Bab 1

Beberapa tahun sebelumnya

"Mysha..Mysha..Mysha.. " teriak seorang mahasiswi pada temannya.

"Apa sih La" Mysha yang dipanggil panggil sedikit memberengut kesal,karena sedikitnya dia merasa kaget akan teriakan temannya itu.

"Lihat Sha,lihat kesana" temannya itu menunjuk pada sosok seorang lelaki yang sedang berjalan memasuki area kampus.

Mysha pun mengalihkan atensinya pada apa yang temannya itu tunjuk,matanya tak berkedip,mulutnya sedikit mengangga saat menatap lelaki itu.

Tapi tak lama dia kembali mengalihkan matanya pada buku yang sedang dia baca sebelumnya.

"Apa sih iihh" dia pura pura cuek,padahal hatinya sudah berdebar tak karuan,matanya ingin selalu melihat lelaki itu.

"Aisshhh,pura pura aja kamu" temannya menyenggol bahu Mysha.

"Udah ah kamu ganggu waktuku aja" Mysha kembali menggerutu pada temannya itu.

"Sha,satu Minggu loh dia gak ada,masa kamu gak kangen dia sih,lihat tuh dia makin ganteng aja tau gak sih" temannya Mysha teriak teriak kegirangan,sambil menggoyang goyangkan badan Mysha.

Mysha merasa risih,tapi dalam hatinya,dia ingin melihat itu,dia ingin melihat lelaki itu,lelaki yang dia idam idamkan.

"Udah deh La,jangan heboh kek gitu,kaya liat artis aja" namun dia kembali cuek tak menanggapi Lala temannya itu.

"Iisshhh,kamu kenapa sih Sha,bukannya kamu rindu dia kan,jangan bohong kamu,aku tau betapa inginnya kamu melihat dia" Lala tau apa yang Mysha rasakan.

Mysha terdiam,benar dia merindukan lelaki itu,lelaki yang sudah mengisi hatinya sejak dia masuk ke kampus itu.

"Hei rambut kuncir dua,sini kamu"

"iya Kak"

"cepat kenapa sih,jalan kaya keong aja"

"Maaf kak"

"Eh,dasar bodoh" kepalanya sedikit disenggol oleh kakak tingkatnya "Saya kan sudah bilang,pakai atribut lengkap,mau kuliah apa mau ke sawah"

semua orang tertawa menertawainya,merasa dia begitu lucu.

"Maaf kak,tadi sudah saya pakai,tapi diambil orang" sesalnya.

"Alah,alasan aja kamu,kamu harus saya hukum "

kakak tingkatnya menghukum Mysha,dia disuruh berlari keliling lapangan universitasnya sebanyak 50x,jelas itu membuatnya kelelahan.

"Udah kamu berhenti"

Seorang kakak tingkat lelaki menghampirinya dari depan dan menyuruhnya untuk berhenti berlari.

"Saya belum selesai Kak" dengan nafas yang ngos-ngosan dia mengatakan itu.

"*Udah,saya bilang berhenti, hukumannya sudah selesai" Kakak tingkatnya menyuruh dia untuk berhenti lagi.

Mysha pun berhenti dan lalu dia ambruk ke tanah,kakak tingkat itu menolongnya dan membawa Mysha duduk disebuah bangku yang ada disana.

"Nih" dia memberikan botol minum pada Mysha dan memberikan sapu tangannya pada Mysha.

Mysha mengambil itu

"Heh,siapa suruh kamu berhenti bodoh" kakak tingkat sebelumnya datang dan kembali meneriaki Mysha.

"Sudah cukup,kamu gak perlu menghukum dia sekeras itu" dia yang menolong Mysha mencoba memberontak apa yang di lakukan temannya.

"Kamu gak usah ikut campur,ini bukan wewenang kamu" dia menyerongkan bahu lelaki itu.

"Itu bukan hukuman,tapi itu penyiksaan" Jelas lelaki yang membela Mysha.

Dan pada akhirnya mereka berdua debat,tapi dimenangkan lelaki itu.

"Makasih kak" Mysha berutang Budi pada lelaki itu yang sudah menolongnya.

"Tak perlu dipikirkan,bawa tas kamu,aku antar kamu sampai rumah*"

Itu saat pertama kalinya dia bertemu dan kenal lelaki itu,dia merasa hutang Budi padanya, karena sudah menyelamatkan dan semenjak itu pula rasa itu mulai ada,lelaki itu selalu menyapanya,hingga sampai sekarang sudah satu tahun berlalu.

"woiii melamun saja" tegur Lala pada Mysha.

"La,udah deh jangan bahas dia lagi,ayo ke kantin aja yuk" Mysha mengalihkan Lala supaya dia tak terus membahas

lelaki itu.

"Ah, kamu gak asyik Sha.Ya udah yuk, aku juga udah lapar kok"

Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju kantin kampus, yang tak jauh dari sana.

......................

Di kantin bukannya aman,tapi malah membuatnya tambah kelimpungan, karena ternyata lelaki itu masuk juga ke area kantin bersama temannya.

Hatinya kembali berdebar debar, jantungnya berdetak cepat,keringat kecil bermunculan disebagian dahinya,tangannya ikut termor jua.

"Eh..eh ada Mysha disini" seru lelaki yang Mysha tau senior di kampusnya itu.

Mysha hanya tersenyum kecil,karena sungguh dia sangat gugup.

"Myshanya lagi malu malu tuh kak" Lala menyenggol bahu Mysha dan tertawa jail pada Mysha.

"Malu sama siapa ?sama dia" tunjuknya pada temannya yang bisa dibilang lelaki yang Mysha sukai.

"Iya tuh Kak,Pengen nyapa tapi malu,hahaha" Lala selalu begitu,sudah tau Mysha sedang gugup

"La" Mysha melototkan matanya pada Lala,tak suka Lala seperti itu.

"Boleh ikut duduk disini kan ?" ujar salah satu lelaki itu.

"Bro,ayo duduk,kita makan aja disini" ajak lelaki itu pada temannya.

Temannya itu berdecak kecil,dia pun duduk disana dan tepatnya di depan Mysha.

Mysha semakin tak karuan ,yang bisa dia lakukan hanya menunduk saja.

"Sha,itu udah tepat banget ada di depan kamu,loh" Lala berbisik bisik ditelinga Mysha.

"Apaan sih la" Dia tak suka situasi ini.

Argghhh rasanya dia ingin kabur saja dari sana,jantungnya benar benar tak bisa di ajak untuk bekerja sama.

Dia gugup seluruh tubuhnya bergetar, keringat dingin pun hampir membanjiri keningnya.

Piuh !! situasi macam ini

"Kalian pesan apa nih ?" tanya Rendi salah satu senior diantara laki laki itu.

Lala menjelaskan apa yang akan mereka pesan dan mereka menunggu pesanan mereka sampai pesanan itu datang.

"Gak ganggukan nih ya kita gabung disini ?" Rendi mencoba bertanya pada Mysha dan Lala.

"Hehehe,gak papa kok kak,nyantai aja aku mah,tapi sih yang disebelah aku nih yang gak nyantai,dari tadi gelisah" Lala cekikian saat menjawab itu.

Mysha memelototkan lagi matanya,dia tau siapa yang Lala bicarakan dan Lala hanya menyengir saja.

Rendi ikut tertawa.

"Sikat tuh bro" Rendi menyenggol bahu temannya dan mengisyaratkan untuk mendekati Mysha.

"Makan aja makan,gak usah rese" lelaki itu menjawab ketus.

Lalu tanpa sadar Mysha dan lelaki itu saling menatap,dan lelaki itu tersenyum kecil pada Mysha,dan Mysha langsung menundukan pandangannya lagi.

"Lanjut makan aja Sha,gak usah hiraukan cunguk ini" ujarnya pada Mysha dan Mysha hanya mengangguk saja.

Mereka berempat menyantap makanan Mereka,meski ada saja candaan yang Rendi utarakan,sampai mereka tertawa bersama.

Hari itu Mysha bahagia bisa makan bareng dengan lelaki itu,meski tidak berdua karena adanya Lala dan Rendi.

Dan semenjak itu pula Mysha merasa semakin berharap pada lelaki, karena disaat dia sedang kesusahan, lelaki utu selalu ada untuknya, dan ada saja perhatian kecil yang diberikannya.

Salahkah kalau Mysha semakin mengharapkan lebih pada lelaki itu ?bahkan dia semakin ingin memilikinya.

......................

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

siapa kah lelaki bertuah tu

2024-02-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!