Papa kenapa ma?" tanya Tina yang baru keluar dari kamarnya,tadi dia mendengar ada suara ribut-ribut jadi langsung keluar dan bertanya pada mamanya.
"Papa kamu sedang memberi Nayla hukuman,tuh kalau kamu mau lihat ke kamar mandi aja." Suruh mamanya dengan sikap tak peduli.
Mendengar jawaban mamanya Tina langsung pergi ke kamar kakaknya David,entah apa yang ingin di lakukannya.
"Kamu kenapa buru-buru gitu Tin? kayak orang ngelihat setan aja," ucap David ketika Tina memasuki kamarnya dengan nafas ngos-ngosan.
"Itu tu,Nayla di pukul sama papa."
"Wah,beneran kamu ngomongnya?" tanya David kurang percaya,soalnya Tina sering ngusilin dia.
"Iya,kali ini beneran," kata Tina meyakinkan.
Kedua anak itu pun langsung pergi menuju kamar mandi,dan pas di lihat ternyata Nayla sama sekali nggak ada di sana.
"Nah terbukti sekarang kan,kamu nipu aku lagi" ucap David mulai kesal.
"Enggak! Tadi mama sendiri yang bilang." Tina kemudian langsung menuju dapur,dan melihat pintu belakang rumahnya terbuka,benar saja di sana tampak adik bungsunya Nayla,yang sedang duduk di depan kobaran api sambil melihat tongkatnya yang habis di lalap api.
"Lah ternyata kamu ada di sini." Ucap Tina sinis.
"Makanya kalau keluar itu minta izin dulu sama mama dan papa." Tambah David ikut menyalahkan Nayla.
Nayla hanya melihat mereka sekilas,tanpa menjawab dan kemudian dia masuk ke kamarnya.
\*\*\*\*\*\*\*
Nayla terus menahan rasa perih di punggungnya,sakit sekali.
Sekarang dia hanya bisa menangis,mau minta bantuan sama siapa coba? Neneknya sudah tidak ada,minta bantuan sama kakak-kakaknya juga tidak mungkin apalagi mamanya,wanita itu bahkan tidak peduli sama sekali,mungkin kalau Nayla mati sekalipun dia tidak akan merasa kehilangan,Nayla hanya di anggap aib dalam keluarganya.
Gadis kecil itu memeluk gulingnya sambil menangis,dia kembali terbayang dengan masa-masa sulitnya bersama sang nenek.
BEBERAPA TAHUN YANG LALU...
Saat itu,neneknya sakit parah dan Nayla sudah menduga-duga mungkin hidup neneknya tidak akan lama lagi di dunia ini,dia berusaha keras untuk mencari uang agar bisa membawa neneknya ke rumah sakit,neneknya pun berkata.
"Percuma nak,jangan terlalu memaksakan diri."
"Nenek tunggu di sini ya,Nayla akan pergi mencari bantuan sama warga,siapa tahu ada yang mau menolong." Ujar Nayla dengan raut wajah terlihat sangat khawatir,tanpa menunggu jawaban dari neneknya Nayla langsung pergi.
\*\*\*\*\*\*\*\*
"Bu Iis,boleh tidak kalau Nayla ngutang uang sama ibu?" tanya Nayla malu-malu.
"Untuk apa?" bu Iis heran mendengarnya,wanita itu tahu kalau neneknya Nayla punya seorang anak perempuan yang bersuamikan seorang pengusaha sukses di jakarta,masa harus minta uang ke orang lain,kenapa nggak minta sama anaknya aja.
"Untuk bawa nenek berobat ke rumah sakit."
"Lah,bapakmu kan orang kaya minta sana sama bapak kamu! Emang kamu nggak malu minta-minta gini? Nanti di lihat yang lain bisa-bisa jadi omongan para tetangga." Jelas bu Iis panjang lebar,memang apa yang di katakan wanita itu benar,tapi seharusnya dia mencari kata-kata yang sedikit lebih baik agar tidak melukai hati Nayla.
Nayla tampak bengong mendengarkan ucapan bu Iis,kemudian gadis itu pamit pulang setelah mendengar apa yang dikatakan bu Iis,Nayla tidak berani lagi untuk meminta pada tetangganya yang lain,dia tahu hal seperti ini hanya akan membuat neneknya malu.
"Nayla pulang nek!" seru Nayla,anak itu tidak mau menampakkan wajah sedihnya di depan neneknya,jadi dia tersenyum. Nek Ijah tahu bahwa cucunya itu sedang sedih tapi berusaha menutupinya.
"Nayla,kalau nanti terjadi sesuatu sama nenek,tolong kamu suruh seseorang untuk menghubungi ibu sama ayah kamu ya,nomornya nenek simpan di dalam kotak kayu itu!" ucap nek Ijah menunjuk ke arah kotak kayu yang terletak di atas meja di depan mereka.
"Nenek jangan ngomong yang tidak-tidak. Nek,Nayla keluar sebentar ya,mau beli makanan dulu!" pamit Nayla,dia hanya mencari-cari alasan saja saat itu,padahal dia sudah tidak dapat membendung air matanya. Nayla keluar dari kamar neneknya dengan berlinang air mata.
Seharusnya nek Ijah bisa hidup dengan layak,di hari-hari tuanya. Tapi sayang beliau memiliki seorang anak yang tidak berbakti,wanita tua itu sangat menyayangi anak perempuannya,bahkan harta bendanya di jual hanya untuk membiayai kuliah sang anak di luar kota,tapi lihat ketika anaknya sudah sukses dan menikah dengan orang kaya,dia lupa kepada ibunya dan menelantarkannya begitu saja. Itulah kebiasaan manusia,saat orang tua kaya anak menjadi raja,saat anak kaya orang tua menjadi pelayan, meski tidak semua anak berlaku demikian. Tapi,kebanyakannya memang begitu.
Seperti nek Ijah yang di suruh oleh bu Amel untuk merawat anaknya,merawat saja tapi tidak sekalipun mengirimkan uang untuk kebutuhan anak dan ibunya.
"Sekarang harus bagaimana,uang sepuluh ribu ini Nayla beli apa ya?" tanya Nayla pada dirinya sendiri,gadis itu tampak menimang-nimang uang sepuluh ribu itu di tangannya.
Nayla kemudian membeli nasi di warungnya mbak Caca. Ah,semua orang di kampung nek Ijah rupanya sama,mereka banyak yang pelit,Nayla cuma di kasih tahu sama tempe,nasinya pun sedikit. Itu karena mereka tahu nek Ijah punya anak yang kaya raya,padahal yang kaya kan anaknya bukan dirinya. Nayla pun membawa pulang makanan itu untuk di makan bersama sang nenek.
\*\*\*\*\*\*
"Assalammualaikum!" ucap Nayla memberi salam. Namun tak ada jawaban dari neneknya,mungkin neneknya sedang tidur,jadi Nayla langsung ke kamar ingin mengajak nenek makan siang.
"Nek,ayo kita makan!" ajak gadis itu,dia mencoba membangunkan neneknya,tapi wanita tua itu tidak merespon sama sekali. Nayla mencoba memperhatikan wajah neneknya,terlihat pucat tubuhnya juga dingin,nafasnya sudah berhenti berhembus,tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan. Nayla tahu nenek tidak sedang tidur,neneknya sudah kembali kepada sang pencipta. Dia menaruh nasi itu di atas nakas dan mengecup kening neneknya untuk terakhir kali. Setelah itu air matanya tumpah,dia segera keluar mencari pak RT,untuk membantu penguburan jenazah neneknya.
\*\*\*\*\*\*\*
Orang-orang yang hadir di sana bukannya membaca yasin atau mengurus jenazah,mereka malah sibuk dengan Nayla,mereka tidak ada yang mau merawatnya.
"Saya nggak mau menambah satu beban lagi,saya sudah punya tiga anak di rumah,itu pun bandelnya minta ampun. Nah,sekarang kalian menyuruh saya untuk menampung dia? saya tidak mau!" tegas bu Pipin wanita itu adalah juragan kontrakan.
"Suruh bu Iis saja yang merawatnya,bu Iis kan nggak punya anak." Usul ibu-ibu lainnya.
"Iya bu Iis saja yang merawat dia."
"Saya juga tidak mau,yang ada nanti malah nyusahin,dia kan cacat saya nggak mau ngurusin anak cacat!" jawab bu Iis,jawabannya bahkan lebih menyakitkan dari pada ibu-ibu tadi.
Nayla mendengar semua yang mereka katakan,coba bayangkan betapa sedih hatinya saat itu,ternyata tidak ada satupun yang mengharapkannya,kalau orang lain tidak ada yang mau mengurusnya itu hal biasa,tapi ini ibunya sendiri bahkan tidak menginginkannya,itulah yang luar biasa. Nayla saat itu seperti daun kering yang di tiup angin,hingga pak Rt kemudian datang,baru ibu-ibu itu diam.
"Apa yang kalian ribut kan? Kita bawa saja Nayla pulang ke rumah orang tuanya," usul pak Rt.
"Tuh kan,jangan bilang saya tidak mau merawat Nayla,pak Rt saja tidak mau merawat dia." Ucap bu Iis.
"Bukan tidak mau ibu-ibu,tapi Nayla itu masih punya kedua orang tua," jawab pak Rt,bukan berusaha membela diri,tapi apa yang di katakan lelaki itu memang benar.
"Ini pak Rt,nomor telpon orang tua saya tolong di hubungi saja,biar mereka bisa menjemput saya," ucap Nayla,dia sudah pusing dari tadi karena mendengar ucapan menyakitkan dari mulutnya para tetangga.
\*\*\*\*\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ҒᎪᎠHᏆᏞᏞᎪH 🌻͜͡ᴀs
lanjut baca aku thor😁
2024-05-02
1
Laksana mutiara🥀
Luar biasa sekali!🤐🤐 seorang ibu tidak menginginkan anaknya??😓😓 sungguh luar biasa😒😒😒
2023-03-18
2