya mencuci pakaian dan ibunya sibuk memasak buat sarapan keluarga dan buat di jual di warung nasi.

Anggoro adiknya Ario belum di kasih tugas khusus waktu itu karena usianya masih kecil, karena perbedaan usianya cukup jauh jaraknya 11 tahun.

Jam 6 pagi Ario berangkat ke sekolah di antar ayahnya naik motor jadul tapi masih bagus dan tenaganya kuat, sampai di sekolah jam 7 pagi kadang-kadang jam 7 lebih tergantung situasi.

Ario sering di bully temannya di sekolah karena kulitnya yang kusam legam dan rambutnya yang pirang terbakar matahari dan ujungnya pecah-pecah, maklum anak pantai cuaca panas sering mandi di laut dan setiap hari panas-panasan.

Ketika jam 13 atau jam 14 siang jam pulang sekolah ayahnya sudah menjemputnya dan menunggunya di depan gerbang sekolah, kecuali hari jum'at ayahnya menjemputnya jam 11 siang.

Ibu Ropi'ah mulai berjualan nasi jam 8 pagi dan tutup jam 5 sore, atau seselesainya aja tidak ada waktu khusus untuk mulai buka dan tutup warungnya.

Ayahnya langsung mengeluarkan bebebeknya dari kandang dan mengambil telur telurnya yang berserakan di lantai jerami, kegiatan itu biasanya di lakukan sepulang mengantar Ario dari sekolah. Bebeknya di biarkan berkeliaran mencari makanan di sawah atau di rawa-rawa dan sudah biasa bebek-bebeknya balik ke kandang sore hari ketika menjelang gelap.

Anggoro adik Ario selalu ikut ayahnya mengantar jemput kakaknya ke sekolah di asuh sambil jalan-jalan, dan sepulang mengantar kakaknya biasanya ikut di warung bersama ibunya nunggu warung karena ada 1 kamar untuk dia bermain atau tidur walaupun kecil tapi cukup untuk dia istirahat.

Ketika Ario kelas dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Anggoro adiknya Ario kelas 1 Sekolah Dasar (SD) dengan jarak dua menit jalan kaki dari sekolah Ario. Mereka selalu bersama ketika berangkat dan pulang.

Setiap hari kegiatan mereka tidak jauh berbeda, melakukan hal yang sama sampai Ario tamat SMK.

Selepas tamat SMK Ario bekerja di bengkel masih di kota kecamatan itu dan kuliah kelas karyawan yang masuknya seminggu dua kali sabtu dan minggu aja.

Ario sangat rajin bekerja dan kuliah di sana tapi berangkatnya masih dari rumahnya di antar jemput ayahnya, walaupun sesekali dia mengendarai motor sendiri milik ayahnya kalau adiknya libur atau kalau ayahnya lagi ada urusan lain.

Ario rajin menabung hasil kerjanya di bengkel di bayarkan untuk kuliahnya dan sisanya di tabung, dia jarang sekali jajan di luar karena selalu bawa bekal nasi untuk makan siang dan membawa makanan cemilan dari rumahnya.

Setelah lulus kuliah tabungannya semakin bertambah cukup untuk membeli motor bebek biasa yang harganya di bawah 20jt, Ario membeli motor bebek biasa untuk keperluannya berangkat kerja dan pulang kerja. Kalau terus terusan ayahnya yang menjemputnya kerja kasian karena waktunya tidak tentu.

Jam enam pagi Ario berangkat bersama Anggoro adiknya, setelah mengantar sekolah adiknya dia langsung ke bengkel tempat kerjanya dan kalau pulang sekolah adiknya baru di jemput ayahnya karena Ario pulang kerjanya jam 4 atau jam 5 tidak tentu.

Suatu hari Ario ada yang mengajak kerja di Jepang di pabrik mobil, Ario melamar kerja di sana dan di terima.

Ario bekerja di Jepang selama empat tahun di sana dan dia pulang kampung setelah empat tahun kerja, karena sistim kerja di Jepang sangat menguras tenaga dan biaya hidup di sana mahal bayar kontrakan mahal walau gajinya lumayan besar tapi pengeluarannya juga besar.

Ario kembali ke kampung halamannya dia punya tabungan yang cukup lumayan banyak karena jarang di kirim ke orang tuanya, karena orang tuanya selalu melarang dia sering ngirim uang karena kebutuhannya masih cukup terpenuhi.

Ario berniat mmbeli sebidang tanah atau tempat di daerahnya, dia mau buka bengkel sendiri untuk usahanya nanti Ario mau mencari dulu tempat strategis yang terjangkau dengan jumlah tabungannya.

Ario pulang kampung tanpa memberi tahu orang tuanya dan adiknya walaupun dua hari yang lalu dia habis teleponan dengan mereka, karena dia tidak ingin membuat orang tuanya dan adiknya cemas.

Jam 5 sore Ario sampai di rumah orang tuanya, rumah panggung sederhana ukuran 6m x 10 meter terdiri tiga kamar tidur satu ruangan lumayan panjang untuk ruang tamu dan ruang keluarga juga ruang makan jadi satu, dapur dan kamar mandinya di bawah karena bangunan dapur dan kamar mandinya setengah permanen (bangunan setengah badan bahasa kampungnya)

"ibu, ayah, adik... abang pulang" kata Ario ketika memasuki halaman rumahnya di kampung.

Orang tua dan adiknya keluar rumah menyambut Ario, mereka kaget sekaligus bahagia kedatangan Ario yang sudah 4 tahun tidak bertemu. Mereka saling berpelukan satu sama lain secara bergantian untuk melepas kerinduannya.

"abang sekarang ganteng banget ya bu, putih lagi" kata Anggoro dia tidak mau jauh duduknya dengan kakaknya.

"iya, abang kan di Jepang 4 tahun airnya bagus dan cuacanya bagus, jadi kulit abang jadi putih bersih" jawab ibunya.

Bu Ropi'ah mengambilkan air minum dan pisang kukus untuk Ario, lalu Ario meminumnya dan makan pisang kukusnya setelah itu dia membuka koper dan mengeluarkan oleh-oleh untuk orang tuanya dan adiknya.

"ini untuk Anggoro" kata Ario sambil memberikan paperbag untuk adiknya.

"terima kasih bang" jawab Anggoro sambil membuka paperbagnya.

"sama-sama, ini untuk ibu dan ini untuk ayah" kata Ario sambil memberikan satu paperbag buat ibunya dan satu paperbag buat ayahnya.

"terima kasih nak, repot-repot segala" ayah Andi nerima paperbag sambil bicara, beliau begitu terharu dengan kepulangan anaknya.

"wah bajunya bagus, tasnya juga bagus dan ini sepatu ketsnya keren aku suka semuanya. Terima kasih abang ganteng" kata Anggoro berseru senang.

"iya sama-sama, itu tas buat sekolah kamu dek" jawab Ario dan di angguki adiknya.

Anggoro langsung ke kamarnya untuk mencoba baju dan celana dari kakaknya.

Ibu Ropi'ah membuka paperbagnya ternyata isinya dres lengan panjang, sepatu pentopel dan tas slempang, beliau sangat senang dan langsung mencobanya di kamar.

Pak Andi juga membuka paperbagnya isinya kemeja panjang, celana panjang dan sepatu, beliau juga langsung mencobanya di kamar

Mereka semua keluar dari kamarnya dan berbaris di hadapan Ario, mereka memakai pakaian dan sepatu oleh-oleh dari Ario.

"bagaimana bang, kita mirip orang kota tidak?" kata Anggoro.

"cocok, mirip banget dengan orang kota " jawab Ario sambil mengacungkan jempol.

"pantesan seminggu yang lalu, abang minta ukuran baju, celana dan sepatu kami. Ternyata mau beli oleh-oleh buat kita rupanya" kata bu Ropi'ah sambil bergaya.

Ario mengambil gambar mereka, dia mempotonya dengan ponselnya.

"wah ponsel abang baru ya" kata Anggoro sambil duduk di samping kakaknya dan melihat ponselnya.

"iya, baru dua bulan lalu abang beli karena ponsel lama abang rusak" jawab Ario.

"ya pantes aja rusak, orang belinya pas pertengahan kls satu SMK" kata ayah Andi

"iya yah waktu itu aku pulangnya kadang jam dua kadang sore kalau ada kegiatan di sekolah, dan ayah beliin aku ponsel supaya gampang komunikasi" jawab Ario.

"iya, habisnya ayah kalau jemput nyampe jam satu siang kalau belum bubar jadi lama nunggunya, berabe kalau bolak balik ya udah beli ponsel aja hasil dari menjual seekor domba" jawab ayah Andi mengenang waktu pertama beliin ponsel buat Ario

"terima kasih ayah, ibu, begitu banyak pengorbanan dan perjuangan kalian untuk aku dan adik. Smoga ayah dan ibu selalu sehat, panjang umur dan rejekinya lancar terus, maaf abang belum bisa memberikan apa-apa" kata Ario memeluk orang tuanya.

"amin, tidak apa-apa bang itu sudah kewajiban orang tua" jawab ayah Andi.

"aku juga mau ponsel sendiri, boleh gak?" kata Anggoro ragu-ragu takut membebani orang tuanya.

"iya besok lusa kita beli ponsel buat kamu dek" kata Ario.

"assiiik, abang mau beliin buat aku?" Anggoro senang.

"iya, abang yang beliin" jawab Ario santai.

"wah abang keren, semoga tambah makmur ya bang" kata Anggoro sambil memeluk kakanya senang.

"ayo kita makan dulu sudah jam 7 nih, nanti ke malaman" kata ibu sambil menyiapkan makanan di atas tikar, karena mereka biasa makan lesehan karena gak ada meja makan.

"iya bu aku mau mandi dulu dan ganti baju dulu gak enak lengket" jawab Ario.

Setelah mandi dan ganti baju Ario berkumpul dengan keluarganya, makan lesehan di atas tikar.

Selesai makan mereka ngumpul di tengah rumah sambil ngobrol ngaler ngidul, jam 9 malam mereka masuk kamar masing-masing karena waktunya tidur.

Ario Membeli Bengkel Mantan Bosnya

Bangun pagi semua sudah sibuk, sekarang Anggoro yang betugas bersih-bersih di rumah nenggantikan tugas Ario dulu.

Ario menyapu daun kering yang berserakan di halaman setelah itu dia ke dapur untuk mandi, dia melihat bu Ropi'ah yang sedang sibuk memasak.

"masak apa bu?" kata Ario.

"bebek goreng, sambel tomat, dan oseng genjer"jawab ibu.

"wah enak nih, aku mandi dulu ya bu nanti mau ngantar Anggoro ke sekolah sekalian jalan-jalan" kata Ario.

"iya bang, nanti habis mandi kita sarapan" jawab ibu Ropi'ah dan melanjutkan masaknya.

"iya bu" jawab Ario dan masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi Ario masuk kamarnya untuk ganti baju, setelah rapi dia keluar dan langsung makan karena sudah siap semuanya di atas tikar.

"yah, sekarang biar abang aja yang nganter Anggoro ke sekolah" kata Ario kepada pak Andi ayahnya.

"iya bang, tadi juga Anggoro bilang katanya mau diantar abang" jawab pak Andi.

Mereka mulai makan bersama sarapan yang mengenyangkan karena mkanan berat, biasa kalau di kampung itu sarapan ya makan biasa sampai kenyanh.

Selesai makan Ario pamit kepada orang tuanya untuk mengantar adiknya ke sekolah, sekaligus mau mencari tempat strategis untuk tempat usahanya nanti.

"ayah, ibu, kami berangkat dulu ya... Sekalian mau cari tempat usaha di sana pulangnya nanti bareng Anggoro" kata Ario

"iya smoga dapat yang cocok ya bang hati-hati di jalan" jawab ibunya

"aamiin" jawab semuanya

"ini konci motornya motor abang, lancar ya bang hati-hati bawa motornya" kata pak Andi.

"aamiin... Iya ayah" jawab Ario

Ario menerima konci motornya lalu ngambil motor dari kandangnya, mereka menyebutnya kandang bukan garasi karena terbuat dari bambu yang di palang-palang cuma lantainya aja di lebat alakadarnya.

Ario mengendarai motor keluar dari kandang menyusuri jalan batu buatan ayahnya dan dia dulu, mereka dulu memasang batu-batu yang di susun rapi di jalan kecil pinggir sawah tapi cukup lah lebarnya dua meteran supaya kalau hujan tidak licin.

Setelah menyusuri jalan batu kurang lebih 300 meter mereka masuk jalan aspal dekat pantai, Ario mengendarai motornya menuju ke sekolah adiknya.

"seger sekali kalau jalan pagi disini, kendaraan lewat cuma satu dua aja beda dengan di Jepang yang padat" kata Ario.

"betah di sini betah di Jepang bang?" kata Anggoro.

"ya betah di sini atuh de, di sini mah belum padat penduduk juga kendaraan beda dengan di sana" jawab Ario.

"kalau di Jakarta betah gak?" tanya Anggoro penasaran.

"gak tau abang cuma lewat aja belum pernah nginap di Jakarta, tapi Jakarta penduduknya padat juga seperti di Jepang" jawab Ario.

"bagaimana kota Jakarta dan Jepang, bagus mana bang?" tanya Anggoro.

"gimana ya... Kalau Jakarta tata kotanya kurang rapi kalau Jepang rapi dan bersih. Tapi gak tau ya soalnya abang cuma lewat ajacwaktu ke Jakarta belum pernah keliling kotanya" jawab Ario.

"lain kali kita ke taman mini dan ke monas yuk bang, aku mau tau Jakarta" kata Anggoro.

"do'ain aja mudah-mudahan bengkel abang lancar nanti, abang mau beli mobil bekas yang penting bagus mesinnya nanti di rapihin sama abang supaya mobilnya seperti baru lagi, nah setelah itu kita jalan-jalan ke taman mini dan monas" jawab Ario.

"iya bang, aku do'ain smoga abang jadi orang kaya biar kita bebas jalan-jalan kemana kita mau" kata Anggoro.

"aamiin" jawab Ario.

Saking serunya ngobrol di jalan tidak terasa mereka sudah sampai di sekolah, Ario berhenti di parkiran sekolah Anggoro turun dari motor dan membuka helmnya.

"aku masuk sekolah dulu ya bang" kata Anggoro salim.

"iya, nanti jam satu abang jemput" jawab Ario.

"jangan jam satu bang, kan sekarang udah santai sudah selesai ujian dan besok mau di bagikan kelulusan. Abang jemputnya setengah dua belas aja" kata Anggoro.

"oh iya lupa, ok abang jalan dulu ya mau cari tempat buat bengkel" jawab Ario.

"iya bang, mudah-mudahan dapat yang cocok dengan abang" jawab Anggoro.

"aamiin... Ayo sana masuk" jawab Ario dan menghidupkan mesin motornya lagi.

Ario keluar dari parkiran sekolah dan menuju bengkel tempat kerjanya dulu, dia mau menemui mantan bossnya di sana.

Sampai sana ternyata bengkelnya tutup dan ada plang mau di jual, di sana di sertakan no telpon untuk menghubungi bagi yang berminat.

Aruo mengambil ponselnya dari tas slempangnya, lalu dia mencatat nomer ponsel yang tertera di sana lalu dia menekannya untuk menelponnya.

"hallo dengan siapa ini" terdengar suara dari seberang telpon.

"saya Ario bos, ini bos Agung ya" jawab Ario dia mengenali suara bosnya.

"hei io apa kabarnya? Sudah lama kita tidak bertemu, kamu masih di Jepang?" kata bos Agung senang.

"baik bos, bagaimana kabar bos? Bos di mana sekarang? Bengkelnya tutup dan mau di jual, aku di depan bengkel bos dan mencatat no yang tertera di plang ini. Bos ganti nomer ya?" jawab Ario.

"aku sekarang jadi TKW di Saudi Arabia kuli jadi sopir, bengkel bangkrut karena terlilit hutang untuk modal anak-anak kuliah di Bandung anak kuliah dua orang belum yang SMA dua, punya usaha bengkel di daerah tidak sebanding pengeluaran dan pendapatan... Pokonya ceritanya panjang io, tahun lalu aku berangkat ke Saudi dengan istriku" kata bos Agung panjang lebar, bos agung punya anak empat istrinya dua kali melahirkan cuma kembar dua-dua.

"oh begitu ya bos, mudah-mudahan sukses di sana.... Ngomong-ngomong berapa harganya bengkel ini bos, siapa tau cocok dengan dompet io" jawab Ario.

"kamu minat yo? Maunya 150 juta tapi buat kamu aku kasih 145 juta aja gimana? harga segitu termasuk peralatan dan masih banyak onderdil untuk di jual di dalam etalaseu kamu tinggal belanja kekurangannya aja nanti walaupun bangunan lama tapi masih bagus tinggal di cet lagi aja yo" kata bos Agung.

"ok aku setuju bos, uangnya aku transfer ke mana bos?" jawab Ario senang karena harganya tidak semahal yang dia kira.

"deal ya io, tf ke rekening ini aja xxxxxxxxxxx... Nanti surat tanah dan bangunannya juga kuncinya ambil ke rumah, ada nenek di rumah kalau Sela dan Seli pasti sudah berangkat sekolah" kata bos Agung.

"iya deal bos, aku transfer ya sekarang" jawab Ario.

"nanti aja io, lihat dulu suratnya setelah di terima surat-suratnya baru transfer. Ok sekarang aku telpon dulu ibu" jawab bos Agung.

"baiklah bos, aku ke rumah bos sekarang" jawab Ario senang.

"iya, ya udah yo smoga kamu lancar dan sukses dengan bengkelnya nanti" jawab bos Agung.

"aamiin" jawab Ario dan mematikan panggilannya.

Lalu Ario melajukan motornya ke rumah mantan bosnya, tidak berapa lama Ario sudah sampai di sana jaraknya dekat hanya dua kilometer dari bengkelnya.

Sampai di sana Ario mwmarkirkan motornya di halaman rumah bosnya, Ario turun dari motor dan berjalan ke arah pintu rumah bosnya dia mengetuk pintu rumah itu dan di buka oleh ibunya bos Agung.

"hei Ario, ganteng banget kamu sekarang" kata ibu Yeti.

"apa kabar nek" kata Ario dan langsung salim, memang Ario menyebut nenek kepada bu Yeti karena usianya sudah 70 tahun dan beliau yang meminta Ario untuk memanggil itu dulu.

"kabar nenek baik, ayo masuk sini" jawab ibu Yeti

Ario masuk ke rumah bos Agung, nenek Yeti pangling lihat Ario yang ganteng jauh berbeda dengan dulu.

Mereka berdua ngobrol ngaler ngidul, setelah cukup ngobrolnya ibu Yeti mengambil surat tanah dan surat ijin mendirikan bangunan bengkel lalu memberikannya kepada Ario.

"ini surat-surat nya io, smoga lancar usahanya dan cepat berkembang ya. Sukses ya Ario, nenek senang bengkel itu jatuh ke tanganmu" kata ibu Yeti.

"aamiin... Mudah-mudahan aja ya nek, io lihat dulu ya" jawab Ario dan membuka surat tanah itu.

Luas tanahnya 100m persegi dan bangunan permanen ukuran 6m x 9m, bagian depan 4m x 6m ruangan bengkel di belakang bengkel ada dua kamar tidur kecil masing-masing ukuran 2,5m x 3m, satu kamar mandi dan dapur mini, satu ruang tv. Karena masih di daerah jarang penduduk jadi harga jualnya masih murah.

Setelah semua selesai di baca dan di cocok, Ario men transfer sejumlah uang kepada bos Agung dan dia juga menelpon lagi mantan bosnya.

"hallo io, gimana sudah di baca surat tanahnya?"

"sudah bos, sudah di trannsfer uangnya bos, aku terima ini surat-suratnya dan kuncinya ya" jawab Ario.

"iya, terima kasih io... smoga berkah ya, aku percaya dengan kemampuanmu io, pasti bengkelmu cepat berkembang" jawab bos Agung.

"aamiin bos" jawab Ario.

"sekarang yang jadi bos itu kamu Ario, aku bukan bos lagi sekarang" kata bos Agung.

"waduh... aamiin bos hehehe" jawab Ario terkejeh

Setelah semua urusan selesai Ario menutup telponnya dan pamit kepada bu Yeti, lalu dia kembali ke bengkel untuk melihat-lihat dalam bengkel seperti apa sekarang setelah empat tahun tidak melihatnya.

Sampai di bengkel Ario membuka konci polingjet lalu membukanya, dalamnya sudah berdebu karena sudah hampir setahun tidak di tinggali. Kata bu Yeti bengkel itu sudah banyak yang nawar tapi maunya murah jauh di bawah harga pasaran di sana, pak Agung bertahan dengan harga segitu malahbitu juga di bawah harga pasaran di sana tapi belisu lagi butuh uang segera buat bayar utangnya.

"ini harus di bersihkan dulu dan di cet lagi, besok kita mulai... Semangattt" gumam Ario setelah melihat-lihat dalamnya.

Beli Ponsel dan Ganti Cet

Karena masih jam sepuluh siang sambil nunggu adiknya pulang nanti, Ario memanggi jasa tukang bersih-bersih yang biasa dulu sering di panggil ke bengkel oleh bos Agung. Karena dia belum beli alat-alat kebersihan.

"selamat siang pak Kosim apa kabar?" kata Ario

"siang nak, kabar baik... apa benar ini Ario ?" jawab pak Kosim ragu-ragu takut salah orang.

"benar pak, bapak lupa sama Ario ya?" kata Ario.

"ya ampun Ario, sekarang kamu ganteng banget bapak sampai pangling" kata pak Kosim.

"bisa aja si bapak, maaf pak lagi sibuk ga?" kata Ario.

"enggak ko, kebetulan bapa belum dapat kerjaan udah dua hari mungkin lagi tanggal tua" jawab pak Kosim.

"kalau aku minta tolong, motong rumput dan bersihin bengkel seperti dulu bisa gak pak?" kata Ario sopan

"bisa bisa, tapi bengkel mana ya? Bukannya bengkel Agung sudah tutup dan mau di jual?" jawab pak Kosim

"bengkel itu sudah saya beli pak, saya mau buka bengkel di sini" jawab Ario.

"wah hebat kamu Ario, dari karyawan jadi bosnya sekarang. Kapan mulai bersih-bersihnya?" kata pak Kosim.

"bapak siapnya kapan?" Ario malah bertanya kembali.

"sekarang juga ayo, mumpung bapa lagi santai dan belum ngopdud nih dari tadi" jawab pak Kosim semangat.

"iya pak ayo" Ario berdiri dari teras kayu rumah pak Kosim.

"sebentar bapak ambil dulu peralatannya" jawab pak Kosim.

Setelah ngambil peralatan kebersihan dan mesin rumput pak Kosim naik motor Ario dan berangkat ke bengkel yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari rumahnya.

Kebetulan sekali tukang bebersihannya lagi gak ada kerjaan jadi beliau langsung mengerjakan waktu itu juga, mulai beberesih dalam terus ke luar dan halaman semua di bersihkan di samping halaman juga masih ada tanah kosong yang di tumbuhi rumput yang sudah tinggi beliau pangkas dengan mesin rumput yang di bawanya.

Ario menelpon orang tuanya memberi tahu bahwa dia sudah membeli bengkel tempat dulu dia bekerja, orang tuanya begitu senang dan bangga dengan Ario. Beliau mendoakan untuk kelancaran dan kesuksesan usahanya nanti. Dia juga memberi tahu akan pulang sore, karena mau merapikan bengkelnya.

Setelah menelpon orang tuanya Ario membeli kopi dan cemilan di warung kopi sebrang jalan dia juga membeli rokok dan air mineral buat pak Kosim, lalu di serahkan kepada beliau.

Pak Kosim senang karena dari pagi dia belum ngopi dan ngerokok karena belum mendapat kerjaan, sekarang beliau bisa tersenyum karena kesukaannya sudah ada di hadapannya.

"pak saya jemput adik saya dulu ke sekolah nanti ke sini lagi" kata Ario setelah memberikan kopdud kepada pak Kosim.

"iya, bapa juga mau ngopdud dulu bentar nanti lanjut lagi" jawab pak Kosim

"silahkan pak, marii" kata Ario

Pak Kosim mengangguk kepada Ario lalu makan gorengan, beliau juga menyalakan rokoknya dan minum kopinya.

Ario sampai di sekolah tepat jam 11.30 sesuai permintaan Anggoro tapi adiknya belum kelihatan, dia menunggu di motor sambil memperhatikan ke dalam sekolah.

Lima menit kemudian Anggoro keluar dari kelas dan menghampiri kakaknya.

"maaf ya bang nunggu lama, tadi ada pengumuman dulu" kata Anggoro.

"gak apa-apa cuma lima menit doang, ayo naik kita ke bengkel dulu" jawab Ario

"memangnya kenapa motornya bang? ko mau ke bengkel?" kata Anggoro.

"motornya baik-baik aja, maksud abang ke bengkel abang... Abang udah beli bengkel dari bos Agung" jawab Ario.

"wah keren bang cepet banget dapat tempatnya, bukannya bos Agung mantan bos abang dulu?" kata Anggoro

"iya, dan bengkelnya sekarang sudah jadi milik abang karena tadi abang sudah membayarnya" jawab Ario.

"abang memang hebat, terus buat beli ponsel aku uangnya masih ada gak?" kata Anggoro cemas takut gak jadi.

"ada lah, kan abang udah janji besok" jawab Ario.

"kalau sekarang bagaimana bang? Aku sudah gak sabar" kata Anggoro.

"baiklah ayo kita ke konter dulu, kita beli ponsel dulu" jawab Ario sambil membelokan motornya ke arah konter padahal tadi hampir sampai di bengkelnya.

"assiiik, nah gitu dong bang... Aku doakan smoga cepat tergantikan uangnya dengan yang berlipat-lipat. Aamiin" kata Anggoro senang.

"aamiin" jawab Ario

Tiga menit kemudian mereka sampai di konter, mereka turun dari motor dan masuk ke toko ponsel itu.

Karena Anggoro sudah menyebut merk dan typeu yang di inginkan, pemilik toko memperlihatkannya hp yang di sebutkan kepada mereka.

"ini bang yang aku mau" kata Anggoro.

"iya" jawab Ario lalu membayarnya, dia juga sekalian membeli kartu perdana di sana dan langsung di pasangkan di ponsel Anggoro.

"terima kasih ponselnya bang, smoga tambah kaya" kata Anggoro.

"sama-sama de" jawab Ario.

Setelah membeli ponsel, kartu perdana, kesing dan anti goresnya, mereka kembali naik motor dan menuju rumah makan Padang. Ario membeli nasi bungkus tiga bungkus setelah itu mereka menuju bengkel.

Sampai di bengkel pak Kosim masih membersihkan rumput di halaman samping, Ario mengajak adiknya masuk ke dalam.

"sudah bersih sekarang mah, ayo kita masuk dulu de" kata Ario kebetulan ada meja makan dan empat kursi terbuat dari kayu di sana dan sudah di bersihkan oleh pak Kosim.

Ario dan Anggoro masuk dan menyimpan kantong keresek berisi nasi padang di meja itu, lalu Ario memanggil pak Kosim untuk makan siang bersama karena udah jam 12 lebih.

"pak makan dulu yuk, aku sudah beli nasi Padang tuh" kata Ario.

"nanti aja bapak masih kenyang abis makan gorengan dan kopi dan ini tanggung mau nyapu dulu rumputnya" jawab pak Kosim.

"nanti aja nyapunya abis makan keburu dingin nanti, nasi bungkusnya pake kuah kalau udah ngembang gak enak lho pak" kata Ario.

"oh iya, bentar ya" jawab pak Kosim sambil membuka mesin rumput dari gendongannya, untung sudah selesai motong rumputnya tinggal membersihkan dengan sapu lidi.

Pak Kosim membuka sarung tangannya dan sepatu botnya dan mengikuti Ario masuk ke dalam.

"bang ada dua kamar tapi gak ada tempat tidurnya" kata Anggoro, barusan dia sudah melihat-lihat semuanya.

"iya de, nanti harus di cet dulu semuanya baru beli tempat tidur biar seger" jawab Ario.

"sekalian aja bapak yang ngecetnya, bapa juga sering mengecet rumah orang" kata pak Kosim.

"oh iya, silahkan aja pak kalau bapak tidak keberatan" jawab Ario

"ya tidak atuh malah bapa senang punya kerjaan" kata pak Kosim.

Lalu mereka makan nasi bungkus itu sampai habis, lalu minum air teh hangat dari plastiknya langsung yang di kasih dari rumah makannya.

Selesai makan pak Kosim melanjutkan membersihkan halaman belakang, biasanya tidak sampai dua jam kalau bersih-bersih di sini. Tapi karena rumputnya sudah tinggi jadi membutuhkan waktu sedikit lebih lama.

"de, abang mau beli cet dulu ke toko bangunan mau ikut gak?" tanya Ario.

"enggak ah bang aku nunggu di sini aja, aku lagi seru maen ponsel baru" jawab Anggoro.

"iya deh yang keu asikan punya ponsel baru, abang ke sana dulu ya" kata Ario.

"iya bang" jawab Anggoro.

Ario keluar dari bengkelnya dan mengendarai motornya, dia pergi ke toko bangunan untuk membeli cet dan keperluan lainnya.

Selesai belanja Ario mendatangi tukang cat semprot untuk mengecet folding gatenya supaya tidak tampak karatnya, dan saat itu juga tukang cet semprot setuju dan langsung berangkat mengikuti Ario.

Sampai di bengkel tukang cet semprot langsung mengecet folding gate yang ukurannya 6 meter itu, hanya folding gate, dan bengkelnya aja yang di cet semprot supaya lebih cepat.

Pak Kosim juga mulai mengecet kamar memakai rol cet, pekerjaannya sangat rapi dan teliti.

Dan tepat jam empat sore yang mengecet semprot bengkel sudah selesai dan pak Kosim juga sudah selesai mengecet dalamnya karena ukuran bangunannya kecil.

Ario membayar tukang cet semprot dulu, baru membayar pak Kosim walau belum selesai ngecet bagian luar sampingnya tapi dia akan di lanjutka nanti kata pak Kosim.

Setelah membayar semuanya dan cat folding gate sudah kering lalu Ario mengunci pake gembok baru yang tadi dia beli di toko bangunan.

Bengkelnya tampak rapi dan bersih, dan plang bekas dulu juga sudah di cet polos oleh tukang cet semprot tadi tinggal ganti nama ke percetakan atau bikin sendiri.

Ario pamit pulang kepada pak Kosim karena sudah jam empat lebih dia takut ke malaman di jalan, setelah pamit dan memberikan uang bonus kepada pak Kosim Ario dan Anggoro kembali ke rumah orang tuanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!