Aku Bukan Istri Bayaran
“Pokoknya Reza nggak mau Pi,” ucap Reza dengan nada marah.
“Memangnya apa kurangnya Nayla?” tanya pak Mahendra heran.
“Nayla bukan tipe Reza, Pi. Nayla itu kampungan. Pendidikannya juga hanya tamat SMA.”
“Jadi tipe kamu seperti yang kamu ajak kemari saat itu, yang pakaiannya kekurangan kain?”
“Tapi Reza mencintainya Pi.”
Sebulan yang lalu sengaja Reza membawa Vera ke rumahnya untuk dikenalkan dengan kedua orang tuanya, tapi melihat penampilan Vera yang memakai pakaian tidak sopan membuat pak Mahendra tidak simpati. Sementara bu Minar sangat menyukai Vera karena Vera dari kalangan keluarga berada dan terpandang. Penampilannya juga sangat glamor.
“Jadi maksud kamu, karena kamu sudah sarjana istri kamu juga harus sarjana, gitu kan?”
Reza hanya diam saja tidak menjawab ucapan papinya. Dia sudah paham betul kalau papinya sudah marah maka tidak satu orang pun yang berani melawannya termasuk maminya sendiri.
“Pi, kita nggak bisa maksa kehendak kita. Yang akan menjalani rumah tangga Reza sendiri jadi biar saja Reza yang menentukan pendamping hidupnya,” jelas bu Minar.
“Mami tak usah ikut bicara. Sekarang Mami ingat pengorbanan ayah Nayla untuk papi. Dia rela berkorban nyawa untuk menyelamatkan nyawa papi tanpa memikirkan keselamatan untuk dirinya.”
Dua puluh tahun yang lalu saat terjadi kebakaran di perusahaan orang tua pak Mahendra, pak Mahendra saat itu terperangkap dalam sebuah ruang sementara api sudah merembet kemana-mana. Pak Mahendra yang sudah banyak menghirup asap akhirnya pingsan di tempat. Semua orang yang berada disitu tidak berani menyelamatkannya karena takut menanggung resiko yang sangat berat. Hingga akhirnya pak Gunawan ayahnya Nayla dengan sangat berani menembus api yang sudah menjalar kemana-mana masuk ke ruang itu dan mengangkat tubuh pak Mahendra.
Saat akan sampai di pintu keluar tiba-tiba dia terhantam kayu yang cukup besar yang jatuh dari asbes. Seketika tubuh pak Gunawan terbakar api sedangkan tubuh pak Mahendra terpental keluar. Akhirnya pak Mahendra selamat sedangkan pak Gunawan meninggal di tempat.
Kalau mengingat kejadian itu hati pak Mahendra sangat sedih. Sejak saat itu dia sudah berencana menjodohkan putranya dengan putri pak Gunawan.
“Papi mau menjodohkan kamu dengan Nayla karena Nayla anaknya baik, sopan dan alim. Lihat saja dari cara berpenampilan. Pakaiannya selalu panjang tidak mengumbar aurat. Papi juga ingin membalas utang budi papi pada ayahnya yang telah meninggal dunia.”
Pak Mahendra sangat menyukai Nayla karena sifatnya yang baik dan sopan. Kalau ketemu pak Mahendra, Nayla selalu menyalam tangan pak Mahendra dan dari ucapannya terlihat Nayla sangat sopan dan ramah. Beda dengan Vera yang penampilannya seperti anak yang tidak punya sopan santun. Pakaiannya selalu ketat dan pendek sehingga lekuk tubuh dan pahanya kelihatan. Dalam berbicara Vera juga kelihatan sangat tidak sopan. Tertawa terbahak-bahak di depan pak Mahendra. Kecantikannya juga karena banyak polesan sedangkan Nayla kecantikannya sangat alami.
“Tapi semua itu kan sudah kita bayar dengan mengeluarkan uang setiap bulannya untuk biaya hidup istri dan anaknya. Jadi ngapain lagi Papi pusing mikirkannya.”
“Mami...! Pengorbanan nyawa tidak bisa diukur dengan uang saja,” bentak pak Mahendra yang sudah tersulut emosi.
“Papi juga harus menyesuaikan dengan Reza donk. Reza S-2 dari luar negeri sementara Nayla hanya lulusan SMA,” ucap bu Minar.
“Kalau masalah pendidikan kan bisa setelah menikah nanti. Setelah menikah kalau Nayla mau kuliah ya silahkan biar menyamakan dengan suaminya.”
“Gimana sudah menikah kuliah lagi, pasti repotlah Pi, apalagi kalau sudah punya anak.”
“Kalau masalah anak serahkan pada Mami, Mami yang nanti menjaganya. Yang pentinng Reza menikah dengan Nayla.”
“Tapi Pi?” ucap Reza.
“Sekarang papi serahkan pada kamu karena kamu yang akan menjalaninya. Tapi perlu kamu ingat, kalau kamu tidak mendengarkan omongan papi... jangan salahkan kalau kamu tidak akan mendapatkan harta warisan papi. Semua fasilitas yang kamu miliki akan papi tarik kembali,” ucap pak Mahendra langsung masuk ke kamarnya.
“Mi.... gimana ini, Reza nggak mau menikah dengan Nayla,” ucap Reza mendekati maminya manja.
“Sekarang kamu turuti aja dulu perkataan papi kamu. Jangan sekali-kali kamu membantah ucapan papi kamu. Pelan-pelan nanti mami bujuk papi kamu. Kamu mengerti kan?”
Reza hanya menganggukkan kepalanya. Wajahnya cemberut memikirkan permintaan papinya barusan.
‘Gimana aku bisa menikah dengan Nayla sementara Nayla wanita udik tidak bergaya. Sedangkan Vera wanita yang penuh gairah dengan baju yang selalu seksi dan dandananya sangat modis seperti kalangan artis. Aku tidak akan malu kalau mengajak Vera kumpul dengan temanku. Kalau Nayla tidak bergaya dan sangat sederhana. Aku pun malu kalau mengajak Nayla kumpul dengan teman-temanku,’ batin Reza kesal.
***
Bu Minar yang melihat suaminya sejak tadi sibuk saja di meja kerjanya langsung mendekatinya.
“Pi, apa nggak bisa keputusan Papi diubah?”
“Memangnya kenapa Mi?” tanya Pak Mahendra.
“Coba Papi pikir-pikir sekali lagi. Ini menyangkut masa depan anak kita, jangan sampai nantinya Reza menyesal dengan perjodohan ini,” jelas bu Minar.
“Karena menyangkut masa depan anak kita makanya papi membuat keputusan ini. Pokoknya keputusan papi sudah bulat. Apa pun ceritanya, Reza harus menikah dengan Kayla kalau Reza masih mau menikmati harta warisan papi. Papi susah payah untuk merintis usaha ini sehingga sekarang menjadi seperti ini, semua ini untuk siapa Mi, semua ini semata-mata untuk anak kita. Makanya papi ingin memberikan istri yang terbaik buat Reza.”
“Tapi kan tidak harus Nayla, Pi.”
“Jadi maksud Mami siapa, si Vera yang kecentilan itu!”
“Bukan seperti itu loh Pi. Mami tidak melarang Papi mencarikan jodoh untuk Reza, tapi kan tidak harus Nayla. Kan masih banyak wanita di luar sana yang bisa menjadi istri Reza.”
“Papi sengaja menjodohkan Reza dengan Nayla karena Papi merasa berhutang budi karena kesuksesan yang papi raih saat ini, semua berkat pengorbanan ayah Nayla. Makanya papi ingin Reza menikahi Nayla. Hanya itu aja permintaan Papi, Mi.”
Melihat suaminya tidak bisa dibujuk akhirnya bu Minar pun pergi meninggalkan pak Mahendra di ruang kerjanya. Bu minar kemudian menjumpai Reza yang sedang berada di kamar.
“Gimana Mi, gimana keputusan papi?” tanya Reza tidak sabar.
“Kamu kan tau papi kamu itu keras kepala. Sampai kapan pun papi kamu tidak pernah merubah yang sudah menjadi keputusannya. Sekarang tinggal bagaimana kamu menyikapinya. Sekarang kamu ikuti saja keinginan papi kamu.”
“Berarti Reza harus menikah donk dengan Nayla.”
Bu Minar hanya menganggukkan kepalanya. Reza pun terdiam dengan perasaannya kecewa dan marah dengan sikap papinya yang selalu memaksakan kehendaknya.
‘Bagaimana pun aku harus bisa menerima keputusan ini karena semua ini hanya untuk sementara saja. Kalau sudah tiba saatnya, aku akan menikahi Vera diam-diam,’ batin Reza tersenyum puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Tetik Saputri
semangat kakak.
2023-06-09
0