Bab 5 Memberi tahu Ayah

Dengan menyeret langkah kakinya, Dalfi meninggalkan area kantor.Bersiap berdesakan dengan para pengedara lainnya untuk berlomba pulang kerumah.Dalfi mengemudikan mobil menuju kawasan perumahan elite.

Melewati gerbang pintu masuk perumahan, Dalfi sudah disambut para security yang berjaga didepan pintu masuk utama perumahan.Tidak lupa mereka memberikan hormat. Nampak rumah mewah berderet sepanjang jalan menuju rumahnya. Lampu taman dengan berbagai bentuk berkedap kedip menghiasi setiap halaman rumah yang dilewatinya.

Tin

Setelah sampai didepan pagar rumahnya,Dalfi membunyikan klakson mobilnya. Nampak Pak Bas menyembulkan kepalanya dari dalam pos security.Melihat siapa yang datang bertamu.Agak sedikit heran, dilihatnya mobil Tuan Muda nya yang jarang pulang.Bergegas Dia berlari membuka pintu gerbang dan memberikan salam.

"Selamat malam, Bos! " ucap pak Basuki sambil menganggukan kepala.

"Terima kasih,Pak Bas!" melirik sebentar kemudian berlalu masuk.

Didalam gerbang itu terdapat halaman yang luas dengan sebuah gazebo dan suara gemericik air mancur. Empat buah kursi taman dan meja bulat tertata rapi tidak jauh dari air mancur. Tidak lupa beberapa tanaman bunga yang tumbuh terawat.

Pelayan yang mendengar ada suara mobil langsung membuka pintu.

"Selamat malam,Tuan!" ucap Bibi.

"Hemm! Dimana ayah dan ibu? ".

"Tuan dan Nyonya sedang makan malam! ".

" Bagaimana kabar anda,Tuan?,Sudah Lama tidak berkunjung kesini!" ucap Bibi basa basi.

Dalfi hanya tersenyum menjawab pertanyaan Bibi. Menyerahkan tas dan jas kerjanya kepada pelayan,kemudian pergi menemui orang tuanya. Bu Rini yang mengetahui kedatangan putranya langsung berdiri menyambut dengan pelukan.

" Sayang, kenapa tidak bilang kalau mau pulang! Ibu kan bisa menyuruh Bibi masak makanan kesukaanmu" sambil mencium kedua pipi putra semata wayangnya.

"Duduklah! sudah lama kita tidak makan bersama seperti ini" Bu Rini melanjutkan perkataannya.

Ayah yang melihat interaksi kedua ibu dan anak itu hanya menyunggingkan senyum tipisnya. Bibi yang sudah siap menyiapkan piring,berlalu kembali ke dapur.

"Bagaimana lukamu? Apakah masih sakit?" Ibu bertanya sembari mengambilkan nasi dan menuangkan lauk ke piring Dalfi.

" Sudah mendingan, Bu. Aku baik-baik saja.Ibu tidak perlu mengkhawatirkan Aku!" menjawab sambil menyuapkan makanan kemulut. Perutnya yang sedari tadi siang belum diisi, seakan meronta-ronta minta jatah.

"Sementara ini, Kamu tinggal disini saja, Sayang!Sampai lukamu benar-benar sembuh, baru kembali apartemen. Iya kan ,Yah? " Bu Rini mencoba meminta pendapat suaminya.

Ayah yang sedari tadi diam akhirnya berkomentar. Sembari mengunyah makanannya."Jangan terlalu dimanjakan anakmu itu! Biarkan saja Dia,Lukanya tidak seberapa parah dibandingkan korbannya!".

Dalfi hanya diam saja mendengar Ayahnya berbicara.

"Sudah, jangan dengarkan Ayahmu itu! Ayo,lanjutkan makannya! " mengambil telur dan menaruh di piring dalfi.

"Ehem! ,Ayah.. Ibu,setelah makan,Aku ingin berbicara dengan kalian".

" Kenapa tidak sekarang saja! disini! "ucap Pak Andre sinis.

" Ayah..! "timpal Ibu.

Ibu tahu, sebenarnya suaminya masih merasa kesal dengan Dalfi.Jadi,sebisa mungkin Ia harus menjadi penengah agar tidak terjadi perdebatan lagi.

" Kita habiskan dulu makanannya, Kita masih punya banyak waktu untuk mengobrol" lanjut ibu.

Terlihat Dalfi mengambil nafas panjang. Sudah bersiap menghadapi reaksi ayahnya. Diletakkan sendoknya diatas piring.

" Aku.... Aku akan menikah dalam waktu dekat ini! "ucap Dalfi agak ragu.

" Hah! Menikah?Kamu tidak menghamili anak orang kan?Sebenarnya apa ada hal yang sedang kamu sembunyikan? " Ibu yang sempat kaget,lalu bertanya penuh selidik.

Ternyata Ibu lebih antusias dengan perkataan Dalfi.

"Jangan bilang kalau kamu akan menikahi Vania! Sampai kapanpun,Ibu tidak akan pernah merestui!" nada bicara Ibu sudah naik satu oktaf.

Ibu sudah terlanjur emosi bila berkaitan dengan Vania. Walaupun dulu, Dia sangat menyetujui hubungan anaknya.Akan tetapi,setelah mendengarkan penjelasan sekretaris Kim,sayangnya langsung berubah menjadi benci.

Ayah hanya diam saja mengamati. Menunggu Dalfi melanjutkan kata-kata nya.

"Lisa! Namanya Khalisa Almira. Ayah dan Ibu,sudah pernah menemui nya. Dia gadis yang Aku tabrak kemarin! Aku akan menikah dengannya!" dengan tenang Dalfi menjawab Ibunya.

Ibu mengernyitkan alisnya.Ibu tahu betul bagaimana perangai anaknya. Pasalnya Dalfi bukanlah orang yang bisa serta merta jatuh cinta. Apalagi ini sampai menikah.

Brak

Ayah berdiri menggebrak meja makannya

" Ayah tidak pernah mengajarimu untuk tidak menghargai wanita! lalu apa ini, Hah!" bentak Ayah.

Suara ayah menggelegar di seluruh ruangan. Ibu dan para pelayan dirumah itu ikut tersentak.

" Lelucon apa yang tengah Kau mainkan,Dalfi!!" melempar sendok kewajah dalfi.

Tringg

Sendok jatuh terpental entah kemana.Dalfi berhasil menghindari lemparan ayahnya. Beruntung piring tidak ikut melayang.

"Aku serius dengan ucapanku, Yah! dan gadis itu juga menyetujuinya" Dalfi berusaha menyakinkan orang tuanya. Dia juga terpaksa berbohong jika ide itu keluar dari kepalanya.

Ibu buru-buru berdiri menghampiri suaminya. Memegangi tangan dan mengelus pundaknya. Berusaha menenangkan suaminya. Ibu takut jika suaminya nanti terkena serangan jantung.

" Pernikahan itu bukan permainan! itu berhubungan langsung dengan Tuhanmu!Tanggung jawab dunia akhirat,lahir dan batin" Ayah kembali duduk dengan satu tangan yang masih digenggam Ibu.

Ayah menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan.Mencoba mengontrol emosinya yang mendadak meledak.

"Tidak, Yah! Aku tidak pernah ingin bermain api" ucap Dalfi mantap.

Karena aku,sekarang Lisa tidak punya orang tua.Aku akan bertanggung jawab atas kesalahan ku dengan menikahinya.

"Apakah Ayah dan Ibu merestui?" sejenak menatap orang tuanya kemudian melanjutkan ucapan nya

"Aku sudah menemui gadis itu dirumah sakit. Dia setuju tidak memperpanjang masalah insiden kemarin. Dan dia juga setuju jika Aku menikahinya" Dalfi melanjutkan kata-katanya.

Ayah nampak berpikir sejenak. Merenungkan ucapan anaknya. Toh disini tidak ada yang dirugikan. Tidak ada pemaksaan juga pikirnya.

"Semua keputusan ada padamu!. Ayah hanya berharap jangan sampai kau kecewakan gadis itu. Ingat pesan Ayah! Jika sampai itu terjadi, Kau akan berhadapan dengan Ayah! "nasihat sekaligus ancaman dari ayahnya.

Dalfi melirik ibunya.

" Semua terserah padamu,Nak! Kau pasti tau dengan pilihanmu. Semoga ini yang terbaik!" Ibu tersenyum melihat Dalfi.

"Ibu percaya padamu!".

Sudah sejak lama Ibu merindukan suara tawa anak kecil. Rumah sebesar ini terasa sepi jika hanya dihuni oleh dua orang dan beberapa pelayan. Dulu ibu sangat berharap Dalfi menikah secepatnya dengan Vania.Tapi semuanya tidak sesuai harapan.

"Terima kasih Ayah, Ibu!" senyumannya mengembang seperti anak kecil yang dibelikan mainan. "Malam ini,Aku akan tidur dirumah. Badanku rasanya sakit semua" mengeliat dan menarik tangannya keatas.

"Aku kekamar dulu!" berlalu setelah memberikan ciuman untuk ibunya.

Ternyata tidak sesulit itu meminta restu Ayah dan Ibu. Padahal dalam benaknya tadi, Dalfi sudah membayangkan akan mendapatkan pukulan dari Ayahnya.

Sesampainya dikamar, Dalfi langsung merebahkan tubuhnya ke kasur.Dibukanya ikatan dasi yang terasa mencekik lehernya.Ditatapnya langit-langit kamar,sekilas bayangan lisa berputar dikepalanya. Senyumannya menempel kuat diingatan.

Ahhh...!! kenapa jadi gadis itu yang aku pikirkan.

Episodes
1 Bab 1 Sakit Hati
2 Bab 2 Tanggung Jawab
3 Bab 3 Aku Tidak Mau
4 Bab 4 Keputusan
5 Bab 5 Memberi tahu Ayah
6 bab 6 Mengantarmu Pulang
7 bab7 Terpaksa Menurut
8 Bab 8 Secepatnya
9 Bab 9 Istriku Sayang
10 Bab 10 Kamar Pengantin
11 Bab 11 Pengakuan
12 Bab 12 Rencananya
13 Bab 13 Kedatangan Vania (part 1)
14 Bab 14 Kedatangan Vania part 2
15 Bab 15 Barang Milik Ibu
16 Bab 16 Pertemuan Kedua
17 Bab 17 Pulang Lebih Awal
18 Bab 18 Rencana Batal
19 Bab 19 Aku ikut!
20 Bab 20 Lagi dan lagi
21 Bab 21 Hari yang menyebalkan 1
22 Bab 22 Hari yang menyebalkan 2
23 Bab 23 Sedikit Rahasia
24 Bab 24 Kejadian Tak Terduga
25 Bab 25 Bertengkar
26 Bab 26 Panik
27 Bab 27 Aku Merindukanmu
28 Bab 28 Kecewa
29 Bab 29 Berita Heboh
30 Bab 30 Saran Ratna
31 Bab 31 Biang kerok
32 Bab 32 Klarifikasi
33 Bab 33 Kegalauan hati Lisa
34 Bab 34 Aku suka kejujuran
35 Bab 35 Perdebatan kecil
36 Bab 36 Last check up
37 Bab 37 Kejutan Kecil
38 Bab 38 First Dinner
39 Bab 39 Batal
40 Bab 40 Marah
41 Bab 41 Menjenguk Ibu.
42 Bab 42 Pindah Rumah
43 Bab 43 Pagi yang melelahkan
44 Bab 44 Turuti saja!
45 Bab 45 Hari Pertama Kerja
46 Bab 46 Aku Sakit
47 Bab 47 Gosip
48 Bab 48 Kepo
49 Bab 49 Semakin panas
50 Bab 50 ILuVyu
51 Bab 51 Cemburu (Part 1)
52 Bab 52 Cemburu (part 2)
53 Bab 53 Tidak biasanya
54 Bab 54 Ternyata kamu
55 Bab 55 Gerimis di pagi hari
56 Bab 56 ke mall
57 Bab 57 Bahaya Mengintai
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Sakit Hati
2
Bab 2 Tanggung Jawab
3
Bab 3 Aku Tidak Mau
4
Bab 4 Keputusan
5
Bab 5 Memberi tahu Ayah
6
bab 6 Mengantarmu Pulang
7
bab7 Terpaksa Menurut
8
Bab 8 Secepatnya
9
Bab 9 Istriku Sayang
10
Bab 10 Kamar Pengantin
11
Bab 11 Pengakuan
12
Bab 12 Rencananya
13
Bab 13 Kedatangan Vania (part 1)
14
Bab 14 Kedatangan Vania part 2
15
Bab 15 Barang Milik Ibu
16
Bab 16 Pertemuan Kedua
17
Bab 17 Pulang Lebih Awal
18
Bab 18 Rencana Batal
19
Bab 19 Aku ikut!
20
Bab 20 Lagi dan lagi
21
Bab 21 Hari yang menyebalkan 1
22
Bab 22 Hari yang menyebalkan 2
23
Bab 23 Sedikit Rahasia
24
Bab 24 Kejadian Tak Terduga
25
Bab 25 Bertengkar
26
Bab 26 Panik
27
Bab 27 Aku Merindukanmu
28
Bab 28 Kecewa
29
Bab 29 Berita Heboh
30
Bab 30 Saran Ratna
31
Bab 31 Biang kerok
32
Bab 32 Klarifikasi
33
Bab 33 Kegalauan hati Lisa
34
Bab 34 Aku suka kejujuran
35
Bab 35 Perdebatan kecil
36
Bab 36 Last check up
37
Bab 37 Kejutan Kecil
38
Bab 38 First Dinner
39
Bab 39 Batal
40
Bab 40 Marah
41
Bab 41 Menjenguk Ibu.
42
Bab 42 Pindah Rumah
43
Bab 43 Pagi yang melelahkan
44
Bab 44 Turuti saja!
45
Bab 45 Hari Pertama Kerja
46
Bab 46 Aku Sakit
47
Bab 47 Gosip
48
Bab 48 Kepo
49
Bab 49 Semakin panas
50
Bab 50 ILuVyu
51
Bab 51 Cemburu (Part 1)
52
Bab 52 Cemburu (part 2)
53
Bab 53 Tidak biasanya
54
Bab 54 Ternyata kamu
55
Bab 55 Gerimis di pagi hari
56
Bab 56 ke mall
57
Bab 57 Bahaya Mengintai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!