Ramadhan Terakhir Untuk Nayla
"Kenapa nek?" tanya Nayla bingung saat melihat neneknya mondar mandir dengan raut wajah yang tampak sedang kesusahan.
"Kita kehabisan beras Nay." Jawab neneknya murung. Gadis itu kemudian berjalan tertatih menghampiri neneknya.
"Kita tidak punya uang untuk membeli beras ya,nek?" gadis kecil itu bertanya lagi.
"Punya,tapi kalau uang itu di gunakan,nanti kita tidak punya uang lagi untuk membeli bahan bikin kue," jelas neneknya.
"Ya sudah kalau begitu kita makan kue sisa ini saja,kenapa nenek harus mikir terlalu panjang,Nayla makan kue ini setiap hari pun tidak apa-apa,sebab kue buatan nenek paling enak." Puji Nayla,sambil memasukkan kue kemulutnya,dia tersenyum bahagia. Neneknya pun ikut tersenyum,wanita tua itu sangat terharu melihat cucunya yang sangat pengertian.
"Woi! Di panggil mama tu!" suara Tina membuatnya kaget dan lamunannya juga ikut buyar. Ternyata tadi itu cuma bayangan masa lalunya saja.
"Owh maaf,Nayla tidak dengar kak."
"Makanya jangan keasyikan melamun,pasti deh itu lagi ngelamun jadi orang normal,bisa jalan normal nggak usah pakek tongkat,iya kan?" sindir Tina,dasar pincang!" tambahnya lagi,setiap kata-kata yang keluar dari mulut Tina memang tidak ada satupun yang enak di dengar,Nayla hanya bisa sabar mendengar ejekan kakaknya itu.
. *******
"Mama panggil aku?" tanya Nayla,saat itu bu Amel sedang duduk di teras depan sambil merangkai bunga mawar,melihat kedatangan Nayla,dirinya merasa tidak nyaman,dia memang tidak pernah menyukai Nayla sejak kecil.
"Siapa yang manggil kamu,sana pergi!!" usir wanita itu kasar.
Nayla pun kembali masuk ke dalam,sepertinya dia di tipu sama kakaknya lagi.
***
Nayla datang dengan membawa piring di tangannya,saat itu keluarganya sedang makan malam,dia sangat lapar karena sejak tadi pagi belum makan,tidak ada yang meninggalkan makanan untuknya,bahkan nasi pun ikut di habiskan oleh kakaknya yang lelaki.
"Mau apa kamu?" tanya pak Arman dengan sorot mata tajam penuh dengan kebencian.
"Nayla minta sedikit nasinya,pa" pinta Nayla sambil menyodorkan piringnya,namun papanya tidak mempedulikan sama sekali,kemudian gadis itu meminta pada ibunya,masih sama. Tidak ada tanggapan,akhirnya anak itu berbalik dengan kembali membawa piring yang kosong tadi.
Melihat adiknya yang mulai melangkah pergi David langsung memanggilnya. "Nay,ke sini dulu deh! Ini ada ayam goreng buat kamu!" seru David,mendengar kata ayam goreng Nayla sangat senang,soalnya seumur hidup dia tidak pernah makan daging ayam,karena neneknya tidak punya uang untuk membeli daging,makan ikan saja jarang.
"Nih ambil! Hahaha..." David tertawa senang setelah berhasil mengerjai adiknya itu."
"Yah cuma tulang." Ucap Nayla kecewa,Bu Amel dan pak Arman tidak menegur David sama sekali,dia membiarkan saja anaknya mengerjai Nayla sesuka hatinya.
Akhirnya,Nayla sama sekali tidak makan malam itu,perutnya padahal sudah berbunyi dari tadi.
\*\*\*\*\*
Malam sudah larut,tapi Nayla masih belum bisa memejamkan matanya,anak itu sangat lapar. Akhirnya dia keluar dari kamarnya yang memang berada di lantai bawah.
Nayla mulai mencari-cari sesuatu yang bisa di makan,nasi tidak ada semua sudah di habiskan oleh mereka,hanya ada telur saja,jadi dia mengambil telur itu dan merebusnya.
Nayla harus menunggu telur itu matang lagi,padahal gadis itu sudah sangat lapar.
"Ngapain kamu malam-malam di sini?" tanya pak Arman yang tiba-tiba sudah berada di belakangnya. Dengan ekspresi wajahnya yang terlihat garang,dia membuat Nayla takut.
"Sedang menunggu telur ini matang pa." Jawabnya jujur.
"Siapa yang memberikan kamu izin untuk mengambil telur itu hah?" bentak pak Arman,Nayla ketakutan mendengar suara bentakan papanya. Lelaki itu tidak pernah sekalipun menyayangi anaknya.
"Ini... Em,Nayla lapar tidak bisa tidur,pengen makan nggak ada lagi nasi." Ungkap gadis itu,dia sangat gugup.
"Makanya cari duit sendiri biar bisa makan,kamu tahunya makan aja,sudah cacat nyusahin orang lagi,kamu tahu tidak? Kamu itu anak bawa sial!" ucap pak Arman. Nayla hanya terdiam saja sambil menundukkan kepalanya, mendengar setiap kata-kata kasar yang keluar dari mulut papanya.
Anak itu tidak menangis,bukan tidak menangis tapi dia menahannya,bu Amel yang mendengar ribut-ribut di dapur segera keluar dari kamarnya dan melihat apa yang sedang terjadi,hingga suaminya marah-marah seperti itu.
"Lho,ada apa ini pa,malam-malam ribut gini malu tahu di dengar sama tetangga." Ucap bu Amel.
"Ini ni,anak kamu yang cacat ini,bikin aku naik darah tiap kali melihatnya." Jawab pak Arman,lelaki itu langsung pergi meninggalkan Nayla dan isterinya.
"Kamu lagi,selalu saja bikin orang marah."
"Nayla lapar ma,boleh ya minta satu butir telur aja," pinta Nayla memohon.
"Kalau mau makan tunggu sampe besok,sana masuk kamar!" suruh wanita itu sambil mematikan kompor yang tadi digunakan Nayla untuk merebus telur.
Nayla kembali ke kamarnya,dia mencari kain untuk mengikat perutnya yang sudah kesakitan dari tadi.
"Begini lebih baik,agak mendingan sekarang,aku harus cepat-cepat tidur,tidak sabar menunggu hari esok." Ucap Nayla berbicara pada dirinya sendiri.
........
"Pa,bulan depan Nayla sudah bisa masuk sekolah dasar,kita sekolahin dia di mana,pa?" bu Amel meminta pendapat suaminya.
"Kamu nggak mikir apa? Mau aku taruh di mana wajahku nanti,kalau ada yang tahu dia itu anak kita?" bentak pak Arman,lelaki itu terlihat gusar. Nayla yang kamarnya berada di lantai bawah dapat mendengar dengan jelas ucapan papanya,saat itu dia baru selesai melaksanakan shalat isya.
Nayla baru berumur tujuh tahun tapi dia sudah paham banyak tentang agama,saat neneknya masih hidup dia selalu di ajarkan untuk jangan pernah meninggalkan shalat lima waktu,meski dalam keadaan sakit sekali pun,karena itu kewajiban sebagai seorang muslim.
Nayla memang anak yang shalihah,tapi kenapa kedua orang tuanya tidak menyukainya?
"Lalu kita sekolahin dia di mana?"
"Nggak usah sekolah,ngapain sekolah? Cuma ngabisin duit aja! Memang dia bisa jadi apa dengan kakinya yang cacat itu?" cibir pak Arman.
"Terserah papa saja lah," bu Amel mengalah.
"Makanya,siapa suruh terlahir cacat." Ucap pak Arman lagi.
Suaminya itu benar-benar tidak punya hati,dia sudah menghina anaknya sendiri. Nayla memang cacat,tapi gadis itu tetap lah putrinya,anak kandungnya sendiri. Nayla juga tidak pernah minta di lahirkan dalam keadaan seperti itu,tapi dia tetap bisa menerima keadaannya dengan ikhlas,lalu mereka kenapa tidak bisa menerima Nayla dengan keadaannya yang tidak sempurna.
******
"Nayla lihat! Ini baju sekolah aku yang baru cantik,kan" ucap Tina memamerkan seragam sekolahnya pada Nayla,gadis itu hanya mengangguk mengiyakan. Nayla kemudian kembali fokus dengan pekerjaannya yang sedang mengepel lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Delita bae
hadir😁😇
2024-11-01
0
Setia R
satu bunga untuk mu! semangat!
2023-09-20
1
Setia R
tak ada yang ingin terlahir cacat, duh aku sudah mau nangis nih baca ceritanya!👍
2023-09-20
3