Terpaksa

“Assalamualaikum Bu.....” ucap Nayla sembari mencium tangan ibunya.

“Waalaikumsalam.....” Terlihat senyum cerah di wajah bu Neneng.

“Ibu kenapa di luar?” tanya Nayla.

Tidak seperti biasanya bu Neneng duduk di teras rumahnya. Biasanya jam segini saat Nayla pulang kerja bu Neneng pasti sedang menonton TV lihat senetron kegemarannya.

Nayla sendiri bekerja sebagai penjaga toko di toko milik teman bu Neneng sejak dia tamat SMA sampai sekarang dan sudah hampir tujuh tahun. Pekerjaan yang sangat ditekuni Nayla membuatnya betah lama-lama kerja disana. Walau pun gajinya tidak seberapa tapi Nayla sangat senang mengerjakannya.

Sedangkan kegiatan bu Neneng sehari-hari membuat kue basah dan diantar ke warung-warung yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

Sejak Nayla tamat SMA, bu Neneng menolak bantuan dari keluarga pak Mahendra karena dia tidak mau berutang budi terlalu banyak.

“Kamu masuk bersih-bersih dulu, nanti ada yang mau ibu ceritakan sama kamu.”

“Tentang apa Bu?” tanya Nayla penasaran.

“Sudah masuk sana dan mandi dulu,” pinta bu Neneng pada putrinya.

Nayla pun dengan rasa penasaran masuk ke dalam rumah dan mandi. Tidak berselang lama Nayla sudah keluar dari kamarnya dan langsung menghampiri ibunya yang masih duduk di teras depan.

“Bu, sekarang Nayla sudah mandi. Sekarang Ibu ceritalah,” ucap Nayla penasaran dan duduk di samping ibunya.

Terpancar senyum bahagia di wajah bu Neneng.

“Tadi pak Mahendra kemari....” ucap bu Neneng terputus.

“Gimana kabar pak Mahendra, Bu?”

“Pak Mahendra baik-baik saja.”

“Syukurlah kalau seperti itu. Memangnya ada perlu apa pak Mahendra, Bu?”

“Maafkan Ibu sebelumnya ya.....” ucap bu Neneng.

Nayla dengan tekun mendengarkan ucapan ibunya walau pun sudah tidak sabar menunggu kelanjutan cerita ibunya.

“Tujuan pak Mahendra ingin melamar kamu untuk dijadikan menantunya.”

“Apa?” ucap Nayla terkejut.

“Iya Nak, pak Mahendra ingin kamu jadi istrinya Reza.”

“Lalu Ibu jawab apa?”

“Ibu belum ngasih keputusan karena semua ada di tangan kamu Nay.”

Nayla pun terdiam sambil berpikir sesaat antara menerima atau menolaknya. Dia merasa bingung karena tidak mengenal dekat dengan yang namanya Reza. Hanya pernah beberapa kali ketemu saat ada acara di rumah pak Mahendra. Itu pun karena dipaksa pak Mahendra datang ke rumahnya. Sejak ayahnya meninggal dunia, pak Mahendra selalu memberi bantuan uang bulanan untuk keluarganya.

“Ibu nggak maksa kamu Nay, karena kamu yang akan menjalaninya. Semuanya ibu serahkan pada kamu,” ucap bu Neneng sambil mengelus kepala putrinya.

“Menurut Ibu gimana? Nayla juga bingung Bu.”

“Kalau ibu sih setuju aja dengan keinginan pak Mahendra, tapi sekarang tergantung kamu Nay.”

“Tapi Nayla tidak kenal dengan anaknya pak Mahendra, Bu.”

“Kalau masalah itu gampang Nay. Nanti kalau setelah menikah baru kalian saling kenal.”

“Apa mungkin anak pak Mahendra mau sama Nayla sementara Nayla hanya tamatan SMA Bu, atau jangan-jangan ini kemauan pak Mahendra saja Bu.”

“Masalah itu ibu nggak tau, tapi sepertinya pak Mahendra sangat menginginkan kamu menjadi menantunya Nay.”

“Ibu juga bingung dan segan menolak keinginan pak Mahendra, karena selama ini pak Mahendra sudah banyak membantu kita. Tapi semua ini ibu kembalikan sama kamu Nay.”

“Benar Bu, Nayla juga segan kalau menolaknya. Tapi Nayla mash ragu Bu kalau anaknya pak Mahendra memang mau sama Nayla karena anaknya pak Mahendra tamatan dari luar negeri sampai sarjana. Pasti dia sudah punya pacar di sana Bu.”

‘Kalau dia punya pacar, kenapa mau dijodohkan sama aku,’ batin Nayla heran.

“Kalau kamu ragu dan bingung, nanti kamu sholat istigharah minta petunjuk sama Allah.”

Nayla kemudian masuk ke kamarnya. Di dalam kamar Nayla memikirkan ucapan ibunya barusan. Dia merasa bingung dan ragu untuk menerima permintaan pak Mahendra. Nayla yang hanya tamatan SMA merasa minder jika menikah dengan anak pak Mahendra yang tamatan sarjana dari luar negeri lagi. Pasti dia akan dipandang rendah oleh calon suami nantinya

***

Reza yang bingung dengan permintaan papinya hanya bisa merenung di dalam kamarnya.

‘Aku nggak akan mungkin meninggalkan Vera begitu saja, sementara hubungan kami sudah sangat lama. Bahkan kami sudah bertekad untuk menikah tahun depan. Bagaimana perasaan Vera kalau mendengar aku menikah dengan wanita lain. Pasti dia akan marah walaupun semua ini bukan kehendakku. Apa yang harus aku lakukan. Apakah aku berterus terang pada dia bahwa pernikahan ini karena terpaksa. Kalau gitu aku harus menemui Vera sekarang juga.’

Reza langsung bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamarnya.

“Kamu mau ke mana Za?” tanya maminya Reza saat berpapasan.

“Reza mau keluar sebentar Mi. Reza mau ketemu teman Reza dulu,” ucap Reza dan buru-buru pergi.

“Jangan lama-lama Sayang.”

“Iya Mi,” ucap Reza.

Reza melajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi supaya cepat sampai ke rumah Vera. Tidak berselang waktu lama Reza pun sudah sampai di rumah Vera. Terlihat Vera heran karena Reza tidak mengabarinya lebih dahulu kalau mau datang.

“Kok tumben tidak ngasih tau dulu kalau mau datang. Ayo masuk,” pinta Vera mempersilahkan Reza masuk.

“Kita ngobrol di luar aja ya. Ayo sekarang naik,” pinta Reza buru-buru.

“Ada apa Za?” tanya Vera heran.

“Ayo naik, entar aku ceritakan.”

Tanpa mengelak Vera langsung naik dan duduk di jok belakang sepeda motornya. Reza langsung melajukan kendaraannya menembus jalanan yang tampak ramai. Vera yang ada di belakangnya langsung memegang erat pinggang Reza. Ada perasaan takut yang menghinggapi perasaannya karena tidak seperti biasa Reza membawa kendaraan sekencang ini.

“Za, jangan ngebut-ngebut,” ucap Vera di telinga Reza, tapi Reza tidak memperdulikannya.

Tidak lama kemudian mereka pun sampai di sebuah kafe. Kemudian mereka langsung masuk dan mencari tempat duduk.

“Sebenarnya ada apa Za?” tanya Vera setelah duduk.

Reza masih terdiam belum mampu untuk menjelaskan masalah yang sedang dihadapinya.

“Za, coba kamu cerita pasti aku dengar dan mudah-mudahan aku bisa bantu kamu.”

Kemudian Reza mulai menceritakan keinginan papinya agar dia menikah dengan Nayla. Vera langsung terkejut dan marah.

“Apa? Jadi kamu terima permintaan papi kamu?”

“Maafkan aku Ver. Tapi gak ada cara lain selain menuruti kemauan papi aku. Semua ini demi kebahagian kita juga.”

“Kebahagian apa maksud kamu Za? Melihat kamu menikah dengan wanita lain, apa menurut kamu itu suatu kebahagian. Gak Za, aku gak bisa terima semua ini.”

Vera langsung menangis membuat Reza semakin bingung. Reza langsung menggenggam tangan gadis itu sambil berbisik, “tapi semua ini hanya sementara Sayang.”

“Sementara gimana, aku gak bisa melihat kamu menikahi wanita lain Za,” ucap Vera memelas.

“Kamu harus percaya dengan ucapan aku Sayang. Setelah aku memiliki perusahaan papi, aku akan menikahi kamu secepatnya,” bujuk Reza.

“Memangnya kapan perusahaan papi kamu jatuh ke tangan kamu?”

“Setelah aku menikah maka papi akan menjatuhkan seluruh hartanya untuk aku karena aku anak tunggal, Sayang.”

Mata Vera langsung terbuka sempurna karena terselip rasa puas dan senang akan memiliki harta warisan dari orang tua Reza.

“Apa mungkin kamu bisa pegang janji kamu Za?” tanya Vera tidak percaya.

“Percayalah sama aku Sayang,” ucap Reza mengelus kepala Vera lembut dan kemudian mengecup kening gadis itu untuk menyakinkannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!