Sudah lebih dari seminggu Lisa masih dirawat, luka memarnya sudah mulai memudar.Hanya tinggal luka patah tulangnya yang membutuhkan pengobatan lebih lama. Beruntung tidak ada cedera parah diarea kepala.
Karena pagi ini Bu Yuyun ada arisan,jadilah Ardan yang menggantikan menjaganya.Dengan telaten Ardan merawat dan membantu Lisa selama dirumah sakit.Mendapatkan perhatian seperti itu Lisa menjadi sungkan.
"Kak, kapan ya aku diperbolehkan pulang? Aku sudah nggak betah disini, Aku rindu rumah!" ucap Lisa.Jika sudah mengingat tentang rumah,kembali Ia teringat ibunya.Tak terasa air matanya menetes.
" Nanti,kalau ada kunjungan dokter sore ini, biar Aku tanyakan! " sembari mengambil selembar tissu dan diberikannya kepada Lisa.
"Maafkan Lisa ya,Kak! Kakak jadi repot mengurus Lisa disini, padahal Kakak sendiri sedang banyak pekerjaan".
" Makanya cepat pulihkan tenagamu! nanti kalau sudah agak baikan, dan kakimu sudah bisa untuk berjalan,Kakak akan antar ke makam Ibu!" Ardan mencoba tersenyum menguatkan Lisa.
Dia tahu kedepannya pasti akan sangat berat bagi Lisa karena hidupnya sebatang kara. Tanpa ada kedua orang tuanya lagi.
"Terima kasih ya, Kak!".
Terdengar ketukan pintu dari luar, Ardan segera membukanya. Sebelumya Dalfi sudah berdebat dengan Ayahnya,agar tidak ikut mencampuri masalah ini. Dan sekarang tampaklah Dalfi dan Sekretaris Kim berdiri didepan pintu ruang perawatan.Pandangan Dalfi langsung tertuju pada Lisa.
Deg
Seketika jantung Dalfi berdetak hebat.
"Perasaan apa ini?" batinnya.
Bahkan dulu saat pertama kali bertemu dengan Vania, jantungnya tidak pernah berdetak sehebat ini. Entah karena rasa bersalahnya atau karena rasa ketertarikannya melihat Lisa. Perasaan senang,suka,sedih bercampur jadi satu. Dua manik mata hitam dan bulat membuat Dalfi lupa akan tujuannya datang kesini.
"Ehem!" deheman Ardan membuyarkan lamunan Dalfi." Maaf, Anda mencari siapa ya? "tanya Ardan.
" Jika Kami tidak menganggu, bolehkah Kami masuk? kami ingin berbicara sebentar dengan Nona Lisa!" jawab Sekretaris Kim.
"Silahkan".
" Perkenalkan ini Tuan Dalfi,CEO Angkasa Group.Dan nama saya Sekretaris Kim. Maksud kedatangan kami kesini.. "Sekretaris Kim urung melanjutkan ucapannya karena disaat bersamaan Dalfi memotong pembicaraan.
"Maaf! Saya ingin menyampaikan permohonan maaf kepada Anda nona Lisa.Hanya itu yang ingin saya sampaikan!" ucap Dalfi.
Lisa tampak mengerutkan keningnya kemudian menatap Ardan. Banyak pertanyaan yang ingin Lisa utarakan. Ardan hanya tersenyum tipis membalas tatapan Lisa. Ardan pernah bertemu dengan Sekretaris Kim dan Dia sudah tahu tujuan kedatangannya kemari.
"Maaf? Maaf untuk apa,Tuan? Kenapa Anda harus meminta maaf sedangkan kita tidak saling mengenal! " ucap Lisa.
Dalfi merasa pasokan oksigen diruangan itu tiba-tiba menghilang. Rasa sesak didada seakan-akan menghimpit dirinya, ingin segera dimuntahkan. Perasaan bersalah lebih dominan mengusai hatinya.Terlebih lagi,ketika melihat luka disekujur tubuh Lisa.Akibat dari kelalaiannya,orang lain yang harus menderita.
Baginya, lebih baik Dia mengahadapi seratus orang saingan bisnisnya daripada harus berhadapan dengan situasi seperti ini.
"Aku...," suaranya seperti tercekat ditenggorokan dan enggan untuk keluar. Suasana berubah menjadi hening.
Menghembuskan nafas dengan kasar.
"Aku orang yang sudah menabrakmu! Aku orang yang sudah membuatmu kehilangan ibumu!" akhirnya keluar juga kata-kata yang selama beberapa hari ini mengganggu pikirannya.Entah kenapa dadanya menjadi sedikit lega.
" Lalu..? "hanya itu yang keluar dari mulut Lisa.
"Maafkanlah,Aku! Aku akan menerima semua hukuman yang kau berikan. Aku ingin menebus semua yang terjadi. Aku tidak ingin dihantui rasa bersalah! " ujar Dalfi hati-hati.
Lisa yang sedari tadi mendengarnya hanya memasang wajah datar. Lidahnya kelu tak ingin berucap.Begitu pula dengan Ardan, menunggu Dalfi meneruskan kata-kata nya.
Bruk
"Aku mohon! maafkanlah,Aku!" Dalfi membungkuk menekuk kakinya,berlutut didepan Lisa. Seumur hidup baru kali ini Dia mau menundukkan kepalanya.
Sekretaris Kim yang dari tadi hanya menyimak, ikut menjadi tegang. Selama bekerja melayani Dalfi,baru kali ini Dia melihat tuannya berlutut.
"Tuan! apa yang Anda lakukan? " timpal Sekretaris Kim.
"Aku sudah memaafkanmu! sekarang pergilah,Tuan! " ucap Lisa tanpa melirik Dalfi sama sekali. "Tapi,tebuslah kesalahan Anda di kantor polisi".
"Maafkan kami,Nona! sebenarnya kedatangan Kami kemari ingin menawarkan kesepakatan dengan Anda".Sekretaris Kim mengambil alih pembicaraan.
"Saya tahu karena kelalaian Tuan Dalfi,menyebabkan Anda kehilangan orang tersayang. Tetapi jika masalah ini sampai ke ranah hukum, ini akan mempengaruhi kredibilitas perusahaan Kami. Jika reputasi Kami hancur, akan dapat dipastikan perusahaan bangkrut karena anjloknya harga saham!" berhenti sejenak sambil memperhatikan raut wajah lawan bicaranya.
" Anda pasti tahu, berapa banyak orang yang menggantungkan nasibnya di Angkasa Group".
"Maaf,Tuan! tapi itu bukan urusan Saya!. Jika memang benar Tuan Dalfi menyesali tindakannya, serahkan dirinya ke pihak yang berwajib. Mungkin dengan begitu rasa penyesalannya bisa berkurang!" sorot mata Lisa tidak bisa diartikan lagi.
"Kami yang akan menanggung seluruh biaya pengobatan Anda sampai sembuh. Apabila memungkinkan Anda juga bisa berobat keluar negeri. Kami akan menanggung seluruh biaya hidup Anda kedepannya.Kami akan memastikan hidup akan terjamin. Berapapun nominal yang Anda sebutkan, Kami akan menyetujuinya!" Sekretaris Kim berusaha melakukan negosiasi dengan Lisa.
"Tetapi,Kami minta untuk tidak membawa masalah ini keranah hukum.Karena sudah dapat dipastikan,Tuan Dalfi yang bersalah.Apakah Anda tega melihat nantinya akan banyak karyawan yang menjadi pengangguran? " masih mencoba merayu Lisa.
"Bukankah tadi Tuan Dalfi bilang ingin menebus kesalahannya? "Lisa masih berusaha mengontrol emosinya." Bukankah seharusnya nyawa diganti dengan nyawa!" timpal Lisa menyeringai.
"Tapi,kecelakaan ini murni tanpa adanya unsur kesengajaan" balas Sekretaris Kim.
Dalfi hanya bisa mendengarkan pembicaraan keduanya. Entah kenapa dia mati kutu dan tak bisa berkutik dihadapan Lisa. Didalam benaknya tadi,sudah membayangkan Lisa yang akan marah dan memaki-maki dirinya.Menangis meraung-raung karena kehilangan orang tuanya.Dia juga sudah bersiap jika harus menerima pukulan atau tamparan di wajahnya. Dipikirnya juga pasti Lisa akan langsung menyetujui penawaran yang diberikan oleh Sekretaris Kim.
Bagi kalangan menengah kebawah seperti Lisa, tentunya tawaran tadi sangat menggiurkan. Apalagi dengan nominal yang bisa sesukanya Dia sebutkan.Tentu siapa saja akan langsung mengiyakan. Ibarat dikatakan,walaupun seumur hidup digunakan untuk bekerja belum tentu hasilnya akan terkumpul sebanyak ini. Ternyata pikiran Dalfi salah kaprah. Baru kali ini Dia salah menebak orang.Hanya sorot tatapan mata tajam penuh intimidasi yang diterimanya.
"Maaf, Tuan! tetapi karena kecelakaan itu nyawa seseorang menjadi hilang. Jika saja uang yang Anda tawarkan itu bisa untuk membeli nyawa, mungkin saya akan langsung menyetujuinya! " Lisa masih kokoh dengan pendiriannya.
"Cobalah Anda pikirkan sekali lagi! Kami tahu uang yang kami tawarkan tidak sepadan dengan harga nyawa seseorang.Tapi setidaknya,kedepannya Anda tidak perlu bersusah payah bekerja! " ucap Sekretaris Kim langsung pada intinya.
Lisa nampak terdiam sejenak mengamati Dalfi yang masih berlutut dari tadi. kedua tangan berada diatas paha mengepal erat. Bukan karena marah dengan Lisa tetapi mengutuk kebodohannya yang membawa ke situasi seperti ini.
"Baiklah, Ayo kita menikah!".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments