Bucinku Kesayanganku
Tanpa memberi kabar terlebih dahulu,malam ini Dalfi Winata sudah berada didepan apartemen Vania soraya. Dia hendak mengetuk pintu tetapi diurungkanya. Dengan sekali menekan tombol kode, Dalfi sudah bisa membuka pintu apartemen kekasihnya. Hening,sunyi,tidak ada suara.
Keadaan diruangan itu gelap gulita, hanya nampak lampu dapur yang menyala. Sebentar dia menuju kedapur untuk meletakkan bungkusan berisi makanan.Tanpa perasaan curiga, dia langsung menuju kamar kekasihnya yang tertutup rapat. Dengan menggenggam sebuah bucket mawar merah,dia menarik handle pintu.
ceklek
Suara pintu dibuka.
Namun sesaat setelah pintu terbuka, dia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Dengan bola mata yang memerah, dia langsung menarik dan menyeret pria yang sedang bercumbu dengan kekasihnya tanpa melirik kekasihnya sama sekali.
"Dasar lelaki bajin*an! bugh..bugh!" dua bogem mentah pun berhasil mendarat dipipi lelaki itu,dilanjutkan pukulan ke perut.
" arghh!"
Lelaki itu hanya bisa mengerang kesakitan tanpa bisa membalas pukulan Dalfi. Tenaganya sudah habis terkuras diatas ranjang panas tadi.
" Mas,sudah hentikan! Dia bisa mati nanti," teriak Vania histeris sambil memegangi tangan Dalfi.
Tanpa memperdulikan omongan Vania, Dalfi yang sudah terlanjur gelap mata terus menghujani lelaki itu dengan pukulan yang membabi buta.
" Mas, hentikan! Aku bisa jelasin semuanya!" isak tangis Vania sudah pecah sedari tadi. Dia terduduk lemas di lantai dengan selimut yang menutupi badanya. Dia hanya bisa melihat selingkuhannya terkapar dengan muka babak belur.
"Tidak perlu penjelasan lagi! Apa yang aku lihat ini, sudah bisa menjelaskan semuanya!" Dalfi bersuara dengan nafas yang terengah-engah.
Dia segera bangkit dan berlalu pergi.
"Brak"
Pintu rumah ditutup dengan sekuat tenaga. Untung saja engsel pintunya kuat jika tidak,mungkin pintu itu akan ikut hancur.
Kecewa, terluka, sakit hati,marah dan benci semua perasaan itu sekarang sedang dirasakan oleh Dalfi Winata. Tanpa sengaja,dia melihat dengan mata kepalanya sendiri.Menyaksikan bagaimana sang pujaan hati dengan teganya bermain api dibelakangnya.
Sebenarnya dengan hati yang tengah berbunga-bunga, sepulang bekerja dia berniat akan melamar sang kekasih dengan memberikannya sebuah cincin berlian yang sudah dipesan jauh hari. Dengan cara memberinya kejutan kecil, dia berharap Vania Akan senang.Tetapi pada kenyataannya,malah dia yang mendapatkan kejutan yang lebih luar biasa. Hanya kepahitan yang harus Dalfi rasakan sekarang.
Hubungan asmara yang sudah dirajut selama empat tahun harus berakhir dengan pengkhianatan.Mimpi yang didambakan untuk memiliki keluarga yang harmonis, sudah sirna hancur seperti perasaannya sekarang ini. Diumur yang terbilang dewasa dan mapan, Dalfi Winata sudah siap membina rumah tangganya.Seorang CEO sebuah perusahaan yang cukup terkenal, tampan, ramah kepada siapapun tentu saja menjadi nilai plus baginya. Banyak dari rekan bisnis ataupun keluarga yang berniat menjodohkan Dalfi dengan anak gadisnya, akan tetapi semua berujung penolakan.
Hati dan rasa cinta serta kasih sayang yang dimiliki Dalfi hanya untuk Vania seorang. Gadis teman seperjuangan yang dikenal saat masa kuliah dulu. Bersama-sama meniti karir, susah senang dilalui bersama. Sampai pada posisi sekarang ini.
Kemampuannya dalam menjalankan bisnis sudah tidak diragukan lagi. Walaupun perusahaan ini milik ayahnya, dia lebih memilih untuk meniti karirnya dari bawah. Tidak serta merta langsung menjabat sebagai CEO.
Disertai hujan deras yang turun dan hati galau, Dalfi melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Pandangan terhalang oleh derasnya hujan.Matanya yang berkabut karena air mata, tidak menyurutkan niatnya untuk memacu cepat mobil yang Ia kendarai.
Hingga tanpa terduga "citttttt.. bruk! " suara ban mobil berdecit.
Kecelakaan pun tak bisa terelakkan. Mobil Dalfi menabrak pengemudi motor yang sedang berboncengan.Motor jatuh terpental sampai beberapa meter. Karena saking terkejutnya,dia langsung banting stir hingga akhirnya menabrak tiang.
Dentuman keras yang terdengar langsung menarik perhatian pengguna jalan yang kebetulan sedang lewat. Tanpa menunggu lama suara sirine ambulance berdatangan memekakan telinga. Mereka segera menolong para korban kecelakaan.
Dengan pandangan yang semakin samar,Dalfi berharap semuanya berakhir disini. Hanya itu yang ada dipikiranya saat ini. Akan tetapi sekilas terlihat pandangan didepannya,seorang gadis yang terkapar tidak jauh dari tempatnya.
Gadis yang berlumuran darah disekujur tubuhnya itu adalah korban yang ditabraknya.Sedang diangkat ke atas brankar dengan alat penyangga leher yang sudah terpasang.Sesaat Dia menyesal karena memikirkan dirinya sendiri. Sambil menatap gadis yang berada tak jauh dihadapannya, Dalfi hanya bisa berteriak minta maaf didalam hati, sebelum pandangannya mulai gelap dan tak sadarkan diri.
Para petugas segera berusaha mengeluarkan tubuh Dalfi yang terjepit mobil.Mereka berusaha sekuat tenaga agar korban segera bisa dibawa ke rumah sakit. Benturan yang keras membuat salah satu korbannya meninggal di tempat.Sedangkan gadis itu mengalami cedera yang cukup parah. Salah satu ambulance sudah pergi membawa gadis itu kerumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan.
Air hujan bercampur dengan darah segar mengeluarkan bau amis yang khas. Membuat orang yang tidak tahan,akan merasa mual dan pening kepala.
"Orang kaya ya yang menabrak, pasti mabuk orangnya."
"Kasihan sekali korban nya, mana masih muda lagi."
"Anak muda jaman sekarang, sukanya ugal-ugalan."
Desas desus komentar dari para pejalan kaki. Kecelakaan yang terjadi menimbulkan kemacetan yang cukup parah. Orang dengan sengaja menepikan mobilnya hanya untuk sekedar melihat. Tanpa memperdulikan hujan yang turun.
Kini dirumah sakit.
Orang tua Dalfi datang dengan tergopoh-gopoh. Perasaan khawatir dan was-was menghantui keduanya. Disepanjang perjalanan kerumah sakit ,air mata bercucuran tak kunjung berhenti dari mata ibu Rini. Pak Andre yang mendapat telepon dari pihak rumah sakit pun tak kalah terkejutnya. Dia hanya bisa menguatkan istrinya dengan berkata bahwa semua baik-baik saja. Selang menunggu beberapa jam, seorang dokter keluar dari ruang UGD.
"Dokter bagaimana keadaan anak saya? Saya orang tua dari Dalfi," tanya Pak Andre diselingi isakan tangis istrinya.
"Keadaan pasien tidak terlalu gawat, luka robek dipahanya sudah berhenti mengeluarkan darah setelah mendapat beberapa jahitan. Untuk benturan dikepala, kita akan observasi lagi setelah pasien sadar," ucap dokter menjelaskan.
"Alhamdulillah Ya Alloh,terima kasih,Dok!".
" Kemungkinan sebentar lagi pasien akan dipindahkan ke ruang inap."
Disaat yang bersamaan, datanglah seorang lelaki bersama ibunya. Dengan tergesa-gesa langsung bertanya.
"Dok,bagaimana keadaan teman saya? Dia korban kecelakaan dijalan X tadi.Dimana dia sekarang?" serentetan pertanyaan keluar dari mulutnya.
Sejenak dokter tampak berpikir, "Maafkan Kami!tetapi wanita paruh baya yang dibawa kesini sudah meninggal ditempat.Dan untuk korban satunya,sekarang sedang menjalani operasi karena mengalami patah tulang dibeberapa tubuhnya," ucap dokter itu.
Seketika kaki ibu yuyun terasa lemas, dia langsung jatuh terduduk.Untung saja anak lelakinya langsung sigap memeluk ibunya. Dia tidak mengira tetangga sekaligus teman baiknya telah berpulang dengan cara yang tragis.
"Ya ampun,mbak! Kenapa nasibmu seperti ini.hiks..hiks!" Ibu Yuyun hanya bisa menangis meratapi nasib temannya.
"Sabar,buk! kita doakan semoga almarhum tenang disana," ucap dokter "Maaf,Pak Andre! Mereka adalah keluarga korban dari kecelakaan tragis mobil Pak Dalfi!"
"Apa!" sahut Pak Andre dan bu Rini serempak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments