Bab 14

Mata yang masih mengantuk dan tubuh yang sangat terasa lelah, Mysha rasakan pagi itu.

Setelah membersihkan badannya dia pun merebahkan tubuhnya di atas empuknya kasur, dia akan melanjutkan tidurnya yang tadi tertunda.

Mysha teringat lagi kejadian dihalte tadi, ada rasa malu yang menggebu saat dirinya tertidur disana dan yang lebih parahnya Rafka lah yang menemukannya.

"BissSsss###*a bisanya aku tertidur " Rutuknya pada diri sendiri, dan akhirnya malah tertawa sendiri.

Dia juga teringat, akan Syera yang tadi merengek ingin ikut dengannya, Mysha pun sempat menawarkan dirinya untuk membawa Syera bermain, namun Rafka tak mengijinkan itu.

"*Pa, boleh ya Syera sama Tante Mysha aja"

"Enggak sayang, kamu ikut sama Papa aja, Papa gak akan lama kok"

"Tapi Pa, Syera mau sama Tante Mysha aja"

"Syera, jangan ngebantah perintah Papa ya !"

"Emmm, Maaf kak apa sebaiknya Syera sama aku aja, kasihan kan kalau dia harus menunggu disana, pasti jenuh juga"

"Jangan repot repot Mysha, aku udah telepon pengasuhnya, dan dia akan membawa Syera nanti"

"Ya sudah aku pamit ya, sudah ditunggu*"

Mysha teringat raut wajah Syera yang sedih dan sendu saat itu, tapi dia gak bisa berbuat apa apa lagi, Mysha memang orang asing bagi Rafka.

Mysha menghembuskan nafasnya " Hah" dia pun kembali mengingat akan perasaannya dulu.

Perasaan yang belum tersampaikan, karena dia keburu tau kalau Rafka akan segera menikah,

Dan mereka bertemu kembali tanpa sengaja, dengan Rafka yang sudah punya anak bernama Syera.

"Siapa ya jodohku kelak ?" lirihnya lagi, sambil menerawang menatap langit langit kamarnya, hingga matanya semakin berat dan terpejamlah dengan sendirinya.

***

"Raf, kamu harus lakukan itu, demi nyawanya Arka, lihat dia sedang berjuang, dan aku yakin hanya kamu yang bisa selamatkan dia !".

"Gak bisa, aku gak bisa melakukannya, tolong jangan paksa aku, Rumah sakit ini punya banyak dokter bedah, kenapa harus aku ?"

"Raf, Arka teman kita, kita selamatkan dia"

"Gak bisa, aku bilang gak bisa, ya gak bisa !!"

Di satu sisi terjadi perdebatan antara Rafka dan Rendi. Rendi pikir Rafka datang kembali ke Rumah sakit, untuk melakukan tindakan pada Arka- teman mereka.

Dokter bedah yang harusnya jaga pagi itu, belum sampai disana. Karena Rafka adalah seorang dokter bedah, mau tak mau Rendi harus membiarkan Rafka melakukannya.

Tapi Rafka tak mau, dan alhasil mereka malah berdebat.

Keadaan disana sudah sangat genting, Arka mendapati kecelakaan tunggal, dia kehabisan darah dan perlunya adanya tindakan operasi, Karena terjadi benturan pada kepalanya.

Rendi yang merasa putus asa merayu Rafka, dia pun berteriak frustasi.Tentu dia pun tau, kalau Rafka tak akan pernah bisa memasuki ruang Operasi lagi.

Beruntung dokter bedah lain datang dan Arka bisa ditangani dengan cepat dan tepat. Rendi masih mendiami Rafka, dan Rafka pun ikut terdiam, dia lalu ingat akan Syera.

Tapi ternyata pengasuh Syera udah ada disana, namun Syera tak mau pulang, dia bersikeras menunggu Rafka.

"Sayang," Rafka pun memilih untuk menemui Syera lagi.

Karena memang waktu operasi belum selesai.

"Papa" lirih Syera masuk dalam pelukannya Rafka.

"Tunggu sebentar lagi ya, udah gitu ayo kita jadi ke taman bermain" Rafka akan menuntaskan akan janjinya pada Syera, maka setelah dari sini dia akan mengajak Syera.

Syera mengangguk "Papa, Syera boleh minta sesuatu gak sama Papa"

Raut wajah yang imut Syera tunjukan pada Rafka.

"Boleh, Syera mau minta apa ?" Rafka membelai rambut Syera lembut.

"Syera mau punya Ibu"

Eh !

***

"Kenapa gak kamu turutin aja sih apa maunya Syera, jangan keras kepala terus, Raf. Udah cukup kamu yang tak mau melakukan operasi lagi"

Setelah Arka dinyatakan statusnya stabil, Rendi dan Rafka memilih mencari tempat makan, karena perut mereka sudah sama sama lapar.

Syera pun ikut dan ditemani pengasuh yang tadi menemani Syera.

Permintaan Syera tadi, sempat membuatnya kaget luar biasa. Selama lima tahun ini, inilah permintaan Syera yang tiba tiba.

Terlebih saat dia meminta kalau Mysha yang jadi Ibunya. Jelas Rafka sangat kaget, ada apa anak itu, kenapa tiba tiba sekali sih.

"Mysha cantik, dia juga baik, dan kalian sudah saling kenal sebelumnya" Lanjuta Rendi mengingatkan akan mereka yang sudah saling kenal.

"Apaan sih Ren, jangan ikut ikutan kaya Syera deh ! aku kan udah bilang, aku gak akan menikah lagi"

Rafka menjaga prinsip yang dia buat sendiri, kalau dia gak akan menikah lagi.

Terdengar Rendi yang menghela nafas kasar "Emang kepala batu sih!" sungutnya lagi. Namun Rendi tak acuh.

Setelah beberapa waktu kemudian dan Rafka juga Rendi juga mengetahui kabar Arka, mereka lanjut pulang.

Rafka akan segera mengajak Syera ke taman bermain yang sudah dia janjikan itu, namun tiba tiba Syera jadi gak mau.

"Syera maunya pergi sama Tante Mysha, mau main bareng Tante Mysha lagi ! Dan mau Tante Mysha jadi Ibunya Syera !"

Permintaan itu Syera ungkapkan lagi selama di dalam mobil.

"Syera gak boleh begitu, Papa gak ngajarin Syer gitu ya. Tante Mysha itu gak bisa main bareng kamu, dia punya kesibukannya sendiri. Dan Syera juga gak bisa memintanya untuk jadi Ibunya Syera"

"Tapi Syera mau punya Ibu, Syera mau punya Ibu kaya teman teman Syera" rengek Syera yang masih mau punya Ibu.

"Syera, jangan begitu sayang, udah ada Papa udah cukup,ok !"

Rafka gak tau lagi harus menjawab apa, permintaan Syera bukan permintaan yang harus dia turuti begitu saja. Menikah adalah suatu hal yang sakral, yang akan seumur hidup bersama.

Sedangkan dirinya masih terbelenggu akan masa lalu, dan nama Sela masih membekas dalam hatinya.

Baginya dia akan menjadi yang terbaik untuk Syera, akan menjaga Syera sebisa dia.

Syera masih merengek rengek, Rafka masih mencoba untuk sabar menghadapi ini. Toh nanti juga pasti akan kembali membaik, pikirnya.

Tapi ternyata tidak, Syera makin merengek tak terkendali, dia sekaan seperti meminta dibelikan Es krim. Padahal itu lebih dari sekedar es krim.

Rafka memijit pelipisnya, rasa pusing segera menguar dalam kepalanya, tangisan Syera hari ini sukar untuk dihentikan.

"Syera..." panggilnya pelan.

"Syera mau Ibu Pa, Syera mau Ibu, Papa harus kabulin itu" rengeknya lagi.

"Pa, Syera pengen punya Ibu"

Rafka masih terdiam dan terus fokus mengendarai kendaraannya, mencoba membiarkan Syera menangis saja.

"Papa Syera mau Ibu" pintanya lagi.

"Papa..."

"Papa..."

"Papa.."

"Syera !!!!" Tanpa sadar Rafka membentak Syera, bersamaan dengan itu, mobil berhenti karena sudah sampai tempat tinggal mereka.

Syera terperanjat kaget, tangisnya tiba tiba terdiam, hanya sesegukan yang tertinggal.

"Papa jahat,, Syera benci Papa,," Syera membuka pintu mobil dan segera berlari keluar, lalu masuk ke dalam apartement tempat mereka tinggal.

Rafka meremas rambutnya, lalu dia ikut turun.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

sabar Rafka....Syera rindu kasih sayang ibu

2024-02-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!