REMAJA HALU
Seorang perempuan remaja yang sedang berbaring di kasur kesayangannya. Remaja ini, seperti biasa, berhalusinasi. Jangan katakan remaja ini malas; tidak, ia tidak malas. Hanya saja, remaja ini sedang libur sekolah.
Jika remaja lain akan berjalan-jalan dengan pacar atau, kata anak jaman sekarang, "hiling", atau apa lah itu. Tetapi, berbeda dengan remaja yang sedang berbaring di atas kasur kesayangannya ini. Ia lebih suka berhalusinasi daripada jalan-jalan keluar. Lagian, ia berpikir keluar rumah hanya akan menghabiskan uang, terus badan capek, ngak guna banget, kan? Mending dirumah rebahan dan menghayal. Walaupun menghayal hanya bersifat sesaat dan tidak nyata, setidaknya tidak menguras uangnya yang seberapa ini.
Mungkin orang lain akan mengira dia ini anak rumahan dan tidak punya pergaulan. Tapi, tidak jarang pula, tetangganya memujinya karena walaupun mandi kesiangan, remaja ini cukup rajin. Ia selalu melakukan kewajibannya, yaitu berberes rumah. Sebenarnya, bisa saja ia tidak berberes rumah, tapi nanti akibatnya... kupingnya bisa pecah, dan rumahnya tidak berbentuk lagi karena adanya "sunami" yang dibuat oleh ibunya. Kalian pasti taulah apa itu. Yang pasti, kalian pasti sering mengalaminya.
Sejak tadi, Mira hanya berhalu di dalam pikirannya, dipenuhi dengan halusinasi yang diluar nalar. Misalnya, ia menghayal bahwa ia sedang membantu tukang ojek yang sedang berhenti karena kehabisan minyak bensin. Nah, si Mira ini merasa bingung, mau menolong atau tidak, soalnya uang Mira ini tinggal Rp 20.000, dan ini pun untuk ia pulang. Lalu, Mira pun bertanya, "Kenapa ngak beli minyak bensin, soalnya tinggal dorong sedikit sudah ditokoh penjual minyak bensin?" Terus, bapaknya pun menjawab, "Ia belum mendapatkan penumpang, dan ia lupa mengecek minyak bensin, dan berakhir lah motornya mogok."
Tapi, karena Mira ini baik, Mira pun memberikan uang kepada tukang ojek itu. Sebenarnya, tukang ojek ngak enak ngambil uangnya, tapi Mira memaksa, karena kasihan. Padahal, dirinya lebih kasihan, soalnya dirinya tidak punya uang untuk kembali. Nah, terus, bapaknya ini memberi saran, "Nanti, bapaknya antar, Mira." Mira pun berpikir, "Bapak ini sama sekali belum mendapatkan penumpang, dan ini sudah sore, ngak mungkin, kan? Demi menolong Mira, bapak ini mau mengantarnya, sama aja, dong, Mira ngak bantu bapak ini, lagian, kan, kosan Mira jauh, karena Mira sedang kuliah." Mira pun menolak tawaran bapak itu, dan bapak pun membeli minyak bensin, dan tak lupa berterima kasih kepada Mira.
Selepas itu, Mira duduk di tempat, saat ia menunggu ojek pesanan nya. Masalah uang, mah, nanti ia bisa bayar dikossannya nanti. Mira pun menunggu, lalu, kakak angkat yang ngekos bareng Mira menelpon, katanya, "Kenapa belum pulang? Ini, kan, sudah sore?" Mira pun menceritakan kisahnya tadi kepada kakak angkat kosan nya ini. Selagi Mira berteleponan, Mira tidak memperhatikan orang yang dari tadi melihat Mira, dari menolong bapak tadi hingga sekarang sedang duduk berteleponan. Laki-laki itu menghampiri Mira, dan mengucapkan salam. Mira pun membalas salamnya. Tiba-tiba, laki-laki itu memberikan tumpangan kepada Mira untuk pulang. Awalnya, Mira merasa curiga, tapi kakak angkatnya Mira ini memberikan saran untuk memberikan hpnya kepada orang yang menawarinya tadi. Sebenarnya, Mira agak ragu memberikan hp, bagaimana kalau orang dihadapannya ini pencuri, kan bisa hilang hpnya? Kakak angkat Mira pun meyakinkan bahwa tidak akan terjadi apa-apa. Dengan ragu, Mira memberikan hpnya kepada orang yang di depannya ini.
Laki-laki itu pun bingung, kan ia memberikan tawaran untuk pulang, kenapa malah memberikan hpnya? Apa perempuan yang ada di hadapannya ini mengira ia pencopet? Ia pun bertanya, "Kenapa memberikan hpnya?" Mira pun menjawab, "Ini saran kakaknya, jadi terima saja, soalnya kakaknya ingin berbicara."
Laki-laki itu pun mengambil hp Mira dan berteleponan. Ia menjawab semuanya yang kakaknya bicarakan. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi sepertinya kakaknya serius berbicara dengan laki-laki itu. Setelah itu, laki-laki tadi memberikan hpnya kepada Mira dan ia berbicara bahwa ia akan memberikan tumpangan kepada Mira dan berjanji tidak akan terjadi apa-apa karena ia telah berjanji kepada kakaknya tadi. Mira pun percaya, dan pulang dengan selamat.
Sampai nya di kossan, kakak kosannya ini sudah menunggu di depan kossan. "Aku pun mengucap salam," kata Mira. Kakaknya pun menjawabnya. Setelah itu, kakaknya menyuruh Mira untuk masuk dan mandi. Mira pun menuruti nya. Setelahnya, Mira masuk, kakaknya berbicara kepada laki-laki yang mengantar Mira tadi. Entah apa yang mereka bicarakan.
Setelah kejadian itu, Mira pun tidak pernah lagi bertemu dengan pria yang sudah menolongnya. Hingga suatu hari, Mira tidak mengenalnya lagi dan mengingat nya lagi. Tapi, pada suatu hari, ada seorang pria melamar Mira. Kalian tau siapa yang melamar? Ya, itu pria yang sudah menolong Mira saat ingin pulang, tapi mengapa Mira tidak mengingat, dan entah mengapa Mira menerima lamarannya, walaupun Mira masih kuliah. Dan, Mira pun menikah dengan pria ini. Tapi, ketika pria ini ingin mengucap "Kobul, sayang, ibu rumah tangga yang cerewet itu membuyarkan hayalanku," alias "Ibu ku sendiri," berteriak ke kamar Mira, hingga rasanya kepalanya ini hampir pecah rasanya. Karena ibu Mira pula, hayalan Mira punah, entah kemana.
"Miraaaa, kamu ini bukannya mandi, malah di atas kasur tiduran? Mandi sana, badan sudah sangat bau dari luar, ibu sudah kebauan karena kamu belum mandi!" omelnya ibu Mira.
"Cak elah, ibu ini lebay banget, sih! Mana udah mau nikah, eh, malah hancur karena ibu!" kesalnya Mira.
"Apanya yang menikah? Kamu dari pagi cuma di kasur, makanya jangan kebanyakan halu! Mandi sana, biar otakmu ngak cuma diisi dengan halu! Heran, anak orang lain pada keluar jalan-jalan, biar ngak bosan. Lah, kamu tiduran aja di kasur, untung pintar, kalau ngak, mana mau ibu lihat anak gadis yang belum mandi, padahal sudah jam sepuluh, han?"
"Udah deh, bu, ini Mira mau mandi. Pergi sana, pusing ini, dengerin ibu ngoceh!" usirnya Mira.
"Heh, malah ngusir ni anak! Sudah mandi sana, jangan ngehalu lagi, awas kalau masih ngehalu!"
"Iya, ibu, iya, sana pergi, aku mau mandi!" Mira pun mendorong ibunya keluar dari kamar dan langsung menutup pintunya dengan keras, hingga ibunya mengoceh lagi.
"Miraaaa, awas ya kamu kalau keluar! Ibu jewer itu kuping biar panjang!"
"Biarin, nanti Mira diem-diem keluar, biar ibu ngak tau, wleee!"
"Awas kamu, ya, Mira!" Ibu Mira pun turun dan melanjutkan aktivitasnya, sementara Mira mengikuti kata ibunya tadi, yaitu mandi-mandi cantik.
Hhehe, ada-ada aja deh, gua mandi cantik, padahal mah mandi nya asal-asalan aja. Kalian jangan salah paham, ya, entar kalian bilang gua mandinya ngak bersih. Bersilah, gua mandi mah tenang aja, selain itu gua itu ingin menghemat air, ya, ngak iyalah, hhehehe!
HAY SEMUA, GIMANA NI CERITANYA? KALAU SEMISALNYA ADA TYPO, BILANG AJA YA DI KOLOM KOMENTAR, DAN JANGAN LUPA LIKE! NANTI KALAU ADA YANG LIKE, PASTI SENENG DEH, DAN AKUNYA SEMANGAT MAU BUAT CERITA! BAGI YANG UDAH LIKE, MAKASI! BAGI YANG BELOM, NGA PAPA KOK?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Kita_Yama
Penempatan tanda bacanya masih kacau. Huruf kapitalnya juga masih ga bener. Moga aja di bab selanjutnya lebih bagus
2023-04-24
0