"Raf,,raf" panggil Rendi pada Rafka
"Apaan ?" dengan sedikit nada yang ketus Rafka menjawab
"Ketus amat lu,susah dapat jodoh loh" cerocos Rendi.
"Udah ada di depan mata " jawabnya,dia tak mau berkepanjangan menjawab cerocosan Rendi.
"Dia ya yang ada di depan mata" Rendi melirikan matanya ke arah dua wanita yang sedang duduk.
Rafka pun mengalihkan atensinya pada apa yang Rendi tunjuk.
Terlihat dua mahasiswi juniornya yang salah satunya dia kenal.
"Memandangmu..." Rendi menanyikan salah satu lagu dangdut."Gebet aja tuh cewek,cantik gitu kok" ujarnya kemudian.
Rafka hanya melirikan matanya sinis pada Rendi,tak habis pikir akan kelakuan temannya itu.
Dan dia berjalan saja tak menghiraukan Rendi.
"Kantin yuk ah,lapar gue" Rendi berlari kecil mensejajarkan langkahnya dengan Rafka,karena dia sedikit tertinggal.
"Bukannya tadi udah makan ?" Rafka mengingatkan Rendi kalau beberapa jam lalu dia sudah makan.
"Beda itu sarapan,sekarang makan siang" ujar Rendi.
Apaan jarak cuma 1 jam juga.Batinnya Rafka.
Rafka pun tak bisa apa,dia pun mengikuti kemauan temannya saja.
Rafka Arshad Fattan
Seorang anak yatim piatu yang tinggal disebuah panti asuhan sejak dia berusia 5 tahun.
Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan hebat beberapa tahun silam,bukan hanya kedua orang tuanya namun juga kakaknya ikut dalam kecelakaan itu.
Saat itu dia baru berusia 5 tahun,kedua orang tuanya tak mengajak dia pergi,saat itu mereka akan mengantar kakaknya yang berusia 12 tahun untuk mengikuti salah satu acara disekolahnya,Rafka mereka titipkan pada pengasuhnya.
Tapi ditengah perjalanan,kecelakaan itu terjadi dan merenggut nyawa ketiganya.Rafka dititipkan dipanti asuhan,tidak ada sanak saudara yang mau merawatnya.
Rafka tumbuh menjadi anak yang kuat,dia akan memujudkan impian ayahnya,yang pernah mengatakan kalau Rafka harus menjadi dokter.
Dia pun belajar habis habisan,yang dia lakukan selama ini hanya belajar saja,hingga bisa masuk salah satu universitas yang ada di kotanya itu.
......................
Keduanya sampai di salah satu kantin yang ada di kampusnya.
"Rafka.." Rendi menepuk nepuk pundak Rafka,dan Rafka melirik pada Rendi.
Tanpa kata Rafka hanya menaikan kedua alisnya,tanda dia bertanya 'Apaan ?' dan mereka sudah berada di kantin kampus.
"Mysha tuh disono,ternyata mereka kesini juga" Rendi menunjuk kearah Mysha.
Rafka melihat ke arah yang Rendi tunjuk,terlihat Mysha dan temannya akan duduk disalah satu kursi yang ada di dalam kantin.
"Ya terus....." Rafka menjawab agak sinis.
"Terus,terus Lo kira lagi parkir apa " Rendi melangkah lebih dulu dan sampai dimejanya Mysha dan Lala.
"Eh..eh ada Mysha disini" Rendi pura pura menyapa Mysha dan Lala,tapi namun dia juga malah ikut duduk disana.
Rafka yang sedikit agak kesalpun terpaksa menurut apa yang Rendi lakukan.
Alhasil mereka jadi duduk disana,dan dengan segala leluconnya Rendi utarakan disana,membuat Mysha dan Lala tertawa.
"Kak Rendi,kak Rafka kami permisi duluan ya,mau ada kelas" Mysha sudah tak tahan lagi untuk ada disana.
Setelah makanan dirasa habis,dia pun mencari alasan untuk pergi dari sana.Lala yang merasa kalau hari ini sudah tidak ada kelas sedikit melongo dan terlihat sedang berpikir,namun secepat kilat Mysha menarik tangan Lala.
Sebelum Lala mengacaukannya lagi,mereka pun beranjak pergi setelah berpamitan pada kakak tingkatnya.
"Rafka,lu gak demen sama tuh cewek ?" pertanyaan Rendi membuat tangan yang sedang memasukan makanan pada mulutnya berhenti.
"Sikat aja sama lu" namun dia kembali cuek dan melanjutkan memakan makanan dia.
"Ah lu,gak ada salahnya punya dua cewek Napa"
plak
Rendi kaget saat tangan Rafka menepuk mulutnya.
"Punya mulutnya dijaga baik baik,gua laporin Dinda kelakuan lu kaya gini" ancam Rafka pada Rendi.
Rendi langsung menyengir "Hahaha,jangan jangan,ampun bos" kalau sudah tersebut nama Dinda,membuatnya menjadi ketakutan.
Keduanya melanjutkan makan mereka.
......................
"Perasaan kelas hari ini sudah selesai, bukannya kita langsung pulang ya !"
Lala masih bingung akan pernyataan Mysha sebelumnya.
"Itu alibi Lala,udah ah yuk jalan aja,lama lama disana membuat aku punya sakit jantung tau gak sih" Ya itu hanya alibi Mysha untuk pergi dari sana,terutama menjauh dari Rey.
Rafka nama laki laki yang dia sukai itu,baginya Rafka adalah penyelamatnya,dia mengagumi Rafka dan tentu menyukainya juga.
Dia selalu mengikuti Rafka dari belakang secara diam diam,memperhatikannya dikejauhan,melihat senyum Rafka saja sudah membuatnya bahagia.
"Mysha..." Mysha merasa terpanggil oleh seseorang dan dia celingukkan menjadi sumber suara itu.
"Hei,Mysha mau pulang nih ?" seorang laki laki menyapanya Mysha dan Lala tau siapa itu.
"Ck,keliatannya ini mau kemana" Itu Lala yang menjawab dengan ketus.
"Gua kaga nanya lu ya,yang gua tanya itu Mysha" jawab lelaki itu.
"Iya aku mau pulang" Mysha menjawab nya dengan biasa.walaupun tak suka pada lelaki ini,namun dia berusaha untuk tetap sopan.
"Bareng aku aja yuk" tangan Mysha ditarik agak sedikit paksa.
"Jangan tarik tarik tangan orang bisa gak sih!" Lala menghempaskan tangan lelaki itu dari Mysha.
Lelaki itu agak emosi,namun Mysha mencoba menahannya.
"Aku mau bareng Lala aja Za" Jawab Mysha berusaha tetap lembut.
"Udah dari pada pake angkutan umum,mending sama aku aja,gratis dan sampe depan kosan kamu" lelaki itu tak pantang menyerah,dia masih terus berusaha mengajak Mysha.
"Heh,Mysha kan bilang dia mau pulang bareng aku,jangan suka maksa deh Za"
Lagi lagi Lala menahan lelaki itu.
"Bisa gak sih lu gak usah ikut ikutan,serah gua mau gimana juga,gua lagi ajak dia bukan lu" Eza mencoba kasar pada Lala,namun Mysha menahannya lagi
"Za,jangan gini,aku gak bisa bareng sama kamu,aku ada perlu sama Lala" Mysha mulai sedikit kesal.
"Kamu tau kan cantik,kalau aku sudah minta kamu untuk bareng aku,kamu harus mau,hmm" lembut,tapi itu sebuah ancaman untuk Mysha.
Di tariklah tangannya Mysha,Lala mencoba mencegah itu,namun Eza malah mendorong Lala sampai ia terjatuh.
"Za,kamu gak bisa kaya gini" Mysha juga mencoba memberontak,namun Eza tak perduli kan itu,dia masih terus menarik tangan Mysha.
Seberapa mencobanya Mysha menolak,semakin Eza menariknya secara paksa dan itu menyakiti Mysha.
Tapi seseorang datang dan bisa membuat tangannya Mysha lepas dari dia.
"Kalau cewek gak mau diajak bareng,jangan jadi pemaksa,bisa ?" Suara itu membuat Mysha terkesiap,matanya menatap nanar pada lelaki itu,yang tak lain adalah Rafka.
"Lu gak usah ikut campur urusan gue,ini gue dan dia" sarkas Eza pada Rey.
"Ini tentu jadi tanggung jawab gue juga" jawab Rafka penuh tekanan.
Tanggung jawab ?Mata Mysha tak bisa bohong dia terkejut tentunya mendengar itu,hatinya berbunga bunga pastinya.
"Gak bisa Mysha milik gue,minggir gue ! bilang gak usah ikut campur !!" Eza mendorong bahu Rafka sampai sedikit ada pergerakan pada tubuhnya.
"Lepaskan,dia sudah kesakitan" Rafka tak mau kalah dia menarik tangan Mysha,hingga kini dia berada dibelakangnya Rafka.
Eza hendak melayangkan pukulan pada Rafka,karena tak suka dengan yang Rafka lakukan.Namun sebelum itu terjadi,satpam penjaga datang dan mencegah itu.
Hingga membubarkan mereka,Eza pun tak bisa berkutik lagi,dia pun pergi menjauh.
"Sha,kamu gak papa kan ?" Lala yang khawatir menghampiri Mysha dan melihat pergelangan Mysha yang sedikit memerah.
"Aku gak papa La,justru kamu yang gak papa ?" Mysha mengkhawatirkan balik Lala yang tadi terjatuh,saat membela dirinya.
"Gak papa Sha,lihat tangan kamu merah gini" Lala terus mengamati tangan Mysha,namun Mysha sedikit menjauhkan tangannya itu.
"Kalian gak papa ?" tanya Rafka pada Mysha dan Lala.
"Gak papa kok Kak,cuma ini tangannya Mysha merah kek gini,cengkraman Eza tadi kayanya terlalu keras deh" Lala memperlihatkan tangannya Mysha yang merah itu.
"Gak papa kok kak,ini gak sakit" Mysha menarik tangan itu pelan " Kami pamit pulang dulu ya,terima kasih atas bantuannya tadi Kak" Mysha pun memilih pergi dari sana,tapi meski begitu dia sangat berterima kasih pada Rafka dan Rendi.
Mysha menarik tangan Lala setelah dia pamit lagi pada Rafka dan Rendi.Lala nampak tak setuju,namun dia tak bisa apa kala tangannya terus ditarik Mysha.
"Sha,tunggu" Rafka mengerjar keduanya dan menahan Mysha juga Lala "Aku antar kalian pulang" ujarnya kemudian.
Mysha mengerjapkan matanya "Eh,gak usah Kak" tolaknya ajakan itu.
"Aku gak yakin kalau Eza sudah akan menyerah" mata Rafka melirik dimana adanya Eza dan teman temannya sedang menatap mereka.
Mysha pun mengalihkan atensinya pada lirikan Rafka,dan benar saja Eza sedang menatapnya geram.
"Benar apa kata Rafka,sebaiknya kalian ikut Rafka saja" tambah Rendi.
Mysha pun tak bisa apa,dia lebih takut kalau harus dipaksa Eza,meskipun bersama Rafka juga tidak baik baik saja,terutama akan jantungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
ouh... jejaka pilihan hati Mysha adalah Rafka
2024-02-21
0