Berulah lagi

Semilir angin menerpa desa rawa jinten, Usai terdengar azan mahgrif tadi para warga langsung mengunci pintu dan tidak berani keluar lagi.

Bahkan jika hanya kepentingan sepele seperti minyak habis, Warga memilih untuk tidak keluar membeli. Karena santer nya kabar arwah suketi yang kerap muncul menghantui.

"Bapak mau kemana sih?" Tanya piah adik nya mbok giem.

"Mau lihat sapi di sawah buk, Takut di curi orang." Jawab yono.

"Enggak usah pak, Dari kemarin kan aman terus." Larang piah.

"Tadi seperti nya bapak lupa menutup pintu kandang, Takut nanti yang anak anak lari." Jawab yono.

Karena yono sudah tidak bisa di cegah lagi, Piah terpaksa merela kan yono pergi kesawah nya untuk melihat sapi.

"Baru juga jam tujuh, Sepi nya udah kayak gini." Gumam yono yang berjalan membawa senter.

Suara ranting yang bergesekan tambah membuat yono merinding, Tidak ada satu pun warga yang ia jumpai. Padahal biasa nya jika baru jam tujuh, Para warga akan duduk di teras rumah sambil minum kopi menunggu teman nya nongkrong.

"Tapi kalau aku takut nanti sapi ku malah hilang." Bimbang yono saat sudah setengah jalan.

Karena semakin yono mendekati kawasan sawah nya, Rasa takut yono semakin besar dan di kebun yang biasa nya suketi memanen tanaman nya. Yono melihat ada seseorang sedang menyiram.

"Kok malam mbak yu nyiram nya?!" Teriak yono mengira itu adalah mbok giem.

Tidak ada sahutam dari sosok itu, Yono pun mendekati nya karena penasaran. Meski takut namun rasa penasaran nya lebih besar.

"Aku mau lihat sapi mbak, Sampean tidak lihat dia keluar kan?" Tanya yono yang kini sudah di belakang wanita itu.

Wanita bergaun putih itu menghentikan kerjaan nya, Corong air itu menggelinding begitu saja ketanah.

"Mereka jahat padaku paklek." Adu gadis itu menangis.

"Suketi?! Kamu sudah pulang nduk." Yono kaget bercampur senang.

"Aku pengen pulang paklek, Tapi aku malu." Jawab suketi.

"Kenapa malu nduk?" Tanya yono yang masih tidak sadar jika di hadapan nya adalah hantu.

"Rupa ku sekarang begini, Apa paklek tidak takut?" Suketi berbalik menghadap yono.

Sangking kaget dan syok nya yono melihat keponakan nya yang kini telah menjadi arwah penasaran, Ia tidak mampu bersuara atau pun lari.

"Iihihihihi."

Lengkingan tawa suketi memecah keheningan malam, Sekelebat kemudian ia menghilang meninggal kan aroma amis darah bercampur bangkai.

"Dia hantu! Suketi memang jadi hantu." Yono langsung lari begitu kesadaran nya pulih.

Jika tadi perjalanan nya berangkat sangat lama, Kini yono bisa pulang hanya dalam waktu beberapa menit saja kerumah nya.

Dok, Dok.

"Buka pintu nya piahh!" Teriak yono.

Piah tentu saja kaget mendengar teriakan suami nya, Apa lagi cara menggedor pintu sangat lah kasar.

"Ada apa to pak?!" Tanya piah ketika yono menerobos masuk.

"Tutup pintu nya piah." Suruh yono terengah engah.

Piah pun menurut untuk menutup pintu, Sedang kan yono menenggak air langsung dari kendi tanah.

"Sampean ketemu kan sama dia? Sudah ku bilang tidak usah pergi." Ucap piah terlihat sedih.

"Kamu tau?!" Kaget yono.

"Tentu saja tau! Aku sangat sedih membayang kan kalau suketi sekarang bergentayangan menghantui warga." Sahut piah.

"Kita harus lapor polisi agar mayat nya di temukan jika suketi memang sudah mati." Ujar yono.

"Mbak yu giem sudah melapor kan, Tapi orang yang memperkosa suketi menutup mulut polisi dengan uang." Jawab piah.

"Suketi juga di perkosa?!" Yono bukan main kaget nya.

Lemas lunglai yono mendengar nasip tragis keponakan cantik nya, Ia juga marah pada orang yang tega pada suketi.

"Mbak yu sudah tahu siapa pelaku nya?" Tanya yono.

"Tahu, Tapi dia tidak mau memberi tahu orang lain termasuk aku." Sahut piah.

Kini yono mulai sadar jika arwah nya suketi memang di bangkit kan oleh mbok giem untuk balas dendam, Karena mereka tidak mampu untuk membalas secara langsung.

...****************...

Sementara di rumah nya pak lurah, Ia sedang mandi karena malam ini ada rencana yang harus ia jalan kan bersama pakde tomo.

Untung yang mengintai sejak tadi pun mendekati kamar bapak nya dan menyelinap masuk, Di cari letak dompet yang selalu pak lurah bawa.

"Tidak ku sangka jika bapak memang benar pelaku nya, Maka maaf kan lah aku yang ingin balas dendam juga." Geram untung.

Dompet kulit berwarna coklat berhasil untung temukan di depan kamar mandi, Ternyata pak lurah meletak kan nya dekat karena takut suketi datang.

"Pasti ini yang di maksud mbok giem." Gumam untung.

Langsung saja untung mengambil jimat tersebut dan masuk kedalam kamar nya, Tidak ada yang tahu jika di luar rumah ada sosok yang terbang mengelilingi atap rumah pak lurah.

Yah karena jimat dari mbah karso, Suketi memang tidak bisa mendekati pak lurah atau pun yang lain nya.

"Assalamualaikum!"

Untung mendengar pakde tomo sedang mengucap kan salam, Ia pun membuka kan pintu untuk pakde tomo.

"Bapak mu ada le?" Tanya pakde tomo menatap untung.

Sedari dulu pakde tomo ingin untung jadi menantu nya, Namun ternyata untung malah jatuh cinta pada suketi si kembang desa rawa jinten.

"Lagi mandi pakde." Sahut untung.

"Oh ya tak tunggu ne di sini." Ujar pakde tomo duduk di teras rumah.

Untung pun langsung masuk karena malas untuk berbincang pada teman bapak nya, Pakde tomo hanya sendirian di luar.

Setengah jam kemudian pak lurah keluar dengan pakaian yang sudah rapi, Mereka pun langsung bergegas pergi karena hari pun sudah malam.

"Loh kok sudah pergi mereka, Pasti lah menuju rumah germo." Batin untung yang tahu kebiasan bapak nya.

Kini berpindah di rumah mbok giem, Wanita tua ini sudah terlelap dalam tidur nya. Hingga tidak sadar jika dari pintu belakang telah masuk dua orang memakai topeng hitam.

"Apa dia sudah tidur?" Tanya pakde tomo berbisik.

"Seperti nya sudah, Ambil bantal itu." Suruh pak lurah.

Pakde tomo mengambil bantal berwarna merah dan langsung membekap nya pada mbok giem, Awal nya mbok giem ingin berontak.

Namun tenaga tua itu terlalu lemah menghadapi dua tenaga laki laki, Sehingga ia pun meninggal karena tidak bisa bernafas.

"Sudah?" Tanya pak lurah.

"Seperti nya sudah, Waah mulus juga meski sudah tua." Ujar pakde tomo melihat kaki mbok giem yang tersingkap.

"Dasar cangok!" Sentak pak lurah.

"Halah jangan sok jual mahal, Dulu kau sangat pengin menjajal nya." Ejek pakde tomo.

"Sekarang sudah tidak! Anak nya pun sudah ku rasakan." Bangga pak lurah.

Sementara di atas genteng ada gadis yang menangis melihat sang ibu yang kini pun telah tiada, Suketi tidak bisa mendekati mereka karena pakde tomo masih punya jimat dari mbah karso.

Meski pak lurah tidak lagi punya, Namun efek dari milik pakde tomo pun bisa melindungi nya.

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

next.

2024-04-07

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

We jan kejam beneran mereka😠😠

2024-03-08

0

Iind Coecha Coecha

Iind Coecha Coecha

innalilahi astaghfirullah 😭

2024-01-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!