Bangun pagi semua sudah sibuk, sekarang Anggoro yang betugas bersih-bersih di rumah nenggantikan tugas Ario dulu.
Ario menyapu daun kering yang berserakan di halaman setelah itu dia ke dapur untuk mandi, dia melihat bu Ropi'ah yang sedang sibuk memasak.
"masak apa bu?" kata Ario.
"bebek goreng, sambel tomat, dan oseng genjer"jawab ibu.
"wah enak nih, aku mandi dulu ya bu nanti mau ngantar Anggoro ke sekolah sekalian jalan-jalan" kata Ario.
"iya bang, nanti habis mandi kita sarapan" jawab ibu Ropi'ah dan melanjutkan masaknya.
"iya bu" jawab Ario dan masuk ke kamar mandi.
Selesai mandi Ario masuk kamarnya untuk ganti baju, setelah rapi dia keluar dan langsung makan karena sudah siap semuanya di atas tikar.
"yah, sekarang biar abang aja yang nganter Anggoro ke sekolah" kata Ario kepada pak Andi ayahnya.
"iya bang, tadi juga Anggoro bilang katanya mau diantar abang" jawab pak Andi.
Mereka mulai makan bersama sarapan yang mengenyangkan karena mkanan berat, biasa kalau di kampung itu sarapan ya makan biasa sampai kenyanh.
Selesai makan Ario pamit kepada orang tuanya untuk mengantar adiknya ke sekolah, sekaligus mau mencari tempat strategis untuk tempat usahanya nanti.
"ayah, ibu, kami berangkat dulu ya... Sekalian mau cari tempat usaha di sana pulangnya nanti bareng Anggoro" kata Ario
"iya smoga dapat yang cocok ya bang hati-hati di jalan" jawab ibunya
"aamiin" jawab semuanya
"ini konci motornya motor abang, lancar ya bang hati-hati bawa motornya" kata pak Andi.
"aamiin... Iya ayah" jawab Ario
Ario menerima konci motornya lalu ngambil motor dari kandangnya, mereka menyebutnya kandang bukan garasi karena terbuat dari bambu yang di palang-palang cuma lantainya aja di lebat alakadarnya.
Ario mengendarai motor keluar dari kandang menyusuri jalan batu buatan ayahnya dan dia dulu, mereka dulu memasang batu-batu yang di susun rapi di jalan kecil pinggir sawah tapi cukup lah lebarnya dua meteran supaya kalau hujan tidak licin.
Setelah menyusuri jalan batu kurang lebih 300 meter mereka masuk jalan aspal dekat pantai, Ario mengendarai motornya menuju ke sekolah adiknya.
"seger sekali kalau jalan pagi disini, kendaraan lewat cuma satu dua aja beda dengan di Jepang yang padat" kata Ario.
"betah di sini betah di Jepang bang?" kata Anggoro.
"ya betah di sini atuh de, di sini mah belum padat penduduk juga kendaraan beda dengan di sana" jawab Ario.
"kalau di Jakarta betah gak?" tanya Anggoro penasaran.
"gak tau abang cuma lewat aja belum pernah nginap di Jakarta, tapi Jakarta penduduknya padat juga seperti di Jepang" jawab Ario.
"bagaimana kota Jakarta dan Jepang, bagus mana bang?" tanya Anggoro.
"gimana ya... Kalau Jakarta tata kotanya kurang rapi kalau Jepang rapi dan bersih. Tapi gak tau ya soalnya abang cuma lewat ajacwaktu ke Jakarta belum pernah keliling kotanya" jawab Ario.
"lain kali kita ke taman mini dan ke monas yuk bang, aku mau tau Jakarta" kata Anggoro.
"do'ain aja mudah-mudahan bengkel abang lancar nanti, abang mau beli mobil bekas yang penting bagus mesinnya nanti di rapihin sama abang supaya mobilnya seperti baru lagi, nah setelah itu kita jalan-jalan ke taman mini dan monas" jawab Ario.
"iya bang, aku do'ain smoga abang jadi orang kaya biar kita bebas jalan-jalan kemana kita mau" kata Anggoro.
"aamiin" jawab Ario.
Saking serunya ngobrol di jalan tidak terasa mereka sudah sampai di sekolah, Ario berhenti di parkiran sekolah Anggoro turun dari motor dan membuka helmnya.
"aku masuk sekolah dulu ya bang" kata Anggoro salim.
"iya, nanti jam satu abang jemput" jawab Ario.
"jangan jam satu bang, kan sekarang udah santai sudah selesai ujian dan besok mau di bagikan kelulusan. Abang jemputnya setengah dua belas aja" kata Anggoro.
"oh iya lupa, ok abang jalan dulu ya mau cari tempat buat bengkel" jawab Ario.
"iya bang, mudah-mudahan dapat yang cocok dengan abang" jawab Anggoro.
"aamiin... Ayo sana masuk" jawab Ario dan menghidupkan mesin motornya lagi.
Ario keluar dari parkiran sekolah dan menuju bengkel tempat kerjanya dulu, dia mau menemui mantan bossnya di sana.
Sampai sana ternyata bengkelnya tutup dan ada plang mau di jual, di sana di sertakan no telpon untuk menghubungi bagi yang berminat.
Aruo mengambil ponselnya dari tas slempangnya, lalu dia mencatat nomer ponsel yang tertera di sana lalu dia menekannya untuk menelponnya.
"hallo dengan siapa ini" terdengar suara dari seberang telpon.
"saya Ario bos, ini bos Agung ya" jawab Ario dia mengenali suara bosnya.
"hei io apa kabarnya? Sudah lama kita tidak bertemu, kamu masih di Jepang?" kata bos Agung senang.
"baik bos, bagaimana kabar bos? Bos di mana sekarang? Bengkelnya tutup dan mau di jual, aku di depan bengkel bos dan mencatat no yang tertera di plang ini. Bos ganti nomer ya?" jawab Ario.
"aku sekarang jadi TKW di Saudi Arabia kuli jadi sopir, bengkel bangkrut karena terlilit hutang untuk modal anak-anak kuliah di Bandung anak kuliah dua orang belum yang SMA dua, punya usaha bengkel di daerah tidak sebanding pengeluaran dan pendapatan... Pokonya ceritanya panjang io, tahun lalu aku berangkat ke Saudi dengan istriku" kata bos Agung panjang lebar, bos agung punya anak empat istrinya dua kali melahirkan cuma kembar dua-dua.
"oh begitu ya bos, mudah-mudahan sukses di sana.... Ngomong-ngomong berapa harganya bengkel ini bos, siapa tau cocok dengan dompet io" jawab Ario.
"kamu minat yo? Maunya 150 juta tapi buat kamu aku kasih 145 juta aja gimana? harga segitu termasuk peralatan dan masih banyak onderdil untuk di jual di dalam etalaseu kamu tinggal belanja kekurangannya aja nanti walaupun bangunan lama tapi masih bagus tinggal di cet lagi aja yo" kata bos Agung.
"ok aku setuju bos, uangnya aku transfer ke mana bos?" jawab Ario senang karena harganya tidak semahal yang dia kira.
"deal ya io, tf ke rekening ini aja xxxxxxxxxxx... Nanti surat tanah dan bangunannya juga kuncinya ambil ke rumah, ada nenek di rumah kalau Sela dan Seli pasti sudah berangkat sekolah" kata bos Agung.
"iya deal bos, aku transfer ya sekarang" jawab Ario.
"nanti aja io, lihat dulu suratnya setelah di terima surat-suratnya baru transfer. Ok sekarang aku telpon dulu ibu" jawab bos Agung.
"baiklah bos, aku ke rumah bos sekarang" jawab Ario senang.
"iya, ya udah yo smoga kamu lancar dan sukses dengan bengkelnya nanti" jawab bos Agung.
"aamiin" jawab Ario dan mematikan panggilannya.
Lalu Ario melajukan motornya ke rumah mantan bosnya, tidak berapa lama Ario sudah sampai di sana jaraknya dekat hanya dua kilometer dari bengkelnya.
Sampai di sana Ario mwmarkirkan motornya di halaman rumah bosnya, Ario turun dari motor dan berjalan ke arah pintu rumah bosnya dia mengetuk pintu rumah itu dan di buka oleh ibunya bos Agung.
"hei Ario, ganteng banget kamu sekarang" kata ibu Yeti.
"apa kabar nek" kata Ario dan langsung salim, memang Ario menyebut nenek kepada bu Yeti karena usianya sudah 70 tahun dan beliau yang meminta Ario untuk memanggil itu dulu.
"kabar nenek baik, ayo masuk sini" jawab ibu Yeti
Ario masuk ke rumah bos Agung, nenek Yeti pangling lihat Ario yang ganteng jauh berbeda dengan dulu.
Mereka berdua ngobrol ngaler ngidul, setelah cukup ngobrolnya ibu Yeti mengambil surat tanah dan surat ijin mendirikan bangunan bengkel lalu memberikannya kepada Ario.
"ini surat-surat nya io, smoga lancar usahanya dan cepat berkembang ya. Sukses ya Ario, nenek senang bengkel itu jatuh ke tanganmu" kata ibu Yeti.
"aamiin... Mudah-mudahan aja ya nek, io lihat dulu ya" jawab Ario dan membuka surat tanah itu.
Luas tanahnya 100m persegi dan bangunan permanen ukuran 6m x 9m, bagian depan 4m x 6m ruangan bengkel di belakang bengkel ada dua kamar tidur kecil masing-masing ukuran 2,5m x 3m, satu kamar mandi dan dapur mini, satu ruang tv. Karena masih di daerah jarang penduduk jadi harga jualnya masih murah.
Setelah semua selesai di baca dan di cocok, Ario men transfer sejumlah uang kepada bos Agung dan dia juga menelpon lagi mantan bosnya.
"hallo io, gimana sudah di baca surat tanahnya?"
"sudah bos, sudah di trannsfer uangnya bos, aku terima ini surat-suratnya dan kuncinya ya" jawab Ario.
"iya, terima kasih io... smoga berkah ya, aku percaya dengan kemampuanmu io, pasti bengkelmu cepat berkembang" jawab bos Agung.
"aamiin bos" jawab Ario.
"sekarang yang jadi bos itu kamu Ario, aku bukan bos lagi sekarang" kata bos Agung.
"waduh... aamiin bos hehehe" jawab Ario terkejeh
Setelah semua urusan selesai Ario menutup telponnya dan pamit kepada bu Yeti, lalu dia kembali ke bengkel untuk melihat-lihat dalam bengkel seperti apa sekarang setelah empat tahun tidak melihatnya.
Sampai di bengkel Ario membuka konci polingjet lalu membukanya, dalamnya sudah berdebu karena sudah hampir setahun tidak di tinggali. Kata bu Yeti bengkel itu sudah banyak yang nawar tapi maunya murah jauh di bawah harga pasaran di sana, pak Agung bertahan dengan harga segitu malahbitu juga di bawah harga pasaran di sana tapi belisu lagi butuh uang segera buat bayar utangnya.
"ini harus di bersihkan dulu dan di cet lagi, besok kita mulai... Semangattt" gumam Ario setelah melihat-lihat dalamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments